Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan Proposal Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) ini dengan baik. Proposal
TAK yang berjudul “Simulasi Sensori (Halusinasi)” disusun oleh kelompok 1 untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa jurusan DIV Keperawatan Poltekkes Mataram.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dosen mata kuliah keperawatan jiwa yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian penyusunan proposal TAK.
2. Pembimbing Lahan Ruang Flamboyan RSJ Mutiara Sukma yang telah dengan sabar
member bimbingan arahan dalam penyelesaian penyusunan Proposal TAK.
3. Orang Tua kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan baik moral
maupun spiritual dalam mendukung proses pembelajaran kami di jurusan
keperawatan.
4. Serta rekan-rekan dan semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian proposal TAK
ini.

Kami menyadari bahwa proposal ini masihlah jauh dari kata sempurna oleh karena itu
kritik dan saran sangatlah dibutuhkan dalam penyusunan proposal ini demi kensempurnaan
proposal ini kedepannya.

Akhir kata, semoga proposal imni berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa
maupun pembaca.

Mataram, 23 Februari 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan
hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori :
Halusinasi dan merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada
pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan persepsoi sensori, merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecap, peraba, atau penghirupan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat
menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah
satu penangannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan
untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Mutiara Sukma khususnya Ruang
Flamboyan sebagian besar pasien menderita gangguan persepsi sensori : Halusinasi. Oleh
karena itu kami menganggap dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) pasien
dengangangguan persepsi sensori halusinasi dapat tertolong dalam hal ini sosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya namun tentu saja pasien yang mengikuti ini adalah pasien
yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK pasien
dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

B. TUJUAN
1. Tujuan
a. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam
kelompok secara bertahap.
b. Tujuan khusus
1) Klien dapat mengenal halusinasi.
2) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
3) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.
4) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
5) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. METODE
Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah metode
diskusi dan tanya jawab dan melengkapi jadwal harian. Kegiatan TAK menggunakan
sistem Sesi yang yang dibagi menjadi lima sesi, setiap sesi memiliki tujuan khusus yang
berbeda, yaitu sebagai berikut:
Sesi I : klien mengenal halusinasi
Sesi II : mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
Sesi III: mengontrol halusinasi dengan cara bercakap cakap
Sesi IV : mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
Sesi V : mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

B. LANGKAH KEGIATAN
1. SESI 1 : MENGENAL HALUSINASI
a. Tujuan
1) Klien dapat mengenal halusinasi
2) Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3) Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
4) Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi

b. Setting
1) Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran
2) Tempat tenang dan nyaman

c. Alat
1) Spidol
2) Papan tulis / whiteboard

d. Metode
1) Diskusi dan tanya jawab
2) Bermain peran/simulasi

e. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi; halusinasi
b) Membuat kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien
- Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
- Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
b) Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanankan,
yaitu mengenal suara-suara yang didengar
- Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelmpok, harus
minta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap ;klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3) Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-
suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
b) Terapis meminta klien menceritakan halusinasinya, kapan terjadinya,
situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi
c) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
d) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara
yang biasa didengar.

e) Tahap terminasi
a) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Terapis memberikan pujian atas atas keberhasilan kelompok

b) Tindak lanjut
- Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannya jika terjadi halusinasi

c) Kontrak yang akan datang


- Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol
halusinasi.
- Menyepakati waktu
f. Evaluasi dan dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan
adalah mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan
perasaan saat terjadi halusinasi. Formulir evalusai berikut.

Sesi 1 : TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Kemampuan Mengenal Halusinasi
No Nama Isi Waktu Situasi Perasaan
Klien halusinasi terjadi terjadinya saat
halusinasi halusinasi halusinasi

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi : isi,
waktu, situasi terjadinya, perasaan saat terjadi. Beri tanda centang () jika
klien mampu dan tanda silang (x) jika klien tidak mampu

2) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK atimulasi
persepsi : halusinasi sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi
(menyuruh memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi (jika sedang sendiri),
perasaan (kesal dan geram). Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang
timbul dan menyampaikan kepada perawat.
2. SESI II : MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA MENGHARDIK
a. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan selama ini dilakukan
untuk mengatasi halusinasi.
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

b. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

c. Alat
1. Spidol dan papan tulis/ whiteboard/ flipchart
2. Jadwal kegiatan klien

d. Metode
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Bermain peran/ stimulasi

e. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi / validasi
1) Terapis menayakan perasaan klian
2) Terapis menayakan pengalaman halusinasi yang terjadi ; isi, waktu,
situasi, dan perasaan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara
mengontrol halusinasi
2) Menjelaskan aturan main, yaitu :
 Jika ada klien yang meninggakan kelompok, harus minta izin pada
terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami halusinasi, dan bagaimana hasinya. Ulangi sampai semua klien
mendapat giliran.
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu ; “ Pergi jangan
ganggu saya”, “Saya mau bercakap-cakap dengan …”.
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik
halusinasi dimulai dari klien di sebelah kiri terapis berurutan searah jarum
jam sampai semua peserta mendapatkan giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat
setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan dating
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

f. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang diharapkan
adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik. Formulir evaluasi sebagai
berikut.

Sesi 2:
Stimulasi persepsi : halusinasi
Kemampuan menghardik halusinasi
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan cara
yang selama ini
digunakan mengatasi
halusinasi
2. Menyebutkan
efektivitas cara
3. Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
4. Memperagakan
menghardik halusinasi
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikuti TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa
digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara menghardik
halusinasi, dan memperagakannya. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda x
jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi ; halusinasi Sesi 2. Klien mampu memperagakan cara menghardik
halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul,
khusus pada malam hari (buat jadwal).

3. SESI III : MENGONTROL HALUSINASI DENGAN BERCAKAP-CAKAP


a. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap – cakap dengan oran lain untuk
mencegah munculnya halusinasi.
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi

b. Setting
1. Terapis dank klien duduk bersamaan dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

c. Alat
1. Spidol dan papan tulis/ whiteboard/ flipchart
2. Jadwal kegiatan klien

d. Metode
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Bermain peran/ stimulasi
e. Langkah kegatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi
b. Terapis membuat kontrak dengan 3 klien
c. Mempersiapkan alat dan temoat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan prasaan klien saat ini
2) Menayakan pengalaman klien setelah menerapkan cara menghardik untuk
mencegah halusinasi

c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap
2) Menjelaskan aturan main, yaitu :
 Jika ada klien yang meninggakan kelompok, harus minta izin pada
terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan
bias dilakukan
c. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul “Suster,
ada suara di telinga saya,saya mau ngobrol saja dengan suster” atau “Suster
saya mau ngobrol tenatang kapan saya boleh pulang”
d. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di
sebelahnya.
e. Berikan pujian atas keberhasilan klien
f. Ulangi e dan f sampai semua klien mendapat giliran

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis mananyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan cara mengonrol halusinasi yaitu
menghardik dan bercakap-cakap
c. Kontrak yang akan dating
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya,
yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan kegiatan terjadwal
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

f. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 3, kemampuan yang
diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik. Formulir
evaluasi sebagai berikut.
Sesi 3:
Stimulasi persepsi : halusinasi
Kemampuan bercakap cakap untuk mencegah halusinasi
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan orang
yang biasa diajak
bicara
2. Memperagakan
percakapan
3. Menyusun jadwal
percakapan
4. Menyebutkan cara
mengontrol dan
mencegah halusinasi
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikuti TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa
digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara menghardik
halusinasi, dan memperagakannya. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda x
jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi ;
halusinasi Sesi 3. Klien belum mampu secara lancer bercakap-cakap dengan
orang lain. Anjurkan klien bercakap-cakap dengan perawat dank lien lain di
ruang rawat.
4. SESI IV : MENGONTROL HALUSINASI DENGAN BERAKTIVITAS
a. Tujuan
1. Pasien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Pasien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi.

b. Setting
1. Terapis dan pasien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.

c. Alat
1. Jadwal kegiatan harian.
2. Pulpen.
3. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart

d. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi dan latihan.

e. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan pasien yang telah mengikuti Sesi
sebelumnya.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada pasien.
2) Pasien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/Validasi
1) Terapis menanyakan kepada pasien saat ini.
2) Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah
dipelajari.
3) Terapis menanyakan pengalaman pasien menerapkan cara menghardik
halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya
halusinasi dengan melakukan kegiatan.
2) Menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada pasien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara yang keempat, yaitu melakukan kegiatan
sehari-hari. Jelaskan bahwa dengan melakukan kegitan yang teratur akan
mencegah munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta tiap pasien menyampaikan kegiatan yang biasa
dilakukan sehari-hari, dan tulis di whiteboard.
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis
formulir yang sama di whiteboard.
d. Terapis membimbing satu persatu pasien untuk membuat jadwal kegiatan
harian, dari bangun tidur pagi sampai tidur malam. Pasien menggunakan
formulir, terapis menggunakan whiteboard.
e. Terapis melatih pasien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada pasien yang sudah
selesai membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan pasien setelah selesai menyusun jadwal
kegiatan dan memperagakannya.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan pasien melaksanakan tiga cara, yaitu menghardik,
bercakap-cakap dengan orang lain, dan melakkan kegiatan terjadwal.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan pasien untuk TAK berikutnya,
yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan minum obat.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

f. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampan pasien sesuai dengan tujuan
TAK. Untun TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 4, kemampuan yang
diharapkan adalah pasien melakukan kegiatan harian untuk mencegah
timbulnya halusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 4: TAK
Stimulasi persepsi halusinasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan
Nama Pasien
No. Aspek Yang Dinilai

Menyebutkan kegiatan yang


1.
biasa dilakukan
Memperagakan
2.
kegiatan yang biasa dilakukan
Menyusun jadwal kegiatan
3.
harian
Menyebutkan dua cara
4.
mengontrol halusinasi
Petunjuk:
1. Tulis nama panggian pasien yang ikut TAK pada kolom nama pasien.
2. Untuk setiap pasien, beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan, menyusun jadwal
kegiatan harian, dan menyebutkan dua cara mencegah halusinasi. Beri tanda centang jika
pasien mampu dan tan X jika pasien tidak mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiiki pasien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap pasien. Contoh: pasien mengikuti TAK stimulasi
persepsi: halusinasi Sesi 4. Pasien mampu memperagakan kegiatan harian dan
menyusun jadwal. Anjurkan pasien melakukan kegiatan untuk mencegah
halusinasi.

5. SESI V : MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MINUM OBAT


a. Tujuan
1. Pasien memahami pentingnya patuh minum obat.
2. Pasien memahami akibat tidak patuh minum obat.
3. Pasien dapat menyebutkan 5 benar cara minum obat.

b. Setting
1. Terapis dan pasien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.

c. Alat
1. Jadwal kegiatan harian.
2. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart.
3. Beberapa contoh obat.

d. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Melengkapi jadwal kegiatan.

e. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan pasien yang telah mengikuti Sesi
sebelumnya.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada pasien.
2) Pasien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/Validasi
1) Terapis menanyakan kepada pasien saat ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman pasien mengontrol halusinasi setelah
menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik, bercakap-
cakap, dan melakukan kegiatan terjadwal).
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan patuh minum obat.
2) Menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada pasien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaan tenang, dan memperlambat
kambuh.
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab
kambuh.
c. Terapis meminta tiap pasien menyampaikan obat yang dimakan dan wakt
memakannya. Buat daftar di whiteboard.
d. Menjelaskan 5 benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum
obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar
dosis obat.
e. Minta pasien menyebtkan 5 benar minum obat, secara bergantian.
f. Berikan pujian pada pasien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan pasien sebelum teratur minum obat (catat di
whiteboard).
h. Mendiskusikan perasaan pasien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi/kambuh.
j. Menjelaskan akibat/kerugian tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
halusinasi/kambuh.
k. Minta pasien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidah patuh minum obat.
l. Memberi pujian tiap kali pasien benar.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halsinasi yang sudah dipelajari.
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan pasien menggunakan empat cara, yaitu menghardik, bercakap-cakap
dengan orang lain, dan melakukan kegiatan terjadwal, dan patuh minum obat.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol halusinasi.
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi pasien.

f. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampan pasien sesuai dengan tujuan TAK.
Untun TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 5, kemampuan pasien yang
diharapkan adalah pasien menyebutkan 5 benar cara minum obat, keuntungan
minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai
berikut.
Sesi 5: TAK
Stimulasi persepsi halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi
Menyebutkan
Menyebutkan Menyebutkan
akibat tidak
No. Nama pasien 5 benar cara keuntungan
patuh minum
minum obat minum obat
obat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Petunjuk:
1. Tulis nama panggian pasien yang ikut TAK pada kolom nama pasien.
2. Untuk setiap pasien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan 5 benar cara minum
obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda centang jika
pasien mampu dan tan X jika pasien tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiiki pasien pada catatan proses
keperawatan tiap pasien. Contoh: pasien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi
Sesi 5. Pasien mampu menyebutkan 5 benar cara minum obat, manfaat minum obat, dan
akibat tidak patuh minum obat (kambuh). Anjurkan pasien minum obat dengan cara yang
benar.
BAB III

PENGORGANISASIAN DAN PRLAKSANAAN

C. SUSUNAN ORGANISAI/PELAKSANA
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas di setiap sesi yang telah
disepakati. Sebagai berikut :
1. Leader : I Gusti Agung Ayu Switari. P. S
2. Co. Leader : Dara Indah Pratiwi
3. Fasilitator 1 : Nurul Hikmawati
4. Fasilitator 2 : Segina Hugab Rills
5. Fasilitator 3 : Kadek Sulastri Astuti
6. Observer : Baiq Azila Falasifa
7. Operator : Alid Tri Utoro
D. URAIAN TUGAS PELAKSANA
1. Leader
Tugas : a. Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok
b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan
d. Memimpin diskusi kelompok
2. Co. Leader
Tugas : a. Membuka acara
b. Mendampingi Leader
c. Mengambil alih posisi leader jika leader blockking
d. Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
e. Menutup acara diskusi
3. Fasilitator
Tugas : a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti
jalannya terapi
4. Observer
Tugas : a. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format tersedia)
c. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.

E. TATA TERTIB
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2. Peserta waji hadir 5 menit sebelum acara.
3. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi.
4. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK berlangsung.
5. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta harus mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK usai.
8. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum selesai maka
pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK
kepada anggota.

F. ALAT DAN MEDIA


Jenis permainan yang digunakan adalah bola.
1. Alat dan Media
a. Spidol
b. Papan tulis
c. Beberapa contoh obat
d. Laptop
e. Speaker

G. WAKTU DAN TEMPAT


Therapy Aktivitas Kelompok ini akan dilaksanakan pada :
Hari, tanggal :Rabu, 27 Februari 2019
Waktu : pukul 10.00 WITA s.d selesai
Tempat : ruang flamboyan RSJ Mutiara Sukma

H. KRITERIA KLIEN
1. Klien dengan riwayat skizoprenia yang disertai dengan gangguan persepsi sensori;
halusinasi.
2. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang.
3. Klien dapat diajak kerjasama (kooperatif)

I. NAMA KLIEN
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 10 orang, dengan kriteria klien yang sudah
ditentukan adalah sebagai berikut ;
1. ………………….
2. ………………….
3. ……………………
4. ……………………
5. ……………………
6. ……………………
7. ……………………
8. ……………………
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada rangsangan yang
menimbulkannya (tidak ada objeknya). Halusinasi muncul sebabai suatu proses panjang
yang berkaitan dengan kepribadian seseorang. Karena itu, halusinasi dipengaruhi oleh
pengalaman psikologis seseorang.
Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil kesimpulan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) dengan pasien dengan gangguan persepsi sensori ; halusinasi di RSJ Mutiara
Sukma, kesimpulan tersebut diantaranya :
1. Pengkajian pada pasien dengan halusinasi pendengaran didapatkan data pasien
terlihat sering menyendiri, pasien sering terlihat merasa ketakutan namun pasien
kooperatif dengan petugas kesehatan, sering berdiam diri di kamar, terlihat sedih jika
ditanya tentang keluarga dan pekerjaan
2. Penyusunan rencana keperaatan diprioritaskan pada masalah utama yaitu halusinasi
pendengaran. Prinsip intrevensi yang dilakukan adalah dengan melibatkan pasien
sesuai dengan strategi pelaksanaan halusinasi pendengaran.
3. Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intrevensi yang telah dibuat,
pasien sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan implementasi keperawatan baik saatdi
rumah sakit maupun setelah pasien pulang
4. Evaluasi yang dilakukan tercapai dan berhasil bila pasien mampu melakukan serta
menerapkan implementasi yang telah dilatih oleh penulis

B. SARAN
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, sebaiknya perawat selalun melakukan
pendekatan terus menerus dan bertahap kepada pasien dengan halusinasi
pendengaran untuk mengontrol halusinasi yang muncul. Pasien dengan
halusinasi pendengaran biasanya sering menyendiri atau melamun, kebiasaan
tersebut merupakan fakto rpencetus munculnya kembali halusinasi, dalam hal
ini debaiknya perawat sering melakukan interaksi dengan pasien untuk
mengurangi munculny halusinasi yang muncul.
2. Peraat sebaiknya selalu mengawasi dan member dukungan pada pasien
memperhatikan kebutuhan pasien, selain itu perawat juga harus member
motivasi pasien agar pasien melakukan kegiatan yang dapat mengontrol
halusinasi serta dengan sesering mungkin menemani pasien saat pasien
terlihat menyendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna, 2004, Keperaatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Marasmis, W.F, 1990. Catatan Ilmu Keperaatan Jiwa Edisi. Erlangga Universitas Press

Stuart G.W, 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Ediisi 5. Jakarta: EGC

Stuart G.W, Sundeen S.J, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC

Academia, 2015, 22 Januari. Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Sensori
Halusinasi. Dikutip 23 Februari 2019 dari Cara Menulis Buku :
http://www.academia.edu/11326801/PROPOSAL_TERAPI_AKTIVITAS_KELOMPOK
_TAK_STIMULASI_PERSEPSI_SENSORI_HALUSINASI
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai