kerja dalam organisasi ini bisa langsung dirasakan begitu kita masuk kedalamnya.
Misalnya ketika kita masuk ke salah satu unit di rumah sakit, kita akan bisa segera
menilai apakah petugasnya ramah, siap membantu, pelayanannya cepat, dll. Ini adalah
contoh dari dimensi budaya patient safety yang bisa dirasakan. Seperti model gunung es,
dimensi budaya patient safety yang bisa langsung dirasakan hanyalah sebagian kecil dari
budaya patient safety. Dimensi lainnya yang sulit untuk langsung diidentifikasi antara
Budaya Kerja
dalam suatu kelompok, nilai, filosofi dan aturan-aturan dalam kelompok yang membuat
Budaya kerja sebagai suatu pola yang dibentuk berdasarkan asumsi-asumsi dasar;
eksternal
berfikir, berperilaku dan berfikir. Secara singkat budaya kerja adalah bagaimana
dalam keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi pelayanan kesehatan dan juga
satu laporan Institute of Medicine “To Err Is Human” yang menyebutkan bahwa
pelayanan pasien”. Hal ini ditekankan lagi oleh Nieva dan Sorra dalam penelitiannya
yang menyebutkan bahwa budaya keselamatan yang buruk merupakan faktor resiko
keselamatan pasien tersebut tidak dapat diubah, jika budaya patient safety dalam
organisasi tidak diubah. Budaya patient safety adalah produk dari nilai, sikap,
kompetensi, dan pola perilaku individu dan kelompok yang menentukan komitmen, style
dan kemampuan suatu organisasi pelayanan kesehatan terhadap program patient safety.
Jika suatu organisasi pelayanan kesehatan tidak mempunyai budaya patient safety maka
kecelakaan bisa terjadi akibat dari kesalahan laten, gangguan psikologis dan physiologis
pada staf, penurunan produktifitas, berkurangnya kepuasan pasien, dan bisa menimbulkan
konflik interpersonal.
Komunikasi dibentuk dari keterbukaan dan saling percaya, Alur informasi dan
prosesing yang baik antara lain : Persepsi yang sama terhadap pentingnya keselamatan,
Disadari bahwa kesalahan tidak bisa sepenuhnya dihindari, Identifikasi ancaman laten
komit dan eksekutif yang bertanggung jawab serta Pendekatan untuk tidak menyalahkan
1) Strategy 1
Menyederhanakan tahapan-tahapan
2) Edukasi
3) Akuntabilitas
Meminta maaf
individu atau petugas sangat berpengaruh terhadap budaya keselamatan pasien seperti,
beban kerja, tingkat stress, tingkat kelelahan, perasaan takut disalahkan, perasaan malu,
Dokter
Perawat
pengisian penyebab langsung atau akar penyebab masalah dapat menggunakan faktor
kontributor yaitu :
Faktor Tirn 31
Faktor Pasien
Faktor komunikasi
Human error
2. Kondisi laten
Ex : Termometer yang hanya punya satu untuk banyak pasien, dokter umum
Alat kesehatan
prosedur invasif
a. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja
b. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien
nasional.
b) Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut.
c) Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien
Manfaat
Etika
ahli kesehatan kerja dalam hubungannya dengan klien/ pasien, teman sejawat dan
kerja, dan sebagainya, memerlukan perhatian penuh pihak profesi Ahli Kesehatan
keselamatan kerja maka mudah dipahami bahwa seseorang ahli kesehatan kerja
memerlukan etika tenaga kesehatan karena harus bekerja sama dengan bidang-
bidang lain yaitu misalnya dokter, ahli higine perusahaan, ergonomi, psikolog,
ahli gizi dan yang paling penting adalah tenaga kerja. Etika tenaga kesehatan
kerja yang didalamnya dikuti adanya kesadaran akan pilihan dari pihak
manajemen, pihak tenaga kerja, dan dari masyarakat sekitar perusahaan. Ada
beberapa hal penting yang harus mendapatkan perhatian sehubungan dengan
hal yaitu indoor dan outdoor, yang kalau diurai seperti dibawah ini :
Kualitas udara.
Kualitas pencahayaan.
Kebisingan.
Pemeliharaan.