B) Jika tidak, langkah seperti apa yang digunakan untuk memastikan calon
mempelai sudah siap menjalankan pernikahan?
5. Persyaratan apa saja yang perlu dipenuhi oleh calon mempelai dalam pernikahan
di agama Buddha?
Pemberkahan merupakan acara inti dalam melangsungkan pernikahan secara agama
Buddha. Dalam acara pemberkahan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan (baik
berkas maupun rangkaian acara yang harus di laksanakan) oleh calon pengantin dalam
melangsungkan perkawinan secara agama Buddha yaitu:
1) Calon pengantin menghubungi pengurus Vihara atau Pandita Lokapalasraya untuk
mendapatkan pengarahan mengenai persiapan peralatan untuk upacara serta hal-hala
yang harus dipelajari oleh kedua calon mempelai;
2) Calon pengantin melengkapi dokumen serta berkas perkawinan sebagaimna diatur
oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk diserahkan ke Vihara:
a) Formulir permberkahan yang diambil dari Vihara;
b) Foto berdampingan kedua calon pengantin sebanyak 10 Lembar;
c) Fotocopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) kedua calon pengantin;
d) Fotocopi Kartu Keluarga (KK) kedua calon pengantin;
e) Fotocopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) kedua orang tua calon pengantin;
f) Fotocopi Akta perkawinan kedua orang tua calon pengantin;
g) Fotocopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) saksi dari kedua belah pihak;
h) Fotocopi Akta Kelahiran kedua calon pengantin;
i) Surat Keterangan Belum Menikah dari kelurahan masing-masing calon
pengantin
3) Calon pengantin mengikuti bimbingan atau konseling perkawinan baik secara online
maupun offline, tergantung penyelenggara bimbingan.
4) Pemberkahan perkawinan, terdiri dari beberapa acara. Urutan prosesi pemberkahan
perkawinan agama Buddha:
a) Kedua mempelai memasuki ruangan upacara, dengan di iringi orang tua atau wali,
saksi dan keluarga;
b) Menyalakan lilin dan dupa;
c) Tanya jawab mempelai, orang tua dan saksi;
d) Penghormatan kepada Tri Ratna;
e) Pembacaan ikar mempelai;
f) Pemasangan cincin perkawinan;
g) Pemasangan pita dan kain kuning;
h) Pemberkatan oleh orang tua dan Pandita Palasraya;
i) Pesan atau nasehat dari orang tua;
j) Pesan Dhamma;
k) Pelepasan pita dan kain kuning;
l) Penandatanganan ikrar oleh mempelai, orang tua/wali dan saksi;
m) Penyerahan surat keterangan perkawinan dan ikrar;
n) Penutup upacara perkawinan.
5) Prosedur pencatatan Akta Perkawinan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;