Anda di halaman 1dari 11

KEMAMPUAN BELAJAR

A. Definisi Kemampuan Belajar


Donald dan Sardiman dalam jurnalnya yang diterbitkan beberapa tahun yang
lalu mengemukakan bahwa kemampuan adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya pikiran dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut Hamalik, kemampuan dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Kemampuan intrinsik adalah kemampuan yang tercakup di dalam situasi
belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid
2. Kemampuan ekstrinsik adalah kemampuan yang hidup dalam diri siswa
dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional.

Kemampuan belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan yang
menimbulkan keinginan untuk berhubungan lebih aktif yang ditandai adanya
hubungan perasaan senang tanpa ada paksaan siswa yang memiliki minat belajar
yang tinggi dalam kelasnya akan menimbulkan keinginan untuk berhubungan
lebih aktif dengan proses belajar di kelas seperti sering bertanya pada guru, rajin
mengerjakan pekerjaan rumah, mencari referensi materi pelajaran sekolah
dengan rasa senang, ikhlas dalam menjalankan kegiatan tanpa ada pemaksaan
dari dalam dan dari luar individu.

B. Macam-Macam Gaya Belajar


Menurut Adi Purnama ( 2016 ) dalam jurnalnya, menulikan bahwa pengertian
gaya belajar sendiri adalah suatu stimulus yang muncul dari kegiatan belajar
yang digunakan dalam pemecahan masalah di kelas.
Sedangkan menurut De Porter & Hernacki (2013) mendefenisikan gaya belajar
sebagai perpaduan dari cara seseorang menyerap,mengatur,dan mengolah suatu
informasi. De Porter & Hernacki (2013) pula yang mengatakan dan
menjelaskan serta menjabarkan bahwa gaya belajar dikategorikan dalam 3
macam, yaitu :
1. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual (visual learners) lebih memfokuskan pada
penglihatan. Gaya belajar visual mengakses pandangan visual,yang
dihasilkan maupun diingat. Dalam gaya belajar tipe ini,potret,warna,
maupun hubungan ruang, serta gambar/sketsa lebih menonjol. Anak
didik dengan tipe visual memiliki kekhasan yakni:
 Rapi dan terarah
 Bertutur kata dengan sesuai
 Perancang dan pengelolayangmantap
 Jeli, teliti,dan rinci
 Pelafal yang apik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya
dalam pikiran mereka mengingatapa yang dilihat daripada yang
didengarkan
 Pembaca yang tekun
 sering menanggapi pertanyaan dengan jawaban yang pendek,ya
atau tidak
 Lebih suka membaca daripada dibacakan
 Lebih suka melakukan presentasi/pertunjukkan daripada sekedar
berceramah
 Lebih menyukai seni.
Anak dengan tipe visual harus memperhatikan mimik guru saat
mengajar agar memahami bahan pelajaran. Mereka sangat tertarik duduk
dibagian depan supaya bias menyaksikan dengan jelas . Berpikir dengan
mengaplikasikan potret/figura diotak mereka dan memahami sesuatu
lebih cepat melalui animasi visual, seperti buku bergambar, maupun
video. Anak dengan tipe visual lebih senang menulis secara lengkap
untuk keterangan. Pendekatan untuk membantu proses belajar peserta
didik dengan gaya belajar visual:
 Manfaatkan materi/objekvisual misalnya, peta dan
gambar/diagram.
 Manfaatkan warna untuk memudahkan memahami hal/poin
penting.
 Menganjurkan anak agar membaca buku-buku bergambar atau
dengan animasi-animasi.
 Memanfaatkan media-media digital separti:komputer/video.
 Mengajak anak untuk mempresentasikan gagasannya ke dalam
sketsa(gambar/diagram)

2. Gaya Belajar Auditori


Gaya belajar auditori (auditoryal learners) memfokuskan pada indera
pendengaran dalam mengingat sesuatu. Ciri khas gaya belajar tipe ini
benar-benar menggunakan indera pendengaran sebagai alat esensial
untuk menyerap informasi/pengetahuan. Artinya, anak didik harus
mendengar, baru selanjutnya dapat memahami/mengingat informasi yang
diperoleh tersebut. Gaya belajar ini mengelola segala jenis suara dan
kata. Nada, musik, irama,dan dialog internal serta suara lebih ditonjolkan
untuk gaya belajar tipe ini.
Seseorang dengan tipe auditorial memiliki ciri-ciri yakni:
 Mudah terganggu oleh keributan .
 Mengucapkan tulisan atau membaca dengan besuara sambil
menggerakkan bibir mereka saat sedang membaca .
 Membaca dengan suara lantang dan dapat mengulangi kembali
serta mencontohkan warna suara, irama, dan nada.
 Merasa kesulitan dalam menulis tetapi memiliki kompetensi
dalam menyampaikan/mempresentasikan cerita.
 Pembicara yang pandai/fasih.
 Menyukai musik, suka memberi pendapat, dan mendeskripsikan
suatu hal dengan detail.
 Merasa kesulitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
visualisasi, misalnya mengelompokkan suatu unsur-unsur agar
sesuai satu dengan yang lain.

Pendekatan/strategi untuk membantu proses belajar anak auditori :

 Selalu libatkan anak dalam kegiatan diskusi


 Beri motivasi untuk membaca bahan pelajaran dengan
bersuara
 Variasikan penggunaan musik saat membelajarkan anak
 Diskusikan ide secara lisan
 Ajak anak untuk merekam bahan pelajarannya ke dalam kaset
dan mendengarkannya sebelum tidur

3. Gaya Belajar Kinestetik


Gaya belajar kinestetik (kinesthetic learners) mensyaratkan personal
untuk menyentuh/menjamah sesuatu yang menyampaikan informasi/data
tertentu untuk diingat peserta didik. Anak kinestetik belajar melalui
bergerak, melakukan, ataupun menyentuh. Anak dengan tipe ini susah
duduk tenang/diam karena hasrat mereka untuk bereksplorasi dan
beraktivitas begitu kuat. Anak dengan gaya belajar ini belajar melalui
gerak dan sentuhan. Ciri-ciri anak kinestetik yaitu:
 Menyentuh/memegang/meraba untuk memperoleh perhatian
orang
 Berbicara dengan pelan
 Merespon perhatian fisik
 Berdiri dekat dengan lawan bicara
 Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
 Memiliki pertumbuhan/perkembangan awal otot-otot yang besar
 Belajar dengan memanipulasi dan praktik
 Menghafal/mengingat dengan cara berjalan/melihat
 Menunjuk bacaaan ketika sedang membaca
 Banyak menggunakan isyarat tubuh
 Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.

Strategi/pendekatan untuk membelajarkan anak kinestetik:

 Tidak mengharuskan anak untuk belajar hingga berjam-jam.


 Ajak anak belajar dengan mengeksplorasi/menjelajahi
lingkungannya (contohnya: belajar sambil menggunakan
objek sesungguhnya dalam memahami konsep baru).
 Tandai hal-hal penting suatu bacaan dengan warna terang.
 Beri ijin anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.

C. Macam-Macam Kecerdasan Pembelajaran


Kecerdasan pembelajaran adalah kemampuan individu untuk mengasimilasi,
memahami, dan memproses informasi dengan cara yang unik. Namun, ada juga
pendekatan lain yang mengidentifikasi lebih banyak kecerdasan, seperti
kecerdasan moral, eksistensial, dan spiritual.
Lina Mayasari Siregar (2014) dalam jurnalnya mengemukakan bahwa Howard
Gardner yang merupakan tokoh pendidikan psikologi mengidentifikasi macam-
macam kecerdasan pembelajaran itu ada 9 yaitu:
1. Kecerdasan Verbal linguistik
2. Kecerdasan Logika matematika
3. Kecerdasan Visual spasial
4. Kecerdasan Kinestetik
5. Kecerdasan Musikal
6. Kecerdasan Interpersonal
7. Kecerdasan Intrapersonal
8. Kecerdasan Naturalis
9. Kecerdasan Eksistensial

Menurut Rohmat (2018) dalam makalahnya, jenis-jenis kecerdasan manusia itu


ada 3 yaitu:

1. IQ, adalah ukuran kecerdasan intelektual,


2. EQ, adalah ukuran kecerdasan secara emosional seseorang
3. SQ, adalah ukuran kecerdasan dari segi “spiritual”

D. Multiple Intelligences
Teori Multiple Intelligences atau kecerdasan majemuk pertama kali
dikemukakan oleh Howard Gardner. Howard Gardner adalah salah satu tokoh
psikolog perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of
Education, Harvard University Amerika Serikat pada tahun 1983. Teori tentang
Multiple Intelligences atau kecerdasan majemuk, sebenarnya merupakan fungsi
dari dua belahan otak manusia, yakni otak kanan dan otak kiri. Otak kanan
memiliki kemampuan untuk merespons hal-hal yang bersifat kualitatif, artistic
dan abstrak, tetapi tetap harus diingat bahwa ini semua masih dalam kerangka
kemampuan terhadap dunia luar, sedangkan pengetahuan tentang diri, belum
dijangkau. Sedangkan, Otak kiri memiliki kemampuan dan potensi untuk
memecahkan masalah problem matematik, logis dan fenomenal (Lina Mayasari
Siregar, 2013).

Adapun sembilan kecerdasan dalam multiple intelligences

Kecerdasan Verbal-Linguistik

Menurut Farhatin Masrurah ( 2014 ), kecerdasan verbal-linguistik adalah


kecerdasan dalam mengolah kata atau kemampuan menggunakan kata secara
efektif baik secara lisan maupun tertulis. Orang yang cerdas dalam bidang ini
dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur atau mengajar dengan
efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Kecerdasan verbal-linguistik
berkaitan erat dengan kata-kata, baik lisan maupun tertulis beserta dengan
aturan-aturannya.

Kecerdasan Logika-Matematika
Menurut U. Khiyarusholeh ( 2018 ), kecerdasan Logika Matematika ditandai
dengan kemampuan seseorang untuk memahami angka dan bilangan serta
berfikir secara logis dan ilmiah serta mempunyai konsistensi dalam
berfikir. Seseorang dengan kecerdasan logika matematika akan lebih tertarik
dengan hal-hal yang berhubungan dengan angka dan bilangan, meraka
dapat dengan cepat memahami opersai pada bilangan, mampu berfikir
logis dan sistematis, serta menyimpulkannya secara matematik. Kecerdasan
logika matematika dapat membantu menemukan cara kerja,pola, dan
hubungan, mengembangkan keterampilan pemecahan
masalah,mengklasifikasikan dan mengelompokkan,meningkatkan pengertian
terhadap bilangan dan yang lebih penting lagi meningkatkan daya ingat.
kecerdasan logika-matematika berkaitan dengan kemampuan mengolah angka
dan atau kemahiran menggunakan logika.

Kecerdasan Visual-Spasial
Menurut Febriana (2015: 14) menyatakan bahwa kecerdasan visual-spasial
adalah kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan mempresentasi,
mentransformasi, dan memanggil kembali informasi simbolis. Kecerdasan
visual-spasial berkaitan dengan kemampuan menangkap warna, arah, dan ruang
secara akurat serta mengubah penangkapannya tersebut ke dalam bentuk lain
seperti dekorasi, srsitektur, lukisan, patung.

Kecerdasan Kinestetik
Menurut Dini Dewi Triana (2020), kecerdasan gerak-kinestetik berkaitan dengan
kemampuan menggunakan gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan
perasaannya serta keterampilan mempergunakan tangan untuk mencipta atau
mengubah sesuatu. Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik,
seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan
dan keakuratan menerima rangsang, sentuhan, dan tekstur.

Kecerdasan Musikal

Menurut Ula (2013), kecerdasan musical adalah kemampuan untuk


mengembangkan, mengekspesikan, dan menikmati bentuk-bentuk music serta
suara, seperti kepekaan ritme, melodi, dan intonasi, kemampuan memainkan alat
musik, kemampuan menyanyi dan menciptakan lagu, bahkan kemampuan untuk
menikmati lagu, music, serta nyanyian. Kecerdasan musikal berkaitan dengan
kemampuan menangkap bunyi-bunyi, membedakan, menggubah, dan
mengekspresikan diri melalui bunyi-bunyi atau suara-suara yang bernada dan
berirama. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, melodi, dan warna
suara.
Kecerdasan Interpersonal
Menurut Dedy Wahyudi (2013), kecerdasan interpersonal bisa dikatakan juga
sebagai kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan
seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan
relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi
menguntungkan. Kecerdasan interpersonal melibatkan kemampuan untuk
memahami dan bekerjasama dengan orang lain. Kecerdasan ini melibatkan
banyak kecakapan, yakni kemampuan berempati pada orang lain, kemampuan
mengorganisasi sekelompok orang menuju ke tujuan suatu tujuan bersama,
kemampuan mengenali dan membaca pikiran orang lain, kemampuan berteman
atau menjalin kontak (Armstrong, 1993:11;2002:21-22). Kecerdasan
interpersonal dibangun, antar lain, atas kemampuan inti untuk mengenali
perbedaan, khususnya perbedaan besar dalam suasana hati, temperamen,
motivasi, dan intensi (maksud) (Gardner, 1993:23).

Kecerdasan Intrapersonal
Menurut Dedy Wahyudi (2013), Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan
untuk memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman
tersebut. Komponen inti dari kecerdasan intrapersonal dalam kemampuan
memahami diri yang akurat meliputi kekuatan dan keterbatasan diri, kecerdasan
akan suasana hati, motivasi, temperamen dan keinginan, kemampuan berdisiplin
diri, serta kemampuan memahami dan menghargai diri. Kemampuan
menghargai diri dalam kecerdsasan intrapersonal berarti mengenali jati diri
sendiri, mengetahui kemampuan yang dapat dilakukan, paham akan reaksi diri
dalam menyikapi situasi tertentu, serta mampu untuk mengarahkan dan
mengintrospeksi diri sendiri.

Kecerdaan Naturalis
Menurut Yeni Juniarti (2015), Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk
memahami dan mengklasifikasikan objek dalam lingkungan alam. Orang yang
memiliki kecerdasan naturalis sering tertarik pada alam dan memiliki kepekaan
terhadap perubahan yang terjadi di dalamnya. Mereka juga memiliki
kemampuan untuk memahami hubungan antara berbagai fenomena alam dan
bagaimana hal-hal tersebut saling terkait. Kecerdasan naturalis berkaitan dengan
kemahiran dalam mengenali dan mengklasifikasikan flora dan fauna dalam
lingkungannya. Kecerdasan ini juga berkaitan dengan kecintaan seseorang pada
benda-benda alam, binatang, dan tumbuhan. Kecerdasan naturalis juga ditandai
dengan kepekaan terhadap bentuk-bentuk alam, seperti dedaunan, awan, batu-
batuan.

Kecerdasan Eksistensial
Menurut Dedy Wahyudi (2013), kecerdasan eksistensial adalah kemampuan
untuk memahami pertanyaan abstrak tentang keberadaan, makna, dan tujuan
hidup. Orang yang memiliki kecerdasan eksistensial cenderung memiliki
keinginan kuat untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan filosofis dan
mencari jawaban atas pertanyaan tentang hakikat keberadaan manusia. Mereka
juga sering memiliki kecenderungan untuk mempertimbangkan implikasi etis
dan moral dari tindakan dan keputusan yang mereka ambil.
DAFTAR PUSTAKA

Haryati,D. ’’ Kecedasan Verbal Linguistic ’’. Jurnal Iilmiah Pendidikan Dasar,


2017.
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/elementary/article/view/995
Juniarti,Yeni.’’Meningkatkan Kecerdasan Naturalis’’. Jurnal Anak Usia
Dini,2015. http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpud/article/view/3505
Khiyarusholeh,U. ‘’ Kecerdasan Logika Matematika ‘’. Jurnal kajian
pendidikan, 2018.
http://www.journal.umtas.ac.id/index.php/naturalistic/article/view/270
Musfiroh, Tadkiroatun. ’’Multiple Intelligences’’. Jurnal PAUD lemlit-UNY, PBSI
FBS-UNY,2022.
https://staffnew.uny.ac.id/upload/132104302/pengabdian/MULTIPLE+I
NTELLIGENCES+III.pdf
Oskah, Nevi, Maria. "Perbedaan individu dari gaya belajarnya Serta implikasinya
dalam pembelajaran". Jurnal JRPP, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/view/481/728
Pemana,Adi. "Pengaruh Gaya Belajar Dan Motivasi Belajar Mahasiswa Terhadap
Kemampuan Belajar Ilmu Alamiah Dasar ". Jurnal ilmiah pendidikan
MIPA,2016.https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/
view/126-
Rohmat,R. “Urgensi Membaca Dengan Iq, Eq Dan Sq Untukpembangunan
Manusia Dalam Pendidikan Islam”. Jurnal pendidikan islam,2018.
https://journal.uny.ac.id/index.php/nominal/article/view/14332
Triana, D,D. ’’Alat Ukur Kecerdasan Kinetik Dalam Tari’’. 2020.
https://www.google.com/books?
hl=en&lr=&id=a5_6DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=pengertian+ke
cerdasan+kinestetik+menurut+para+ahli&ots=mJaMCUidBk&sig=b6jID
2wBjUx3weOfceAGy7LoG6k
Ula. ’’Kecerdasan Musikal’’. Maret, 3, 2023.
https://www.kajianpustaka.com/2023/03/kecerdasan-musikal.html
Wahyudi, Dedy. ’’Kecerdasan Intrapersonal, Interpersonal Dan Eksistensi’’.
Jurnal pendidikan ilmu sosal edisi khusus (1),2013.
http://jurnal.upi.edu/file/4-Deddy_Wahyudi.pdf

Anda mungkin juga menyukai