PRAKTIKUM PEMERIKSAAN
TANDA VITAL
Oleh :
dr. M. Maulana Efry, SpKFR, MM, CH, CHt
Tensimeter
Air Raksa
Persyaratan Sebelum Pengukuran TD
▪ Menghindari konsumsi kopi, teh, makanan/
minuman atau obat-obatan yang dapat
mempengaruhi jantung.
▪ Menghindari aktivitas berat, olahraga atau
merokok setengah jam sebelum pengukuran.
▪ Memilih tempat pengukuran yang tenang dan tidak
terganggu bising.
▪ Menunggu minimal 5 menit setelah merasa
nyaman, kemudian lakukan pengukuran.
▪ Duduk bersandar dengan kaki yang menapak pada
lantai, tidak menggantung dan kaki tidak
disilangkan.
▪ Lengan tangan bebas dari pakaian, posisi lengan
setinggi jantung, punggung dan lengan tangan
bersandar di meja/kursi, tidak menggantung.
Prosedur Pengukuran TD (Manual)
▪ Mencari lokasi denyut nadi (paling umum pada
arteri brachialis)
▪ Memasang manset (cuff) pada lengan atas,
bagian bawah manset harus berada sekitar 1
inci di atas bagian dalam siku.
▪ Meletakkan kepala stetoskop di atas lokasi
denyut nadi yang sudah dicari.
▪ Skrup balon (valve) ditutup, pengunci air raksa
dibuka (bila menggunakan tensimeter air
raksa).
▪ Balon (inflation bulb) dipompa sampai denyut
nadi tidak terdengar dan penunjuk angka
(gauge) naik.
▪ Skrup balon dibuka perlahan-lahan sambil
mendengarkan denyutan pertama jatuh pada
skala yang disebut Tekanan Darah Sistolik (TDS),
misalnya 120 mmHg.
▪ Dengarkan terus sampai terdengar denyutan
terakhir jatuh pada skala yang disebut Tekanan
Darah Diastolik (TDD), misalnya 80 mmHg.
▪ Hasil pengukuran TD dicatat: 120/80 mmHg.
▪ Pengukuran TD sebaiknya dilakukan 2-3x, serta
memberi jarak 1-2 menit sebelum pengukuran
berikutnya.
▪ Pengukuran TD untuk evaluasi sebaiknya
dilakukan pada waktu yang sama, misalnya
setiap pagi pukul 10.000 WIB.
Nilai Normal
Pengukuran ABI (Ankle Brachial Index) merupakan prosedur
pemeriksaan diagnostik sirkulasi ekstremitas bawah untuk
mendeteksi kemungkinan adanya PAD dengan cara
membandingkan TDS tertinggi dari kedua pergelangan kaki dan
lengan.
DENYUT NADI
▪ Denyut nadi adalah ukuran untuk mengetahui
berapa kali pembuluh arteri mengembang dan
berkontraksi dalam satu menit sebagai respons
terhadap detak jantung.
▪ Jumlah denyut nadi umumnya sama dengan
detak jantung, sebab kontraksi jantung
menyebabkan peningkatan tekanan darah dan
denyut nadi di arteri.
▪ Oleh karena itu, mengukur denyut nadi sama
artinya dengan mengukur denyut jantung.
▪ Pada kondisi tertentu, denyut jantung dan
denyut nadi terjadi tidak bersamaan/berbeda
yang disebut sebagai pulsus deficit, dimana
kondisi ini paling sering ditemukan pada orang-
orang yang terkena atrial fibrilasi baik yang
disertai dengan keluhan maupun tidak.
▪ Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi,
tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, seperti: usia, ukuran tubuh,
posisi tubuh, emosi/psikologis, tingkat
kebugaran/kondisi sakit, aktivitas fisik, suhu
udara, konsumsi makanan tertentu, obat-
obatan, kebiasaan merokok serta minuman
beralkohol.
Prosedur Pengukuran Denyut Nadi
▪ Posisi duduk bersandar dengan pergelangan
tangan diletakkan di alas meja atau sandaran
kursi.
▪ Putar pergelangan tangan sehingga telapak
tangan menghadap ke atas.
▪ Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah di
pergelangan tangan bagian dalam yang dilewati
pembuluh a.radialis. Pengukuran juga bisa
dilakukan di pembuluh arteri lain, seperti:
a.temporalis, a.fasialis, a.karotis, a.brachialis,
a.femoralis, a.popliteal, a.tibialis posterior, dan
a.dorsalis pedis.
Pulse Points
▪ Hitung denyut nadi selama 1 menit, atau bisa
juga dengan menghitung denyut nadi selama
15 detik dan dikalikan 4 kali agar mendapatkan
hasil denyut nadi per menit. Pengulangan
pengukuran denyut nadi dapat dilakukan juka
belum yakin dengan hasilnya.
▪ Selain menghitung jumlah denyut nadi,
pemeriksa juga dapat menilai tegangan nadi
(kuat/cukup/lemah), irama nadi (sinus normal/
aritmia sinus: pulsus bigeminus, trigeminus),
macam denyut nadi (pulsus anarkot, pulsus
seler, pulsus paradoksus, pulsus alternans), dan
isi nadi (normal/pulsus parvus/pulsus magnus).
Nilai Normal
Cara menghitung denyut nadi target:
▪ Denyut nadi target adalah denyut nadi latihan yang
disesuaikan dengan intensitas latihan.
▪ Untuk menghitung denyut nadi target, perlu
dihitung terlebih dahulu denyut nadi maksimal,
yaitu dengan rumus:
HRmax = 220 - usia
▪ Selanjutnya menghitung HRR (Heart Rate Reserve),
yaitu dengan rumus:
HRR = HRmax - HRrest
▪ Menghitung denyut nadi target dengan rumus:
THR = HRR x %Intensity + HRrest
%Intensity: Mild (20-30%), Moderate (40-60%),
High (≥60%)
LAJU PERNAFASAN
▪ Laju pernafasan adalah jumlah napas yang
dikeluarkan per menit. Yang mana jumlah
tersebut dihitung berupa siklus yaitu, 1 kali
tarik nafas dan 1 kali buang nafas dihitung
sebagai 1x.
▪ Dalam kondisi normal, kedalaman dan laju
pernafasan dikendalikan secara otomatis dan
tidak sadar oleh beberapa mekanisme
homeostasis yang menjaga tekanan parsial
karbondioksida dan oksigen dalam darah arteri
secara konstan.
Prosedur Pengukuran Laju Pernafasan
▪ Posisi duduk bersandar
atau berbaring di
tempat tidur, pastikan
dalam keadaan rileks.