Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

EFEKTIVITAS PRIBADI

DISUSUN OLEH:

Amelya Crysta P

Fadilla Hafizh Ichsan A.

Mareta Sukmaningtyas

Evatanti

Titis Ayu

POLITEKNIK NEGERI MALANG


2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pengembangan Kepribadian Evektifitas
Pribadi ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada
Ibu Siti Nurbaya selaku Dosen mata kuliah Pemngembangan kepribadian yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan juga bagaimana membuat sampah menjadi
barang yang berguna. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang
telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 PENGENALAN DIRI
Cara untuk mengetahui apakah diri sendiri sudah mencapai perkembangan pribadi secara
optimal, atau mencapai kematangan pribadi serta sikap yang dibutuhkan untuk menjalankan
peran sendiri, adalah dengan “mengenal diri sendiri”. Mengenal diri maksudnya adalah
memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat dengan menyadari segi keunggulan
yang dimiliki maupun segi kekurangan yang ada pada diri. Dengan pengenalan diri yang tepat
maka diharapkan memperoleh “konsep diri” yang lebih tepat, sehingga diharapkan dapat
berupaya untuk mengembangkan segi positif dan meniadakan atau mengatasi segi negative yang
dimiliki, serta mampu memupuk sikap positif sesuai kebutuhan yang ada.
Pengembangan pribadi yang dilakukan hendaknya :

1. Sejalan dengan penyesuaian terhadap lingkungan social, hal tersebut dapat


membangkitkan rasa puas, karena lingkungan dapat menerima dengan baik
2. Disertai dengan kemampuan berkomunikasi yang baik
3. Didukung oleh adanya keserasian antara perkembangan diri dengan pengertian diri,
agar dapat menimbulkan perasaan puas.

Untuk mengenal diri secara lebih tepat, perlu diperhatikan cara untuk mengenal diri,
antara lain dapat diperoleh dari Johari Window Theory.

1.2 TEORI JENDELA JOHARI


Satu model untuk kesadaran diri yang dipergunakan secara luas adalah Jendela Johari,
yang dikembangkan oleh dua orang ahli psikologi bernama :
1. Harry Ingham
2. Joseph Luft

Suatu kombinasi dari dua dimensi dalam teori Johari window mengungkapkan 4 bidang
pengetahuan tentang diri sendiri. Teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki empat daerah
pengenalan diri, yaitu :
KETERANGAN GAMBAR:

1. Daerah terbuka (panggung) atau diri sendiri yang dikenal umum adalah merupakan bagian dari
perilaku seseorang yang diketahui baik oleh orang itu sendiri maupun oleh orang lain mengenai
dengan siapa dia bergaul.
2. Daerah buta (mengenal diri) adalah merupakan bagian yang mengandung segi perilaku dan gaya
orang yang bersangkutan yang diketahui oleh orang lain, tetapi dirinya sendiri tidak tahu akan
hal tersebut. Contohnya, seseorang mungkin mempunyai perangai yang dianggap oleh orang lain
sebagai perangai yang tidak umum, aneh, menjengkelkan atau menyenangkan, akan tetapi
dirinya sendiri tidak menyadarinya.
3. Daerah tertutup (tersembunyi) merupakan daerah yang menyangkut tentang apa yang diketahui
oleh diri sendiri tapi tidak diungkapkan kepada orang lain. Jadi dalam bidang ini merupakan
sesuatu yang bersifat rahasia.
4. Daerah gelap merupakan daerah yang tidak dapat dimasuki atau diketahui, baik oleh orang itu
sendiri maupun oleh orang lain.

Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa pengenalan diri akan lebih baik apabila :

1. Daerah terbuka dan tertutup dapat diusahakan pengenalannya secara introspeksi


2. Daerah buta dan daerah gelap diusahakan untuk diperkecil/dipersempit dengan cara :
 Mengadakan umpan balik
 Melalui pemeriksaan psikologis, yang akhirnya dihadapkan pada situasi pilihan.
1.3 KUBUS EFEKTIVITAS PRIBADI TIGA DIMENSI
Walaupun dapat diasumsikan bahwa suatu daerah panggung yang luas dengan bidang
buta dan tertutup yang kecil akan baik dan akan memperbesar efektivitas pribadi, hal tersebut
tidak selalu demikian. Seseorang dengan pemilikan daerah panggung yang luas masih bisa tidak
efektif karena daerah panggung luas bukan satu-satunya factor penentu dalam efektivitas.

Tabel
Berbagai kombinasi kubus aktifitas pribadi
Panggung Bidang Bidang Efektivitas Jenis Orang
Buta tertutup
- Luas - tinggi - Percaya kepada diri
- Luas - Rendah sendiri
- Kecil - Tinggi - Tidak perspektif
- kecil - Rendah - Perspektif
- Terlalu hati-hati
- Luas - Tinggi - Pendengar baik
- Luas - Rendah - Suka berahasia
- Kecil - Tinggi - Terus terang
- Kecil - Rendah - Egosentris
- Kecil - Tinggi - Beroreintasikan tugas
- Kecil - Rendah - Tertutup
- Luas - Tinggi - Dangkal
- Luas - Rendah - Terbuka

Keterangan :
1. Percaya kepada diri sendiri
Seseorang dengan bidang buta yang luas dan efektivitas yang tinggi mungkin mempunyai
kepercayaan kepada diri sendiri dan tidak menyadari keterbatasannya. Walaupun efektivitas akan
membantu mengatasi keadaan, hal itu akan tetap terbatas karena dia tidak menyadari tentang
keterbatasa dan kekuatannya.
2. Tidak perspektif
Orang yang dengan bidang buta yang luas dan Befektivitas yang rendah, maka dia tidak akan
respek terhadap petunjuk non-lisan yang diisyaratkan orang terhadap peilakunya.
3. Perspektif
Orang yang dengan bidang buta yang kecil dan efektivitas yang tinggi sangat respek terhadap
petunjuk lisan dan non-lisan. Kepekaan ini membantu untuk menangkap petunjuk dengan cepat
dan dapat menggunakannya untuk mengubah strategi interaksinya.
4. Terlalu hati-hati
Seseorang dengan bidang buta yang kecil dan efektivitas yang rendah sangat memperhatikan
kelemahannya daripada memusatkan perhatian pada kekuatannya. Seseorang yang terlalu
berhati-hati akan sukar untuk mengambil inisiatif dan resiko, karena keterbatasannya kelihatan
lebih besar daripada kekuatannya, dan keterbatasannya itu bisa melumpuhkannya.
5. Pendengar yang baik
Seseorang dengan bidang tertutup yang luas dan efektivitas yang tinggi, bisa saja menjadi
pendengar yang baik. Dia dapat memberikan pendapatnya sendiri atau mendengarkan pendapat
orang lain, dan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangannya sendiri, dia mungkin saja
tidak memberikan pendapatnya sendiri sekalipun jika pendapat itu agak lain dari pendapat orang
lain.
6. Suka berahasia
Seseorang dengan bidang tertutup yang luas dan efektivitas yang rendah, bisa saja dia tipe
orang yang suka menyimpan rahasia. Orang lain mungkin akan bertanya criteria apa yang di
gunakan untuk menilai mereka atau apa yang diharapkan dari mereka.
7. Terus terang
Seseorang dengan bidang tertutup yang kecil denganefektivitas yang tinggi, dikategorikan
sebagai orang suka berterus terang. Ia memberikan umpan balik dan menyatakan pendapatnya
serta pendiriannya tanpa halangan.
8. Egosentris
Seseorag dengan bidang tertutup yang kecil tetapi denganefektivitas yang rendah cenderung
untuk berbicara berlebihan tentang dirinya sendiri, prestasi, bakat, pengalaman, atau bahkan
kehidupan pribadinya. Sehingga dia tidak memperhatikan orang lain dan kebutuhan mereka.
9. Berorientasi tugas
Seseorang dengan bidang panggung yang kecil dengan cara yang terbatas dapat sangat
efektif. Orang seperti ini tidak berhubungan dengan orang lain pada tingkat pribadi atau social,
tetapi lebih memperhatikan pelaksanaan tugas dan membatasi komunikasi, pergaulannya dengan
orang lain hanya pada tugas yang bersangkutan.
10. Tertutup
Seseorang dengan bidang panggung yang kecil danefektivitas yang rendah biasanya adalah
orang yang tertutup, tidak memberikan kesan pada orang lain dan tidak menggunakan umpan
balik yang diterimanya.
11. Dangkal
Seseorang dengan bidang panggung yang luas denganefektivitas yang rendah, maka dia tidak
akan menggunakan keterbukaannya secara baik terhadap orang lain. Ia mungkin bergaul dengan
orang lain, memberikan pendapatnya dan mendengarkan orang lain, tetapi tindakan ini biasanya
bersifat dangkal.
12. Terbuka
Seseorang dengan panggung yang kuat dan efektivitas yang tinggi dikategorikan sebagai
orang yang bersifat terbuka. Pendapatnya diberikan secara bebas dan dimengerti dengan baik.
1.4 PENGEMBANGAN EFEKTIVITAS PRIBADI MENUJU PRODUKTIVITAS KERJA
Efektivitas pribadi harus dilihat melalui tiga dimensi. Ketiga dimensi tersebut sangat
berarti dalam hubungan antar pribadi. Dan ketiga dimensi ini tidak berfungsi secara terpisah,
karena masing-masing saling beirinteraksi dengan yang lain. Untuk meningkatkan efktivitas,
perlu mengerjakan kombinasi dari ketiganya, yaitu :
1. Keterbukaan
Sejauh mana orang memberikan ide, mengutarakan perasaan, pengalaman, kesan,
persepsi, dan berbagai data pribadi lainnya kepada orang lain. Keterbukaan adalah sifat yang
penting dan sangat menambah efketivitas seseorang, tetapi keterbukaan sering disalahartikan
sebagai sekedar membagi semuanya dengan orang lain.

2. Daya tanggap
Kemampuan untuk menangkap isyarat lisan dan non-lisan dari orang lain menunjukkan
adanya daya tanggap. Keterbukan dan daya tanggap saling memperkuat, jika digunakan secara
efektif dapat meningkatkan efketivitas pribadi. Daya tanggap yang efektif dapat ditingkatkan
dengan cara mencek dari orang lain tentang reaksi mereka terhadap apa yang telah dikatakan.
Jika seseorang tidak berbuat demikian (tidak terbuka), ia dapat menjadi terlalu prihatin tentang
isyarat yang ia terima.

3. Komunikasi
Suatu komunikasi yang efektif, membantu menumbuhkembangkan kepercayaan dan
hubungan antar pribadi yang lebih baik antara sumber dan sasaran. Seseorang yang efektif, dapat
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan sedikit kemungkinan terjadi salah pengertian.
Apabila kesenjangan antara apa yang dikomunikasikan oleh seseorang dengan apa yang
ditangkap oleh orang yang menerimanya cukup besar, maka efektivitas orang yang mengirim
komunikasi itu terhitung rendah.
Dengan kemampuan berkomunikasi dan meningkatkan daya serap maupun daya tanggap,
seseorang akan dapat memandang jauh, yang berarti bahwa ia akan berupaya agar mencapai
optimalisasi bahkan selalu berupaya untuk memperbaiki performance.
Dengan demikian yang terpenting disini adalah, bahwa seseorang perlu memiliki sikap
mental produktif, yaitu suatu sikap atau perilaku produktif, yang selalu mencari dan
melaksanakan perbaikan cara kerja, menuju hari esok yang lebih baik dari hari ini.
Produktivitas dapat dilihat sebagai suatu sikapmental, yang selalu mencari perbaikan
terhadap apa yang mementingkan upaya secara terus-menerus untuk menerapkan teori dan
metode bari serta kepercayaan teguh dalam hal menuju kemajuan.
Produktivitas seseorang dipengaruhi oleh berbagai factor, baik yang berhubungan dengan orang
itu sendiri, maupun factor diluar dirinya, seperti :

1. Pendidikan

2. Keterampilan

3. Disiplin

4. Sikap dan etika kerja

5. Motivasi

6. Gizi dan kesehatan

7. Tingkat penghasilan

8. Lingkungan

9. Iklim

10. Hubungan kerja

11. Tehnologi

12. Manajemen

13. Kesempatan prestasi dll.


BAB II
KESIMPULAN

Manusia dimanapun selalu mendapat kedudukan tertinggi di setiap lini kehidupannya.


Demikian pula dalam keorganisasian dan bekerja. Oleh karena itu, manuisa selalu menjadi motor
penggerak dalam setiap usaha pemenuhan kebutuhan baik yang sangat dasar sampai pada tingkat
tertinggi yaitu aktualisasi diri. Dalam kaitannya dengan peran manusia dalam bekerja dan
berkumpul dengan orang lain, manusia membutuhkan efektivitas dalam kinerjanya dengan
mengedepankan perilakunya dalam organisasi tersebut.
Maka dapat dikatakan bahwa manusia yang efektif adalah manusia yang memberikan kontribusi
keefektifan dalam organisasinya

Anda mungkin juga menyukai