(Persiapan Pra-Nikah)
nikah.
Secara umum pengertian dari kata perkawinan ialah
bawah 19 tahun di Indonesia meningkat dari 14,18% (th 2017) menjadi 15,66%
(th 2018). Bahkan, pada masa pandemi, tren pernikahan dini turut meningkat.
Terdapat banyak faktor yang mendasari pernikahan dini, mulai dari motif
anak berumur di bawah tiga tahun (batita) dengan usia ibu 14-15 tahun.
Sedangkan 22,4 persen pada ibu dengan rentang usia 16-17 tahun.
Usia Ideal Untuk Hamil
Sejatinya memang tak ada usia yang menjadi acuan untuk hamil. Meski demikian,
seorang wanita mulai memasuki usia produktif pada usia 21 tahun. Jika dilihat dari segi
biologis, pada usia 21-35 tahun perempuan memiliki tingkat kesuburan yang tinggi dan
sel telur yang diproduksi sangat berlimpah. Hal tersebut membuat risiko gangguan
kehamilan, seperti pembukaan jalan lahir yang lambat hingga risiko bayi cacat pada
wanita usia 21-35 tahun menjadi sangat kecil.
Selain itu, menurut International Journal of Epidemiology, ibu yang berusia 10-19 tahun
memiliki risiko 14 persen lebih tinggi melahirkan bayi berat badan lahir rendah
dibandingkan ibu berusia 20-24 tahun.
Kesiapan Pra-Nikah dalam Islam
Kesiapan fisik
Seorang calon mempelai yang akan menikah hendaknya telah siap fisik dan
tubuhnya dengan kata lain, ia telah mencapai akil baligh dan telah siap memenuhi
tugasnya sebagai seorang istri maupun sebagai seorang suami. Sebelum
melangsungkan pernikahan sebaiknya periksa kesehatan tubuh terlebih dahulu
terutama yang menyangkut masalah reproduksi karena salah satu tujuan pernikahan
adalah nantinya pasangan akan memiliki keturunah. Oleh sebab itu, jika ada
masalah pada fisik dan organ tubuh yang berkaitan dengan hal tersebut maka
sebaiknya diatasi terlebih dahulu.
Kesiapan Pra-Nikah dalam Islam (Lanjutan)
Kesiapan Mental
Menikah tidak hanya suatu hal yang membutuhkan persiapan mental dan fisik saja
melainkan dibutuhan juga kesiapan spiritual. Seseorang yang menikah hendaknya
meminta petunjuk kepada Allah SWT dan mendekatkan diri pada-Nya agar
pernikahan yang nantinya ia jalani adalah sesuai dengan syariah yang diberikan bagi
umat islam. Inilah mengapa seseorang yang akan menikah juga dianjurkan untuk
melakukan shalat istikharah dan rajin melaksanakan ibadah lainnya seperti berpuasa
agar ia benar-benar merasa mantap untuk menikah.
Kesiapan Pra-Nikah dalam Islam (Lanjutan)
Kesiapan Ekonomi
Pasangan yang akan menikah tentunya mesti memikirkan juga kehidupan mereka
setelah menikah, oleh sebab itu sebaiknya sebelum melaksanakan pernikahan baik
pria dan wanita telah memiliki kesiapan materiil terutama bagi pihak mempelai pria
yang nantinya akan mencari nafkah bagi keluarganya.
Kesiapan Pra-Nikah dalam Islam (Lanjutan)
Kesiapan Sosial
Persiapan sosial yang dimaksud adalah segala hal yang menyangkut kedudukan
seseorang di masyarakat, dalam hal ini seseorang yang akan menikah sebaiknya
memeiliki hubungan yang baik dengan masyarakat terutama di tempat nantinya
pasangan yang akan menikah itu tinggal. Pernikahan nantinya tidak hanya menyangkut
mempelai saja melainkan juga melibatkan partisipasi masyarakat disekitarnya.
Kesiapan Pra-Nikah dalam Islam (Lanjutan)
Kesiapan Hukum dan Syariah
Selain persiapan calon mempelai, persiapan lain yang tidak kalah penting adalah persiapan
pernikahan secara hukum dan syariah`. Sebelum menikah, pasangan harus terlebih dahulu
mengurus segala dokumen kenegaraan yang diperlukan untuk menikah dan mendaftarkannya
di KUA. Pasangan yang akan menikah juga harus mempersiapkan segala syarat dan rukun
yang diperlukan pada saat pernikahan. Di antara syarat dan rukun yang harus ada dalam
pernikahan adalah adanya wali dari pihak mempelai wanita dan saksi yang akan hadir dalam
pernikahan, jika tidak terpenuhi maka status pernikahan seseorang tidaklah sah baik di mata
agama maupun di mata hukum yang berlaku.
Kesiapan Pra-Nikah dalam Islam (Lanjutan)
Kesiapan Anggaran dan Materi
Persiapan yang harus diperhatikan selanjutnya adalah persiapan anggaran atau dana
yang akan digunakan pada saat menikah. Meskipun hal ini tidaklah wajib atau tidaklah
harus seseorang menggelar pesta yang meriah untuk pernikahannya, namun tetap saja
dalam melangsungkan pernikahan, ada biaya yang harus dikeluarkan misalnya untuk
kepengerusan dokumen, acara akad nikah, dan lain sebagainya.
Kesiapan Pra-Nikah dari Sisi Kesehatan Reproduksi
Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan Kesehatan ini dilakukan idealnya adalah 3 bulan sebelum tanggal pernikahan. Manfaatnya:
Mengetahui status kesehatan calon pengantin (catin)
Kesiapan Pra-Nikah dari Sisi Kesehatan Reproduksi (Lanjutan)
Persiapan Gizi
Persiapan gizi perlu dilakukan sebelum menikah, ini berkaitan dengan persiapan kehamilan, dimana proses
kehamilan membutuhkan cadangan nutrisi dari ibu. Persiapan gizi meliputi penentuan status gizi dan
pemenuhan gizi seimbang. Catin perlu mengkonsumsi lima kelompok pangan dengan seimbang. Kelima
kelompok pangan itu adalah makanan pokok, sayuran, lauk pauk, buah-buahan dan minuman.
Kesiapan Pra-Nikah dari Sisi Kesehatan Reproduksi (Lanjutan)
Tetanus
Imunisasi tetanus diperlukan untuk melindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus. Sebelum
pemberian imunisasi tetanus akan dilakukan screening imunisasi tetanus apakah sudah mendapat 5
kali imunisasi/ belum, apabila belum, maka catin perempuan harus melengkapinya di Puskesmas.
Kesiapan Pra-Nikah dari Sisi Kesehatan Reproduksi (Lanjutan)
Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi
Usahakan organ kemaluan dalam kondisi kering, setelah BAB/BAK lap dengan menggunakan tissue/ handuk yang lembut, kering, bersih,
Bagi perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju belakang agar kuman
Bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agar mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual serta menurunkan
Kesiapan Pra-Nikah dari Sisi Kesehatan Reproduksi (Lanjutan)
Menjaga Kesehatan Jiwa
Sebelum menikah, calon pengantin harus mempersiapkan mental. Karena pada saat
pernikahan akan banyak terjadi penyesuaian terhadap karakter pasangan, penyesuaian peran,
ekonomi dan sosial. Oleh karena itu sangat penting bagi catin untuk menjaga kesehatan jiwanya
sebelum menikah.
Sek dalam Perkawinan
Seks merupakan hal yang eksklusif milik Anda dan pasangan, karena itu adalah satu-satunya hal istimewa
yang Anda lakukan dengan pasangan Anda dan tidak Anda lakukan dengan orang lain. Hubungan sekslah
yang membuat Anda dan pasangan menyandang status sebagai pasangan. Tanpa seks, Anda dan pasangan
hanya akan jadi sekadar teman sekamar.
Bercinta juga membuat Anda dan pasangan berkomunikasi lebih dalam dan intim, Anda saling berbagi rahasia
terdalam, soal bagaimana dan dimana Anda ingin disentuh, berbagi fantasi terliar, dan bahkan berbagi
kesukaan-kesukaan aneh. Tentunya itu butuh tingkat kenyamanan dan kepercayaan yang sangat tinggi.
Sesuatu yang tidak Anda bagi ke orang lain, bahkan sahabat Anda sekalipun.
Tips Harmonis di Usia Tua
Waktu Untuk Keluarga
Membangun biduk rumah tangga, bukan menyoal hubungan antara Anda dan pasangan saja. Tapi juga membangun
hubungan antara orangtua dengan anak.
Ketika anak sudah tumbuh besar, memang sedikit sulit menghabiskan waktu luang bersama mereka. Namun
usahakan berlibur bersama keluarga setiap dua pekan sekali. Atau bisa juga dengan melakukan aktivitas bersama
keluarga.
Tips Harmonis di Usia Tua (Lanjutan)
Waktu Untuk Diri Sendiri
Setelah bersenang-senang dengan keluarga, jangan lupakan pula waktu untuk memanjakan diri
sendiri. Tujuannya, tentu saja untuk menghilangkan stres.
Tips Harmonis di Usia Tua (Lanjutan)
Waktu Untuk Pasangan
Waktu bersama dengan pasangan adalah momen yang sebenarnya paling dibutuhkan oleh pasangan yang telah menikah
lama. Meski masing-masing disibukkan dengan aktivitas sehari-hari, pasangan sebaiknya tetap memiliki waktu untuk
bersama.
Jangan lupa untuk menciptakan dan membangkitkan romantisme masa lalu. misalnya dengan makan malam di tempat
favorit atau berlibur bersama.
Terima Kasih