Anda di halaman 1dari 39

VITAL SIGN

dan
PENGKAJIAN KEADAAN UMUM

Oleh Munica Rita Hernayanti


VITAL SIGN
VITAL SIGN
• Vital sign atau tanda-tanda vital
adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang digunakan untuk membantu menentukan
status kesehatan fisik umum seseorang, memberikan petunjuk kemungkinan penyakit, dan
menunjukkan kemajuan menuju pemulihan.

• Tanda vital juga berguna untuk menentukan dosis yang adekuat bagi tindakan fisioterapi,
khususnya exercise
VITAL SIGN

Terdiri atas
1. Tekanan Darah
2. Suhu
3. Nadi
4. Respirasi (pernafasan)
Tekanan Darah (Tensi)
• Tekanan yang di alami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh
jantung ke seluruh anggota tubuh.

• Pengukuran tekanan darah dapat di ukur melalui nilai sistolik dan diastolik.

• Tekanan darah dapat diukur dengan alat sphygmomanometer dan stestoskop


untuk mendengar denyut nadi.
Tekanan Darah (Tensi)
Tekanan Darah (Tensi)
• Interpretasi hasil pengukuran tekanan darah pada usia ≥ 18 tahun
(berdasarkan Joint National Committee VII )
Denyut Nadi
• Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada:
1. Arteri Radialis.
• Terletak sepanjang tulang radialis.
• Lebih mudah teraba di atas pergelangan tangan pada sisi ibu jari.
• Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.
2. Arteri Brachialis.
• Terlertak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku.berlawanan sisi dg ibu jari
• Digunakan untuk mengukur tekanan udara.
3. Arteri Karotis.
• Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana terdapat arteri karotid berjalan di antara trakea dan
otot sternokleidomastoideus.
Arteri radialis

Arteri
Brachialis
Denyut Nadi
• Frekunsi denyut nadi manusia bervariasi,tergantung dari banyak faktor
yang mempengaruhinya,
• Pada saat aktivitas normal:
• Normal: 60-100 x/mnt
• Bradikardi: < 60x/mnt
• Takhikardi: > 100x/mnt
SUHU TUBUH
• Temperatur (suhu) merupakan besaran pokok yang mengukur derajat panas suatu
benda/makhluk hidup.
• Suhu tubuh dihasilkan dari:
• Laju metabolisme basal diseluruh tubuh
• Aktifitas otot
• Metabolisme tambahan karena pengaruh hormon

• Tindakan dalam pemeriksaan suhu tubuh alat yang digunakan adalah termometer.
• Jenis termometer yang biasa dipakai untuk mengukur suhu tubuh adalah termometer air
raksa dan digital.
SUHU TUBUH
• Metode mengukur suhu tubuh:
1. Oral.
• Termometer diletakkan dibawah lidah tiga sampai lima menit.
• Tidak dianjurkan pada bayi
2. Axilla.
• Metode yang paling sering di lakukan .
• Dilakukan 5-10 menit dengan menggunakan termometer raksa.
• Suhu aksila lebih rendah 0.6° C (1°F) dari pada oral
3. Rectal.
• Suhu rektal biasanya berkisar 0.4°C (0.7°F) lebih tinggi dari suhu oral
SUHU TUBUH
• Di fasilitas umum, sering ditemui pengukuran suhu di dahu menggunakan
thermometer digital (tembak)
• Termometer yang digunakan adalah termometer arteri atau termometer dahi.
• Termometer ini mengukur suhu tubuh menggunakan sinar infra merah yang
ditembakkan ke arteri temporalis yang ada di dahi.
• Saat ini termometer dahi banyak digunakan untuk mengukur suhu di fasilitas
umum karena selain mudah digunakan, termometer ini juga bisa merekam suhu
dengan cepat.
PERNAPASAN

• Frekuensi proses inspirasi dan ekspirasi dalam satuan waktu/menit.


• Faktor yang mempengaruhi Respiratory Rate:
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Suhu Tubuh
4) Posisi tubu
5) Aktivitas
• .
Nilai pernapasan normal (per menit)

• Kelainan pernapasan:
• Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit
• Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit
• Apnea : Bila tidak bernapas .

PENGKAJIAN KEADAAN UMUM
DAN TINGKAT KESADARAN
KEADAAN UMUM PASIEN
• Keadaan umum pasien dapat ditentukan dengan melakukan pengamatan awal terlebih dahulu, untuk
mengetahui ada tidaknya kelainan-kelainan yang mungkin berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien.
• Keadaan umum pasien dapat diamati dari
• ekspresi wajah,
• sikap badan,
• cara berbicara,
• gaya berjalan pasien,
• Secara umum, keadaan umum pasien dapat dinyatakan dalam:
• Baik
• sakit ringan
• sakit sedang
• sakit berat.
Pemeriksaan GCS pada Orang Dewasa
Pemeriksaan GCS pada Anak/ Bayi
PENILAIAN HABITUS
HABITUS/ BENTUK TUBUH
• Habitus Astenikus
• Bentuk tubuh yang tinggi, kurus, dada rata/cekung. Angulus costae dan otot-
otot tidak bertumbuh dengan Baik.
• Habitus Atletikus
• Bentuk tubuh olahragawan, kepala dan dagu terangkat ke atas, dada penuh,
perut rata, lengkung tulang belakang dalam batas normal.
• Habitus Piknikus
• Bentuk tubuh cendrung bulat, penuh dengan penimbunan jaringan lemak
subkutan.
KELAINAN HABITUS
• Akromegali
• Merupakan kelainan bentuk tubuh sebagai akibat hiperfungsi kelenjar pituitari anterior setelah tertutupnya
epifisis.
• Kepala tampak lebih besar dari biasanya, hidung, dagu serta rahang bawah membesar dan menonjol
sedemikian rupa, sehingga gigi-gigi rahang atas dan bawah tidak dapat saling bertemu.
• Berbagai keadaan salah bentuk (malformation), misalnya bibir sumbing, paralisis saraf muka.
• Kelainan bentuk tulang belakang, berupa:
• Kifosis
• Lengkung tulang belakang ke arah belakang yang abnormal, ditemui pada tuberkulosis tulang, penyakit
paget.
• Lordosis
• Lengkung tulang belakang ke arah depan yang abnormal, ditemui pada tuberkolosis tulang pinggul.
• Skoliosis
• Lengkung tulang belakang ke arah lateral/ samping yang abnormal, ditemui pada poliomyelitis
Kelainan Bentuk Tulang Belakang
Kelainan Bentuk Tulang Belakang
Matur nuwun

Anda mungkin juga menyukai