Tn. Fendi, 17 tahun, mengalami kecelakaan lalu lintas saat berjalan kaki, ia diserempet motor dengan
kecepatan tinggi dan terpental dengan kepala dan lengan kiri membentur motor. Terdapat luka di kepala dan
nyeri lengan bawah kiri. Tn. Fendi dibawa ke UGD RSMP dalam keadaan tidak sadar. Setelah berada di UGD
Tn. Fendi sadar dan ketika akan diperiksa oleh dokter UGD, Tn. Fendi tiba-tiba tidak sadar.
Secondary Survey:
- Kepala :
Terdapat jejas di region temporal
Mata: dalam batas normal
Telinga dan hidung: dalam batas normal
Mulut: terpasang sungkup oksigen NRM
- Leher : dalam batas normal, vena jugularis datar (tidak distensi)
- Thoraks :
Inspeksi: tidak ada jejas, frekuensi 24x/menit, gerak napas simetris
Palpasi: nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada, stem fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi: sonor kanan dan kiri
Auskultasi: suara paru vesikuler, suara jantung jelas, reguler
- Abdomen :
Inspeksi: datar
Palpasi: lemas
Perkusi: timpani
Auskultasi: bising usus normal terdengar diseluruh bagian abdomen
- Genitalia OUE : darah (-), skrotum tidak tampak hematom dan edema
- Ekstremitas superior : terdapat hematom dan luka terbuka pada lengan bawah kiri bagian anterior
dengan ukuran 20x2 cm dengan dasar tulang yang fraktur. Kulit sewarna dengan sekitar, arteri radialis dan
ulnaris teraba
- Ekstremitas inferior : dalam batas normal
Zidane, anak laki-laki, berusia 7 tahun dengan berat badan 22 kg dibawa ibunya ke Puskesmas
Perawatan karena kaki tangannya dingin. Tampak lesu dan mata cekung. Zidane sudah tidak BAK sejak 12 jam
yang lalu. Sejak 4 hari yang lalu, Zidane BAB cair frekuensi 5-6x/lhari, BAB sebanyak ¼ - ½ gelas perkali
BAB, konsistensi cair, darah tidak ada, lendir tidak ada, muntah ada frekuensi 3-4 x/hari, isi apa yang dimakan.
Pemeriksaan Fisik:
Primary Survey:
- Airway : Tidak ada sumbatan, tidak ada suara napas tambahan
- Breathing : Pernapasan 30x/menit, gerak napas simetris
- Circulation : Tekanan darah tidak terukur, nadi filiformis, frekuensi nadi 140 x/menit, ekstremitas
terlihat pucat dan teraba dingin, capillary refilled time >3 detik. Dokter Puskesmas melakukan tindakan
pertolongan pertama, yaitu memposisikan anak dalam posisi hirup kemudian saat akan memberikan cairan
resusitasi akses vena sulit didapat. Sehingga dokter melakukan resusitasi cairan melalui metode lain.
Setelah nadi teraba, dokter melakukan pemasangan IVFD.
- Disability : Membuka mata dengan panggilan, gerakan ekstremitas dengan rangsangan nyeri,
orientasi berbicara baik, pupil isokor, reflex cahaya (+)
- Exposure : Kutis marmorata dan akral dingin
I. Identifikasi masalah
1. Zidane, anak laki-laki, berusia 7 tahun dengan berat badan 22 kg dibawa ibunya ke Puskesmas
Perawatan karena kaki tangannya dingin. Tampak lesu dan mata cekung. Zidane sudah tidak BAK
sejak 12 jam yang lalu.
2. Sejak 4 hari yang lalu, Zidane BAB cair frekuensi 5-6x/lhari, BAB sebanyak ¼ - ½ gelas perkali BAB,
konsistensi cair, darah tidak ada, lendir tidak ada, muntah ada frekuensi 3-4 x/hari, isi apa yang
dimakan.
3. Primary survey
4. Selanjutnya dokter melakukan secondary survey
II. Prioritas masalah identifikasi masalah no. 1 gadar
III.Analisis masalah
1. Zidane, … lalu
a. Apa makna zidane mengeluh kaki tangan dingin, tampak lesu dan mata cekung serta sudah tidak
BAK sejak 12 jam yang lalu?
Jawab: Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi atau kekurangan cairan yang ditandai dengan tampak
lesu, mata cekung dan tidak BAK. Tidak BAK selama 12 jam menunjukkan pasien mengalami
anuria akibat terjadinya retensi air dan Na oleh ginjal untuk mempertahankan volume cairan. Kaki
tangan dingin menunjukkan terjadinya gangguan sirkulasi.
Nn. Simi, 24 tahun dibawa keluarganya ke Instansi Gawat Darurat RSMP dengan keluhan muntah hebat
sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Nn. Simi muntah 5 kali sebanyak ½ gelas tiap muntah, dari muntahan
dan mulut tercium bau racun serangga. Nn. Simi merasakan nyeri ulu hati namun sesak napas dan kejang tidak
ada. Keluarga Nn. Simi mengatakan bahwa 2.5 jam sebelum masuk rumah sakit Nn. Simi meminum racun
serangga sebanyak 1 botol ukuran 600 cc dalam percobaan bunuh diri karena ditinggal menikah oleh pacarnya.
Pemeriksaan Fisik:
Primary Survey:
- Airway : Tidak ada sumbatan jalan napas, napas bau racun serangga
- Breathing : RR 20x/menit, tidak ada ronki dan tidak ada wheezing
- Circulation : TD 110/80 mmHg, nadi 110 x/menit, capillary refilled time <3 detik
- Disability : Pasien sadar, pupil miosis (+/+)
- Exposure : Turgor kulit normal
Secondary Survey:
- Kepala :
a. Mata : conjungtiva tidak anemis
b. Hidung : napas cuping hidung (-)
c. Telinga : dalam batas normal
d. Mulut : napas bau racun serangga
- Leher : dalam batas normal
- Thoraks : dalam batas normal
- Abdomen : cembung, nyeri tekan epigastrium (+), bising usus meningkat
- Ekstremitas atas dan bawah: dalam batas normal
Pemeriksaan laboratorium : Hb 13,4 g/dL, ureum 38 mg/dl, creatinine 0,9 mg/dl, natrium 135 mmol/l,
kalium 2,9 mmol/l
I. Identifikasi masalah
1. Nn. Simi, 24 tahun dibawa keluarganya ke Instansi Gawat Darurat RSMP dengan keluhan muntah
hebat sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Nn. Simi muntah 5 kali sebanyak ½ gelas tiap muntah,
dari muntahan dan mulut tercium bau racun serangga. Nn. Simi merasakan nyeri ulu hati namun sesak
napas dan kejang tidak ada.
2. Keluarga Nn. Simi mengatakan bahwa 2.5 jam sebelum masuk rumah sakit Nn. Simi meminum racun
serangga sebanyak 1 botol ukuran 600 cc dalam percobaan bunuh diri karena ditinggal menikah oleh
pacarnya.
3. Primary survey
4. Secondary survey
Shafa Almira (702018097)
5. Pemeriksaan laboratorim
II. Prioritas masalah identifikasi masalah no. 1 gadar
III. Analisis masalah
1. Nn. Simi … tidak ada
a. Apa makna pasien mengeluh muntah hebat sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Muntah 5 kali
sebanyak ½ gelas tiap muntah, dari muntahan dan mulut tercium bau racun serangga?
Jawab: Menunjukkan gejala intoksikasi insektisida berupa peningkatan aktivitas muskarinik
parasimpatis di gastrointestinal yang ditandai dengan muntah hebat. 1 gelas belimbing sekitar 200
ml x 5 kali berarti pasien kehilangan cairan sebanyak 500 ml. Dari muntahan dan mulut tercium
baru racun serangga menunjukkan rute masuk racunnya secara oral. Tempat masuknya toksin dapat
melalui berbagai cara yaitu inhalasi, oral, absorpsi kulit dan mukosa atau parenteral. Hal ini penting
untuk diketahui karena mempengaruhi kecepatan dan durasi reaksi keracunan. Racun yang melalui
oral biasanya dapat dideteksi melalui bau mulut atau muntah, kecuali racun yang pada dasarnya
tidak berbau dan tidak berwarna.
b. Apa makna merasakan nyeri ulu hati namun sesak napas dan kejang tidak ada?
Jawab: Menunjukkan peningkatan aktivitas muskarinik parasimpatis di gastrointestinal tetapi tidak
pada sistem respiratori. Kejang tidak ada menunjukkan tidak ada gejala nikotinik dan ssp
c. Bagaimana patofisiologi keluhan pada kasus?
2. Keluarga … pacarnya
a. Apa makna 2.5 jam sebelum masuk rumah sakit Nn. Simi meminum racun serangga sebanyak 1
botol ukuran 600 cc?
Jawab: 2,5 jam yang lalu menunjukkan waktu dimana racun mungkin telah menyebar ke dalam
tubuh yang menyebabkan gejala-gejala pada pasien. Gejala keracunan karbamat muncul setelah 30-
60 menit dan mencapai maksimum dalam 2-8 jam. Konsentrasi puncak zat ini dapat dideteksi
setelah 30-40 menit setelah konsumsi. Pasien meminum sebanyak 600 ml yang merupakan dosis
maksimal tubuh pasien. Banyaknya jumlah dan durasi paparan serta bantuan yang tidak memadai
merupakan faktor yang memperburuk kondisi pasien
b. Apa makna percobaan bunuh diri karena ditinggal menikah oleh pacarnya?
Jawab: Menunjukkan bagaimana keracunan terjadi yaitu dengan attempt poisoning. Ditinggal
menikah oleh pacarnya merupakan faktor pencetus pasien ingin mengakhiri hidupnya
3. Ps
a. Bagaimana interpretasi ps?
Jawab: airway: napas bau racun serangga, circulation: nadi 110 x/menit, disability: pupil miosis (+/
+)
b. Bagaimana mekanisme abnormalnya?
4. Ss
a. Bagaimana interpretasi ss?
Jawab: mulut: napas bau racun serangga, abdomen: cembung, nyeri tekan epigastrium (+), bising
usus meningkat
b. Bagaimana mekanisme abnormalnya?
5. Pl
a. Bagaimana interpretasi pl?
Jawab: kalium menurun
b. Bagaimana mekanisme abnormalnya?
6. Hwd? (liat sken bae)
7. Dd?
Waktu Manifestasi Mekanisme Manifestasi
Akut (Menit ke 24 jam) Aksi reseptor nikotinik Kelemahan, fasciculations, kram,
Shafa Almira (702018097)
paralisis
Salivasi, lakrimasi, urinasi, defekasi,
Aksi reseptor muskarinik kram perut, emesis, bradikardi,
hipotensi, miosis, bronkospasme
Anxiety, restlessness, konvulsi, depresi
Reseptor SSP
system pernapasan
Aksi reseptor nikotinik Intermediate syndrome
Delayed (24 jam ke 2 Gejala kolinergik-bradikardia, miosis,
Aksi reseptor muskarinik
Minggu) salivasi
Reseptor SSP Koma, manifestasi ekstrapiramidal
Late (lebih dari 2 Peripheral-neuropathy target
Peripheral neuropathic process
minggu) esterase
- Intoksikasi akut
- Intoksikasi tertunda
- Intoksikasi terlambat
8. Pp? analisis toksikologi, pemeriksaan radiologi, laboratorium klinis (analisis gas darah, pemeriksaan
fungsi hati, ginjal dan sedimen urin, pemeriksaan kadar gula darah, darah perifer lengkap), EKG
9. Wd? Intoksikasi insektisida akut
10. Talak?
a. A: Jalan napas → pembebasan jalan napas
b. B: Pernapasan → peningkatan fungsi pernapasan (ventilasi dan oksigenasi)
c. C: Sirkulasi → tanda vital dan perbaikan sistem sirkulasi darah → monitor tanda vital
d. D: Dekontaminasi → keluarkan isi lambung dengan muntah atau aspirasi yang diinduksi dan bilas
lambung dapat mengurangi jumlah paparan zat beracun
1) Induksi muntah → stimulasi mekanis orofaring
2) Pengenceran → air dingin atau susu 250 ml
3) Aspirasi dan bilas lambung → Posisi trendelenburg dekubitus lateral kiri, pasang NGT, bilas
aspirasi, 200-300 ml sampai bersih tambahkan 50 gram karbon aktif
4) Arang aktif → dosis tunggal 30-50 g + 240 ml air
5) Irigasi dan operasi usus
e. Eliminasi → mempercepat pembuangan toksin yang beredar dalam darah atau saluran cerna setelah
lebih dari 4 jam → pemberian arang aktif diberikan secara berulang dengan dosis 30-50 gram (0,5-1
gram/kgBB) setiap 4 jam secara oral/enteral
f. Antidotum → atropin sulfat 1-2 mg IV diulang setelah 10-15 menit, maks 50 mg/hari
g. Gangguan elektrolit → Kebutuhan cairan harian dasar 30-35 ml/kgBB/hari, natrium 1-1,5
mmol/kgBB/hari, kalium 1 mmol/kgBB/hari. Jika terdapat gangguan elektrolit dan asam basa,
maka harus dikoreksi sesuai dengan derajat keparahannya
h. Hiperemesis → Jika muntah tidak terkontrol, dapat diberikan metoclopramide 10 mg IV atau
procloperazine 10 mg per oral atau ondansetron 8 mg intravena secara perlahan
1. Komplikasi? Kejang, koma, kematian, gagal jantung akut, cardiac arrest, gagal ginjal
11. Prognosis? Dubia ad bonam
12. Skdu? 3B
13. Nni? As-Syuara:80 dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkanku
IV. Kesimpulan
Nn. Simi, 24 tahun mengalami muntah hebat sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit disertai nyeri ulu hati
karena intoksikasi insektisida akut
V. Kerangka konsep
Ucok, 34 tahun, mudik ke kampung halaman dengan menggunakan travel dan duduk di bagian tengah.
Mobil travel yang ditumpanginya mengalami kecelakaan tunggal yang menewaskan sopirnya. Pada saat
kecelakaan, kepala Ucok membentur blower AC dan kakinya terjepit bagian besi dari kursi penumpang. Saat
mengevakuasi Ucok dari dalam mobil, ucok dalam keadaan tidak sadar dan petugas polisi harus memotong
plat-plat besi yang menjepit kaki kanan Ucok. Ucok sempat sadar pada saat dibawa mobil Ambulance dan
mengeluh nyeri pada kaki kanan. Namun, Ucok kelihatan tertidur saat sampai di UGD Puskesmas rawat inap
Indralaya.
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: tidak sadar, namun bangun bila dipanggil
Primary survey
- Airway: bangun bila dipanggil, mengeluarkan suara jelas namun menjerit kesakitan dan suara tambahan
tidak ada. Dokter memasangkan oksigen dengan NRM (Nonrebreathing Oxygen Face Mask), 10 liter/menit.
- Breathing: dalam batas normal
- Circulation: denyut nadi 102x/menit. Tekanan darah 130/70 mmHg. Terdapat fraktur terbuka di daerah 1/3
distal cruris dextra tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif. Dokter melakukan penatalaksanaan terhadap
sirkulasi dengan memasang IVFD dua jalur.
- Disability: Ucok terlihat tertidur, membuka mata bila dipanggil dengan lantang, menjerit kesakitan dan tidak
bisa menceritakan kronologis kejadiannya dengan benar. Ucok mampu menggerakan kedua tangan dan kaki
kiri sesuai perintah. Reflek cahaya: pupil kanan sedikit lebih lambat dari pupil kiri. Dokter melihat ada
masalah pada disability dan merencanakan pemeriksaan tambahan untuk Ucok.
- Exposure: Ada hematom berdiameter 4 cm dan krepitasi di daerah parietal dextra. Tampak multiple fraktur
terbuka 1/3 distal cruris dextra (Crush injury)
Secondary survey
- Kepala: Ada hematom berdiameter 4 cm dan krepitasi di daerah parietal dextra.
- Leher: trakea di tengah, JVP tidak distensi
- Thoraks: dalam batas normal
- Abdomen: dalam batas normal
- Ekstremitas: lengan dan tungkai kiri dalam batas normal, tungkai kanan: fraktur terbuka multipel pada 1/3
distal cruris dextra, tampak pecahan tulang kecil-kecil dan otot yang terkoyak pada beberapa bagian, terlihat
bengkak dan pucat, pasien mengeluh nyeri seperti tertindih benda berat, terasa kesemutan, nadi dorsalis
pedis tidak teraba.
Dokter merencanakan untuk merujuk ucok ke rumah sakit BARI Palembang. Dokter melakukan serangkaian
prosedur agar proses evakuasi berlangsung sesuai dengan standar.
I. Identifikasi masalah
1. Ucok, 34 tahun, mudik ke kampung halaman dengan menggunakan travel dan duduk di bagian tengah.
Mobil travel yang ditumpanginya mengalami kecelakaan tunggal yang menewaskan sopirnya. Pada saat
Cik Din, 40 tahun, seorang buruh bangunan, sedang menyelesaikan pekerjaan di lantai 1 tiba-tiba terjadi
kebakaran di lantai tersebut, dan api menyambar muka dan lengan Cik Din. Cik Din kemudian menyelamatkan
diri dengan cara melompat dari lantai 1 ke lantai dasar. Cik Din terjatuh dengan dada kiri dan panggul kiri
membentur besi tangga. Lengan kanan dan kiri mengalami luka bakar dan terasa nyeri. Cik Din juga mengeluh
nyeri saat bernapas terutama di dada kiri dan dia juga merasa sesak. Panggul kiri terasa sakit karena terbentur
dan terdapat luka terbuka dengan perdarahan di daerah tungkai kiri bawah. Lima belas menit kemudian ia
dibawa ke UGD RSMP dalam keadaan sadar dan mengeluh suaranya menjadi parau, sesak dan saat batuk
keluar dahak berwarna kehitaman. Menurut istrinya, berat badan Cik Din 60 Kg.
Pemeriksaan Fisik:
Primary Survey:
- Airway: bisa berbicara parau, terdapat sputum berwarna kehitaman (carbonaceous sputum)
- Breathing: RR 28x/menit, suara napas kanan dan kiri vesikuler, bunyi jantung tidak menjauh
- Circulation: Tekanan darah 100/60 mmHg, Nadi 114x/menit, ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin,
sumber perdarahan tidak tampak.
- Setelah perawat melakukan penatalaksanaan berupa tindakan terhadap airway dan sirkulasi didapatkan: TD
110/70 mmHg, nadi 100x/menit.
- Disability: membuka mata secara spontan, bisa menggerakkan ekstremitas sesuai perintah. Pupil isokor,
refleks cahaya (+).
- Exposure:
Hematom di daerah panggul dan paha kiri atas serta vulnus laceratum di daerah tungkai kiri bawah.
Tampak luka bakar pada lengan kanan dan kiri, bullae (+) terasa sakit
Alis dan bulu hidung terbakar
Suhu: 36,7o C
Secondary Survey:
- Kepala:
Tidak terdapat jejas
Mata: Alis terbakar
Telinga dan hidung: bulu hidung terbakar
Mulut: terpasang ETT
- Leher: dalam batas normal, vena jugularis datar (tidak distensi)
- Thoraks:
I. Identifikasi masalah
1. Cik Din, 40 tahun, seorang buruh bangunan, sedang menyelesaikan pekerjaan di lantai 1 tiba-tiba
terjadi kebakaran di lantai tersebut, dan api menyambar muka dan lengan Cik Din. Cik Din kemudian
Andin, anak perempuan 24 bulan, BB 12 Kg, PB 84 cm, dibawa ke IGD RSMP karena tampak biru dan
sulit bernafas. Tujuh hari sebelumnya, Andin menderita panas tidak terlalu tinggi disertai batuk pilek. Batuk
berdahak berwarna kuning kehijauan.
Sejak satu hari yang lalu Andin tampak ingin tidur saja serta mulai tampak biru terutama sekitar mulut
dan kuku. Kulit tampak bercak-bercak pucat kebiruan seukuran koin. Napas terlihat cepat dengan peningkatan
usaha napas.
Pemeriksaan Fisik
Survey Primer
Airway : Tidak terlihat lendir maupun benda asing, tonsil T1/T1 dan faring dalam batas normal.
Breathing : Laju napas 45 kali/menit. Napas cuping hidung ada, sianosis (+) di regio sirkum oral, gerakan
dinding dada simetris kanan dan kiri, tampak retraksi supra sternal dan sela iga. Suara napas vesikuler
meningkat. Terdengar ronchi basah halus nyaring dikedua lapangan paru. Tidak terdengar wheezing. Saturasi
SpO2 92%.
Circulation : Laju nadi 140 kali/menit. Nadi brachialis kuat, nadi radialis kuat. Bunyi jantung dalam batas
normal, bising jantung tidak terdengar. Kulit berwarna merah muda, hangat, capillary refill time <3 detik.
Mottled (+).
Disability : Tidak ditemukan kelainan pada survey disability.
I. Identifikasi masalah
1. Andin, anak perempuan 24 bulan, BB 12 Kg, PB 84 cm, dibawa ke IGD RSMP karena tampak biru dan
sulit bernafas.
2. Tujuh hari sebelumnya, Andin menderita panas tidak terlalu tinggi disertai batuk pilek. Batuk berdahak
berwarna kuning kehijauan.
3. Sejak satu hari yang lalu Andin tampak ingin tidur saja serta mulai tampak biru terutama sekitar mulut
dan kuku. Kulit tampak bercak-bercak pucat kebiruan seukuran koin. Napas terlihat cepat dengan
peningkatan usaha napas.
4. Primary survey
5. Dokter memberikan anak oksigen dengan sungkup rebreathing.
II. Prioritas masalah identifikasi masalah no. 1 gadar
III. Analisis masalah
1. Andin… sulit bernapas
Rina, seorang mahasiswa berusia 24 tahun, dibawa orang tuanya ke UGD RSMP dalam keadaan tidak
sadar karena ia berusaha bunuh diri dengan cara meminum Baygon 2 jam yang lalu. Dia mengalami sesak
napas. Ada jejak muntah dan mulutnya bau racun serangga. Menurut orang tuanya, setelah meminum Baygon,
dia mengerang kesakitan dibagian perutnya diikuti dengan muntah, BAK di celana dan kejang sebanyak 3 kali.
Diperkirakan bahwa Rina meminum setengah botol besar Baygon.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : GCS: E2 M5 V2, tampak sangat sakit
Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg, HR : 58 x/m, regular, RR : 28x/m, T : 37,40C
Pemeriksaan Spesifik
Kepala
Mata : pin point pupil (+/+), refleks cahaya (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sunken eyelids (-/-),
tremor eyeball (+/+)
Mulut : tremor tongue (+), banyak saliva keluar dari sudut mulutnya
Thorax : gerak dinding dada simetris, vesikuler normal, ronki basah halus (+/+), wheezing (-),
bunyi jantung normal, murmur (-)
Abdomen :
Inspeksi : datar
Palpasi : nyeri tekan tidak dapat dinilai
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus meningkat
Ekstremitas : sianosis di ujung jari.
Pemeriksaan Laboratorium
Tes Darah : Hb 13,4 g/dl; leukosit: 9900 /mm3, rombosit: 225.000 mm3, LED: 13 mm/jam
Kimia Darah : Ureum 25 mg/dl, kreatinin 0,8 mg/dl, natrium 130 mmol/l, kalium 3,1 mmol/l
I. Identifikasi masalah
1. Rina, seorang mahasiswa berusia 24 tahun, dibawa orang tuanya ke UGD RSMP dalam keadaan tidak
sadar karena ia berusaha bunuh diri dengan cara meminum Baygon 2 jam yang lalu.
2. Dia mengalami sesak napas. Ada jejak muntah dan mulutnya bau racun serangga. Menurut orang
tuanya, setelah meminum Baygon, dia mengerang kesakitan dibagian perutnya diikuti dengan muntah,
Pak Budi, usia 28 tahun, datang ke UGD RSMP dengan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu. Saat
dilakukan pemeriksaan, dokter menyarankan untuk rawat inap. Dokter melakukan pemasangan IV line,
kemudian diberikan antibiotik profilaksis berupa amphicilin. Selama masa observasi di UGD 1 jam kemudian,
pasien mengeluh timbul bengkak di area suntikan dan bibir disertai ruam kemerahan di kulit seluruh tubuh, dan
pasien merasa sesak. Pasien tidak diketahui memiliki Riwayat alergi obat dan makanan sebelumnya. Kemudian
dokter melakukan pemeriksaan ulang didapatkan hasil sebagai berikut.
I. Identifikasi masalah
1. Pak Budi, usia 28 tahun, datang ke UGD RSMP dengan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu. Saat
dilakukan pemeriksaan, dokter menyarankan untuk rawat inap. Dokter melakukan pemasangan IV line,
kemudian diberikan antibiotik profilaksis berupa amphicilin.
2. Selama masa observasi di UGD 1 jam kemudian, pasien mengeluh timbul bengkak di area suntikan dan
bibir disertai ruam kemerahan di kulit seluruh tubuh, dan pasien merasa sesak.
3. Pasien tidak diketahui memiliki Riwayat alergi obat dan makanan sebelumnya.
4. Kemudian dokter melakukan pemeriksaan ulang didapatkan hasil sebagai berikut.
II. Prioritas masalah identifikasi masalah no. 2 gadar
III. Analisis masalah
1. Pak Budi … amphicilin
a. Apa makna pak budi mengeluh diare sejak 2 hari yang lalu?
Jawab: Menunjukkan bahwa Pak Budi mengalami diare akut (GEA; Gastroenteritis Akut).
b. Bagaimana patofisiologi diare?
c. Apakah tatalaksana yang diberikan dokter sudah benar?
Jawab: Tindakan dokter kurang tepat. Penatalaksanaan utama diare adalah terapi cairan. Pemberian
cairan rehidrasi oral pada kasus diare akut yang disebabkan oleh etiologi apapun dan pada usia
Shafa Almira (702018097)
berapapun diketahui dapat mengatasi lebih dari 90% kasus, kecuali pada kasus diare akut dengan
dehidrasi berat. Pedoman penatalaksanaan WHO untuk diare akut dibedakan berdasarkan diare akut
tanpa darah, diare yang diduga karena kolera, dan diare akut berdarah. Antibiotik hanya di
indikasikan untuk diare dengan dugaan kolera dan diare akut berdarah. Pemberian antibiotik
idealnya diberikan setelah dilakukan pengambilan spesimen untuk kultur, namun pada kasus diare
akut hanya 3% pasien dengan diare yang melakukan pemeriksaan kultur.
d. Bagaimana prosedur sebelum diberikan antibiotic profilaksis?
Jawab: Sebelum menyuntikkan antibiotic profilaksis, dilakukan skin test terlebih dahulu untuk
mengetahui apakah terdapat hipersensitivitas terhadap antibiotic tersebut. Skin test yang dilakukan
berupa pengujian intradermal. Hal ini dilakukan dengan menyuntikkan 0,02-0,05 mL alergen
intradermal, mengangkat lepuh kecil berukuran diameter 3 mm. Pembacaan harus dilakukan baik
setelah 15 sampai 20 menit dan setelah 24 dan 72 jam untuk evaluasi reaksi non-langsung
2. Masa observasi … sesak
a. Apa makna keluhan setelah diobservasi 1 jam?
Jawab: Menunjukkan pasien mengalami syok anafilaktik. Ciri khas yang pertama dari anafilaksis
adalah gejala yang timbul beberapa detik sampai beberapa menit setelah pasien terpajan oleh
allergen. Ciri khas kedua dari syok anafilaktik yaitu anafilaktik merupakan reaksi sistemik sehingga
melibatkan banyak organ yang gejalanya timbul serentak atau hampir serentak.
b. Bagaimana patofisiologi keluhan pada kasus?
c. Apakah terdapat hubungan pemberian antibiotic profilaksis dengan keluhan?
Jawab: Amphicilin termasuk kedalam antibiotik golongan penicillin. Penicillin merupakan
antibiotik pencetus anafilaksis yang diinduksi melalui IgE. Anafilaksis adalah hasil dari degranulasi
sel mast yang dimediasi imunoglobulin E, yang melepaskan mediator imun inflamasi. Mediator ini
menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskular, vasodilatasi perifer, peningkatan produksi
mukus, dan kontraksi otot polos bronkus. Melalui patomekanisme ini yang mempengaruhi sistem
dan menimbulkan gejala dan tanda syok anafilaksis baik itu umum, pernapasan, kardiovaskular,
gastrointestinal, kulit, mata maupun susunan saraf pusat. Maka dari itu pada kasus setelah
pemberian amphicilin pasien menimbulkan tanda dan gejala dari syok anafilaksis seperti bengkak di
area suntikan dan bibir disertai ruam kemerahan di kulit seluruh tubuh, dan pasien merasa sesak
3. Pasien .. sebelumnya
a. Apa makna pasien tidak mengetahui riwayat alergi?
Jawab: Maknanya pasien harus melakukan pemeriksaan karena kemungkinan pasien memiliki
alergi. Alergi adalah respons imun tubuh terhadap zat asing yang umum di lingkungan, dan memicu
reaksi dari respons imun tubuh yang disebut hipersensitivitas. Alergi tersebut dapat menimbulkan
reaksi anafilaksis. Anafilaksis adalah bentuk paling parah dari reaksi hipersensitivitas yang
memiliki onset cepat dari menit ke jam. Anafilaksis merupakan bentuk terberat dari reaksi alergi
obat. Gejala anafilaksis timbul segera setelah pasien terpajan allergen atau faktor pencetus. Gejala
yang timbul melalui reaksi allergen dan antibody disebut reaksi anafilaktik sedangkan yang tidak
melalui reaksi imunologik disebut reaksi anafilaktoid. Pada kasus, pasien kemungkinan memiliki
alergi (sudah melewati fase sensitasi) sehingga saat ini pasien dapat mengalami syok anafilaktik
akibat hipersensitivitas yang terjadi
4. Ps
a. Bagaimana interpretasi ps?
Jawab: Breathing: Takipneu, wheezing (+), Circulation: Hipotensi, takikardi, Exposure:
Kemerahan seluruh tubuh
b. Bagaimana mekanisme abnormalnya?
5. Hwd? (liat sken bae)
6. Dd? Syok anafilaktik, syok hipovolemik, syok kardiogenik
Shafa Almira (702018097)
7. Pp? Tes laboratorium (kadar triptase dan histamine), tes kulit in vivo (skin prick test, tes intradermal,
uji temple, tes gores kulit) dan tes in vitro (IgE spesifik serum RAST, ELISA)
8. Wd? Syok anafilaktik ec antibiotik profilaksis amphicilin
9. Talak?
a. Airway perhatikan patensi jalan napas
b. Breathing : lakukan pemberian oksigen 100% sebanyak 5-10 L/menit
c. Circulation: Perhatikan tanda vital dan lakukan resusitasi 1-2 L atau 10-20 mL/kg bolus
kristaloid isotonic atau 5-7 L saline normal
d. Epinefrin 0,5-1 mL SC/IM dapat diulang 5-10 menit kemudian atau 0,3-0,5 mL IM dapat diberikan
dosis berulang dapat diberikan setiap 5-10 menit sesuai kebutuhan sampai gejala membaik
e. Antihistamin—difenhidramin 10-20 mg IV atau 25-50 mg IV/IM
f. Kortikosteroid—hidrokortison 100-250 mg IV lambat (dalam 30 detik) atau 250-500 mg IV,
metilprednisolon 80-125 mg IV
g. Aminofilin 250-500 mg IV lambat, bila spasme bronkioli nyata
h. Rujuk ke spesialis imunologi klinis
i. Preventif: Hentikan kontak dengan allergen
10. Komplikasi? Obstruksi jalan napas, kolaps kardiovaskular, disfungsi organ, kematian, syok sirkulasi,
syok kardiogenik akibat henti jantung
11. Prognosis? Dubia ad bonam
12. Skdu? 3B
15. Nni? As-Syuara:80 dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkanku
IV. Kesimpulan
Pak Budi, usia 28 tahun, mengeluh timbul bengkak di area suntikan dan bibir disertai ruam kemerahan
dikulit seluruh tubuh dan sesak karena mengalami syok anafilaktik ec antibiotik profilaksis amphicilin
V. Kerangka konsep
I. Identifikasi masalah
- Pak Darmawan, 40 tahun, datang ke IGD RSMP dengan keluhan utama sulit buang air kecil sejak 1
jam yang lalu.
- 6 jam sebelum datang ke rumah sakit, pasien juga mengalami nyeri kolik pada pinggang kiri dan
kanannya. Nyeri dirasakan menjalar ke perut diikuti mual tanpa muntah dan kencing berbau jengkol.
Pasien ingin buang air kecil, tetapi urin yang keluar tidak banyak, nyeri, disertai darah dan beberapa
benda putih.
- 12 jam yang lalu pasien mengaku mengkonsumsi 5 buah jengkol mentah
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan lab
II. Prioritas masalah identifikasi 1 gadar
III. Analisis masalah
- Pak … lalu
a. Apa makna susah bak sejak 1 jam yang lalu?
Jawab: pasien mengalami anuria sejak 1 jam yang lalu. Anuria dapat terjadi karena dehidrasi,
obstruksi di traktus urinarius, infeksi di traktus urinarius, gagal ginjal dll
Shafa Almira (702018097)
b. Bagaimana patofnya?
- 6 jam … mentah
a. Apa makna 6 jam sebelum datang ke rumah sakit, pasien juga mengalami nyeri kolik pada
pinggang kiri dan kanannya. Nyeri dirasakan menjalar ke perut diikuti mual tanpa muntah dan
kencing berbau jengkol. Pasien ingin buang air kecil, tetapi urin yang keluar tidak banyak, nyeri,
disertai darah dan beberapa benda putih?
Jawab: manfes jengkolism berat. Keracunan jengkol ringan (nyeri spasmodic pada pinggang dan
suprapubic yang hilang sendiri dalam 1-2 hari) sedangkan keracunan jengkol berat (nyeri kolik
hebat pada abdomen disertai muntah, diare, dysuria dan oliguria). Kencing berbau jengkol
merupakan khas untuk penegakan diagnosis jengkolism dari pemeriksaan fisik. Benda putih pada
urin menunjukkan Kristal pada urin
b. Bagaimana patofnya?
- 12 jam … mentah
a. Apa hubungan makan jengkol dengan keluhan yang dialami pasien?
Jawab: pasien mengalami intoksikasi asam jengkolat terkandung di dalam jengkol yang
menyebabkan pasien mengalami keluhan yang dirasakannya. Keracunan jengkol biasa terjadi
setelah 2-12 jam mengonsumsi jengkol dengan gejala dan tanda yang bervariasi ringan-berat dari
mikrohematuria asimptomatik, kolik ringan pada abdomen, mual, muntah, diare, konstipasi,
dysuria hingga hematuria massif, nyeri pinggang/suprapubic yang hebat dan oliguria serta gagal
ginjal akut
- Pf
a. Interpretasi?
Penampilan: terlihat agak sakit
Tanda Vital :HR : 118 x/m
Kepala : mulut dan nafas bau jengkol.
Abdomen : nyeri tekan suprapubik (+), nyeri CVA bila dipukul (+)
Urogenital: dipasang kateter urin: dihasilkan urin berwarna merah sebanyak 750 cc.
b. Mekanisme?
- Pl
a. Interpretasi?
Tes darah: Hb 12 g/dl (n: 14-18); Ureum 78 mg/dl (n: 10-50); Kreatinin 3,0 mg/dl (n: 0.6-1.3);
Natrium 140 mmol/l (n: 135-145); Kalium 3,7 mmol/l (n: 3.5-5)
Urinalisis: pH urin 5,8 (n: 4.8-7.4); eritrosit urin90/LPB (n: 5-9)
b. Mekanisme?
- Hwd?
- Dd? Jengkolism, ureterolithiasis, vesicolithiasis
- Pp? pemeriksaan laboratorium Kristal asam jengkolat yang berbentuk seperti jarum, check fungsi
ginjal, [pemeriksaan radiologi, urinalisis]
- Wd? Intoksikasi asam jengkolat atau jengkolism + susp. acute kidney injury
- Talak?
A: cek patensi dan pertahankan jalan napas yang adekuat
B: pemberian oksigenasi (jika perlu)
C: RL/NaCl 0.9% 15 cc/kgBB/menit min. 500 cc/jam
a) Hidrasi yg agresif dan alkalinisasi urin sodium bikarbonat 2 gram 4x sehari meningkatkan
solubilitas asam jengkolat
b) Peningkatan aliran urin dengan hidrasi dan diuretic perlu untuk membuang endapan asam
jengkolat minta pasien banyak minum
c) Dialysis diperlukan pada kasus yg berat
Shafa Almira (702018097)
d) Analgesic paracetamol 500 mg 3x1
e) Kasus anuria yang tidak berespon terhadap pengobatan konservatif intervensi bedah
pemasangan stent ureter
f) Pencegahan: hindari jengkol yang masih muda dan mengolahnya terlebih dahulu
- Komplikasi? Gagal ginjal akut, asidosis metabolic, hidronefrosis
- Prognosis? Dubia ad bonam
- Skdu? 4
- Nni? As-Syuara:80 dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkanku
IV. Kesimpulan
Pak Darmawan, 40 tahun, mengeluh sulit buang air kecil, nyeri kolik di pinggang dan menjalar ke perut
disertai mual, oliguria, dysuria, hematuria dan BAK berbau jengkol karena mengalami intoksikasi asam
jengkolat atau jengkolism + susp. acute kidney injury
V. Kerangka konsep