Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

KESEHATAN POSYANDU LANSIA

DI UPTD PUSKESMAS KEPUNG

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI

UPTD PUSKESMAS KEPUNG

TAHUN 2023

UPTD PUSKESMAS No. Dokumen :


KEPUNG Revisi :
KABUPATEN Tgl Berlaku :
KEDIRI
AKREDITASI PEDOMAN
PUSKESMAS POSYANDU
LANSIA

KEDIRI

TAHUN 2023

BAB I

DEFINISI

A. Definisi
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia adalah suatu wadah
pelayanan kepada lansia di masyarakat berbasis Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dimana proses pembentukan dan
pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan
kebutuhan masyarakat itu sendiri dan dilaksanakan bersama oleh
masyarakat, kader, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor,
swasta, dan organisasi sosial dengan menitikberatkan pada upaya
promotif dan preventif. Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu
untuk masyarakat usia lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pelayanan yang dilakukan di posyandu merupakan pelayanan
ujung tombak dalam penerapan kebijakan pemerintah untuk pencapaian
lanjut usia sehat, mandiri dan berdaya guna. Oleh karena itu arah dari
kegiatan posyandu tidak boleh lepas dari konsep active ageing/menua
secara aktif. Active Ageing adalah proses optimalisasi peluang
kesehatan, partisipasi dan keamanan untuk meningkatkan kualitas hidup
di masa tua. Jika seseorang sehat dan aman, maka kesempatan
berpartisipasi bertambah besar. Masa tua bahagia dan berdayaguna
tidak hanya fisik tetapi meliputi emosi, intelektual, sosial, vokasional dan
spiritual yang dikenal dengan dimensi wellness. Wellness merupakan
suatu pendekatan yang utuh untuk mencapai menua secara aktif.
Posyandu juga merupakan wadah kegiatan berbasis masyarakat
untuk bersama-sama menghimpun seluruh kekuatan dan kemampuan
masyarakat untuk melaksanakan, memberikan serta memperoleh
informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan dalam upaya peningkatan
status gizi masyarakat secara umum (Henniwati, 2008).Jadi, Posyandu
lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di
desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
khususnya bagi warga yang sudah berusia lanjut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidup lansia melalui
upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM).
2. Tujuan Khusus
a) Meningkatnya peran serta aktif dari masyarakat dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan dasar lansia,
b) Memberikan kemudahan akses bagi lansia dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan dasar
c) Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan
kepada lansia di masyarakat, khususnya aspek peningkatan dan
pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan dan
pemulihan
d) Meningkatnya jumlah Posyandu Lansia yang aktif melaksanakan
kegiatan dengan kualitas yang baik secara berkesinambungan
e) Meningkatnya peran serta lintas sektor, termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha 23 dalam penyelenggaraan
Posyandu Lansia, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
lansia.

BAB II

RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan posyandu lansia adalah:
1. Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
2. kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas),
3. kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas).
4. Keluarga dimana lansia berada, organisasi sosial yang bergerak
dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas (Departemen
Kesehatan RI, 2006).
5. Pra lansia dan Lansia Baru
6. Pra lansia dan Lansia Lama
7. Masyarakat di lingkungan lansia
8. Petugas kesehatan yang melayani kesehatan lansia
9. Kader kesehatan Posyandu Lansia
10. Petugas lain yang menangani Posyandu Lansia
11. Pemerintah desa/ kelurahan, tokoh masyarakat, organisasi
kemasyarakatan, organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan
kesehatan lansia

Beberapa kegiatan Posyandu Lansia yang dapat diselenggarakan


secara terpadu dengan sektor terkait antara antara lain:
1) Pembinaan kesehatan lansia
2) Bina Keluarga Lansia (BKL)
3) Pembinaan kesejahteraan sosial lansia
4) Pertemuan dengan caregiver yang merawat lansia dengan
ketergantungan sedang, berat dan total.
5) Pemberdayaan lansia dengan kegiatan :
a) Peningkatan peran lansia dalam meningkatkan status kesehatan
keluarga
b) Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan
pemanfaatan pekarangan, melalui Taman Obat Keluarga
(TOGA).
c) Upaya kesehatan tradisional melalui akupresur, pengolahan
TOGA dan ramuan tradisional herbal (jamu)
d) Kegiatan ekonomi produktif, seperti: usaha peningkatan
pendapatan keluarga, usaha simpan pinjam
e) Kegiatan untuk pengembangan ekonomi kreatif (melukis,
membatik, kesenian seperti angklung dll)
f) Kegiatan kerohanian, Forum diskusi
6) Kegiatan silaturahim/sosialisasi dan rekreasi Dapat dilakukan secara
berkala sesuai dengan kesepakatan anggota posyandu lansia,
misalnya: latihan kesenian/pengembangan hobi, arisan, mengunjungi
obyek wisata, dsb.

BAB III
TATALAKSANA

A. Tatalaksana Posyandu Lansia


Dalam pelaksanaan kegiatan posyandu lansia koordinator program
menetapkan mekanisme koordinasi dengan lintas program terkait.
Koordinator juga mendorong partisipasi dari masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan Posyandu lansia. Adapun tahapan pelaksanaan
kegiatan pelayanan Posyandu lansia adalah sebagai berikut:
1. Pra posyandu
Kader Posyandu lansia mengumumkan kepada masyarakat di
wilayahnya tentang jadwal pelaksanaan posyandu yang berisi jam,
tanggal, dan hari dan tempat pelayanan Posyandu. Pada hari H
sebelum pelaksanaan Posyandu Kader/Bidan Desa berkoordinasi
dengan petugas lansia Puskesmas untuk pelaksanaan Posyandu.
Kader mempersiapkan peralatan pelaksanaan kegiatan Posyandu
yaitu, alat pengukur BB, TB dan Tensimeter/stetoskop (bila ada)
2. Pelaksanaan kegiatan Posyandu dengan system 5 meja yaitu:
a. Meja 1 pendaftaran peserta posyandu lansia dan pemberian buku
kesehatan lansia (dilakukan oleh Kader)
b. Meja 2 wawancara termasuk anamnesa perilaku berisiko (APR),
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan atau
panjang depa, pengukuran lingkar perut, dan penilaian tingkat
kemandirian lansia (dilakukan oleh Kader)
c. Meja 3 pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, dan
pemeriksaan status mental emosional dan kognitif serta penilaian
risiko jatuh (dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu kader)
d. Meja 4 Pemeriksaan laboratorium sederhana meliputi, Gula
darah, Kolesterol dan asam urat sesuai kebutuhan lansia.
e. Meja 5 pemberian konseling dan penyuluhan (bila ada) dan
pencatatan hasil (dilakukan oleh petugas kesehatan)
3. Kegiatan dalam rangka stimulasi kognitif lansia. Jenis kegiatan yang
dapat dilakukan di posyandu lansia dalam rangka peningkatan
stimulasi kognitif lansia antara lain: bermain catur, puzzle (untuk
merangsang daya ingat), mengisi teka-teki, membuat kerajinan
tangan (terapi dengan keterampilan), bermain angklung,
melukis/menggambar (terapi belajar), serta melakukan sosialisasi
dengan sesama peer group di posyandu lansia.Selain berfungsi
untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi kogntif, dilakukan
untuk menghilangkan rasa jenuh, bosan, mengisi waktu luang para
lansia agar lebih aktif dan juga bermanfaat serta dapat melatih
emosi, perasaan, hati dan juga pikiran lansia agar lebih fokus dan
terarah.
4. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan. Pemberian
makanan tambahan (PMT) penyuluhan adalah pemberian makanan
tambahan kepada kelompok lansia yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan lansia tentang makanan dengan gizi
seimbang sesuai kebutuhan lansia.
5. Kegiatan pasca Posyandu yaitu kader dan petugas serta bidan desa
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan posyandu
meliputi permasalahan yang di hadapi, kasus yang ada di lansia dan
lansia yang tidak datang , bila perlu melakukan kunjungan rumah.
Jika dalam pemeriksaan ditemukan kelainan, lansia dapat dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan dasar (puskesmas dll) untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut. Kegiatan senam penyuluhan
kelompok, pemberdayaan lansia dalam meningkatkan status
kesehatan keluarga dan kegiatan untuk peningkatan fungsi kognitif
(kemampuan berfikir), dapat dilakukan sebelum atau bersamaan
dengan melakukan 5 langkah kegiatan posyandu lansia.

B. Tatalaksana Posyandu Lansia Saat Covid-19


Pandemi Covid-19 telah berdampak pada kehidupan masyarakat
dan negara, bidang sosial, ekonomi, pendidikan dan sektor lainnya.
Oleh karena itu, pemerintah perlu menyesuaikan beberapa kebijakan
dengan cepat agar masyarakat tetap dapat melanjutkan kehidupannya
di tengah pandemi dengan aman.
Dalam adaptasi kebiasaan baru masyarakat dapat melakukan
kegiatan sehari hari dengan melakukan adaptasi untuk dapat hidup
berdampingan dengan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) karena
masyarakat perlu beraktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan peraturan, gaya hidup dan kebiasaan baru. Kegiatan seharihari
tidak dapat dilakukan seperti dalam kondisi normal, begitu juga
pelayanan kepada masyarakat. Meskipun demikian pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat harus tetap dilakukan. Pada
adaptasi kebiasaan baru, setiap kegiatan yang dilakukan dengan
mengumpulkan masyarakat harus dilakukan dengan memperhatikan
protokol kesehatan yang berlaku.
1. Ketentuan Pelaksanaan Upaya kesehatan di Posyandu Lansia dan
Posbindu PTM yang terintegrasi dapat dilaksanakan dengan
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a. Posyandu Lansia/Posbindu PTM yang berada di daerah zona
hijau dapat melakukan Hari buka posyandu berdasarkan
persetujuan dari Pemerintah Desa/Kelurahan
b. Posyandu Lansia/Posbindu PTM yang berada di daerah zona
kuning, zona orange dan zona merah tidak melakukan hari buka
posyandu dan memprioritaskan kegiatan dilaksanakan melalui
penggerakan masyarakat untuk kegiatan mandiri kesehatan atau
janji temu dengan tenaga kesehatan serta melaporkannya
kepada kader posyandu, yang dapat dilaksanakan dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
c. Menerapkan protokol kesehatan saat melakukan kegiatan pada
hari buka Posyandu Lansia/Posbindu PTM antara lain,
menggunakan masker yang menutupi hidung dan mulut hingga
dagu, jaga jarak minimal 1 (satu) meter, menghindari kerumunan
yang memerlukan pertemuan langsung, dan sering melakukan
cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan
handsanitizer.
d. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi komunikasi dan
informasi untuk pengaturan jadwal, konsultasi, dan janji temu
dengan petugas.
e. Hanya petugas dan pengunjung yang sehat (tidak demam, batuk,
pilek, nyeri tenggorokan dan/atau sesak nafas) yang datang pada
hari buka atau kegiatan lain yang dikoordinir Posyandu
Lansia/Posbindu PTM.
2. Prosedur/Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
Kader/Petugas
a. Persiapan penyelenggaraan deteksi dini:
1) Waktu penyelenggaraan pelayanan dapat diinformasikan terlebih
dahulu kepada masyarakat melalui telefon, undangan,
pengumuman, dll
2) Menginformasikan agar peserta yang datang ke tempat
pelayanan dalam keadaan sehat (tidak ada riwayat demam,
riwayat bepergian ke daerah lain/riwayat kontak dengan orang
yang positif selama 14 hari terakhir)
3) Jika memungkinkan, disarankan agar memanfaatkan teknologi
informasi (HP, Walky Talky, SMS, whatsapp, Email, dll) antara
petugas dan klien dalam pengaturan jadwal kegiatan yang tidak
bersamaan untuk meminimalisir penumpukan massa di Posyandu
Lansia dan Posbindu PTM terintegrasi
4) Pengumuman disertai instruksi mengenakan masker dan
mematuhi protokol kesehatan
5) Lokasi skrining diatur sedemikian rupa mengikuti protokol
kesehatan dengan pemberian tanda tempat berdiri/duduk bagi
klien di tempat pelayanan paling sedikit 1-2 meter per orang.
6) Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun
b. Saat penyelenggaraan deteksi dini
1) Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang terdiri dari
sarung tangan, masker, dan face shield
2) Pelaksanaan deteksi dini sesuai standar dengan penerapan
protokol kesehatan meliputi jarak duduk, alur klien, penggunaan
masker dan cuci tangan
3) Sebelum pengukuran, klien diminta untuk mencuci tangan sesuai
standard
4) Setelah proses pelaksanaan skrining dan edukasi, peserta
diminta untuk segera meninggalkan lokasi agar tidak terjadi
kerumunan massa
c. Setelah penyelenggaraan deteksi dini
1) Petugas melakukan pembersihan lokasi serta alat-alat yang
digunakan sesuai kebutuhan
2) Melepas APD dan mencuci tangan sesuai standard
3) Membersikan diri dan mandi segera setiba di rumah
3. Prosedur/langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Klien
d. Sebelum berangkat ke Posyandu Lansia dan Posbindu PTM
terintegrasi
1) Memastikan dalam kondisi sehat untuk datang ke tempat
pelayanan (tidak ada riwayat demam, riwayat bepergian ke
daerah lain/riwayat kontak dengan orang yang positif selama 14
hari terakhir)
2) Selalu gunakan masker
3) Datang ke tempat pelayanan sesuai dengan jam yang sudah
ditentukan oleh penyelenggara agar tidak terjadi kerumunan
dalam satu waktu dan selalu jaga jarak
e. Ketika di Posyandu Lansia dan Posbindu PTM terintegrasi
1) Patuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan
2) Duduk/berdiri di tempat yang telah ditentukan. Jika harus
mengantri, jaga jarak. Perhatikan tanda-tanda yang sudah
ditetapkan
3) Lakukan pemeriksaan sesuai dengan arahan dari kader/petugas
c. Setelah melakukan deteksi dini
4) Segera meninggalkan lokasi pemeriksaan. Hindari
bincangbincang dengan pengunjung lain tanpa menjaga jarak
5) Segera membersihkan diri setiba di rumah
4. Kegiatan yang dapat dilakukan secara mandiri Dalam Adaptasi
Kebiasaan Baru, kegiatan yang dapat dilakukan secara mandiri
oleh sasaran dan melaporkan hasilnya kepada kader adalah:
a. Kesehatan Lanjut Usia
1) Pada masa pandemi, pelaksanaan kegiatan kesehatan lansia
dilakukan secara mandiri yang dapat melalui pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi. Upaya Kesehatan lansia
melalui tatap muka dapat diselenggarakan kembali apabila
situasi sudah dinilai memungkinkan dengan memperhatikan
aturan dan Catatan : Bagi Posyandu Lansia dan Posbindu
PTM terintegrasi yang melakukan deteksi dini gangguan
indera (pemeriksaan tajam penglihatan dan pendengaran)
disesuaikan dengan rekomendasi dari Dinas Kesehatan
setempat komando Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah,
dengan penerapan protokol pencegahan dan pengendalian
COVID-19.
2) Kegiatan kesehatan lansia pada masa adaptasi kebiasaan
baru dilakukan dengan pemantauan kesehatan mandiri di
rumah mengacu pada Buku Kesehatan Lanjut Usia.
3) Kader memantau kesehatan lansia atau
keluarga/pendamping lansia menggunakan komunikasi jarak
jauh misalnya WhatsApp atau SMS.
4) Pemantauan kesehatan lansia oleh kader berupa
pemantauan kondisi kesehatan lansia secara umum dan
keluhan terkait kesehatan bila ada dan edukasi informasi
kesehatan dan gizi di bawah pembinaan tenaga kesehatan
puskesmas.
5) Jika pada pemantauan kesehatan lansia oleh kader
ditemukan keluhan atau masalah kesehatan, maka kader
dapat melaporkan kepada tenaga kesehatan di puskesmas
untuk ditindaklanjuti oleh tenaga kesehatan dengan
melakukan telekonsultasi, kunjungan rumah, atau melalui
janji temu, dengan tetap memperhatikan protokol
pencegahan dan pengendalian COVID-19
6) Lansia dapat melakukan pemantauan kesehatan mandiri di
rumah mengacu pada Buku Kesehatan Lanjut Usia,
7) Lansia yang mempunyai penyakit kronis (seperti Hipertensi,
Diabetes atau penyakit menahun lainya) dapat melakukan
pemantauan kesehatan mandiri di rumah menggunakan alat
kesehatan sederhana, seperti alat tensimeter digital,
thermometer digital (thermogun), alat cek darah sederhana.
8) Penyuluhan kesehatan pada lansia dapat diberikan dengan
menggunakan teleedukasi atau media sosial mengacu pada
Buku Kesehatan Lanjut Usia dan media KIE yang berlaku.
BAB IV

DOKUMENTASI

A. Dokumentasi
Pada prinsipnya, pencatatan dan pelaporan pelayanan
Kesehatan pra lansia dan lansia di Posyandu Lansia tidak jauh
berbeda dengan posbindu PTM yang dilakukan secara berjenjang.
Petugas/Kader melakukan rekapitulasi data hasil kegiatan skrining pra
lansia dan lansia pada Register Posyandu Lansia dan Register Kohort
Lansia. Selanjutnya hasil pemeriksanaan dicatat juga pada buku
Kesehatan Lansia. Setelah itu petugas melaporkan ke Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk dimasukkan dalam bentuk
offline.
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) melakukan
rekapitulasi hasil laporan (Form Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan
Kes. Lansia, LB1, LB3) kemudian diolah dan dimanfaatkan untuk
tindak lanjut maupun umpan balik dalam rangka meningkatkan kinerja
yang menjadi tanggung jawabnya. Kemudian selanjutnya, FKTP
melaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk direkap menjadi
laporan tingkat kabupaten/kota.
Dinas kesehatan kabupaten/kota memeriksa hasil rekapitulasi,
mengoreksi, mengolahmemanfaatkan bahan sebagai umpan balik,
bimbingan teknis dan tindak lanjut yang diperlukan dalam pelaksanaan
program kesehatan pra lansia dan lansia. Kemudian melaporkan ke
dinas kesehatan provinsi sebagai laporan bulanan.
Dinas kesehatan provinsi menerima laporan untuk
dikompilasi/direkap dan disampaikan untuk diolah dan dimanfaatkan
dalam rangka tindak lanjut dan pengendalian yang diperlukan. Hasil
kompilasi yang telah diolah menjadi umpan balik dan dilaporkan ke
Kementerian Kesehatan secara online melalui komdat kesmas atau
email. Di tingkat pusat (Kementerian Kesehatan) data yang telah
dikumpulkan akan dianalisis untuk evaluasi implementasi program dan
kebijakan kesehatan pra lansia dan lansia, serta disampaikan kepada
dinas kesehatan provinsi sebagai umpan balik
Saat ini, Kementerian Kesehatan sedang mengembangkan
sistem pencatatan dan pelaporan kohort pra lansia dan lansia berbasis
online. Oleh sebab itu, tidak menutup kemungkinan masing-masing
pengelola program kesehatan lansia di dinas kesehatan provinsi
maupun kabupaten/kota juga mengembangkan sistem pencatatan dan
pelaporan secara online untuk efektifitas dan efisiensi dalam
manajemen data pelayanan Posyandu Lansia

Anda mungkin juga menyukai