Anda di halaman 1dari 28

Pertemuan ke-14

PRAKTIKUM PEMERIKSAAN
TANDA VITAL

Oleh :
dr. M. Maulana Efry, SpKFR, MM, CH, CHt

S1 KEPERAWATAN INSTITUT CITRA INTERNASIONAL


PANGKALPINANG
TANDA VITAL
▪ Tanda vital atau vital sign adalah ukuran
statistik berbagai fisiologis yang digunakan
untuk membantu menentukan status kesehatan
seseorang, terutama pada pasien yang secara
medis tidak stabil atau memiliki faktor-faktor
resiko komplikasi kardiopulmonal dan untuk
menilai respon terhadap intervensi.
▪ Tanda vital juga berguna untuk menentukan
dosis yang adekuat bagi tindakan fisioterapi,
khususnya latihan (exercise).
PEMERIKSAAN TANDA VITAL
▪ Pemeriksaan tanda vital merupakan prosedur
mendasar bagi tenaga kesehatan yang
bertujuan memperoleh gambaran kondisi
kesehatan seseorang secara umum.
▪ Jenis pemeriksaan tanda vital:
1. Tekanan darah
2. Denyut nadi
3. Laju pernafasan
4. Suhu tubuh
5. Saturasi oksigen
TEKANAN DARAH
▪ Tekanan darah adalah gaya atau dorongan
darah ke dinding arteri saat darah dipompa
keluar dari jantung ke seluruh tubuh.
▪ Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua
ukuran, yaitu tekanan darah sistolik (TDS) dan
tekanan darah diastolik (TDD).
▪ Tekanan darah dapat diukur dengan alat
sphygmomanometer dan stestoskop untuk
mendengar denyut nadi.
Tensimeter
Aneroid (Pegas)

Tensimeter
Air Raksa
Persyaratan Sebelum Pengukuran TD
▪ Menghindari konsumsi kopi, teh, makanan/
minuman atau obat-obatan yang dapat
mempengaruhi jantung.
▪ Menghindari aktivitas berat, olahraga atau
merokok setengah jam sebelum pengukuran.
▪ Memilih tempat pengukuran yang tenang dan tidak
terganggu bising.
▪ Menunggu minimal 5 menit setelah merasa
nyaman, kemudian lakukan pengukuran.
▪ Duduk bersandar dengan kaki yang menapak pada
lantai, tidak menggantung dan kaki tidak
disilangkan.
▪ Lengan tangan bebas dari pakaian, posisi lengan
setinggi jantung, punggung dan lengan tangan
bersandar di meja/kursi, tidak menggantung.
Prosedur Pengukuran TD (Manual)
▪ Mencari lokasi denyut nadi (paling umum pada
arteri brachialis)
▪ Memasang manset (cuff) pada lengan atas,
bagian bawah manset harus berada sekitar 1
inci di atas bagian dalam siku.
▪ Meletakkan kepala stetoskop di atas lokasi
denyut nadi yang sudah dicari.
▪ Skrup balon (valve) ditutup, pengunci air raksa
dibuka (bila menggunakan tensimeter air
raksa).
▪ Balon (inflation bulb) dipompa sampai denyut
nadi tidak terdengar dan penunjuk angka
(gauge) naik.
▪ Skrup balon dibuka perlahan-lahan sambil
mendengarkan denyutan pertama jatuh pada
skala yang disebut Tekanan Darah Sistolik (TDS),
misalnya 120 mmHg.
▪ Dengarkan terus sampai terdengar denyutan
terakhir jatuh pada skala yang disebut Tekanan
Darah Diastolik (TDD), misalnya 80 mmHg.
▪ Hasil pengukuran TD dicatat: 120/80 mmHg.
▪ Pengukuran TD sebaiknya dilakukan 2-3x, serta
memberi jarak 1-2 menit sebelum pengukuran
berikutnya.
▪ Pengukuran TD untuk evaluasi sebaiknya
dilakukan pada waktu yang sama, misalnya
setiap pagi pukul 10.000 WIB.
Nilai Normal
Pengukuran ABI (Ankle Brachial Index) merupakan prosedur
pemeriksaan diagnostik sirkulasi ekstremitas bawah untuk
mendeteksi kemungkinan adanya PAD dengan cara
membandingkan TDS tertinggi dari kedua pergelangan kaki dan
lengan.
DENYUT NADI
▪ Denyut nadi adalah ukuran untuk mengetahui
berapa kali pembuluh arteri mengembang dan
berkontraksi dalam satu menit sebagai respons
terhadap detak jantung.
▪ Jumlah denyut nadi umumnya sama dengan
detak jantung, sebab kontraksi jantung
menyebabkan peningkatan tekanan darah dan
denyut nadi di arteri.
▪ Oleh karena itu, mengukur denyut nadi sama
artinya dengan mengukur denyut jantung.
▪ Pada kondisi tertentu, denyut jantung dan
denyut nadi terjadi tidak bersamaan/berbeda
yang disebut sebagai pulsus deficit, dimana
kondisi ini paling sering ditemukan pada orang-
orang yang terkena atrial fibrilasi baik yang
disertai dengan keluhan maupun tidak.
▪ Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi,
tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, seperti: usia, ukuran tubuh,
posisi tubuh, emosi/psikologis, tingkat
kebugaran/kondisi sakit, aktivitas fisik, suhu
udara, konsumsi makanan tertentu, obat-
obatan, kebiasaan merokok serta minuman
beralkohol.
Prosedur Pengukuran Denyut Nadi
▪ Posisi duduk bersandar dengan pergelangan
tangan diletakkan di alas meja atau sandaran
kursi.
▪ Putar pergelangan tangan sehingga telapak
tangan menghadap ke atas.
▪ Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah di
pergelangan tangan bagian dalam yang dilewati
pembuluh a.radialis. Pengukuran juga bisa
dilakukan di pembuluh arteri lain, seperti:
a.temporalis, a.fasialis, a.karotis, a.brachialis,
a.femoralis, a.popliteal, a.tibialis posterior, dan
a.dorsalis pedis.
Pulse Points
▪ Hitung denyut nadi selama 1 menit, atau bisa
juga dengan menghitung denyut nadi selama
15 detik dan dikalikan 4 kali agar mendapatkan
hasil denyut nadi per menit. Pengulangan
pengukuran denyut nadi dapat dilakukan juka
belum yakin dengan hasilnya.
▪ Selain menghitung jumlah denyut nadi,
pemeriksa juga dapat menilai tegangan nadi
(kuat/cukup/lemah), irama nadi (sinus normal/
aritmia sinus: pulsus bigeminus, trigeminus),
macam denyut nadi (pulsus anarkot, pulsus
seler, pulsus paradoksus, pulsus alternans), dan
isi nadi (normal/pulsus parvus/pulsus magnus).
Nilai Normal
Cara menghitung denyut nadi target:
▪ Denyut nadi target adalah denyut nadi latihan yang
disesuaikan dengan intensitas latihan.
▪ Untuk menghitung denyut nadi target, perlu
dihitung terlebih dahulu denyut nadi maksimal,
yaitu dengan rumus:
HRmax = 220 - usia
▪ Selanjutnya menghitung HRR (Heart Rate Reserve),
yaitu dengan rumus:
HRR = HRmax - HRrest
▪ Menghitung denyut nadi target dengan rumus:
THR = HRR x %Intensity + HRrest
%Intensity: Mild (20-30%), Moderate (40-60%),
High (≥60%)
LAJU PERNAFASAN
▪ Laju pernafasan adalah jumlah napas yang
dikeluarkan per menit. Yang mana jumlah
tersebut dihitung berupa siklus yaitu, 1 kali
tarik nafas dan 1 kali buang nafas dihitung
sebagai 1x.
▪ Dalam kondisi normal, kedalaman dan laju
pernafasan dikendalikan secara otomatis dan
tidak sadar oleh beberapa mekanisme
homeostasis yang menjaga tekanan parsial
karbondioksida dan oksigen dalam darah arteri
secara konstan.
Prosedur Pengukuran Laju Pernafasan
▪ Posisi duduk bersandar
atau berbaring di
tempat tidur, pastikan
dalam keadaan rileks.

▪ Mengukur laju pernafasan dengan menghitung


berapa kali dada atau perut naik selama satu
menit.
▪ Adapun faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernafasan seperti: usia, jenis kelamin, posisi
tubuh, penyakit, keadaan emosi, kadar
karbondioksida dalam darah.
Nilai Normal
Interpretasi Pengukuran Laju Pernafasan
▪ Takipneu: bila pada dewasa pernapasan lebih
dari 24 x/menit.
▪ Bradipneu: bila pada dewasa pernapasan
kurang dari 10 x/menit.
SUHU TUBUH
▪ Suhu tubuh adalah ukuran
dari kemampuan tubuh
dalam menghasilkan dan
menyingkirkan panas di
dalamnya.
▪ Dapat pula dikatakan sebagai ukuran panas/
dinginnya suatu benda.
▪ Dalam thermodinamika, suhu didefinisikan
sebagai suatu ukuran kecenderungan bentuk
atau sistem untuk melepaskan tenaga secara
spontan.
▪ Suhu tubuh manusia berfluktuasi tergantung
aktivitas yang dilakukan dan kondisi tubuhnya.
▪ Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5-37,2oC.
▪ Agar suhu tubuh konstan, diperlukan regulasi
suhu tubuh → mekanisme umpan balik (feed
back) yang diperankan oleh pusat pengaturan
suhu di hipotalamus.
▪ Mekanisme umpan balik terjadi bila suhu inti
tubuh telah melewati batas toleransi tubuh
untuk mempertahankan suhu, yang disebut
titik tetap (set point), yaitu konstan pada 37°C.
▪ Sebagimana fungsi biologis lainnya, suhu tubuh
manusia juga memperlihatkan irama sirkadian.
▪ Umumnya berkisar antara 36,1°C (atau lebih
rendah) pada dini hari sampai 37,4°C pada sore
hari. Pendapat lain menyebutkan suhu tubuh
rata-rata orang sehat 36,8°C, dengan titik
terendah pada jam 06.00 pagi dan tertinggi
pada jam 16.00. Suhu normal maksimum (oral)
pada jam 06.00 adalah 37,2°C dan suhu normal
maksimum pada jam 16.00 adalah 37,7°C.
▪ Walaupun tidak ada batasan yang tegas, namun
dikatakan bahwa apabila terdapat variasi suhu
tubuh harian yang lebih 1-1,5°C adalah
abnormal.
Prosedur Pengukuran Suhu Tubuh
▪ Pengukuran suhu tubuh menggunakan alat
yang disebut thermometer.
▪ Suhu tubuh dapat diukur melalui rektal, oral,
aksila, dahi, telinga atau per kutan dengan
perbedaan kurang lebih 0,5- 0,6°C.
▪ Cara pengukuran suhu tubuh dianggap paling
akurat adalah lewat rektal, meskipun belum
ada konsensus mengenai metode pengukuran
suhu tubuh yang terbaik.
Interpretasi Pengukuran Suhu Tubuh
▪ Normotermi (dewasa): suhu tubuh 36,5-37,2oC.
▪ Hipotermi: bila suhu tubuh <35oC.
▪ Hipertermi: bila suhu tubuh >40oC.
THANK YOU FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai