ISLAM DI INDONESIA
LATAR BELAKANG
Dari latar belakang yang telah diuraikan bahwa penulis akan melakukan mini riset
yang berjudul “ Pernikahan Dini dalam Perspektif Filsafat Hukum Islam di
Indonesia”
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat ditentukan rumusan masalah
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Bagaimanakah pendapat tentang pernikahan dini menurut perspektif filsafat
hukum islam di Indonesia?
TELAAH PUSTAKA
Telaah pusataka merupakan studi literatur review pada suatu penelitian yaitu
dengan melihat pendapat-pendapat hasil penelitian dari masing pakar-pakar. Adapun
tujuan dari telaah pustaka adalah menyampaikan sebuah pengetahuan srta ide-ide
yang tekah dibahasa oleh peneliti sebelumnya. Dengan ini dapat diketahui tentang
seberapa jauh penelitian tersebut dilakukan, tentunya dalam sebuah penelitian harus
memberikan batasan-batasan yang jelas dari topok tertentu. Berikut ini adalah studi
telaah pusataka pada topik “Pernikahan Dini dalam Perspketif Filsafat Hukum Islam
di Indonesia”, yaitu sebagai berikut:
PERANGKAT TEORI
1. Pengertian Pernikahan
Pernikahan menurut bahasa artinya berkumpul atau bercampur.
Sedangkan arti pernikahan menurut syara’ atau istilah adalah serangkaian ijab
qabul untuk memberikan label persetubuhan antara laki-laki dan perempuan
yang dilakukan dengan cara mengucapkan kata-kata yang telah ditetapkan,
yang pastinya ketetapan tersebut adalah menurut syariat islam. Kata nikah
menurut bahasa al-jam’u dan aldhamu yang artinya kumpul. Makna nikah
(zawaj) bisa diartikan dengan aqdu al-tazwij yang artinya akad nikah. juga
bisa diartikan (wath’u alzaujah) bermakna menyetubuhi istrinya (Mathlub,
2005).
Dalam arti bahasa Indonesia arti dari pernikahan adalah membentuk
suatu ikatan dengan lawan jenis, melakukan hubungan intim serta bersetubuh.
Maka dari itu diperlukannya suatau akad yang bertujuan untuk memberikan
kehalalan dari hubungan tersebut. Tentunya tujuan dari pernikahan adalah
membentuk keturunan yang berkelanjutan serta membentuk keluarga yang
Sakinah,mawaddah dan warohmah. Pernikahan merupakan salah satu sunah
rasul, karena rasul pun melakukan pernikahan tersebut dengan tujuan adalah
melangsungkan keturunannya guna untuk mengemban dakwah islam. Akan
tetapi orang yang tidak menikah maka tidak akan berdosa karena hukum dari
nikah adalah mubah (At-tihami, 2004).
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah analisis pernikahan dini dalam filsafat hukum islam dengan
tinjauan bayani,burhani dan irfani. Berikut adalah penjelasalannya:
a. Teori Bayani
Teori bayani merupakan salah teori dalam filsafat yang dalam cara
pendekatan analisisnya adalah dengan teks. Dalam islam sumber teks tersebut
ada dua yaitu Al-Qur’an dan hadits serta perkataan-perkataan ulama’.
Biasanya dalam analisis dengan teori bayani yang digunakan adalah mecari isi
serta makna dari teks tersebut. Berikut ini adalah penjelasan pernikah dini
dengan dikaji dengan teori bayani:
Analisis pernikahan dini dengan teori bayani dengan menggunakan teks
nash yaitu Al-Quran dan hadits
Dalam alquran surat Annisa ayat 6 yang menjelaskan tentang tolak
ukur sesorang untuk bernikah, namun dalam ayaut tersebut dijelaskan
bahwa apabila seseorang telah mampu dalam materinya, fisiknya serta
mampu dalam segalanya maka orang tersebut diperbolehkan untuk
menika. Namun dijelaskan dalama kitab Anwaru al tanzil wa asraru al
ta’wil li al baidawi dijelaskan secara nyata bahwa seseorang dikatakan
mencapai batas usia menikah apabila ia mencapai usia dewasa, dalam
islam ukuran diwasa adalah dalam telah mimpi basah dan sempurna umur
nya yaitu 15 tahun untuk laki-laki serta bagi perempuan adalah telah haid
(Al-Baidawi). Seperti ayng telah dijelaskan oleh nabi Muhammda SAW
bahwa “ apabila seseorang telah genap umur 15 tahun , maka mewajibkan
orang tersebut untuk menyerahkan hartanya dan menegakka hukum
atasnya.
Al-razi berpendapat bahwa ukuran sesorang dianggap dewasa adalah ketia
dia sudah bermimp basah, dari pendapat diatas dijelaskan bahwa batasan
usia dalam pernikahan dalam islam ad umur 15 tahun dan dia mampu
untuk mencukupi segalanya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang boleh
untuk melakukan pernikahan dengan syarat sesorang tersebut telah
mencapai usia 15 tahun atau mimpi basah serta syarat selanjutnya adalaha
telah mampu mencukupi kebutuhan pasca menikah. Karena dalam al-
quran dan hadits serta pendapay ulama’ tidak terdapat larangan untuk
menikah akan tetapi dengan ketentuannya masing-masing.
b. Teori Burhani
Teori burhani merupakn salah cabang dalam filsafat yang menjelaskan
bahwa ilmu pengetahuan adalah akal. Maka dari itu dalam analisis pernikahan
dini dalam kajian burhani adalah dengan melihat pendapat serta kajian-kajian
dari pemikir serta orang-orang yang berpendapat tentang pernikahan dini
walaupun tidak dibuktikan dengan data yang empiris. Berikut adalah
penjelasan pernikahan dini dikaji dengan filsafat hukum islam dengan teori
burhani adalah sebagai berikut:
Pernikahan merupakan salah satu tradisi sakral yang akan dialami oleh semua
manusia. Namun dilihat dari kacamata lain menikah tersebut membutuhkan
kesiapan dalam beberapa hal yang diantara lain adalah ilmu, harta dan badan.
Melihat fenomena pernikahan dini yang terjadi di Indonesia maka sangat
kritis, karena angka remaja yang menikah dibawah umur sangat meningkat.
Hal tersebut justru tidak membuat keharmonisan keluarga melainkan
menjadikan meningkatnya angka perceraian di Indonesia
Indramayu merupakan slaah satu kabupaten di Indonesia dengan jumlah
penduduk yang menikah di usia muda yang tertinggi dan juga angka
perceraian pada remaja tertinggi. Hal tersebut dibuktikannya dengan data
yang di catat di MUI. Hal tersebut membuktikan bahwa pernikhan dini di
Indonesia menggiring ke arah negativ , maka sebaiknya kita menikah di usia
produktif dan di usia yang telah di putuskan oleh Undang- Undang di
Indonesia tentang pembatasa usia untuk menikah. Pembatasan usia menikah
tersebut bertujuan untuk memberikan kesiapan masing-masing sebelum
menikah.
c. Teori Irfani
Pernikahan dini dalam perspektif filsfata hukum islam dengan kajia
teori irfani tersebut menganlisis terkait tentang kejadian hukum islam
sebelumnya datangnya islam. Dalam teori irfani tersebut alat yang digunakan
adalah berupa nalar dalam berpikir.
Pernikahan dini apabila dtinjau dari teori irfani mendapatkan hasil bahwa
pernikahan dini merupakan pernikahan yang dibawha umur , dna hukumnya
dapat berubah-ubah tergantung situasi serta keadaan dari pernikahan tersebut.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
At-tihami, M. (2004). Merawat Cinta Kasih Menurut Syriat Islam. Surabaya: Ampel
Mulia.
Juhaeria, J., & Syahrani, I. (2014). Hubungan Pernikahan (16-20 Tahun) dengan
Konsep Diri Pada Remaja Wanita di Desa Langensari Wilayah Kerja
Puskesmas Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang. Jurnal
Kesehatan Pringan.