Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kehamilan adalah mengandung anak (gestasi dari periode menstruasi
sebelumnya sampai persalinan yang normalnya adalah 40 minggu atau 280 hari)
dan dibagi menjadi tiga periode atau trimester masing-masing berlangsung tiga
bulan1 . Kondisi kehamilan dibedakan menjadi dua kategori yaitu ibu dengan
kehamilan normal dan kehamilan dengan resiko tinggi. Seorang ibu hamil
diketegorikan sebagai kelompok resiko tinggi apabila kehamilannya tidak
dikehendaki/diinginkan; ibu mengalami komplikasi selama kehamilan seperti
perdarahan, lahir prematur, dan janin didiagnosa anomaly conginetal, depresi,
kekerasan dalam rumah tangga dan ibu mempunyai riwayat kehamilan resiko
tinggi sebelumnya.
Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu,
dewasa ini masih tinggi di indonesia bila dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya. Menurut data dari survai demografi kesehatan indonesia (SDKI) 1998-
2003 AKI di indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup dan menjadi 228
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Dari lima juta kelahiran tiap
tahunnya diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau
persalinan. Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jammeninggal
oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Kematian ibu
menunjukkan tingkat pembangunan manusia suatu bangsa sehingga tingginya
angka kematian ibu dapat menjadi indikator belum meratanya kesejahteraan itu,
seperti ditunjukkan oleh laporan Indonesian Human Development Report 2005.
Angka kematian ibu maternal bersama dengan angka kematian bayi
senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan.
Angka Kematian Ibu (AKI) di negara berkembang termasuk Indonesia mencapai
450 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini mengacu pada jumlah kematian ibu

1
yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan nifas. Selama tahun 2005
terdapat 536.000 wanita yang meninggal diakibatkan komplikasi kehamilan dan
persalinan2 .
Penyebab kematian ibu secara langsung antara lain karena gangguan
persalinan, misalnya perdarahan (40-60%), infeksi (20- 30%), dan toksemia
gravidarum (20-30%). Penyebab tidak langsung adalah usia ibu terlalu muda,
terlalu tua, terlalu sering melahirkan, terlalu banyak anak, terlambat ditangani,
menderita anemia, serta tingkat pendidikan dan sosial budaya yang masih rendah.
Usia wanita pada saat melahirkan anak pertama mempunyai konsekuensi penting,
baik terhadap ciri demografis penduduknya maupun bagi jiwa para ibu itu sendiri.
Data Survei Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2000 menunjukkan median umur
kehamilan pertama di Indonesia adalah 18 tahun, sebanyak 46% perempuan
mengalami kehamilan pertama di bawah usia 20 tahun, di desa lebih tinggi (61%)
daripada di kota. Perkawinan di usia muda akan menunjang meningkatnya
kehamilan di usia muda. Di Negara berkembang, sekitar 10–20% bayi dilahirkan
dari ibu muda yang sedikit lebih besar dari anak-anak. Data dari penelitian
ditemukan bahwa dua tahun setelah menstruasi yang pertama, seorang anak
wanita masih mungkin mencapai pertumbuhan panggul antara 2–9% dan tinggi
badan 1%, sehingga tidak mengherankan apabila persalinan akibat disproporsi
antara ukuran kepala bayi dan panggul ibu (disproporsi sefalopelvik) paling
sering ditemukan pada ibu yang sangat muda3
Wanita yang melahirkan anak pada usia yang lebih muda akan lebih tinggi
kemungkinannya untuk mengalami keracunan (toxemia), anemia dan penyakit-
penyakit yang diakibatkan oleh kelahiran. Di samping itu, anak-anak mereka juga
akan lebih besar kemungkinannya akan mengalami kematian setelah dilahirkan
(neonatal) atau sewaktu masih bayi3.

2
1.2 TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah reproduksi
2. Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai kehamilan
remaja
3. Bertujuan memperoleh deskripsi Tentang Bertujuan memperoleh
deskripsi Resiko kehamilan pada usia remaja
4. Kehamilan yang tidak diignkan pada remaja
5. Resiko akibat kehamilan yang tidak diinginkan
6. Abortus pada remaja

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 RESIKO KEHAMILAN PADA USIA REMAJA


Remaja adalah perkembangan dari saat timbulnya tanda seks sekunder
hingga tercapainya maturasi seksual dan reproduksi, suatu proses pencapaian
mental dan identitas dewasa, serta peralihan dari ketergantungan sosio ekonomi
menjadi mandiri.
Masa remaja merupakan masa transisi yang dimulai saat pubertas sampai
masuknya anak kedalam dunia dewasa, biasanya berupa kelulusan sekolah
menengah atas. Pematangan biologis dan pribadi disertai konflik fisik dan
emosional. Batasan usia remaja terdapat pada usia 13 sampai 18 tahun.
1. Kehamilan adalah mengandung anak (gestasi dari periode menstruasi
sebelumnya sampai persalinan yang normalnya adalah 40 minggu atau
280 hari) dan dibagi menjadi tiga periode atau trimester masing-masing
berlangsung tiga bulan
Kelahiran anak yang baik, adalah apabila dilahirkan oleh seorang
ibu yang telah berusia 20 tahun. Kelahiran anak, oleh seorang ibu
dibawah usia 20 tahun akan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak
yang bersangkutan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan apabila seorang
perempuan belum berusia 20 tahun untuk menunda perkawinannya.
Apabila sudah terlanjur menjadi pasangan suami istri yang masih dibawah
usia 20 tahun, maka dianjurkan untuk menunda kehamilan, dengan
menggunakan alat kontrasepsi3 .
Menurut BKKBN3 beberapa alasan medis untuk menunda usia
perkawinan pertama dan kehamilan pertama bagi istri yang belum
berumur 20 tahun adalah sebagai berikut:
a. Kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal sehingga
dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian pada saat
persalinan, nifas serta bayinya.

4
b. Kemungkinan timbulnya risiko medik sebagai berikut:
a) Keguguran
b) Preeklamsia (tekanan darah tinggi, cedema, proteinuria)
c) Eklamsia (keracunan kehamilan)
2. Dampak kehamilan resiko tinggi pada usia muda
a. Resiko bagi ibu
a) Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak
disengaja. misalnya : karena terkejut, cemas, stres. Tetapi
ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga
non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek
samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan
infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan
b) Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan
karena otot rahim yang Terlalu lemah, selaput ketuban
stosel (bekuan darah yang tertinggal di dalam rahim),
proses pembekuan darah yang lambat dan sobekan pada
jalan lahir.
c) Infeksi Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah,
dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih
pada kala nifas.
b. Resiko bagi bayi
a) Prematur Prematuritas terjadi karena kurang matangnya
alat reproduksi terutama rahim yang belum siap dalam
suatu proses kehamilan.
b) Berat badan lahir rendah (BBLR) Bayi yang lahir dengan
berat badan yang kurang dari 2.500 gram. Hal ini dapat
dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat hamil
kurang dari 20 tahun dan juga penyakit menahun yang
diderita oleh ibu hamil.

5
c) Cacat bawaan Kelainan pertumbuhan struktur organ janin
sejak saat pertumbuhan.hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya kelainan genetik dan kromosom,
infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan kelainan hormon.
d) Kematian bayi. Kematian bayi yang masih berumur 7 hari
pertama hidupnya atau kematian perinatal yang disebabkan
berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan kurang dari
37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir
dengan asfiksia.
3. Anemia kehamilan Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda
disebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di
usia muda karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami
anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh berfungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin
dan plasenta sehingga semakin lama akan kehilangan sel darah merah dan
menjadi anemis
4. Keracunan kehamilan (gestosis) Kombinasi keadaan alat reproduksi yang
belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan
hamil dalam bentuk preeklampsia atau eklampsia. Preeklampsia dan
eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan
kematian
5. Persalinan yang lama dan sulit Persalinan yang disertai komplikasi ibu
maupun janin. Penyebabnya adalah kelainan letak janin, kelainan panggul,
kelainan kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang salah.
6. Kematian ibu yang tinggi Kematian ibu pada saat melahirkan banyak
disebabkan karena perdarahan dan infeksi.

2.2 KEHAMILAN YANG TIDAK DIIGINKAN PADA REMAJA


Kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) merupakan
terminology yang biasa digunakan untk kehamilan yang tidak dikehendaki baik

6
oleh wanita yang bersangkutan maupun lingkungannya. Kehamilan yang tidak
diinginkan (KTDse) adalah suatu kehamilan yang terjadi karena suatu satu/kedua
calon orang tua byi tersebut.
KTD pada remaja disebabakan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. kurang pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
2. faktor dari dalam, yaitu remaja kurang memahami perananannya
sebagai pelajar.
3. faktor dari luar, yaitu pergaulan bebas tanpa pengawasan orang tua
yang menyebabkan remaja merasa bebas untuk melakukan apa yang
diinginkan.
4. Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih,
memperbesar kemungkinan remaja mengakses apa saja termasuk hal-
hal negatif.
Sebaian besar kehamilan pada remaja merupakan kehamilan yang tidak
diinginkan. Banyak faktor penyebab kehamilan pada remaja yang tidak diiginkan,
antara lain:
1. usia menstruasi yang semakin dini serta usia menkah yang semakin
muda menyebabkan masa- masa rawan yaitu kecenderungan perilaku
seksual aktif yang memanjang. Hal ini terbukti dengan banyakya kasus
kehamilan remaja diluar nikah.
2. ketidaktahuan/kurang pengetahuan tentang perilaku seksual yang
dapat menyebabkan kehamilan. Tidak menggunakan alat kontrasepsi.
3. kegagalan alat kontrasepsi, akibat remaja menggunakan alat
kontrasepsi tanpa disertai pengetahuan yang tentang metode
kontrasepsi yang benar.
4. kehamilan akibat pemerkosaan, misalnya pemerkosaan oleh pacar
(date-rape)

2.3 RESIKO AKIBAT KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN


Beberapa risiko akibat kehamilan yang tidak diiginkan antara lain:

7
1. Risiko medis :
a. Abortus yang tidak aman berkontribusi terhadap kematian dan
kesakitan ibu.
b. Gangguan kesehatan.
2. Risiko Psikologis :
a. Rasa bersalah
b. Depresi
c. Marah dan agresi
d. Remaja atau calon ibu mersa tidak ingin/tidak siap hamil.
3. Risiko psikososial :
a. Ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial yang tiba- tiba
berubah.
b. Tekanan dari masyarakat yang mecela dan menolak keadaan tersebut.
c. Dikucilkan dari masyarakat dan hilang kepercayaan diri.
4. Masa depan remaja dan janin
a. Terganggunya kesehatan.
b. Risiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi.
c. Pernikahan remaja dan pengangguran kandungan..
d. Putus sekolah.
e. Jika bayi dilahirkan, masa depan anak mungkin saja terlantar.
f. Perkembangan bayi yang terlambat.
g. Bayi lahir dengan berat rendah.

Kehamilan remaja dapat menyebabkan terganggunya perencanaan masa


depan remaja. Misalnya kehamilan pada remaja sia sekolah, remaja terpksa
meninggalkan sekolah, hal ini berarti cita-citanya terlambat ata bahkan mungkin
tidak tercapai. Sementara itu, kehamilan remaja juga mengakibatkan lahirnya
anak yang tidak diingankan akan berdampak pada kasih sayang ibu terhadap anak
tersebut yang dapat mengakibatkanhambatan bagi masa depan si anak karea
kurangnya kualitas asuhan ibunya yang masih remaja dan belum siap menjadi

8
ibu. Perkembangan psikologis anak akan tergnggu.besar kemugkinan anak
tersebut tumbuh tanpa aksih sayang dan mengalami perlakuan peolkan dari orang
tuanya.
Selain hal tersebut, terdapat perlakuan yang kurang adildari masyarakat/institusi
formal terhadap remaja putrid. Sering kali dalam kasus kehamilan di luar
nikah, yang menjadi korban adalah remaja putrid, (misalnya tidak boleh
melanjutka sekolah), sedagka remaja putra masih boleh melanjutkan sekolah.
Pandangan negative dari masyarakatpun cenderung lebih memberatkan wanita
disbanding pria (kusmiran, 2011).

2.4 ABORTUS PADA REMAJA


Kehamilan ang tidak dinginkan pada remaja dapat memicu pengguguran
kandungan atau abortus. Secra psikologis, ketika remaja mengalami kehamilan di
luar nikah, mereka cenderung megambil jalan kleluar seperti menggugurkan
kandungan atau abortus.
Abortus adalah ancaman atau terjadinya pengeluaran hasil konsepsi pada
usia kehamilankurang drai 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram(mansjoer,2001). Istilah abortus digunakan untuk menunjukn pengeluaran
hasil kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sampai saat ini,
janin yang terkecil yang dilaporkan dapat hidup di luar kandungan memiliki berat
badan 297 gram waktu lahir. Namun, karena jarangnya janin yang dilahirka
dengan berat badan di bawah 500 gram dapat terus hidup maka abortus dianggap
sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau usia
kehamilan kurang dari 20 minggu. Abortus dapat berlangsung spontan secara
alamiah atau buatan. Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20
minggu degan obat-obatan atau dengan tindakan medis (azhari, 2002).
Dari segi program pelayanan,

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia 14-19
tahun baik melalui proses pranikah atau nikah. Dari jumlah remaja yang hamil
pada pranikah dapat disimpulkan bahwa banyak remaja masih minim
pengetahuannya akan hubungan seksual. Faktor yang menyebabkan kehamilan
pada usia remaja adalah bimbingan orang tua, pergaulan, pengetahuan,
perkembangan zaman, usia pubertas, pacaran zaman sekarang dan agama.
Masalah yang timbul akibat kehamilan remaja diantaranya adalah
masalah kesehatan reproduksi, masalah psikologi pada kehamilan remaja,Bila
remaja memilih untuk mengasuh ananknya sendiri,masyarakat belum siap
menerima kelahiran tanpa pernikahan berbeda halnya dengan negara maju seperti
Amerika, masyarakat sudah dapat menerima kehamilan sebagai hasil hidup
bersama selain itu juga Abortus , konsekuensi psikososial seperti rasa bersalah
yang berlebihan, ancaman hukuman pidana dan saksi adat masyarakat , PMS,
gangguan dan tekanan psikososial dimasa lanjut yang timbul akibat hubungan
seks remaja pra nikah.

3.2 SARAN
Ada beberapa saran yang dapat di berikan untuk mengurangi masalah
kehamilan remaja saat ini antara lain :
1. Kepada setiap remaja agar mempunyai pengetahuan dan mengembangkan
keterampilan yang diperlukan agar mereka dapat terhindar dari masalah-
masalah pada remaja, contohnya kehamilan pada usia remaja dan aborsi.
2. Perlunya pendidikan seks yang diberikan orang tua terhadap si anak
sehingga anak tidak cenderung mencari informasi dari tempat yang salah

10
dan perlunya pengawasan ketat dari orang tua serta selalu menyediakan
waktu berdiskusi tentang masalahmasalah terhadap si anak.
3. Kepada petugas kesehatan untuk memberikan pembinaan bagi remaja
yang bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang
berhubungan dengan prilaku hidup sehat bagi remaja, memberi pelayanan
kontrasepsi, disamping menangani masalah yang ada pada remaja
tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Wijayanti. 2013. Resiko Kehamilan pada USia Remaja volume 10.Surakarta

Yuni Asri, S.Kep., M.Kes, Dewi Handayani, S.Kep., Ns. 2013. Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: EGC

12

Anda mungkin juga menyukai