Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat serta
hidayah-Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas individu dengan judul Anatomi dan
Fisiologi Sistem Integumen dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Integumen.
Dalam menyelesaikan penyusunan tugas ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. saya
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari bahwa pada tugas ini masih terdapat banyak kekurangan mengingat
keterbatasan kemampuan saya. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sebagai masukan bagi saya.
Akhir kata saya berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
saya sebagai penulis pada khususnya. Atas segala perhatiannya saya mengucapkan banyak
terima kasih.

Padang, 20 Oktober 2016

Nela Indriani

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan........................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Anatomi dan Fisiologi Kulit.............................................................................................
B. Anatomi dan Fisiologi Rambut.......................................................................................
C. Anatomi dan Fisiologi Kuku............................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................................
B. Saran................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini
terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous),
dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ yang
luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak toko
dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan
homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan
air. Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan
mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi
ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk
mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut,
kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan
otot. Mengenai anatomi sistem yg menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel
(epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang
mendasari (hypodermis atau subcutis).
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen.
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah
dermis. Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan
kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi
melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan
penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut
yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.

B. Rumusan Masalah
1. Anatomi Fisiologis Kulit

2. Anatomi Fisiologis Rambut


3. Anatomi Fisiologis Kuku
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dan manfaat penulisan tugas individu ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas individu mata kuliah sistem perkemihan dari dosen Ns. Lenni
Sastra S.Kep MSN
2. Untuk lebih mendalami ilmu tentang anatomi fisiologis sistem integumen.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Anatomi dan Fisiologi Kulit


Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat
tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah
terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang
ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan
bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan
mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan
seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun
sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan turut
berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.

Gambar : Bagian-bagian Kulit

Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :


Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia
dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 m untuk kulit tebal (kulit pada telapak
tangan dan kaki) dan 75-150 m untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki,
memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas sel :

Melanosit, menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.Melanosit (sel


pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis dan mengeluarkan
melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon
perangsang

melanosit

(melanocyte

stimulating

hormone,

MSH).

Melanosit

merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen
melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap
warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang
berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah (misal puting susu) mengandung
pigmen ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit yang normal bergantung
pada ras dan bervariasi dari merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik
juga akan memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan tampak kebiruan
bila terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya
ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya
ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
2

Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen
kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam
imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh
epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk
ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans mungkin
bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan
neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis ,
yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit
melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel
Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat
merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah kanker.

Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.

Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan
lapisan ini akan berganti setiap 3-4 minggu sekali.

Lapisan-Lapisan Epidermis :

Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma
yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin berubah
menjadi keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya
lebih sedikit sel-sel saling melekat erat.Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi
gesekan (friction) dengan permukaan luar, terutama pada tangan & kaki. Juga
merupakan lapisan keratinosit terluar yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng

yang mati dan tidak berinti.


Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang
homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dari
protein eleidin.Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti dan lapisan ini

banyak terdapat pada telapak tangan & kaki.


Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang
mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif
terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.2/3
lapisan ini merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar serta mukosa

tidak punya lapisan inti.


Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada
lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop
tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang disebut spinadan
terlihat

saling

berhubungan

dan

di

dalamnya

terdapat

fibril

sebagai

intercellularbridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini


memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan
melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di
5

daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.


Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis,
tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris dan dalam
sitoplasmanya terdapat melanin.Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.

Gambar:Lapisan-Lapisan Epidermis
Dermis
Dermis (kulit jangat) yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama dari
dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan
struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan
mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis bersifat ulet dan elastis yang
berguna untuk melindungi bagian yang lebih dalam. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan
batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilla dan stratum retikulosa.
1

Stratum papila, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan
ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit
yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di
bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan
salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga
tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea,
serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel
jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis
dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf
sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan
palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.

Stratum retikulosa, mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen. Sebagian
besar lapisan ini tersusun bergelombang, sedikit serat retikulin dan banyak serat
elastin. Sesuai dengan arah jalan serat-serat tersebut terbentuk garis ketegangan kulit.
Bahan dasar dermis merupakan bahan matrik amorf yang membenam pada serat
kolagen, elastin dan turunan kulit. Glikosaminoglikans utama kulit adalah
asamhialuronat, dermatan sulfat dengan perbandingan yang beragam di berbagai
tempat, bahan dasar ini sangat hidrofilik. Lapisan ini terdiri dari anyaman jaringan
ikat yang lebih tebal. Dalam lapisan ini ditemukan sel-sel fibrosa, sel histiosit,
pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf, kandung rambut kelenjar sebasea,
kelenjar keringat, sel lemak dan otot penegak rambut.
Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur suhu,

melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari
dermis juga membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan fleksibilitas
untuk kulit. Komponen dermis meliputi:

Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke kulit dan
mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut vitamin D dari kulit tubuh.

Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang mengandung sel-sel darah
putih dari sistem kekebalan tubuh) pada jaringan kulit untuk melawan mikroba.

Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air ke permukaan
kulit di mana ia dapat menguap untuk mendinginkan kulit.

Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan melindungi
terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.

Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan akar rambut dan
memberikan nutrisi pada rambut.

Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan
intensitas panas ke otak.

Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di tempat dan
memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.

Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit merenggang. Hal
ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan dinding arteri.

Subkutan atau Hipodermis


Lapisan bawah kulit (fasia superficial) terdiri dari jaringan pengikat longgar.
Komponennya serat longgar, elastic dan sel lemak. Pada lapisan adipose terdapat susunan
lapisan subkutan yang menentukan mobilitas kulit di atasnya, bila terdapat lobules lemak
yang merata di hypodermis membentuk bantalan lemak yang disebut panikulus adi posus.
Pada daerah perut, lapisan ini dapat mencapai ketebalan 3 cm. pada kelopak mata, penis dan
skrotum lapisan hypodermis tidak mengandung lemak. Bagian superficial hypodermis
mengandung kelenjar keringat dan folikel rambut.
Dalam lapisan hypodermis terdapat anyaman pembuluh arteri, pembuluh vena,
anyaman araf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit dibawah dermis. Lapisan ini
mempunyai ketebalan bervariasi dan mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan
dibawahnya.
C. Anatomi dan Fisiologis Kulit
Jaras reseptor kulit berada didalam kulit. Jaras visceral berhubungan dengan persepsi
keadaan intern. Pada organ sensorik kulit terdapat empat jaras, yaitu rasa raba/tekan, dingin,
panas, dan rasa sakit. Kulit mengandung berbagai ujung sensorik termasuk ujung saraf
telanjangatau tidak bermielin(selaput). Pelebaran saraf terminal dan ujung yang berselubung
ditemukan pada jaringan fibrosa berakhir sekitar folikel rambut.
Pada pemeriksaan histologist, kulit hanya mengandung saraf telanjang yang berfungsi
sebagai mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap rangsangan raba. Ujung saraf
sekitar folikel rambut menerima rasa raba dan gerakan rambut yang menimbulkan perasaan
(raba taktil). Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf pada kulit berbeda-beda
menurut ujung saraf yang dirangsang. Panas , dingin dan sakit ditimbulkan karena tekanan
dalam rasa dari suatu benda, misalnya mengenai otot dan tulang.
Indra raba terdapat pada kulit disamping itu juga sebagai pelepas panas yang ada pada
tubuh . kulit mempunyai banyak ujung-ujung saraf rasa raba yang menerima rangsangan dari
luar , diteruskan ke pusat saraf di otak. Reseptor-reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan
jaringan ikat tubuh manusia. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yang sensitif
terhadap panas dan sakit.
Fungsi Kulit :

Fungsi Termoregulasi
Panas tubuh dihasilkan dari aktivitas metabolic dan pergerakan otot. Pengeluaran
panas melalui kulit berlangsung melalui proses evaporasi air (perubahan molekul air)
yang disekresi oleh kelenjar keringat dan juga melalui proses perspirasi (sekresi
keringat), difusi molekul air melalui kulit. Dalam pengaturan suhu tubuh kulit berperan
mengeluarkan keringat dan kontraksi otot dengan pembuluh darah kulit.kulit kaya akan
pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit dapat nutrisi yang cukup baik. Tonus

vascular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin).


Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis yang dapat menimbulkan
iritasi dan gangguan panas. Bantalan lemak di bawah kulit berperan sebagai pelindung
terhadap gangguan fisis. Melanosit melindungi kulit dari sinar matahari. Proteksi

rangsangan kimia karena stratum korneum yang impermeable terhadap zat kimia dan air.
Fungsi Absorpsi
Kemampuan absorpsi kulit memengaruhi tebal dan tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban, dan metabolism. Penyerapan terjadi melalu celah antar sel, menembus sel-

sel epidermis dan saluran kelenjar.


Fungsi Eksresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna dalam tubuh berupa NaCl, asam
urat dan ammonia. Lapisan sebum berguna untuk melindungi kulit karena lapisan
sebummengandung minyak untuk melindungi kulit, menahan air yang berlebihan

sehingga kulit tidak menjadi kering.


Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis untuk
merangsang panas yang diterima oleh dermis dan subkutis. Sedangkan untuk rangsangan
dingin terjadi di dermis. Perbedaan dirasakan oleh papilla dermis markel renviel yang
terletak pada dermis, sedangkan tekanan dirasakan oleh epidermis serabut saraf sensorik

yang lebih banyak jumlahnya didaerah erotic.


Fungsi Pembentukan Pigmen
Melanosit membentuk warna kulit . enzim melanosom dibentuk alat golgi dengan
bantuan tiroksinasi yang meningkatkan metabolisme sel , ion Cu dan oksigen. Sinar
matahari memengaruhi melanosom, pigmen yang tersebar di epidermis melalui tangantangan dendrite, sedangkan lapisan dibawah oleh melanofag. Warna kulit tidak

selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal atau tipisnya kulit.
Fungsi Keratinasi
Sel basal akan berpindah ke atas dan erubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin
keatas sel ini semakin gepeng dan ergranula menjadi sel granulosum. Selanjutnya intisel
menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus

menerus seumur hidup.keratinosit melalui proses sintesis dan generasi menjadi lapisan
tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari. Keratin memberi perlindungan kulit
terhadap infeksi melalui mekanisme fisiologis.
D. Anatomi dan Fisiologi Rambut
Rambut berupa benang keratin elastis yang berkembang dari epidermis dan tersebar di
sekujur tubuh kecuali telapak kaki, telapak tangan, permukaan dorsal falang distal, sekitar
lubang dubur, dan urogenital. Setiap rambut mempunyai batang yang bebas dan akar yang
tertanam di dalam kulit. Akar rambut dibungkus oleh folikel rambut yang berbentuk tabung
terdiri dari bagian berasal dari epidermis (epitel) dan bagian berasal dari dermis (jaringan
ikat). Pada ujung bawah folikel menggembung membentuk bulbus rambut, beberapa kelenjar
sebasea, dan seberkas otot polos (erector pili). Kontraksi otot ini menyebabkan tegaknya
rambut.
Struktur rambut :
1

Medulla : Bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari 2-3 lapis sel kubis mengerut
satu sama lain, dipisahkan oleh ruang berisi udara. Bulu halus pendek jenis bulu roma,
sebagian rambut kepala, dan rambut pirang tidak mempunyai medulla. Sel-selnya sering

mengandung pigmen dan keratin. Sel-sel medulla termasuk keratin lunak.


Korteks : Bagian utama rambut beberapa lapis sel gepeng, panjang berbentuk, gelondong
membentuk keratin keras. Fibril keratin tersusun sejajar dan granula pigmen terdapat di
dalam dan diantara sel-selnya. Rambut hitam mengandung pigmen. Oksidasi udara yang

terkumpul di dalam ruang antara sel korteks mengubah warna rambut.


Kutikula : Terdapat pada permukaan selapis sel tipis jernih, yaitu kutikula tidak berinti
kecuali yang terdapat pada akar rambut. Sel-selnya tersusun seperti genting dengan ujung
menghadap ke atas. Penampang melintang rambut beragam sesuai dengan ras. Misalnya,
rambut lurus pada bangsa Mongol, Eskimo, sedangkan Indian Amerika tampak bundar
pada potongan melintang dan rambut berombak, pada beberapa bangsa Afrika dan Papua
penampangnya lonjong.

Gambar : Struktur Rambut


Folikel rambut merupakan selubung
yang terdiri dari sarung jaringan ikat
bagian luar (sarung akar dermis) yang
berasal dari dermis dan sarung akar
epitel

bagian

dalam

berasal

dari

epidermis. Folikel yang menggembung membentuk bulbus rambut yang berhubungan dengan
papilla tempat persatuan akar rambut dan selubungnya. Sarung akar asal dermis :
a

Lapisan paling luar berkas serta kolagen kasar yang berjalan memanjang sesuai

dengan lapisan reticular dermis.


b Lapisan tengah lebih tebal sesuai dengan lapisan papilla dermis. Lapisan ini padat sel
c

dan mengandung serat jaringan ikat halus yang tersusun melingkar.


Lapisan dalam berupa sabuk homogeny sempit yang disebut glassy membrane basal
di bawah epidermis.
Sarung akar sel epidermis (epitel) mempunyai lapisan luar yang menyambung dengan

lapis-lapis dalam epidermis yang sesuai dengan lapis-lapis pemukaan yang sudah
berkembang. Sarung akar rambut luar mempunyai selapis sel poligonal yang menyerupai selsel stratum spinosum epidermis. Sarung akar rambut dalam adalah sarung berzat tanduk
membungkus akar rambut yang sedang tumbuh, menghasilkan keratin lunak, juga ditemukan
pada epidermis. Sarung ini tidak tampak lagi di atas muara kelenjar sebasea dalam folikel.
Susunan rambut adalah sebagai berikut :
1

Batang rambut merupakan bagian rambut yang terdapat di luar kulit. Bila dibuat
potongan sebuah rambut akan terlihat dari luar ke dalam :
a Selaput rambut , merupakan lapisan yang paling luar terdiri dari sel-sel yang
tersusun seperti sisik ikan, dapat diketahui bila rambut disasak dengan baik.

Rambut yang sering disasak akan meregangkan hubungan sel-sel selaput rambut
sehingga merusak selaput rambut dan cairan mudah masuk ke dalam rambut.
b Kulit rambut : korteks rambut merupakan lapisan kulit yang paling tebal, terdiri
dari lapisan tanduk berbentuk kumparan tersusun memanjang butir-butir myelin.
Sel tanduk terdiri dari serabut keratin. masing-masing sel tanduk yang disebut
fibril diuraikan menjadi satuan serat yang lebih halus disebut myofibril. Rambut
mempunyai sifat daya elastic yang akan bertambah apabila dalam keadaan
basah dan dihangatkan.
Sumsum rambut (medulla) : bagian yang paling dalam dibentuk oleh sel tanduk.

Bentuknya seperti anyaman dengan rongga yang berisis udara. Bagian ini sangat
tipis, mengandung ,edula dan sumsum rambut. Ini hanya terdapat pada rambut
yang tebal, misalnya pada alis, kumis, dan sebagian rambut kepala.
2

Akar rambut , merupakan bagian rambut yang tertanam miring dalam kulit, terselubung
oleh kandung rambut (folikel rambut). Akar rambut ini tertanam amat dalam, dapat
mencapai lapisan hypodermis.
a Kandung rambut adalah tabung yang menyelubungi akar rambut mulai dari
permukaan kulit sampai bagian bawah umbi rambut. Pada selubung ini
terdapat unsur-unsur :
Unsure dari lapisan dermis. Jaringan ikat yang berasal dari lapisan dermis
atau kulit jangat membentuk tiga lapisan, lapisan serabut kolagen dan
elastic yang teratur mengandung pembuluh darah dan saraf, serta lapisan
serabut sirkuler yang tersusun selang-seling dengan sel yang berbentuk
kumparan dan selaput bening (hialin) yang tidak mempunyai bentuk
tertentu.
Unsure lapisan epidermis, terdapat pada umbi rambut yang terdiri dari
lapisan-lapisan kandung akar luar dan kiandung akar dalam. Kandung
akar dalam tersusun dari luar ke dalam lapisan hanle, terdiri dari sel lapis
kuboid dengan inti gepeng, dan terdiri dari 1-2 lapis sel tanduk gepeng
yang mengandung inti dan selaput kutikula. Kandung akar rambut
bentuknya seperti sisik ikan. Kandung akar rambut (akar luar dan akar
b

dalam).
Papil rambut : Bagian bawah folikel ranmbut berbentuk lonjong seperti telur
yang ujung bawahnya terbuka, berisi jaringan ikat tanpa serabut elastic, ke
dalamnya masuk pembuluh kapiler untuk menyuplai nutrisi ke umbi rambut.
Diantara sel-sel papil terdapat sel-sel melanosit yang menghasilkan pigmen

melanin yang memberi warna pada kulit yang disebarklan ke dalam korteks
c

dan medulla rambut.


Umbi rambut (tunas rambut) merupakan bagian akar rambut yang melebar,
merupakan sel bening yang terus menerus bertambah banyak berkembang
secara mitosis. Daerah ini subur, berdekatan dengan pembuluh-pembuluh
papil rambut, dan menghasilkan sel-sel baru untuk korteks rambut, dan
menghasilkan sel-sel baru untuk korteks untuk korteks rambut pengganti selsel, yang sudah tua akan terdorong ke atas.

M. elektorpili adalah otot penegak rambut yang terdiri dari otot polos yang terdapat
pada kandung rambut dengan perantaraan serabut elastic. Bila otot ini berkontraksi rambut
akan tegak, kelenjar akan mengalami kompresi sehingga isinya didorong keluar untuk
melimasi rambut.
Ada beberapa fungsi rambut, diantaranya :

Melindungi kulit dari pengaruh buruk: Alis mata melindungi mata dari keringat agar
tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).

Menyaring udara pada hidung.

Sebagai pengatur suhu.

Pendorong penguapan keringat.

Indera peraba yang sensitive.

D. Anatomi dan Fisiologi Kuku


Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus permukaan
dorsal falang jari tangan dan jari kaki. Strukturnya berhubungan dengan dermis dan
epidermis. Pertumbuhan kuku terjadi sepanjang garis datar lengkung dan sedikit miring
terhadap permukaan pada bagian proksimalnya.
Kuku berproliferasi membentuk matrik kuku. Epidermis yang tepat di bawah menjadi
dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas, diapit oleh lipatan kulit dinding kuku. Di
sini terdapat kelenjar keeingat dan folikel. Sel-selnya banyak mengandung fibril. Sitoplasma
hilang pada tahap akhir setelah sel menjadi homogen, menjadi zat tanduk dan menyatu
dengan lempeng kuku. Tidak pernah dijumpai granula keratohialin di dalam sel matrik dan

keratin kuku. Pada lapisan dalam matrik kuku mengandung melanosit sehingga lempeng
kuku mungkin berpigmen pada ras kulit hitam.
Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak mengelupas.
Badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler
darah dalam dasar kuku. Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan
lempeng kuku sebagai epikondrium atau kutikula. Dengan bertambahnya sel-sel baru dalam
akar kuku menghasilkan geseran lambat lempeng kuku di atas dasar kuku. Laju pertumbuhan
kuku rata-rata 0,5 mm per minggu. Pertumbuhan ini lebih pesat pada jari tangan dari pada jari
kaki dan bila lempeng kuku dicabut paksa, asalkan matriksnya tidak rusak, kuku akan
tumbuh kembali.
Bagian kuku terdiri dari:

Matriks kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.

Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian
pinggir dan atas.

Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.

Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.

Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.

Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding
kuku.

Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.

Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya


menutupi bagian permukaan lempeng kuku.

Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free edge)
menebal.

Gambar : Bagian
Kuku

a. Pemeriksaan Fisik Sistem Integumen


1 Pengkajian Riwayat Kesehatan
Pada saat merawat pasien dengan gangguan dermatologic, perawat mendapatkan
informasi penting melalui riwayat kesehatan pasien dan observasi langsung. Dalam banyak
kasus, pasien atau keluarganya merasa lebih nyaman berbicara dengan perawat dan
menyampaikan informasi penting yang mungkin disimpannya atau lupa disampaikan ketika
berbicara dengan dokter atau petugas kesehatan yang lain.
2

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kulit, rambut dan kuku adalah inspeksi dan palpasi. Sistem

integument meliputi kulit, rambut, dan kuku. Sistem ini berfungsi memberikan proteksi
eksternal bagi tubuh, membantu dalam proses pengaturan suhu tubuh, sebagai sensor nyeri,
dan indera peraba.
I. Kulit
Keterampilan perawat dalam pengkajian fisik dan pemahamanya terhadap anatomi
dan fungsi kulit dapat menjamin bahwa setiap penyimpangan dari keadaan normal akan dapat
dikenali, dilaporkan, dan didokumentasikan. Pemeriksaan pada kulit adalah non-invasif. Lesi
pada kulit bisa saja hanya terjadi pada epidermis, tapi juga bisa hingga jaringan kulit yang
lebih dalam.
Karakteristik kulit normal meliputi :
a Warna

Warna kulit normal bervariasi antara orang yang satu dengan lainnya, dan berkisar
dari warna gading hingga cokelat gelap. Kulit bagian tubuh yang terbuka, khususnya
di kawasan yang beriklim panas dan banyak cahaya matahari, cenderung lebih
berpigmen daripada bagian tubuh lainnya. Efek vasodilatasi yang ditimbulkan oleh
demam, sengatan matahari, dan inflamsi akan menimbulkan bercak merah muda atau
kemerahan pada kulit. Pucat merupakan keadaan tidak adanya atau berkurangnya
tonus, serta vaskularitas kulit yang normal dan paling jelas terlihat pada konjungtiva.
Warna kebiruan pada sianosis menunjukan hipoksia selular dan mudah terlihat pada
ekstermitas, dasar kuku, bibir, serta membrane mukosa. Ikterus, yaitu kulit yang
mengunung, berhubungan langsung dengan kenaikan kadar bilirubin serum dan sering
b

kali terlihat pada sclera, serta membrane mukosa.


Tekstur kulit
Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang. Pajanan matahari, proses penuaan, dan
perokok berat akan membuat kulit sedikit lembut. Normalnya kulit adalah elastic dan
dapat cepat kembali apabila dilakukan pencubitan yang sering disebut dengan turgor

kulit baik.
Suhu
Suhu kulit normalnya hangat, walaupun pada beberapa kondisi pada bagian perifer

seperti tangan dan telapak kaki akan teraba dingin akibat suatu kondisi vasokontriksi.
Kelembapan
Secara normal kulit akan teraba kering apabila disentuh. Pada beberapa kondisi
seperti adanya peningkatan aktivitas dan pada peningkatan kecemasan, kelembapan

akan meningkat.
Bau busuk
Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak mengenakan. Bau yang tajam
secara normal dapat ditemukan pada peningkatan produksi keringat terutama pada
area aksila dan lipat paha.

Beberapa jenis lesi pada kulit adalah sebagai berikut :


1 Lesi primer kulit.
Jenis Lesi

Keterangan

Gambar

Bula

Lesi yang berisi cairan, diameter


>2cm (disebut juga blister).
Disebabkan oleh keracunan getah
pohon

ek

(jenis

pohon

yang

batangnya keras), dermatitis lvy


(sejenis tanaman menjalar), bullous
pemfigoid

bulosa,

luka

bakar

derajat 2.
Komedo

Disebabkan

karena

tertutupnya

duktus pilosebaceous, eksfoliatif,


terbentuk dari sebum dan keratin.
Komedo hitam komedo terbuka ,
komedo putih

komedo

tertutup.

Kista

Massa semi padat atau kapsul yang


berisi cairan yang berada dalam
kulit (misalnya jerawat).

Macula

Datar,

berpigmen,

melingkar,

bentuknya

luasnya

<

1cm

(misalnya, bekas rubella).

Nodul

Lesi berupa tonjolan, lebih tinggi


dari jaringan sekitar dan lebih
dalam dari pada papula. Meluas
hingga lapisan dermal, berdiameter
0,5 2cm.

Papula

Inflamasi dengan lesi naik hingga


0,5 cm. Warnanya bisa sama atau
berbeda dengan warna kulit.

Tumor

Lesi padat, lebih tinggi dari kulit


sekitar, meluas hingga jaringan
dermal dan subkutan.

Vesikel

Permukaan kulit naik, berbatas


jelas, terisi cairan, diameternya <
0,5cm.

Lesi sekunder kulit

Jenis Lesi
Atropi

Keterangan
Gambar
Penipisan kulit pada bagian
tubuh

tertentu

(misalnya

proses penuaan).

Krusta

Sebum yang mongering,


eksudat serosa, purulen, atau
sanguineous di bawah kulit
yang mengalami erosi
sehingga muncul kepermukaan
kulit sebagai vesikel, bula atau
pustula.

Erosi

Lesi

berbatas

kehilangan

tidak

lapisan

tegas,
jaringan

epidermis superficial.

Ekskoriasi/Abra

Garukan

goresan

si

dengan

daerah

linear,

sekitarnya

mengalami abrasi. Biasanya


dilakukan oleh diri sendiri.

Likenifikasi

Lapisan kulit yang menebal,


kulit

yang

digaruk

tampak

sering

(misalnya,

atopic

dermatitis kronis).

Fisura

Belahan

pada

kulit

yang

bertepi rata, dapat meluas ke


lapisan dermal.

Skar

Jaringan ikat yang disebabkan


oleh trauma, inflamasi dalam,
atau pembedahan. Berwarna
merah jika baru terjadi, jika
sudah

lama

berwarna
datar.

akan

lebih

tampak

muda

dan

Ulkus

Kerusakan

pada

lapisan

epidermal dan dermal, dapat


meluas ke jaringan subkutan.
Biasanya

sembuh

dengan

menyisakan skar.

Inspeksi
Lihat warna kulit klien bahwa sinar matahari. Normalnya kulit berwarna cerah
merah muda hingga kecokelatan ataupun hitam. Kulit yang tidak terkena sinar
matahari akan berwarna lebih terang, dan tampak pucat pada orang yang tidak

pernah / jarang terpapar sinar matahari.


Lihat adanya lesi pada kulit (primer ataupun sekunder).
Lihat apakah kulit klien tampak berminyak.
Palpasi
Raba permukaan kulit, rasakan kelembapannya. Normalnya kulit teraba lembap,
tetapi tidak basah.
Rasakan suhu pada permukaan tubuh, normalnya tubuh akan teraba hangat.
Cubit sedikit pada bagian dada, atau lengan bagian dalam. Turgor kulit akan
kembali dalam waktu < 2 detik (nilai normal).
Untuk mengetahui adanya pitting edema, tekan perlahan pada daerah pretibialis,
dorsum pedis, atau sacrum. Jika ditemukan pitting edema, pada area yang ditekan
akan tampak bekas jari pemeriksa dan akan kembali dengan lambat (> 2 detik).

i. Rambut
1 Inspeksi
Perhatikan penyebaran rambut di seluruh tubuh, penyebaran rambut akan tampak
lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Lihat kebersihannya, catat adanya
tinea kapitis, tinea korporis, kutu, dan lain-lain. Lihat warnanya, warna rambut
2

berbeda-beda tergantung suku bangsanya.


Palpasi
Rasakan apakah rambut berminyak. Tarik sedikit rambut, catat jika ada
kerontokan rambut atau alopesia (rontok berlebihan).
ii. Kuku
Kondisi kuku mencerminkan status kesehatan umum, status nutrisi, pekerjaan, dan

tingkat perawatan diri seseorang, bahkan status psikologis juga dapat diungkapkan dari
adanya bukti bukti gigitan kuku. Sebelum mengkaji, kondisi kuku mencerminkan status
kesehatan umum, status nutrisi, pekerjaan, dan tingkat perawatan diri seseorang bahkan status
psikologis juga dapat diungkapkan dari adanya bukti bukti gigitan kuku. Sebelum mengkaji

kuku, perawat mengumpulkan riwayat singkat. Bagian kuku yang paling dapat dilihat adalah
plat kuku, lapisan transparan sel epitel yang menutupi bantalan kuku. Vaskularitas bantalan
kuku member warna lapisan di bawah kuku. Semilunar, area putih dibagian dasar bantalan
kuku disebut lunula, yaitu merupakan dari nama plat kuku terbentuk.
1

Inspeksi
Perhatikan bentuk kuku dan warna dasar kuku. Normalnya dasar kuku berwarna
merah muda cerah karena mengandung banyak pembuluh darah.
Sudut normal antara kuku dengan pangkalnya adalah 160 derajat.
Perhatikan sekitar kuku, apakah ada lesi atau perlukaan.
Palpasi
Tekan ujung jari untuk memeriksa Capillary Refil Time (CRT) yaitu waktu
pengisian balik kapiler. Normalnya akan kembali dalam waktu < 2 detik.

Beberapa kelainan pada kuku :


Jenis
Jari gada

Keterangan
Terjadi karena kondisi

(clubbing

hipoksia dalam waktu yang

finger)

lama.
Sudut antara kuku dengan
dasarnya > 180 derajat.

Koilonika

Bentuk kuku seperti

(koilonychia)

sendok, disebabkan karena


anemia dalam jangka
waktu yang lama.

Gambar

Paronikia

Ditandai dengan adanya

(paronychia)

edema pada dasar kuku.


Diakibatkan karena trauma
atau infeksi yang bersifat
local.

Garis Beau

Biasa terjadi karena


penyakit infeksi yang
kronis. Ditandai dengan
garis transversal pada
permukaan kuku.

Onikomikosis

Terjadi karena adanya


infeksi jamur pada kuku.

Onycholysis

Proses terlepasnya kuku


karena onikomikosis yang
tidak ditangani.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan fisik pada sistem integumen meliputi kulit , rambut dan kuku.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan cara Inspeksi dan palpasi. Pada pemeriksaan fisik
kulit hal yang dikaji adalah pada warna, kelembapan, tekstur kulit, suhu, dan bau busuk.
Kalau pada pemeriksaan fisik rambut meliputi pemeriksaan pada warna,kebersihan,
distribusi, dan tekstur. Sedangkan pemeriksaan pada kuku meliputi

pemeriksaan pada

warna , bentuk kuku, sudut kuku dan Capillary Refill Time.

B. Saran
Makalah ini disusun untuk memudahkan proses belajar mengajar, baik sebagai materi
bimbingan klinik maupun sebagai materi ajar pada mata kuliah Sistem Integumen. Setelah
mengetahui tentang cara pemeriksaan fisik pada sistem integumen diharapkan agar kita
sebagai perawat dapat melakukan pemeriksaan fisik pada Sistem Integumen dengan baik dan
benar.

DAFTAR PUSTAKA
Debora, Oda. 2011. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Malang : Salemba Medika
Arif Muttaqin, Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.
Jakarta : Salemba Medika
Syaifuiddin.2010. Anatomi dan Fisiologi : Kurikulum berbasis Kompetensi untuk
Keperawatan dan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta ; EGC
Potter, Patricia A. 2010. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 2. Jakarta : Salemba
Medika
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai