PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi pemeriksaan :
Metode pemeriksaan denyut nadi dan tekanan darah merupakan pemeriksaan yg menentukan
indicator untuk menilai sistem kardiovaskular.
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses seorang ahli medis memeriksa
tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit dan hasilnya akan dicatat salam rekam
medis yang membantu untuk menegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
Pemeriksaan fisik biasa di lakukan secara sistematis mulai dari bagian kepala dan berakhir pada
anggota gerak. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan organ vital dengan inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan, seperti test neurologi.
1.1.1
Suhu oral mudah diukur tetapi dapat keliru. Letakkan thermometer di bawah
lidah, sejajar dengan gusi bawah selama 3 menit. Suhu oral normal adalah 36,8 + 0,3 o C.
Peninggian semu dapat tercatat sampai 15 menit setelah aktivitas, merokok atau minum
minuman hangat. Pembacaan rendah yang semu terjadi setelah minum minuman dingin
atau pada pasien yang bernapas melalui mulutnya. Pengukuran suhu rectal kurang
menyenangkan tetapi juga lebih kecil kemungkinannya untuk salah. Suhu rectal normal
adalah 37,2 + 0,3o C. Kadang-kadang diperlukan pengukuran suhu aksila yang kira-kira
0,6 o C lebih rendah dari pada suhu oral.
Pemeriksaan secara oral adalah cara yang paling baik dilakukan yaitu dengan
memasukkan thermometer ke dalam mulut dan dibiarkan selama +/- 5 mm, kerugian
yang bisa terjadi adalah timbulnya oral infection. Pemeriksaan secara rectal biasanya
dilakukan pada bayi dan anak-anak, pada orang dewasa penting bila diduga ada infeksi
pada rongga perut seperti peritonitis maka secara bersamaan dilakukan pemeriksaan
secara aksiler. Pemeriksaan secara aksiler adalah pemeriksaan yang paling lazim
dilakukan, yaitu dengan meletakan ujung thermometer pada fossa axilaris dan dibiarkan
selama +/- 5 menit. Pemeriksaan suhu tubuh yang paling akurat adalah pemeriksaan suhu
tubuh di membrane tympani. ( Petunjuk Praktikum Ilmu Faal- Praktikum IV revisi, hal 1)
Perubahan dalam thermostat sentral merupakan penyebab demam yang paling
sering. Infeksi dan penyakit yang menyebabkan inflamasi membuat pusat suhu di
hipotalamus kurang peka terhadap panas. Terjadi serangkaian peristiwa yang khas. Mulamula, pasien merasa sangat kedinginan atau rigor dan mungkin membungkus diri dengan
selimut. Pada saat ini, suhu tubuh masih normal, tetapi thermostat menginginkan suhu
yang lebih tinggi dan terjadilah menggigil dan merasa demam tetapi relative nyaman.
Kalau pirogen atau penyebab demam dihilangkan, hipotalamus menjadi sensitive kembali
atau diatur kembali pada tingkat suhu normal. pengeluaran keringat sangat banyak terjadi
sebagai mekanisme untuk mengeluarkan panas sampai suhu normal. Ini menjelaskan
mengapa suhu tubuh permulaan menggigil sampai normal.
1.1.2
Pemeriksaan Pernapasan
Pemeriksaan pernapasan dapat dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi
dan perkusi (pada praktikum dilakukan hanya dengan inspeksi). Pemeriksaan pernapasan
secara inspeksi dapat dilihat frekwensi pernapasan (normal 13-18 x/menit) dan irama
pernapasan (teratur atau tidak teratur). ( Petunjuk Praktikum Ilmu Faal- Praktikum IV
revisi, hal 1).
Kecepatan dan volume. Kecepatan pernapasan orang dewasa dalam keadaan
istirahat biasanya adalah 14-18 x/menit. Pernapasan yang cepat disebut takipnea, dan
pernapasan yang lambat disebut bradypnea, ada dua cara untuk meningkatkan jumlah
pertukaran udara. Pertama dengan meningkatkan kecepatan, dan kedua dengan
meningkatkan volume (hiperpnea) tiap inspirasi. Keduanya dapat meningkat atau untuk
pengeluaran karbon dioksida perlu ditingkatkan.
Bila volume pernapasan berkurang karena suatu penyakit, pernapasan yang cepat
merupakan usaha untuk mempertahankan pertukaran volume total normal. kombinasi
pernapasan cepat dan dangkal lazim dijumpai pada penyakit paru kronis.
Bernapas panjang secara periodic merupakan mekanisme normal untuk
mengembangkan kedua paru secara penuh dan mencegah atelektasis atau kolaps pada
daerah paru yang ventilasinya buruk. Biasanya, kita bernapas panjang sekali dalam
beberapa
menit.
Bernapas
panjang
secara
berulang-ulang
dan
terus-menerus
Sebenarnya, setiap penyakit system saraf pusat atau kardiovaskular dapat menyebabkan
keadaan ini.
Usaha bernapas. Otot-otot tambahan dipergunakan kalau kerja tambahan
diperlukan. Biasanya, otot-otot interkostal mengangkat iga-iga. Ini bersama-sama dengan
penurunan diafragma, memperbesar volume thoraks dan menimbulkan tekanan negative
kecil di dalam ruang pleura yang diperlukan untuk menarik udara masuk ke dalam paruparu. Pada emfisema, paru-paru berada dalam keadaan hiperekspansi kronis. Iga-iga
bagian bawah tetap terangkat dan diafragma tetap tertekan ke bawah. Otot-otot leher
tambahan kemudian dipakai untuk menarik iga-iga yang lebih atas untuk menimbulkan
tekanan negative pada waktu inspirasi. Hal ini menyebabkan terjadinya bentuk dada
seperti tong (barrel chest) dan bertambahnya diameter anterior posterior dada pada pasien
dengan penyakit yang sudah lanjut.
Kontraksi otot-otot abdomen meningkatkan tekanan intra-abdominal dan
mendorong diafragma ke atas. Penggunaan otot-otot ini mencerminkan adanya sumbatan
aliran ke luar.
Retraksi otot-otot interkostal adalah pemindahan otot-otot ini kedalam selama
inspirasi. Retraksi selalu berarti bahwa terdapat penurunan daya kembang paru. Tekanan
negative intrapleural yang besar harus diciptakan sebelum paru-paru mengembang,
sehinggan menarik otot-otot interkostal ke dalam, jadi timbul retraksi.
Efektifitas pertukaran udara. Paru klinikus juga harus memeriksa apakah
pemasukan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida berjalan dengan baik. Sianosis
merupakan petunjuk kasar tentang oksigenasi. Sianosis terjadi bila jumlah darah
terdeoksigenase mencapai 5 gr/ 100 ml atau lebih. Pada kadar hemoglobin yang sangat
tinggi, sianosis dapat menyesatkan. Pasien dengan anemia berat mungkin menderita
kekurangan oksigen tetapi tidak sianosis. Sebaliknya, pasien dengan kadar hemoglobin
yang terlalu tinggi mungkin cukup mendapat oksigen tetapi kadar darah terdeoksigenase
dan mengalami sianosis. Pada umumnya, sianosis pertama kali terlihat pada jari-jari
tangan, jari-jari kaki dan bibir daerah yang kaya akan jaringan kapiler dan kulitnya
relative tipis.
1.1.3
Tekanan Nadi
Jantung merupakan suatu pompa yang berdenyut, lalu darah memasuki arteria
secara terputus-putus sehingga menyebabkan denyut tekanan nadi di dalam system arteri.
Contohnya dapat kita lihat pada orang dewasa normal yang mempunyai tekana pada
puncak nadi yaitu tekanan sistolik kira-kira 120 mmHg. Perbedaan antara kedua tekanan
ini, kira-kira 40mmHg disebur dengan tekanan nadi.
Bradikardia berarti kecepatan denyut jantung kambat. Untuk denyut nadi tidak
ada batas bawah nilai normal yang tegas. Denyut yang sangat lambat dapat di jumpai
pada atlet terlatih yang sedang beristirahat. Bila pacu jantung atrium tidak efektif, maka
pacu jantung akan lebih rendah dan lambat. Blok jantung komplit umumnya
menghasilkan 40-50 denyut/menit. Peninggian tekanan intracranial secara reflek
memperlambat denyut jantung.
Tachycardia dapat disebabkan oleh bermacam-macam keadaan. Dalam kelompok
besarnya termasuk peningkatan kebutuhan metabolism terhadap oksigen, penyakit
jantung, peningkatan katekolamin dalam sirkulasi dan penurunan volume darah.
Peningkatan kebutuhan oksigen paling umum terjadi pada gerak badan. Demam
juga menyebabkan takikargia. Pedoman praktis yang bermanfaat adalah peningkatan 10
denyut/menit untuk setiap kenaikan suhu 1 derajat. Denyut nadi lebih cepat menunjukkan
adanya masalah tambahan. Denyut yang relative lambat disertai demam terjadi pada
beberapa infeksi usus dimana terjasi peningkatan tonus vagus.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi tekanan nadi adalah :
a. Curah volume sekucup dari jantung
Pada umumnya makin besar pada sekucup, makin besar jumlah darah yang
harus di tamping dalam percabangan arteri pada setiap denyut jantung. Oleh
sebab itu makin besar kenaikan tekanan selama sistol menyebabkan tekanan
nadi yang lebih besar.
b. Compliance percabangan arteri
Makin besar compliance system arteri, makin sedikit kenaikan tekanan untuk
suatu volume darah sekuncupnya tertentu yang dipompakan ke dalam arteri.
(Guyton & Hall, hal 21)
Tekanan Darah
5
Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan oleh darah setiap satuan luas
dinding pembuluh darah. Tekanan darah hampir selalu diukur dengan manometer air
raksa karena manometer air raksa telah digunakan sebagai refrensi standar untuk
mengukur tekanan darah di sepanjang sejarah fisiologi.
Isi sekuncup jantung dan tahanan vascular perifer menentukan tekanan darah.
Perubahan salah satu di antaranya mempengaruhi volume nadi. Volume abnormal
disebabkan oleh terlalu rendahnya tahanan atau terlalu banyaknya isi sekuncup.
Pada umumnya, tekanan darah tergantung dari empat factor utama, yaitu :
volume.
Total Peripheral Resistance, adalah tahapan terhadap arus di seluruh pipa
saluran perifer. Bila selurh pembuluh darah berkontraksi kuat maka total
peripheral akan meningkat. Peripheral resistance dipengaruhi oleh
viskositas cairan. Viskositas meningkat maka peripheral resistance juga
akan meningkat.
Blood volume, peningkatan tekanan darah disebabkan oleh adanya
peningkatan vasodilatasi pembuluh darah. Vasodilatasi akan menurunkan
Merupakan pengukuran darah pada manusia secara rutin. Dimana suatu manchet
yang dapat dipompa dengan pompa udara dihubungkan dengan manometer air raksa
kemudian dililitkan disekitar lengan dan stethoscope diletakan di atas arteri brachialis
pada siku. Lalu pompa udara dipompa sehingga nantinya akan menghasilkan bunyi
pertama yaitu tekanan sistolik dan dengan menurunnya tekanan, suara menjadi lebih
keras, kemudian tidak terdengar jelas dan menutupi bunyi. Bunyi ini disebut dengan
bunyi Korotkoff. Bunyi korotkoff dihasilkan oleh arus turbulen dalam arteri brachialis.
Arus turbulen terjadi karena arus laminar dalam arteri yang tidak berkontraksi adalah
tidak bersuara, namun arteri menyempit, kecepatan aliran melalui kontraksi melampaui
kecepatan kritis ( Petunjuk Praktikum Ilmu Faal- Praktikum IV revisi, hal 2).
1.1.4
1.1.5
1.1.6
1.2. Permasalahan
Dalam melakukan praktikum terdapat permasalahan diantaranya:
1. Bagaiman cara pemeriksaan vital sign?
2. Berapakah nilai normal dari pengukuran vital sign?
3. Aapakah ada perbedaan antara hasil praktikum dengan dasar teori?
dan
mempelajari
pengaruh
posisi
tubuh
terhadap
suhu
latihan
fisik
terhadap
suhu
dan
mempelajari
pengaruh
PERTANYAAN :
1. Sebutkan pengertian dari tekanan darah.
2. Pada pembuluh darah apa sajakah saudara dapat memeriksa denyut nadi?
3. Sebutkan perbedaan antara pengukuran tekanan darah cara palpasi dengan cara
auskultasi! (dari segi : konsep teori sarana- prosedur hasil)
4. Mengapa pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada lengan atas kanan?
5. Apakah pemasangan manchet yang terlalu longgar atau terlalu ketat dapat mempengaruhi
hasil pengukuran tekanan darah? Jelaskan!
6. Jelaskan mengenai mekanisme yang mendasari suara-suara Korotkoff (Korotkoff
I,II,III,IV.V)
7. Suara Korotkoff IV dan V dapat diguinakan untuk menetukan tekanan diastolic. Mana
yang lebih baik? Jelaskan!
8. Apakah ada perbedaan antara atlet dan non atlet dalam hal pemulihan denyut nadi dan
tekanan darah post exercise (setelah latihan)? Jelaskan!
9. a. secara teoritis, bagaimanakah pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan
darah?
b. apakah hasil praktikum saudara sesuai dengan teori?
c. apabila hasil praktikum saudara tidak sesuai dengan teori, jelaskan mengapa demikian?
10. a. Secara teoritis, bagaimanakah pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan
darah?
b. apakah hasil praktikum saudara sesuai dengan teori?
Apabila hasil praktikum saudara tidak sesuai dengan teori, jelaskan mengapa demikian?
11. Suhu tubuh dihasilkan oleh apa?
12. Ada berapa macam jenis febris? Sebutkan dan jelaskan masing-masing!
13. Apakah ada pengaruh aktifitas terhadap suhu tubuh? Jelaskan!
14. Sebutkan macam-macam type pernafasan dan jelaskan masing-masing!
9
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
Data Hasil Praktikum
Pemeriksa
Pemeriksa
Andrika
Mahasiswa
Coba
Desy
10
Mahasiswa Coba
Pemeriksa
Mahasiswa Coba
Pemeriksa
Keterangan :
Suhu tubuh yang diukur setelah beraktivitas mengalami kenaikan. Hal ini dibuktikan dari
meningkatnya suhu yang diukur setiap 5 menit pertama,kedua dan ketiga.
Pemeriksa
RR (X/menit)
Irama
Mahasiswa Coba
Pemeriksa
RR (X/menit)
Irama
11
Mahasiswa Coba
Pemeriksa
RR (X/menit)
Irama
Mahasiswa Coba
Pemeriksa
RR (X/menit)
Irama
Keterangan:
Pemeriksaan pernafasan setelah beraktivitas mengalami penurunan. Pada menit pertama
mencapai 30, pada menit kedua 28 dan pada menit ketiga 27.
Pemeriksa
Denyut Nadi
Tek Sistol
(palpasi)
Tek Sistol
(auks)
Tek diastol
(auks)
Keterangan:
Pada pemeriksaan denyut nadi dan tekanan darah hasil yang didapatkan oleh pemeriksa
berbeda. Hal ini bisa dilihat melalui tabel.
GRAFIK
12
Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Posisi Tubuh
13
Denyut Nadi
Tekanan Sistolik
Tekanan Diastolik
(auks)
(auks)
Keterangan:
Posisi tubuh mempengaruhi besarnya denyut nadi, tekanan sistolik (auks) dan tekanan
diastolik (auks). Akan tetapi semua masih dalam batas normal.
GRAFIK
Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi
14
P
a
s
c
a
Menit ke`3
L
t
Menit ke 7
15
Menit ke 1
Menit ke`5
Denyut Nadi
Tekanan Sistolik
(auks)
Tekanan Diastolik
(auks)
h
Keterangan:
Latihan fisik mempengaruhi denyut nadi dan tekanan darah. Hal ini terlihat dari hasil
yang didapat berbeda.
GRAFIK
Pra Latihan
Pasca Latihan
16
17
BAB IV
PEMBAHASAN
mahasiswa 1 :
mahasiswa 2 :
Posisi duduk :
Posisi duduk :
Mahasiswa 2
Posisi berbaring :
Posisi duduk :
Posisi duduk :
19
Konsep
teori
Sarana
20
Pembuluh darah
dikonstriksi hingga darah
tidak dapat mengalir.
Pengurangan tekanan
hingga aliran darah dapat
mengalir menunjukkan
tekanan darah
Cara Auskultasi
Prosedur
Pengukuran
Hasil
Sphygnomanometer
(Tensimeter) terdiri dari
manometer dengan klem
pembuka penutup, manset udara,
selang karet dan pompa udara
dari karet, sekrup pembuka
penutup
Lebih akurat
5. Apakah pemasangan manchet yang terlalu longgar atau ketat dapat mempengaruhi hasil
pengukuran tekanan darah?
Iya berpengaruh pada perhitungan karena pada pemasangan manchet yang teralalu longgar
akan menggangu jalananya pengurkuran yang diakibatkan manchet akan melorot kebawah.
Sedangkan bila manchet terlalu ketat maka akan menggangu pasien juga, yang diakibatkan
21
dari tekanan udara dari manchet yang terlalu kuat sebelum mencapai niali batas yang
ditentukan.
6. Jelaskan mengenai mekanisme yang mendasari suara korotkoff (1-5)!
a. Bunyi Korotkoff I
Kontraksi ventrikel mula-mula menyebabkan aliran balik darah secara tiba-tiba mengenai
katup A-V ( katup mitral dan katup tricuspid ) Katup menutup dan mencembung kearah
atrium sampai korda tendinea secara tiba-tiba menghentikan pencembungan ini. Elastisitas
korda tendinae dan katup yang tegang kemudian akan mendorong darah bergerak kembali ke
ventrikel-ventrikel yang bersangkutan Peristiwa ini menyebabkan darah dan dinding
ventrikel serta katup yang tegang bergetar dan menimbulkan turbulensi getaran dalam darah
Getaran kemudian merambat melalui jaringan di dekatnya ke dinding dada sehingga
terdengar sebagai bunyi Korotkoff I dengan menggunakan sthetoscop
b. Bunyi Korotkoff II
Ditimbulkan oleh penutupan katup semilunaris yang tiba-tiba pada akhir systole
Mekanisme :
1. Ketika katup semilunaris menutup, katup ini menonjol kea rah ventrikel dan
regangan elastic katup akan melentingkan darah kembali ke arteri.
2. Menyebabkan pantulan yang membolak-balikkan darah antara dinding arteri dan
katup semilunarasi, dan juga antara katup dan dinding ventrikel dalam waktu
singkat
3. Getaran yang terjadi di dinding arteri kemudian dihantarkan terutama di
sepanjang arteri
4. Bila getaran dari pembuluh atau ventrikel mengenai dinding suara (mis:dinding
diastole
Terjadi karena osilasi darah yang bolak-balik antara dinding-dinding ventrikel yang
22
Frekuensi bunyi ini biasanya sangat rendah, sehingga telinga kita tidak dapat
7. Suara korotkoff IV dan V dapat digunakan untuk menentukan tekanan diastolic, mana yang
lebih baik?
Suara korotkoff IV lebih baik dari V, karena suara korotkoff IV masih dapat di dengar lebih
jelas, sedangkan suara korotkoff V sangat lemah karena hanya timbul dari pergerakan arus
streamline pada darah tetapi lebih akurat.
8.
Apakah ada perbedaan antara atlet dan non atlet dalam pemulihan denyut nadi dan
tekanan darah post exercise?
Ada, pada atlet pemuliha denyut nadi dan tekanan darah jauh lebih cepat dibandinglan
dengan non atlet, hal ini dikarenakan karena otot jantungnya sudah terlatih sehingga adanya
aktifitas fisik tidak berpengaruh pada kerja jantung dimana untuk pemenuhan kebutuhan
oksigen waktu melakukan latihan fisik tidak perlu membutuhkan tekanan darah yang besar,
sehingga pemulihan tekanan darah dan denyut nadinya pun lebih cepat, karena jantung telah
beradaptasi dengan keadaan vasokontriksi dan vasodilatasi, sedangkan pada non atlet karena
tidak terlatih sehingga aktifitas fisik mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kerja
jantung. Oleh karena itu pada non atlet karena tidak terlatih sehingga aktifitas fisik
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kerja jantung. Oleh karena itu pada non
atlet diperlukan peningkatan kardiak output yang lebih besar dan pemulihan tekanan darah
yang lebih lama.
9. a. Secara teoritis bagaimanakah pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan
darah ?
23
Teori : peningkatan curah jantung menjadi hal dasar untuk menyediakan sejumlah besar
oksigen dan zat makanan lain yang dibutuhkan oleh otot-otot yang bekerja. Karena itulah
denyut nadi dan tekanan darah pada posisi berdiri > posisi duduk > berbaring/terlentang
Kesimpulan berdasarkan teori yg telah kami telaah :
~ Denyut nadi berangsur-angsur naik sesuai denganposisi tubuhnya,yakni berbaring, duduk dan
berdiri.
~Tekanan darah tidak mulus naik seiring dengan beratnya aktivitas yangdilakukan.
~Denyut nadi setelah beraktivitas naik dan berangsur-angsur turunsetelah beristirahat.
~Tekanan darah pada saat selesai beraktivitas mengalami peningkatan
10. a Secara teoritis bagaimanakah pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan
darah ?
Pengaruhnya adalah ketika latihan fisik,otot yang bekerja perlu ATP (Adenosin Trifosfat)
untuk sumber energi, dan untuk menghasilkan itu perlu oksigen. Maka dari itu pembuluh darah
perlu jadi lebih lebar, untuk mengalirkan darah yang mengandung oksigen lebih banyak.
Begitu otot mulai kontraksi, otot bakal menghasilkan sisa metabolisme, seperti CO2, adenosin
dan ion H, yang bisa bikin pembuluh darah kapiler jadi melebar, jadi oksigen yang dibutuhkan
bisa sampe ke otot. Dari otot yang sedang istirahat,otot yang sedang kerja bisa mengambil
oksigen sampai 3 kali.
b. Apakah hasil praktikum sesuai dengan teori ?
24
25
Ada karena apabila kita beraktivitas kita akan mengeluarkan panas dan panas tersebut dapat
merubah suhu tubuh lebih panas.Di samping itu kita apabila beraktivitas dapat mengeluarkan
kerngat dan pengeluaran . pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran
panas melalui evaporasi ( penguapan air dari kulit ).Pengeluaran keringat merupakan salah
satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis. Pengeluaran
keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui
jaringan saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf
kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga
dapat mengeluarkan keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.
14. Sebutkan macam- macam type pernafasan dan jelaskan masing- masing ?
Ada 4 jenis pernafasan:
a. Pernafasan klafikuler (pernafasan bahu)
Pada saat menghirup udara, nafas masuk melalui hidung mendesak bahu dan menjadi
terangkat ke atas. Mengambil nafas cara ini sangat dangkal, karena tidak tahan lama dan juga
sikap tubuh menjadi kurang indah.
b. Pernafasan kostal (pernafasan dada)
Pengambilan nafas menggunakan paru-paru sebagai penampung udara sehingga
rongga dada membusung ke depan, karena nafas sepenuhnya ditampung oleh paru-paru.
Kelemahannya pernafasan ini adalah paru-paru menjadi cepat lelah dalam menahan udara,
sehingga suara menjadi tidak stabil karena kontrol nafas lemah.
Pernapasan dada berlangsung dalam 2 tahap, yaitu :
Inspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, tulang rusuk terangkat,
volume rongga dada membesar, paru-paru mengembang, sehingga tekanan udaranya
menjadi lebih kecil dari udara atmosfer, sehingga udara masuk.
Ekspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berelaksasi, tulang rusuk akan tertarik
ke posisi semula, volume rongga dada mengecil, tekanan udara rongga dada meningkat,
tekanan udara dalam paru-paru lebih tinggi dari udara atmosfer, akibatnya udara keluar.
Mekanisme pernapasan dada
paru-parumenjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udaraluar masuk ke
paru-paru.
27
d. Pernafasan diafragma
Diafragma adalah sebuah istilah yang menunjukkan sekat rongga badan. Nafas ini
adalah yang paling baik untuk bernyanyi karena memiliki ruang penampung udara yang
cukup luas. Paru-paru dapat terisi penuh tanpa terjepit karena ruangan diperluas dengan
menegangnya diafragma yang bergerak ke bawah. Tetapi tidak semua orang mampu
melakukannya dengan mudah. Banyak orang bernafas dengan kurang baik karena
diafragmanya tidak bergerak, paru-parunya tidak diisi secukupnya, dan nafasnya menjadi
dangkal dan pendek. Pada saat bernyanyi kekurangan-kekurangan seperti ini sangat
menggangu, oleh sebab pernafasan diafragma perlu dilatih.
15. Apakah ada pengaruh aktifitas terhadap ritme pernafasan? Jelaskan!
Ada, karena pada latihan fisik yang berat, pemakaian oksigen dan pembentukan karbon
dioksida dapat meningkat sampai 20 kali lipat.
16. Bilamana dikatakan hipothermia? Apa penyebabnya?
Hipothermia adalah suatu kondisi di mana inti suhu tubuh menurun di bawah yang
diperlukan untuk metabolisme dan fungsi tubuh.
3 tahap hipothermia, yaitu:
Mild Hypothermia (hipothermia ringan),
Moderate Hypothermia (hipothermia sedang), dan
Severe Hypothermia (hipothermia berat).
1. Mild Hypothermia (temperatur tubuh drop dari 37 hingga 35 C).
Penderita mulai menggigil saat temperatur tubuhnya turun hingga 36 C (menggigil
adalah usaha alamiah tubuh untuk menghasilkan panas, dan menjaga agar temperatur bagian
dalam tubuh tetap stabil).
Apabila temperatur tubuh terus turun hingga dibawah 36 C, penderita merasa lelah dan dingin.
Cara berpikirnya mulai terlihat kacau dan pertimbangannya tidak logis, tidak bisa mengambil
keputusan dengan benar, dan mulai berperilaku aneh diluar kebiasaan normal, serta keras kepala
(hanya bertindak atas kemauan sendiri).
28
Gerakan tangan, kaki, dan anggota badan lainnya mulai cenderung tidak terkoordinasi dengan
otak (misal; mulai sering tersandung sesuatu saat berjalan, menyampar botol minum, menginjak
kompor, bahkan kesulitan untuk mengancingkan jacket).
Penderita masih terlihat bernafas secara normal namun terus menggigil dan gemetar.
Apabila penderita Mild Hypothermia tidak segera ditangani, dan itu dianggap sesuatu yang wajar
saja, maka temperature tubuh semakin turun.
2. Moderate Hypothermia
(temperatur tubuh turun dari 35 hingga 32 C),
Ditandai dengan kulit ditubuhnya terlihat memucat, otot-otot menjadi kaku dan sulit
menggerakkan jari tangan (koordinasi tubuh terganggu).
Jari tangan dan kaki mati rasa.
Menggigil hebat, lalu sama sekali berhenti menggigil (cadangan energy di dalam tubuh
sudah habis di pergunakan untuk menggigil - bukan berarti penderita tidak lagi kedinginan)
Penderita sudah tidak mampu berpikir atau mengingat-ingat sesuatu (menjadi pelupa), dan
terlihat tidak mampu merespon dengan baik, bicaranya gagap dan terlihat sulit melontarkan katakata.
Beberapa area tertentu pada tubuh yang biasanya selalu hangat menjadi dingin (Samping Leher,
Ketiak, kunci paha).
Gerakan semakin lamban, kondisi tubuh kian lemah, dan seperti orang yang mengantuk berat.
Selanjutnya dibawah temperature 32 C semua proses metabolisme tubuh termasuk napas,
degub jantung, dan fungsi otak semakin melemah.
3. Severe Hypothermia (temperatur tubuh terus turun dari 32 hingga 28 C),
Ditandai dengan penderita mulai sering hilang kesadaran, Perilakunya tidak rasional.
Kulit terlihat membiru, napas dan denyut nadi melemah. Pupil mata membuka lebar, penderita
terlihat seperti sudah meninggal. Kematian (temperatur tubuh terus turun dari 28 hingga 25
29
C).Dibawah temperatur 28 penderita tidak sadarkan diri dan terjadi henti jantung. Kematian
terjadi sebelum temperatur mencapai 25 C.
Hipothermia adalah gangguan medis yang terjadi didalam tubuh dimana terjadi
penurunan temperatur tubuh secara tidak wajar disebabkan tubuh tidak mampu lagi
memproduksi panas untuk mengimbangi dan menggantikan panas tubuh yang hilang dengan
cepat karena buasnya tekanan buruk dari luar, yaitu udara dingin disertai angin, juga hujan, dan
ketidak-pedulian dari Subyek itu sendiri yang makin memperparah keadaan, yaitu memakai
pakaian basah, tubuh lelah dan lapar, serta seluruh tubuh terutama kepala tidak terlindung dari
terpaan angin dingin. Situasi tersebut menjadikan temperatur tubuh turun dengan cepat dari 37
C (temperature normal) secara keseluruhan turun hingga dibawah 35 C. Selanjutnya kematian
bisa terjadi bila temperatur tubuh terus semakin turun drastis hingga dibawah 30 C.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat dilihat bahwa posisi tubuh menentukan hasil dari pengukuran
denyut nadi dan tekanan darah. Pada posisi berbaring didapat nilai denyut nadi dan tekanan
darah yang lebih besar dari pada posisi duduk maupun posisi berbaring dan diperoleh hasil
pengukuran danyut nadi dan tekanan darah yang lebih besar pada posisi duduk daripada posisi
berbaring karena pengaruh gaya gravitasi.
30