Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI

PEMBELAJARAN
“MENGENAL DIRI PESERTA DIDIK”

DISUSUN OLEH

JOHANNES PARTOGI OCTONIUS NAIBAHO


MAHDALENA BR MUNTHE

EKSTENSI A 2015

FAKULTAS BAHSA DAN SENI


JURUSAN BAHASA ASING
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS
MEDAN
2017
BAB I
LATAR BELAKANG

Pertama-tama mari kita mengucapkan puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas
kesempatan yang diberikan kepada kami untuk dapat melakukan pekerjaan pembuatan makalah
ini dengan baik. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih untuk Madame Rabiah Adawi, atas
kesempatan yang diberikan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan detail
dan diharapkan dapat dipastikan keakuratannya. Pada kesempatan kali ini, kami selaku sebagai
tim kerja pembuatan makalah ini melakukan tugas kami dengan mencari informasi dari beberapa
sumber yang terpercaya dan bisa dipertanggung jawabkan.
Sebelum membahas mengenai masalah yang akan dirangkum di dalam makalah ini. Ada
kalanya kami mengutip pepatah yang mengatakan “tak kenal maka tak sayang”. Pepatah tersebut
pasti memiliki arti tersendiri bagi siapapun yang memahaminya. Yang berarti bahwa setiap hal
pasti memiliki awalan, dan awalan itu disebut sebagai tahap pengenalan. Yang menjadi
permasalahan dari pihak tertentu ialah apa arti pengenalan? Dan apa-apa saja yang menjadi
watak kepribadian seseorang?
Berbicara mengenai kemampuan siswa dalam mengembangkan potensi yang
dimilikinya tentu merupakan hal yang harus disadari bagi setiap siswa. Karena hal ini dapat
menjadi pegangan bagi mereka di dalam mengembangkan bakat dan talenta yang dimlkinya.
Tetapi yang menjadi permasalahan bagi setiap siswa adalah kurang nya kemampuan mereka di
dalam menyadari, memahami, dan mengembangkan potensi yang mereka miliki dalam
menjalankan proses belajar mengajar dari beberapa tipe-tipe belajar yang bisa dilakukan.
Di dalam hal ini, guru sangat berperan penting dalam mengenal, memahami dan
menganalisa setiap potensi yang dimiliki oleh para peserta didik. Hal ini bertujuan agar siswa
dapat menemukan jati dirinya di dalam mengembangkan bakat dan talenta sebagai seorang
peserta didik. Untuk bisa mewujudkan nya sebagai seorang pendidik, guru harus mempunyai
keahlian untuk dapat melakukan hal yang disebutkan diatas. Kemampuan untuk mengenal dan
memahami setiap teknik dan metode pembelajaran diharapkan mampu untuk mendobrak bakat
dan talenta setiap siswa, serta menumbuhkan semangat siswa di dalam bejajar. Karena itulah
guru merupakan salah satu kunci untuk membantu kesuksesan siswa dalam belajar, sehingga
guru diharapkan mampu mengenal diri setiap peserta didik dengan baik.
Demikian hal-hal yang bisa bisa kami sampaikan, semoga setiap permasalahan yang
dijelaskan di atas dapat terjawab di setiap bagian dari isi makalah ini. Sekian dan terima kasih.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PENGENALAN/KONSEP DIRI


Menurut John Robert Powers (1977), pengenalan diri adalah “kesadaran dan
pemahaman terhadap dirinya sendiri yang meliputi : siapa aku, apa kemampuanku, apa
kekuranganku, apa kelebihanku, apa perananku, dan apa keinginanku". Dengan mengenal diri
sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula. Dengan berupaya
mengembangkan yang positif dan mengatasi/menghilangkan yang negatif. Kesadaran dan
pemahaman akan dirinya semakin mencerminkan prinsip hidup dan kehidupannya.

B. WATAK KEPRIBADIAN
Menurut Florence Litteur, dalam bukunya Personality Plus menguraikan, ada empat
pola watak dasar manusia. Sifat-sifat tersebut sebaiknya diketahui dan dipahami oleh guru, yaitu
tipe sanguinis, plegmatis, melankolis, dan koleris.

1. Sanguinis
Sanguinis adalah orang-orang yang memiliki kepribadian yang suka berbicara dengan
penuh antusias dan penuh ekspresif. Mereka adalah orang yang mudah berteman dengan penuh
ceria dan rasa ingin tahu, sehingga mereka cenderung mengikuti hal-hal baru. Karena itulah
mereka menyukai hal-hal yang spontan.

2. Plegmatis
Plegmatis adalah mereka yang memiliki watak yang khas seperti tidak suka terburu-
buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan sabar. Plegmatis juga merupakan
tipe pendengar, sehingga orang-orang akan selalu merasa nyaman jika menceritakan sesuatu
kepada orang-orang yang memiliki watak plegmatis.

3. Melankolis
Melankolis adalah tipe orang yang pendiam dan suka menyendiri. Mereka yang
mimiliki sifat melankolis harus melakukan segala sesuatu nya dengan sempurna atau biasa
disebut sebagai perfeksionis. Orang yang bertipe ini juga memiliki rasa seni yang tinggi. Dan
mereka juga suka mengorbankan diri mereka untuk orang lain.

4. Koleris
Orang yang koleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti
hidup penuh semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang,
mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius. Orang koleris sedikit mirip dengan
sanguis. Mereka gampang bergaul dan optimistis. Mereka juga bisa berkomunikasi dengn baik
dan terbuka dengan orang lain. Tipe orang seperti ini cocok sebagai pemimpin.

C. TIPE-TIPE DALAM PENGENALAN DIRI


Menurut Richard Bandler dan John Grinder dalam Sugiarto (2011), mengungkapkan
bahwa seseorang cenderung lebih sering menggunakan salah satu dari tiga kemampuan fisiknya
untuk memahami dunia sekitarnya menjadi presepsi tertentu yang bermakna baginya. Artinya,
ada orang yang mungkin cepat belajar dengan melihat (tipe visual), ada pula dengan cara
mendengarkan (tipe auditori), dan ada pula dengan melalui gerakan serta sentuhan (kinestetis).
Ketiga tipe ini dikenal dengan sistem V-A-K (Visual-Auditori-Kinestetis). Berikut ini akan
dikemukakan ciri-ciri dari ketiga tipe ini.

1. Visual
Ciri-ciri orang yang masuk dalam tipe ini akan lebih senang menerima informasi dengan
cara melihat atau membaca. Mereka lebih mudah mengingat denga apa yang mereka lihat
daripada apa yang mereka yang mereka dengar. Karena itulah mereka cenderung
berpenampilan teratur. DI bidang seni, mereka lebih menyukai yang tidak berhubungan
dengan musik.

2. Auditori
Orang yang bertipe auditori lebih menyukai belajar dengan cara mendengar atau
diterangkan secara lisan. Ciri-cirinya adalah mereka lebih senang mendengarkan daripada
membaca, sehingga mereka lebih mudah mengingat apa yang diterangkan atau didiskusikan
daripada apa yang dilihat. Karena itulah mereka mudah terganggu dengan suara berisik. Dan
orang bertipe auditori ini biasanya merupakan pembicara yang cakap. Sehingga mereka senang
melakukan diskusi dengan orang lain. Di bidang seni, mereka menyukai musik dibandingkan
seni yang lainnya.

3. Kinestetis
Orang yang bertipe kinestetis menyukai belajar dengan melakukan banyak gerakan atau
sentuhan. Mereka tidak dapat duduk dengan tenang ketika belajar. Karena itu mereka menyukai
bahasa isyarat atau bahasa tubuh. Di bidang seni, mereka lebih menyukai seni tari dibandingkan
seni lainnya.

D. ANEKA INTELEGENSI
Howard Gardner mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan
persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam
situasi yang nyata. Artinya intelengensi bukan hanya membahas tentang IQ seseorang. Gardner
mengemukakan ada 8 macam-macam intelegensi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Intelegensi Linguistik
Intelegensi linguistik sebagai kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata
dengan baik secara oral ataupun tertulis. Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan dan
pengembangan bahasa secara umum.

2. Intelegensi Logis Matematis


Intelegensi logis matematis adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan
bilangan logika secara efektif. Orang-orang yang termasuk dalam kelompok intelegensi ini
punya keahlian di bidang matematika dan mampu berpikir logis.

3. Intelegensi Visual Spasial


Ini adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat. Orang yang punya
kemampuan ini bisa dengan mudah membayangkan benda dalam tiga dimensi, sehingga mereka
punya kelebihan dalam menggambar, melukis, memahat, dan membaca peta.

4. Intelegensi Kinestetis
Intelegensi kinestetis adalah kemampuan untuk menggunakan gerak tubuh untuk
mengekspresikan gagasan dan perasaan. Orang yang punya intelegensi kinestetis ini mempunay
keahlian di bidang olahraga atau gerak tubuh lainnya seperti aktor dan penari.
5. Intelegensi musical
Intelegensi musical sebagai kemampuan untuk mengembangkan , mengekspresikan, dan
menikmati bentuk-bentuk music dan suara.

6. Intelegensi Naturalis
Intelegensi naturalis mempunyai keahlian mengenal alam dan lingkungan sebagai suatu
system yang berhubungan sehingga seseorang dapat melihat hubungan antara satu dengan
lainnya sebagai suatu kaitan logis dan harmonis.

7. Intelegensi Interpersonal
Intelegensi Interpersonal adalah kemampuan bersosialisasi dan punya keahlian dalam
kegiatan social. Mereka pandai berkomunikasi dengan sangat baik dan mudah bersimpati
dengan orang lain.

8. Intelegensi Intrapersonal
Intelegensi intrapersonal adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan
diri sendiri dan punya kesadaran tinggi akan gagasan-gagasan nya dan punya kemampuan
untuk mengambil keputusan pribadi. Intelegensi intrapersonal cenderung memiliki sifat
pendiam dan lebih suka bermenung.
BAB III
KESIMPULAN

Jadi, pengenalan diri adalah sebuah instropeksi dari diri sendiri maupun diri orang lain.
Dengan memahami diri sendiri dan diri orang lain, maka hal itu akan menjadi penunjang demi
mengembangkan potensi, menemukan jati diri, dan mampu memperbaiki diri menjai pribadi
yang lebih baik dalam menjalani sebuah kehidupan.

Berdasarkan wataknya, seseorang khususnya para peserta didik memiliki sifat sanguinis,
plagmatis, melankolis, dan koleris. Keempat watak ini memiliki kelebihannya tersendiri
sehingga mereka dapat meningkatkan potensi mereka dari berbagai hal. Namun, disamping
kelebihannya, terdapat juha kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri setiap tipe watak
tersebut, sehingga hal itu harus menjadi pendorong badi mereka untuk bisa memperbaiki diri di
masa yang akan datang.

Tidak hanya watak seorang peserta didik, intelegensi mereka pun juga harus dikenali baik
oleh sang peserta didik itu sendiri, maupun bagi sang pendidik. Intelegensi seseorang tidak hanya
diukur dari test IQ yang hanya duduk diam di kursi mengerjakan setiap soal yang ada, melainkan
harus mencakup semua aspek kehidupan seperti intelegensi linguistic, logis matematis, visual
spasial, kinetis, musical, naturalis, interpersonal, dan intrapersonal. Semua bentuk intelegensi itu
ada dalam diri setiap peserta didik, tetapi pada dasarnya tidak semua bentuk intelegensi itu dapat
dikuasai oleh setiap peserta didik. Ada yang lebih mendominan, dan ada yang lebih non
dominan. Semua kelebihan dan kekurangan itu ada untuk saling melengkapi satu sama lain.

Bentuk intelegensi seseorang bisa terbentuk karena adanya suatu kesukaan dari indera-
indera tertentu yang menyerap informasi dari berbagai hal. Kemampuan diaplikasikan dalam
bentuk cara belajar peserta didik. Hal itu bisa berupa visual(pengelihatan),
auditori(pendengaran), dan kinestetis(gerakan dan sentuhan). Kelebihan dari masing-masing cara
belajar itu memudahkan peserta didik dalam mengambil informasi dengan baik dan mampu
memahaminya dengan akurat.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

www.sekolahdasar.net/2010/03/8-macam-intelegensi-kecerdasan-menurut.html?m=1

https://dykaandrian.blogspot.co.id/2014/10/materi-pengenalan-diri.html?m=1

http://www.psychoshare.com/file-1927/psikologi-kepribadian/4-tipe-kepribadian-manusia-
plegmatis-melankolis-sanguinis-koleris.html

http://www.bimba-aiueo.com/guru-harus-paham-kepribadian-dan-karakter-anak-didik/

buku strategi pembelajaran Dr. Irwandy. M.Pd

Anda mungkin juga menyukai