PENDAHULUAN
Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh
tenaga medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Keselamatan pasien
adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada pasien secara aman serta
mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya
memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Oleh karena itu,
rumah sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan
kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan
kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien juga tertuang dalam undang-undang kesehatan.
Terdapat beberapa pasal dalam undang-undang kesehatan yang membahas secara rinci
Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh setiap petugas
medis yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Tindakan
pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang
1
keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh karena itu, tenaga medis harus
memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta mengetahui secara luas dan teliti tindakan
2. Apa Pengaruh Dari Faktor Lingkungan Dan Manusia Pada Patient Safety ?
Peningkatan Kualitas ?
1.3 TUJUAN
2. Untuk Mengetahui Apa Pengaruh Dari Faktor Lingkungan Dan Manusia Pada Patient
Safety
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau
menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan.
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
a) LINGKUNGAN
dalam penerapan patient safety oleh perawat, ada hubungan faktor kesadaran individu
terhadap patient safety oleh perawat. Ada hubungan yang secara bersama-sama antara faktor
lingkungan kerja dan faktor kesadaran individu terhadap penerapan patient safety.Dalam
realita pelayanan keperawatan pelaksanaan patient safety masih belum optimal, padahal
3
pasien adalah mengurangi risiko kejadian yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan
paparan lingkungan.
Program keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
menerapkan asuhan pasien yang lebih aman, meliputi kegiatan pengkajian risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko, implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko, pelaporan dan analisis kejadian, proses belajar dari
kejadian, perencanaan tindak lanjut kejadian, serta strategi pencegahan terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Ada beberapa contoh
resiko jika perawat tidak memperhatikan keselamatan pasien ( patient safety) contohnya
Chun Ruby (2017); Pearson & Andrew (2011), menyertakan bahwa faktor risiko jatuh
dibagi menjadi faktor intrinsik (Patientrelated risk factors) dan faktor ektrinsik (Healthcare
Faktor risiko yang berasal dari dalam tubuh pasien biasanya berasal dari penyakit yang
dilingkunganya. Gangguan ini biasa terjadi pada golongan usia dewasa-tua dimana
meningkatkan risiko dari jatuh. Hasil studi yang dilakukan Skalska et al., pada
golongan umur responden (55-59 dan > 65 tahun) didapatkan hasil insiden jatuh yang
4
tinggi memiliki hubungan dengan gangguan pengelihatan dan pendengaran, dengan
kata lain semakin tinggi gangguan pengelihatan dan pendengaran yang dialami maka
semakin tinggi pula risiko jatuh yang terjadi. Pasien dengan gangguan neurologi
seperti pingsan dan penurunan kesadaran dapat menyebabkan pasien mendadak jatuh
sehingga pasien perlu dibutuhkan pengawasan dan observasi khusus secara terus-
menerus.
yang jelas dengan risiko terjadinya jatuh terutama saat perilaku agitasi dan
berkeliaran muncul. Selain itu penurunan kognitif dan kognisi secara umum dapat
mempercepat risiko jatuh pada pasien dewasa tua tanpa penyakit delirium atau tanpa
sangat sering terjadi pada lansia karena proses alami dari penuaan. Proses tersebut
mengunakan tongkat juga dapat meningkatkan risiko 24 dari jatuh, penyakit stroke
dapat menjadi salah satu penyebab gangguan keseimbangan, hal tersebut karena
bergerak
Gangguan urinaria Gangguan ini dapat menyebabkan pasien lebih sering keluar-
masuk menuju kamar mandi, sehingga meningkatkan risiko jatuh pada pasien. Contoh
gangguan urinaria adalah : menurunkan gejala saluran kemih pada pria, inkontinesia
5
urinaria yang bersifat neurologis, dan gejala saluran kemih pada perempuan (NICE,
2017).
Pengobatan Banyak pasien tidak memahami pemakaian berbagai macam obat dapat
psikiatrik lebih sering terjadi jatuh (Majkusova & Jarosova, 2014). Pengobatan
Faktor ini sebagian besar terjadi karena kondisi bahaya dari lingkungan atau tempat
Kondisi lingkungan pasien Pencahayaan ruangan yang kurang terang, lantai licin,
tempat berpegangan yang tidak kuat atau tidak stabil atau terletak dibawah,
tempat tidur yang tinggi, WC yang rendah atau berjongkok, obat-obatan yang
diminum dan alat-alat bantu berjalan dapat meningkatkan risiko dari jatuh
(Darmojo, 2004).
Lampu panggilan dan Alarm kursi atau tempat tidur Lampu panggilan dan alarm
kursi atau tempat tidur berperan penting dalam pencegahan pasien jatuh karena
pasien yang ingin menuju kamar mandi dapat memberitahu perawat melalui alarm
6
ektrinsik jatuh adalah tatanan 26 rumah sakit dan proses kesehatan profesional
Dampak Pasien Jatuh Banyak dampak yang disebabkan karena insiden dari jatuh
1) Dampak Fisiologis Dampak fisik yang disebabkan oleh jatuh berupa lecet,
memar, luka sobek, fraktur, cidera kepala, bahkan dalam kasus yang fatal
3) Dampak finansial Pasien yang mengalami jatuh pada unit rawat inap dapat
b) MANUSIA
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien yang
7
Kebijakan Pengaturan Keselamatan Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan pada fasilitas layanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam
yang harus diterapkan di semua pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah Sakit dan
menjadi standar akreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini
mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety
keperawatan memainkan peran penting sebagai pemimpin dalam tatanan klinis, mereka
Nursing (RCN) adalah model yang disarankan untuk mengadopsi perspektif sistem
8
kesalahan pada pasien. Faktor manusia menghasilkan faktor langsung berupa tindakan
memperbaiki hal-hal yang memperburuk Sistem & Budaya melalui intervensi perbaikan
di tatanan keperawatan adalah dapat memahami mengapa staf membuat kesalahan dan
dan organisasi, meningkatkan kerja tim dan memperbaiki komunikasi antar staf,
memperbaiki disain sistem dan peralatan dalam menunjang mutu pemberian asuhan
keperawatan, mengidentifikasi apa yang 'salah' dan memprediksi apa yang 'bisa salah' dan
yang penting selanjutnya adalah menganalisa bagaimana alat tertentu dapat membantu
pelaksana adalah salah satu penyebab yang paling sering dalam kesalahan obat
(medication error) dan ini merupakan suatu keprihatinan di seluruh dunia. Dengan
puluhan ribu obat yang ada saat ini di pasar, maka sangat signifikan potensi terjadinya
kesalahan akibat bingung terhadap nama merek atau generik serta kemasan. Solusi
9
memastikan terbacanya resep, label, atau penggunaan perintah yang dicetak lebih dulu,
Kegagalan yang meluas dan terus menerus untuk mengidentifikasi pasien secara benar
pelaksanaan prosedur yang keliru orang; penyerahan bayi kepada bukan keluarganya,
dsb. Rekomendasi ditekankan pada metode untuk verifikasi terhadap identitas pasien,
termasuk keterlibatan pasien dalam proses ini; standardisasi dalam metode identifikasi di
semua rumah sakit dalam suatu sistem layanan kesehatan; dan partisipasi pasien dalam
konfirmasi ini; serta penggunaan protokol untuk membedakan identifikasi pasien dengan
Kesenjangan dalam komunikasi saat serah terima/ pengoperan pasien antara unit-unit
pelayanan, dan didalam serta antar tim pelayanan, bisa mengakibatkan terputusnya
yang bersifat kritis; memberikan kesempatan bagi para praktisi untuk bertanya dan
dengan pelaksanaan prosedur yang keliru atau pembedahan sisi tubuh yang salah
10
sebagian besar adalah akibat dan miskomunikasi dan tidak adanya informasi atau
informasinya tidak benar. Faktor yang paling banyak kontribusinya terhadap kesalahan-
kesalahan macam ini adalah tidak ada atau kurangnya proses pra-bedah yang
sisi yang akan dibedah oleh petugas yang akan melaksanakan prosedur; dan adanya tim
yang terlibat dalam prosedur’Time out” sesaat sebelum memulai prosedur untuk
profil risiko, cairan elektrolit pekat yang digunakan untuk injeksi khususnya adalah
berbahaya. Rekomendasinya adalah membuat standardisasi dari dosis, unit ukuran dan
istilah; dan pencegahan atas campur aduk / bingung tentang cairan elektrolit pekat yang
spesifik.
Kesalahan medikasi terjadi paling sering pada saat transisi / pengalihan. Rekonsiliasi
(penuntasan perbedaan) medikasi adalah suatu proses yang didesain untuk mencegah
salah obat (medication errors) pada titik-titik transisi pasien. Rekomendasinya adalah
menciptakan suatu daftar yang paling lengkap dan akurat dan seluruh medikasi yang
sedang diterima pasien juga disebut sebagai “home medication list”, sebagai
perbandingan dengan daftar saat admisi, penyerahan dan / atau perintah pemulangan
bilamana menuliskan perintah medikasi; dan komunikasikan daftar tsb kepada petugas
11
Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang (Tube).
Slang, kateter, dan spuit (syringe) yang digunakan harus didesain sedemikian rupa agar
menyebabkan cedera atas pasien melalui penyambungan spuit dan slang yang salah,
serta memberikan medikasi atau cairan melalui jalur yang keliru. Rekomendasinya
adalah menganjurkan perlunya perhatian atas medikasi secara detail / rinci bila sedang
mengenjakan pemberian medikasi serta pemberian makan (misalnya slang yang benar),
Salah satu keprihatinan global terbesar adalah penyebaran dan HIV, HBV, dan
HCV yang diakibatkan oleh pakai ulang (reuse) dari jarum suntik. Rekomendasinya
adalah penlunya melarang pakai ulang jarum di fasilitas layanan kesehatan; pelatihan
penularan infeksi melalui darah;dan praktek jarum sekali pakai yang aman.
Nosokomial
Diperkirakan bahwa pada setiap saat lebih dari 1,4 juta orang di seluruh dunia
menderita infeksi yang diperoleh di rumah-rumah sakit. Kebersihan Tangan yang efektif
adalah ukuran preventif yang pimer untuk menghindarkan masalah ini. Rekomendasinya
pada titik-titik pelayan tersedianya sumber air pada semua kran, pendidikan staf
12
mengenai teknik kebarsihan taangan yang benar mengingatkan penggunaan tangan
bersih ditempat kerja; dan pengukuran kepatuhan penerapan kebersihan tangan melalui
A. PENGERTIAN
obatan yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika
tidak digunakan secara tepat (drugs that bear a heightened risk of causing significant
patient harm when they are used in error (ISMP - Institute for Safe Medication Practices).
persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan / error dan / atau kejadian
sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome) termasuk obat-obat yang tampak mirip (nama Obat, rupa
elektrolit konsentrasi tinggi. Jadi, obat yang perlu diwaspadai merupakan obat yang
memerlukan kewaspadaan tinggi, terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi, dapat
menyebabkan cedera serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaan.
B. TUJUAN
13
Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome.
Mencegah terjadinya kesalahan / error dalam pelayanan obat yang perlu diwaspadai
kepada pasien.
Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang mengandung risiko yang meningkat
bila kita salah menggunakan dan dapat menimbulkan kerugian besar pada pasien. Obat
Obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat
kemoterapeutik
Obat yang nama, kemasan, label, penggunaan klinik tampak/kelihatan sama (look
alike), bunyi ucapan sama (sound alike), seperti Xanax dan Zantac atau
hydralazine dan hydroxyzine atau disebut juga nama obat rupa ucapan mirip
(NORUM)
Elektrolit konsentrat seperti potasium klorida dengan konsentrasi sama atau lebih
dari 2mEq/ml, potasium fosfat dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari 3
mmol/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan magnesium
Ada banyak obat yang termasuk dalam kelompok NORUM. Nama-nama yang
membingungkan ini umumnya menjadi sebab terjadi medication error diseluruh dunia.
14
2) Ada produk baru
Daftar obat yang perlu diwaspadai (high alert medication) tersedia di berbagai organisasi
kesehatan seperti the World Health Organization (WHO) dan Institute for SafeHeatlh
hal KTD atau kejadian sentinel. Isu tentang penggunaan obat adalah pemberian yang salah
dengan konsentrasi sama atau lebih dari 2 mEq/ml, potasium fosfat dengan konsentrasi sama
atau lebih besar dari 3 mmol/ml, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9%, dan
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil
untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga
mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat
dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang
utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien
untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien dalam
membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap
obat yang dipesankan dan turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang
pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga
15
harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis
a. Benar Obat
kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan
obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan. Jika
labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian
farmasi. Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang
yang asing harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk
menanyakan nama generik atau kandungan obat. Jika pasien meragukan obatnya, perawat
harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu
b. Benar Dosis
diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat
tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain
Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang
bersangkutan
Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan
16
dosis obat yang diresepkan/diminta, pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari),
jika ragu-ragu dosisi obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain
c. Benar Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan
respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan.
Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena
ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut
Parenteral. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti
usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui
Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep,
17
Rektal. Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan
mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal
seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang
(stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan
pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan
Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki
epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian
e. Benar Waktu
karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.
Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua
kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat yang mempunyai
waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu
paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu
Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau
bersama makanan
Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa
18
Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan
untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi
pemeriksaan obat
f. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh
siapa obat itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di
rumah sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah
pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti
manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan
kesehatan yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping
dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan
i. Benar Pengkajian
j. Benar Evaluasi
19
k. Benar Reaksi Terhadap Makanan
Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu
harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang
diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada
Berdasarkan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien maka unit yang dinilai
a. ICU
b. UGD
c. Kamar operasi
o Elektrolit tersebut tidak boleh ada di ruang perawatan, kecuali diruang tersebut di
atas, dengan syarat tersimpan di tempat terpisah, akses terbatas, jumlah terbatas, dan
diberi label yang jelas untuk menghindari penggunaan yang tidak sengaja, dan diberi
tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang manajemen obat yang perlu
diwaspadai (high-alert-medication).
20
F. PERESEPAN DAN INSTRUKSI MEDIS
1) Penulisan resep untuk obat yang termasuk kelompok obat yang perlu diwaspadai
(High-Alert Medications) harus sesuai dengan ketentuan penulisan resep yang baku
konfirmasi jika terdapat penulisan yang tidak sesuai (nama obat/sediaan, satuan,
dll).
2) Penulisan instruksi terapi oleh dokter dan perawat di rekam medis (catatan
21
3) Satuan obat harus ditulis lengkap
G. PENYIMPANAN
1) Lokasi penyimpanan
Lokasi penyimpanan obat yang perlu diwaspadai berada di logistik farmasi dan
pelayanan farmasi, khusus untuk elektrolit konsentrasi tinggi terdapat juga di unit
pelayanan, yaitu ICU, UGD, kamar operasi dalam jumlah yang terbatas. Obat
FIFO dan FEFO serta ditempatkan sesuai ketentuan obat “High Alert”.
segera memisahkan obat yang termasuk kelompok obat yang (High Alert) sesuai
Tempelkan stiker merah bertuliskan (High Alert) pada setiap kemasan obat high
alert
Berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat high alert yang
22
Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus diselingi dengan
instruksi.
4) Pemberian Label
Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi dua jenis:
“HIGH ALERT” untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infus
Penandaan obat High Alert dilakukan dengan stiker (High Alert Double Check) pada
obat.
Obat kategori Look Alike Sound Alike diberikan penanda dengan stiker
Apabila obat dikemas dalam paket untuk kebutuhan pasien, maka diberikan
Apoteker, Asisten Apoteker memberi memverifikasi resep obat high alert sesuai
Garis bawahi setiap obat high alert pada lembar resep dengan tinta merah.
Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat high alert dapat
Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda sebelum obat
diserahkankepada perawat.
23
Petugas farmasi pertama dan kedua, membubuhkan tanda tangan dan nama jelas
6) Cara Pencegahan Obat yang Perlu diwaspadai (High Alert) di riang perawatan:
KCL 7,46% injeksi (konsentasi sediaan yang ada adalah 1mEq = 1 ml) Nacl 3%
injeksi intravena diberikan melalui vena sentral dengan kecepatan infuse tidak
digunakan.
Benar obat
Benar dosis
- nama
- alamat rumah
- DPJP
benar informasi
benar dokumentasi
24
8) Pemberian obat yang perlu diwaspadai (high Alert) di ruang perawatan
Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat lain
Identitas pasien.
Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe pump dan
Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan sesuai perhitungan
Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert, dan
pasien, maka dokter dan perawat harus memastikan terlebih dahulu keadaan
klinis pasien yang membutuhkan terapi segera (cito) sehingga double check
dapat tidak dilakukan, namun sesaat sebelum memberikan obat, perawat harus
menyebut secara lantang semua jenis obat yang diberikan kepada pasien
25
sehingga diketahui dan didokumentasikan dengan baik oleh perawat yang
lainnya.
Setiap depo farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat high alert.
Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk obat high
alert
Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilakukan mulai dari
pemberian obat.
Obat high alert disimpan di tempat terpisah, akses terbatas, diberi label High
Alert.
Pengecekan dengan dua (2) orang petugas yang berbeda untuk menjamin
Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa
pengawasan
BAB III
26
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
sepatutnya memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Oleh
karena itu, rumah sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan pelayanan
kepada pasien. patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau menghindarkan
cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan. Jadi, dalam pasient
safety pengaruh faktornya ada dari lingkungan dan manusia nya sendiri.
Cara untuk meningkatkan pasient safety yaitu : Perhatikan Nama Obat, Rupa dan
Ucapan Mirip, Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar, Kendalikan
Cairan Elektrolit Pekat (concentrated), Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai dan Tingkatkan
Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi Nosokomial. Obat yang
risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika tidak digunakan secara tepat
(drugs that bear a heightened risk of causing significant patient harm when they are used in
error (ISMP - Institute for Safe Medication Practices). Jadi, obat yang perlu diwaspadai
merupakan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi, terdaftar dalam kategori obat
berisiko tinggi, dapat menyebabkan cedera serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam
penggunaan.
Prinsip Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat
yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan
selalu menggunakan Prinsip 12 Benar, yaitu Benar pasien, benar obat, benar dosis, benar
cara pemberian, benar waktu, benar dokumentasi, benar pengkajian, benar hak klien untuk
27
menolak, benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien, benar reaksi obat dengan obat
lain, benar reaksi obat dengan makanan lain dan benar evaluasi.
3.2 SARAN
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannnya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
28