Anda di halaman 1dari 5

Kompas.

com - hipertensi alias tekanan darah tinggi bukanlah monopoli


penyakit orang dewasa. Anak-anak juga bisa menderita hipertensi. Karena itu
sangat penting mengetahui kondisi tekanan darah anak.
Tekanan darah ditentukan oleh jumlah darah yang dipompa keluar jantung dan
lancar tidaknya aliran darah itu di dalam arteri.
Pada anak, tekanan darah ditentukan oleh jenis kelamin, usia, dan tinggi badan.
Tekanan darah bayi baru lahir biasanya 90/60 mm/Hg. Dengan bertambahnya
usia maka tekanan darah juga meningkat.
Pada pemeriksaan darah tinggi akan terdapat dua angka, yakni angka yang
besar (sistolik) menunjukkan tekanan saat jantung berkontraksi dan angka lebih
rendah adalah diastolik (jantung berileksasi).
Usia 3-5 tahun
American Heart Association dan American Academy of Pediatrics menyarankan
anak rutin menjalani pemeriksaan tekanan darah sejak usia 3 tahun. Batas atas
sistolik pada anak usia tiga tahun berkisar antara 104 - 116, bergantung pada
tinggi dan jenis kelamin. Sedangkan kisaran diastolik adalah 63 sampai 74.
Untuk anak laki-laki usia 3 tahun angka sistolik berkisar 104-113, sedangkan
diastolik 63-67. Menginjak usia 4 tahun kisaran sistolik bertambah jadi 105-111,
dan 67-71 untuk diastolik. Pada usia 5 tahun angka sistolik menjadi 108-116,
sedangkan diastolik 69-74.
Untuk anak perempuan usia 3 tahun batas sistolik berkisar 104-110, sedangkan
diastolik 65-68. Menginjak usia 4 tahun kisaran sistolik bertambah jadi 105-111,
dan 67-71 untuk diastolik. Pada usia 5 tahun angka sistolik menjadi 107-113,
sedangkan diastolik 69-73.
Usia 6-9 tahun
Pada usia ini angka sistolik berkisar 108-121, sedangkan diastolik adalah 71-81.
Tekanan darah bergantung pada tinggi dan jenis kelamin.
Untuk anak laki-laki usia 6 tahun angka sistolik berkisar 109-117, sedangkan
untuk diastolik adalah 72-76. Pada usia 7 tahun kisaran sistolik menjadi 110-119,
dan 74-78 untuk diastolik.
Di usia 8 tahun sistolik menjadi 111-120, sedangkan diastolik 75-80. Menginjak 9
tahun kisaran tekanan darah meningkat jadi 113-121 untuk sistolik, dan 76-81
untuk diastolik.
Untuk anak perempuan usia 6 tahun sistolik berkisar 108-114, sedangkan untuk
diastolik adalah 71-75. Pada usia 7 tahun kisaran sistolik menjadi 110-116, dan

73-76 untuk diastolik.


Di usia 8 tahun angka sistolik anak perempuan menjadi 112-118, sedangkan
diastolik 74-78. Menginjak 9 tahun kisaran tekanan darah meningkat jadi 114120 untuk sistolik, dan 75-79 untuk diastolik.
Usia 10-12 tahun
Anak usia ini memiliki kisaran sistolik 114-127, dan diastolik 77-83. Sama seperti
umur yang lain, kisaran ini bergantung pada tinggi dan jenis kelamin.
Anak laki-laki usia 10 tahun memiliki kisaran sistolik 114-123, sedangkan
diastolik adalah 77-82. Pada usia 11 tahun kisaran sistolik menjadi 116-125, dan
78-83 untuk diastolik. Di usia 12 tahun sistolik menjadi 119-127, sedangkan
diastolik menjadi 79-83.
Untuk anak perempuan usia 10 tahun memiliki kisaran sistolik 116-122,
sedangkan diastolik adalah 77-80. Pada usia 11 tahun kisaran sistolik menjadi
118-124, dan 78-83 untuk diastolik. Di usia 12 tahun sistolik menjadi 120-126,
sedangkan diastolik menjadi 79-82.

Berapa Detak Jantung Anak yang Normal

Detak jantung bayi dan anak-anak lebih cepat


ketimbang anak besar dan orang dewasa. Ini karena kebutuhan akan suplai darah lebih tinggi
dibandingkan anak besar.
Untuk memenuhi kecukupan suplai darah yang lebih banyak itulah, jantung harus berdetak
lebih cepat. Berikut ini rata-rata denyut jantung bayi dan anak-anak:
Usia 1 - 2 hari : 123 - 159 kali /menit
Usia 3 - 6 hari : 129 - 166 kali/menit
Usia 1 - 3 minggu : 107 - 182 kali/menit
Usia 1 2 bulan : 121 - 179 kali/menit
Usia 3 - 5 bulan : 106 - 186 kali/menit
Usia 6 - 11 bulan : 109 - 169 kali/menit
Usia 1 - 2 tahun : 89 - 151 kali/menit
Usia 3 - 4 tahun : 73 - 137 kali/menit
Usia 5 - 7 tahun : 65 - 133 kali/menit
Usia 8 - 11 tahun : 62 - 130 kali/menit
Usia 12 - 15 tahun : 60 - 119 kali/menit
Denyut jantung juga tergantung pada aktivitas bayi dan anak. Misalnya, ketika menangis atau
kesakitan, denyut jantung bisa mencapai 180x/menit.
Ketika anak demam atau dehidrasi, secara otomatis denyut jantung juga ikut meningkat.

Namun, Anda perlu cepat-cepat ke dokter kalau si kecil terlihat pucat dan kulit membiru,
sesak napas, atau tampak tarikan otot-otot dada (cekung ke dalam) saat bernapas. Dokter
akan memeriksa dan menangani lebih lanjut.

Berapa Rata-Rata Detak Jantung yang


Normal?

Published in Penyakit Jantung

Read 41739 times

font size decrease font size increase font size

Email

0
inShare
Tweet
Ketika Anda berolahraga detak jantung pun pasti terasa lebih cepat berdetak, berbeda dengan
saat Anda sedang bersantai. Namun, tahukah Anda bahwa detak jantung setiap orang relatif
berbeda? Ya, tingkat kebugaran berpengaruh pada detak jantung rata-rata seseorang. Lalu,
berapa rata-rata detak jantung yang normal?
Detak jantung rata-rata selama istirahat dapat dibagi menjadi empat kelompok usia, yaitu
bayi usia di bawah 1 tahun, anak usia 1-10 tahun, anak remaja usia 11-17 tahun, dan usia
dewasa di atas 17 tahun.

< 1 tahun = 100-160 per menit

1-10 tahun = 70-120 per menit

11-17 tahun = 60-100 per menit

> 17 tahun = 60-100 per menit

Jika rata-rata detak jantung per menit Anda rendah, ini menunjukkan bahwa kinerja jantung
Anda efisien dan memiliki kebugaran kardiovaskular yang lebih baik. Bahkan seorang atlit
yang terlatih ada yang memiliki rata-rata detak jantung mendekati 40 kali per menit. Altit
secara umum memiliki rata-rata 40-60 detak jantung per menit ketika beristirahat.
Jika Anda bukan orang yang gemar olahraga tetapi memiliki rata-rata detak jantung yang
rendah disertai dengan keluhan pusing, sesak napas, atau bahkan ingin pingsan, maka Anda

patut waspada. Itu bukan tanda bahwa kinerja jantung Anda efisien, itu tanda adanya
gangguan kesehatan yang menyebabkan detak jantung jadi terlalu rendah.
Mengukur Rata-Rata Detak Jantung Selama Istirahat
Untuk mengukur rata-rata detak jantung per menit, caranya sederhana, cukup dengan
mengecek denyut nadi Anda. Tempatkan telunjuk dan jari tengah Anda di sisi leher bagian
samping tenggorokan. Alternatif lain adalah dengan mengecek denyut nadi di pergelangan
tangantempatkan telunjuk dan jari tengah pada sisi samping (sisi jempol) pergelangan
tangan.
Kalau denyut nadi sudah terasa, hitung setiap denyutnya selama 15 detik. Angka yang
didapatkan kemudian dikali 4, hasilnya adalah jumlah rata-rata detak jantung Anda selama 1
menit.
Faktor Penentu Rata-Rata Detak Jantung
Tingkat aktivitas dan kebugaran, suhu udara, posisi tubuh (berdiri atau berbaring, misalnya),
emosi, ukuran badan, serta konsumsi obat tertentu dapat mempengaruhi rata-rata detak
jantung Anda.
Rata-rata detak jantung saat beristirahat berbeda dari rata-rata detak jantung saat berolahraga
atau beraktivitas. Sama seperti saat beristirahat, setiap kelompok usia memiliki rata-rata detak
jantung yang berbeda saat berolahraga. Dan ada batas maksimum untuk setiap kelompok usia
rumus mengukur batas maksimumnya yaitu 220 dikurangi umur Anda sekarang.
Mengukur Rata-Rata Detak Jantung Selama Berolahraga
Cara paling sederhana untuk mengukur detak jantung saat berolahraga adalah sebagai
berikut: Berlarilah, dan setelah berlari sekian menit, hitung denyut nadi Anda selama 10
detik. Angka yang didapatkan kemudian dikali 6, itulah rata-rata detak jantung per menit
Anda saat berolahraga.
Meskipun rata-rata detak jantung setiap orang bisa berbeda, namun detak jantung yang terlalu
tinggi/rendah dapat menjadi indikasi adanya gangguan kesehatan. Dianjurkan untuk
konsultasi dengan dokter jika detak jantung Anda saat beristirahat selalu di atas 100 kali per
menit atau di bawah 60 per menitkhususnya apabila Anda sering merasa pusing, sesak
napas, atau bahkan ingin pingsan.

Anda mungkin juga menyukai