NIM : 042011333250
Jurusan : Akuntansi
1. Ajaran Susila dalam Hindu memegang peranan sangat penting dalam membangun Etika dan
moralitas mahasiswa hindu. Bahkan saat era repormasi popularitas Mahasiswa cenderung
mengalahkan popularitas penegak moral lainnya seperti para pemimpin agama dan para guru.
Namun demikian dewasa ini banyak mahasiswa terjerembab menjadi sosok Mahasiswa yang
Pragmatis sehingga peran mereka sebagai penegak moral tidak begitu maksimal dan berujung
pada Degradasi moral pada Mahasiswa itu sendiri. Penyebab degradasi moral pada Mahasiswa
dapat dilihat dari beberapa segi antara lain : Keluaraga, Lingkungan, Gaya hidup, Keteladanan,
Penyalah gunaan subtansi teknologi dan pergerakan Mahasiswa. Jelaskan mengapa demikian
Dalam agama Hindu, moral menempati posisi penting dalam melewati setiap keadaan dan
bidang kehidupan. Oleh karena itu, setiap usaha untuk memajukan suatu masyarakat,
mutlak membutuhkan moralitas. Seluruh komponen diharuskan bermoral, terlebih mereka
yang berada di kerucut orang-orang terpilih, seperti para ulama, akademisi, dan orang yang
diberi amanah untuk menjalankan kekuasaan. Bahkan di era reformasi, popularitas
mahasiswa cenderung mengalahkan popularitas penegak moral yang lainnya, seperti ulama
dan para guru. Selain itu, setelah era reformasi, secara umum kepedulian mahasiswa
mengalami peningkatan luar biasa sebagai penegak perubahan (agent of change), kekuatan
moral (moral force), dan kekuatan intelektual (intelectual force). Namun demikian jika
berbicara tentang moral dan mahasiswa sebagai agen penegak moral, justru dewasa ini
mahasiswa-mahasiswa tersebut terjerembab dalam masalah-masalah yang menyebabkan
mereka tumbuh dan berkembang menjadi sosok mahasiswa yang pragmatis. Sehingga
peran mereka sebagai agen penegak moral tidak begitu maksimal (optimal) yang pada
akhirnya berujung pada terdegradasinya moral pada mahasiswa itu sendiri.
Mahasiswa banyak yang terjebak ke dalam hal-hal negatif tentu disebabkan oleh berbagai
faktor. Salah satunya adalah kurangnya pengamalan ajaran Susila itu sendiri. Dimana,
individu bisa saja melalui proses belajar yang menyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran
Susila. Padahal, ajaran Susila dapat membina umat Hindu untuk selalu bersikap dan
bertingkah laku yang baik, serta berbudi luhur. Padahal ajaran susila sebenarnya sudah kita
terima sejak kita hidup bahkan bisa disebut asupan sehari-hari dalam setiap jenjang
kehidupan kita, serta ajaran susila juga diajarkan dari hal-hal sederhana di seluruh
komponen lingkungan hidup manusia mulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor
lainnya bisa disebabkan oleh ketidaksanggupan individu dalam menyerap norma
kebudayaan, sehingga ia tidak mampu membedakan atau memilah (filtrasi) mana perilaku
yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan. Selain itu, proses sosialisasi yang
menyimpang, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, membuat individu mengalami
krisis moralitas karena terjerumus hal-hal negatif yang tentunya tidak sesuai dengan ajaran
Susila. Hal-hal tersebutllah yang menyebabkan mahasiswa saat ini cenderung berpikir
pragamatis yang berujung pada degradasi moral. Dimana, tentunya hal tersebut harus
diperangi dengan menerapkan ajaran Susila itu sendiri.
Selain itu, Mahasiswa juga banyak terjebak di era globalisasi dan westernisasi sehingga
budaya pragmatis sudah menjamur di antara mahasiswa. Globalisasi dan westernisasi
membuat masyarakat, dalam hal ini mahasiswa sebagai generasi muda cenderung
melupakan nilai dan moral yang sudah dipegang teguh oleh masyarakat sejak zaman dulu.
Akibatnya generasi muda cenderung melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai
dan moral bangsa serta Agama dan lebih memilih untuk mengikuti nilai-nilai yang
diadaptasi dari luar negeri karena dianggap lebih “keren” dan “nggak ketinggalan zaman”.
Maka dari itu ada degradasi moral yang terjadi jika generasi muda tidak menyaring budaya-
budaya negative yang tidak sesuai dengan nilai dan moral Indonesia, atau Agama Hindu.
2. Karmapala adalah ajaran keadilan tertinggi bagi manusia, dan tidak dapat dihindari oleh
siapapun. Berdasarkan atas saat menerima pahala dari karma yang dilakukan, Ajaran
karmapala dapat dibedakan menjadi tiga (3) bagian. Sebutkan dan jelaskan !
Ajaran Karmapala dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu Sancita Karmaphala,
Prarabdha Karmaphala, dan Kriyamana Karmaphala
1. Sancita Karmaphala
Sancita Karmaphala adalah hasil perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu yang belum
habis pahalanya dinikmati dan masih merupakan sisa yang menentukan kehidupan kita
sekarang. Contoh, di kehidupan yang lalu, mungkin kita korupsi milyaran rupiah, namun
karena sedang berkuasa atau pintar berkelit, pahalanya belum sempat dinikmati, kelahiran
sekaranglah dinikmati buah/hasilnya, misalnya, hidup jadi sengsara, atau menjadi
perampok sehingga dihukum penjara. Kewajiban kita sebagai umat Hindu dalam hal ini
adalah menghindari pebuatan jahat sekecil apapun. Takutlah dengan akibat dari perbuatan
jahat kita dan malulah terhadap akibat dalam pelanggaran ajaran Veda.
2. Prarabdha Karmaphala
Prarabda Karmaphala adalah hasil perbuatan kita pada kehidupan sekarang yang pahalanya
diterima habis dalam kehidupan sekarang juga. Sekarang korupsi, kemudian tertangkap
langsung dihukum bertahun-tahun. Jadi antara perbuatan dan akibatnya lunas.
3. Manusia adalah mahluk Sosial yang tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya, artinya mereka
membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalani hidup. Dengan adanya intraksi sosial antar
tetangga maupun masyarakat yang lainnya akan mempermudah manusia dalam mengatasi
masalah yang dihadapinya. Ada beberapa faktor yang mendorong manusia untuk dapat hidup
bermasyarakat. Sebutkan dan jelaskan !
Manusia adalah makhluk sosial yang harus hidup bermasyarakat. Terbentuknya masyarakat
karena adanya hasrat ingin bersama dan saling tolong menolong satu sama lain.
Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mendorong manusia untuk hidup
bermasyarakat:
1. Hasrat sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini
terjadi karena kemampuan seseorang secara profesional bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan orang lain. Dengan kata lain, antara individu saling ketergantungan dengan
individu lainnya.
3. Hasrat berjuang. Manusia sesungguhnya makhluk yang lemah, karena itu ia harus
berjuang untuk mempertahankan dirinya. Dalam hal ini, manusia akan menjadi teman
dan juga akan menjadi lawan. Sebagai contoh, manusia yang berprestasi harus mampu
mengalahkan prestasi manusia lainnya. Untuk itu, manusia harus menggunakan cara-
cara positif yaitu dengan meningkatkan kemampuannya dan bukan dengan cara negatif
yang melumpuhkan lawan degan bermacam-macam cara yang bertentangan dengan
norma-norma di masyarakat tertentu.
4. Hasrat meniru. Sudah menjadi kodrat manusia untuk selalu meniru. Tanpa kita sadari,
apa yang kita lakukan setiap hari merupakan peniruan-peniruan dari orang yang ada di
sekitar kita. Peniruan tersebut bisa terjadi dalam bentuk apa pun seperti cara berpakaian,
bergaul, berbicara dan mengerjakan sesuatu. Meski demikian, manusia tetap memiliki
kepribadian tersendiri yang membedakan dirinya dengan manusia lainnya.
5. Hasrat kebebasan. Ketika manusia merasa terasing dari manusia lainnya, ia akan
merasa terikat dan terkungkung jiwanya. Jadi, dengan adanya pergaulan manusia akan
merasa bebas untuk bertukar pikiran, berdiskusi dan sebagainya.
7. Hasrat simpati. Kesanggupan untuk dengan langsung turut merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain
8. Hasrat harga diri. Rasa harga diri merupakan hasrat pada seseorang untuk
menganggap atau bertindak atas diri nya lebih tinggi dari pada orang lain, karena
mereka ingin mendapat penghargaan yang selayaknya.
10. Adanya kenyataan bahwa manusia sebagai makhluk lemah atau serba tidak bisa. Oleh
karena itu, ia selalu mendesak atau menarik kekutan bersama yang terdapat dalam
perserikatan dengan orang lain.
11. Karena terjadinya habit pada tiap-tiap diri manusia. Manusia bermasyarakat karena ia
telah biasa mendapat bantuan yang berfaedah yang diterimanya sejak kecil dari
lingkungannya.
12. Adanya persamaan umur, persamaan keturunan, persamaan profesi, persamaan tujuan,
persamaan pandangan, persamaan teritorial, nasib, keyakinan/cita-cita, kebudayaan,
dan lain-lain.
4. Agama yang sejatinya menjadikan kedamain dan kesejahteraan justru menjadi sanagat sensitif
dan paling ampuh dipakai senjata untuk memecah belah persatuan, sehingga menimbulkan
disintegrasi bangsa. Beberapa konflik yang menyangkut SARA akhir –akhir ini sering terjadi
di beberapa daerah. Sebutkan dan jelaskan beberapa penyebab terjadinya konflik berbau
SARA tersebut !
Konflik SARA merupakan tindakan yang tidak terpuji, yang isinya tentang pelecehan,
kekerasan, deskriminasi, dan sebuah pelecehan yang bisa terjadi antar golongan yang
menyangkut keluarga, agama, suku/kebangsaan. Jika kita perhatikan lagi, banyak sekali
terjadinya sebuah SARA yang berkaitan antar agama. Hal ini terjadi karena beberapa
alasan yaitu kurangnya pehamanan sesoerang tentang ajaran lain dan menganggap
ajarannya yang paling benar. Selain itu banyak juga masyarakat yang masih tidak mengerti
akan kebebasan dalam beragama dan beribadah sehingga seseorang tidak bisa menghargai
ajaran lainnya. Faktor lain yang memunculkan SARA adalah sesorang tidak mempunyai
pemahaman akan toleransi sehinggga mereka akan menyerang siapa saja yang berbeda
dengan dirinya. Dan yang terakhir, banyak orang yang membandingkan ajarannya dengan
ajaran lain dan pada akhirnya karena perbedaan penafisiran itu, maka timbulah sebuah
pertentangan dan perdebatan.
5. Seni keagamaan memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk kepribadian yang
Estetis.
Menurut saya, agama dengan seni adalah satu kesatuan yang akrab dan padu. Nilai-
nilai moral yang digali dan diangkat dari ajaran Agama Hindu kemudian disampaikan
melalui media seni, maka dianggap lebih ampuh menyentuh rasa dan hati seseorang
dalam rangka membentuk budi pekerti umat. Ajaran Agama Hindu yang diterjemahkan
melalui media seni dapat dengan mudah tersampaikan kepada umat, karena manusia
sangat menyukai keindahan/estetika yang muncul dari seni itu sendiri sehingga ajaran
agama dapat dicerna dengan baik dan mudah oleh umat manusia.
Seni mempunyai fungsi kerohanian untuk mendekatkan manusia dengan dewa yang
dipuja. Kemudian fungsi ini diteruskan dalam kehidupan tari-tarian. Dengan demikian
seni tari juga meneruskan fungsi spiritual. Bagi kehidupan masyarakat Hindu, fungsi
dimaksud tampak masih diperlukan. Hal ini terbukti dari adanya gamelan dan tari-tarian
sakral yang hanya dimanfaatkan atau disuguhkan dalam suatu upacara tertentu, seperti
tari sangiang, topeng sidakarya, dan yang lainnya. Seni memiliki fungsi pendidikan
yang dapat menjangkau beberapa keterampilan dan berbagai kreativitas lainnya. Seni
juga memiliki konteks yang beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan dan struktur
sosial budaya masyarakat pendukungnya. Dalam bidang agama, seni memiliki multi
fungsi, yang menyebabkan orang merasa lebih tertarik dan lebih cepatmengerti
mempelajari agama melalui media seni, baik seni sastra, seni suara, seni rupa, seni
patung, dan sebagainya. Dengan seni dapat menyampaikan pesanpesan yang perlu
diketahui oleh seseorang. Agama Hindu senantiasa menerapkan ajaran-ajaran mulia
yang benar-benar mendorong dan menuntun orang-orang untuk dapat berbuat yang
lebih mulia. Seni merupakan salah satu media yang sangat efektif. Melalui media seni,
masyarakat dapat menikmati hiburan sekaligus dapat memetik nilai-nilai spiritual.
b. Ada pendapat bahwa yang dilakukan (ritual ) oleh Umat Hindu selama ini bukan agama,
melainkan Adat dan Budaya. Jelaskan?