Anda di halaman 1dari 30

Sitoskeleton yang mencakup

aktin, filamen intermediet dan


mikrofilamen
KELOMPOK 3
01 02 03
CASNATA DYAH AJENG SETYOWATI ENDANG ASIH

04 05 05
MAHARANI DYAH NIDA NURALIFAH TRISKA WIQOTUL AENI
01
Sitoskeleton
Pengertian Sitoskeleton
Sitoskeleton (Cytoskeleton) berasal dari 2 kata, yaitu “cyt”
yang berarti sel dan “skeleton” yang artinya kerangka.
Sitoskeleton atau kerangka sel merupakan jejaring rumit
tiga dimensi filamen protein yang menjamin terpeliharanya
morfologi sel. Selain itu, sitoskeleton merupakan bagian aktif
dari pergerakan sel, mencakup gerak organel atau vesikel,
bagian sel, atau selnya sendiri secara utuh
Sitoskeleton terdiri atas tiga komponen :

02 filamen intermedia

mikrofilamen
01

03 mikrotubulus

Masing-masing filamen saling berhubungan antara satu


sama lain. Selain berhubungan, ketiga filamen tersebut juga
saling bekerja sama (koordinasi).
Mikrofilamen
(Filamen Aktin)

Mikrofilamen terdiri atas dua rantai subunit


globular (aktin-G), mengulir melingkari satu
sama lain untuk membentuk protein filamen,
aktin-F. Mikrofilamen disebut juga sebagai
filamen aktin. Mikrofilamen merupakan
komponen sitoskeleton yang paling tipis,
berdiameter sekitar 6 nm, mempunyai ujung
plus yang cepat tumbuh (polimerisasi) dan ujung
minus yang lambat tumbuh.
Di dalam sitoplasma banyak terdapat cadangan protein aktin, apabila
dibutuhkan maka protein aktin ini akan mangalami polimerisasi
membentuk filamen aktin.

Adapun tahap polimerisasinya adalah nukleasi, elongasi, dan 5


stabilisasi. Saat mikrofilamen atau filamen aktin mencapai panjang
yang dimaksudkan, maka capping protein menempel pada ujung plus,
menghentikan pemanjangan filamen tersebut.

Selain komponen struktural utama, mikrofilamen juga berasosiasi


dengan berbagai jenis protein lainnya yang dikategorikan sebagai
protein-protein assesori, seperti α-aktinin, fimbrin, filamin, myosin II,
myosin V, spektrin α,β, gelsolin, dan timosin.
Adapun fungsi dari mikrofilamen
(filamen aktin)

✓ Mempertahankan bentuk sel,


✓ Kontraksi otot,
✓ Berfungsi dalam sitoplasmic transport,
✓ Membantu pembelahan sel (pembentukan contractile
ring),
✓ Berperan dalam aktivitas eksositosis dan endositosis.
Mikrotubulus
Mikrotubulus berupa struktur panjang,
lurus, seperti tubulus kaku yang
berfungsi sebagai jalur intrasel.

Sentrosom merupakan wilayah sel


berdekatan dengan inti yang merumahi
sentriol, bersama beberapa ratus
molekul kompleks cincin tubulin-γ yang
bertindak sebagai situs nukleasi untuk
mikrotubulus, berupa struktur silindris
mirip tabung berdiameter luar 25 nm,
dengan diameter lumen 15 nm. Oleh
karena itu sentrosom dianggap sebagai
MTOC sel.
Mikrotubulus terpolarisasi, tumbuh secara cepat pada
ujung plus dan ujung minus, yang harus distabilkan, kalau
tidak akan mengalami depolimerisasi, yang memendekkan
mikrotubulus. Ujung minus distabilkan karena di-back up
oleh molekul tubulin-γ.

Mikrotubulus berupa struktur dinamik yang sering


berubah panjangnya dengan cara bertunas dan kemudian
memendek; kedua proses itu terjadi di ujung plus, karena
itu rerata tengah-umur (half-life) sebuah mikrotubulus
hanya sekitar 10 menit
Fungsi utama mikrotubulus

Mengatur Mewujudkan
pergerakan organel kemampuan gerak
intrasel dan vesikel silia (dan flagel)

01 02 03 04

Memberi Membuat
bentuk sel kompartemen
intrasel
Filamen Intermedia
(Intermediet Filament)

Filamen intermediet bersama beberapa protein,


memiliki tugas diantaranya:

a. menopang sel secara struktural


b. membentuk kerangka struktur 3 dimensi
yang dapat diubah untuk sel
c. menyediakan hubungan yang dapat
disesuaikan antara membran sel dan
sitoskeleton
Penelitian biokimia telah memastikan bahwa ada beberapa
kategori yang mempunyai karakteristik sama secara morfologi
dan struktural. Filamen intermedia yang mirip tambang ini
terdiri atas tetramer protein mirip batang yang diberkas erat
menjadi untai uliran panjang.

Masing masing subunit tetramer agak berbeda setiap jenis


filamen intermedia. Kategorinya mencakup: keratin, protein
sidik fibriler glial, neurofilmen, dan lamin inti.
A
Keratin
Keratin merupakan keluarga dari protein skleroprotein. Keratin terbagi atas keratin tipe I
dan keratin tipe II. Keratin tipe II merupakan materi dasar penyusun rambut dan kuku,
sedangkan keratin tipe I membentuk sel epitel.
Keratin monomer saling terikat dan membentuk filamen intermediet yang liat tidak dapat
larut dan membentuk jaringan yang satu-satunya unsur biologi yang mempengaruhi
kekuatan lapisan keratin adalah kitin.
Fungsi dari keratin adalah menyokong bagian-bagian sel dan memberikan kekuatan
peregangan.
B
Desmine
Desmine merupakan protein yang terdapat pada manusia dikodekan oleh gen
DES.
Desmin adalah tipe sel otot spesifik, yang berfungsi untuk menghubungkan
myofibril pada otot bercorak (sekeliling cakram Z)

Contoh: otot rangka, otot polos (kecuali otot polos vascular).


C
Vimentin
Vimentin adalah kelompok polipeptida yang polimerisasi
membentuk filamen di sitoskeleton, protein tipe III filamen
intermedia yang dinyatakan dalam sel mesenchymal, yang
ditemukan di semua sel metazoan.
D
Protein asam fibrilar glia
GFAP merupakan filamen intermediet yang paling utama pada astrosit matur
dan memegang peranan penting dalam integritas sitoskeleton astrosit.
Jenis selnya adalah sel glia, contohnya adalah astrosit, sel schwan,
oligodendroglia. Yang berfungsi menyokong struktur sel glia.
E
Neurofilamen
Merupakan filamen intermedia yang ditemukan di neuron.
Merupakan komponen utama dari sitoskeleton neuronal, dan
diyakini berfungsi untuk memberikan dukungan struktural bagi
akson dan untuk mengatur diameter akson.
Struktur Bentukan
Sitoskeleton
02
Terdapat tiga tipe filamen, dimana hanya dengan tiga filamen ini
struktur sel dapat bervariasi antara satu sel dengan sel lainnya.
Efektifitas kerja ketiga filamen protein bergantung pada jumlah
protein asesori yang menghubungkan filamen ke komponen sel lain.

Protein asesori berperan penting dalam mengontrol perakitan


filamen sitoskeleton pada posisi tertentu, termasuk di dalamnya
protein motorik yang menggerakkan organel pada filamen atau
filamen itu sendiri.

Struktur susunan filaman serupa dengan semut berbaris, tersusun


rapih dan jika ada yang tertinggal dari rombongan barisan dapat
menyusun kembali dalam kecepatan tinggi.
a. Silia dan Sentriol
silia merupakan benang tipis setebal 0,25 μm dengan bundel mikrotubulus di bagian
intinya. Dinding silia terdiri dari 9 pasang mikrotubulus dan bagian tengah dari benang
ini ialah 2 mikrotubulus yang tidak berpasangan, dan bisa disebut axoneme.

Struktur seperti ini disebut dengan “struktur 9+2”. Silia berfungsi sebagai penggerak
fluida di permukaan sel dan menggerakan sel di dalam fluida.

Sentriol merupakan strukur berbentuk tabung yang terbuat dari mikrotubulus dengan
lebar 0,2 μm dan panjang 0,4 μm. Sentriol berfungsi sebagai pembentuk benang
spindel untuk memisahkan kromosom.

Mikrotubulus bergerombolan membentuk 3 mikrotubulus yang tersusun secara paralel.


Sembilan kelompok ini kemudian membentuk dinding sentriol. Setiap kelompok tidak
tegak lurus dengan inti tabung, melainkan agak miring dengan inti tabung.
b. Dinding Sel Tanaman
Dinding sel tumbuhan merupakan matriks ekstraseluler yang kokoh. Dinding sel ini tersusun
atas mikrofibrilis dalam banyak matriks polisakarida (sebagian besar pektin dan
hemiselusosa) dan glikoprotein yang saling silang.

Pada bagian korteks dari dinding sel, ada array mikrotubulus yang menentukan posisi
mikrofibrilis. Mikrofibrilis menentukan arah perkembangan dinding sel, bentuk akhir sel,
serta pola pembelahan sel.

Berdasarkan susunan di dinding sel, mikrofibrilis selulosa saling silang dalam jaringan yang
diikat oleh hemiselusosa.

Jaringan ini saling ekstensif dengan jaringan polisakarida pektin, jaringan selulosa-
hemiselulosa memberi kekuatan tegangan sementara jaringan pektin melawan kompresi.

Dalam dinding sel utama, jumlah ketiganya secara kasar sama, namun lamela tengah memiliki
lebih banyak pektin yang berperan untuk merekatkan sel yang berdekatan..
Sitoskeleton pada
Sel Prokariotik 03
1. FtsZ
FtsZ merupakan unsur sitoskeleton prokariotik pertama yang diidentifikasi
membentuk syruktur cincin berfilamen, dan terletak di tengah sel yang disebut
cincin Z yang menyempit selama proses pembelahan sel, mirip dengan cincin
kontraksi actin-myosin yang ada pada eukariotik.

Cincin Z merupakan struktur yang sangat dinamis yang terdiri dari banyak berkas
protofilamen yang memanjang dan menyusut. Walaupun mekanisme dibalik
kontraksi cincin Z dan jumlah protofilamen yang terlibat tidak jelas.

FstZ berperan sebagai protein pengorganisir dan diperlukan untuk pembelahan


sel. FstZ merupakan komponen utama dari septum selama sitokinesis, dan unsur
sitoskeleton ini merekrut semua protein pembelahan sel lainnya yang diketahui ke
situs pembelahan.
2. MreB

MreB merupakan protein bakteri yang dipercaya analog dengan aktin pada
eukariotik. MreB dan aktin mempunyai persamaan struktur primer yang lemah,
tetapi sangat mirip dalam struktur tiga dimensi dan polimerisasi filamen.

Hampir seluruh bakteri yang tidak bulat bergantung pada MreB untuk menentukan
bentuknya. MreB disusun menjadi jaringan heliks dari struktur filamen tepat di
bawah membran sel, meliputi seluruh panjang sel.

MreB menjadi penentu bentuk sel dengan memediasi posisi dan aktivitas enzim
yang mensitesis peptidoglikan, dan bertindak sebagai filamen kaku dibawah
membran sel yang memberikan tekanan ke luar untuk membentuk dan menyokong
sel.
Tepat sebelum terjadi pembelahan sel, MreB memadat
dengan jaringan heliks normal dan membentuk cincin ketat di
septum di Caulobacter crescentus. Mekanisme yang dipercaya
membantu menemukan septumnya yang tidak terletak di
tengah.

MreB juga berperan penting untuk menentukan polaritas


dalam bakteri kutub, karena bertanggung jawab menentukan
posisi yang benar, setidaknya dari empat protein kutub yang
ada di Caulobacter crescentus.
3. Kresentin
Kresentin merupakan analog dari filamen intermediat eukariot. Kresentin
mempunyai homolog dari struktur primer yang agak besar dengan protein filamen
intermediat selain kesamaan tiga dimensi.

Urutan kresentin memiliki kemiripan identitas 25% dan kemiripan 40% dengan
sitokeratin 19 dan kecocokan identitas 24% dan kesamaan 40% dengan lamin inti
A.

Kresantin berperan membentuk filamen terus menerus dari kutub ke kutub di


sepanjang sisi dalam yang cekung dari bakteri berbentuk sabit Caulobacter
crescentus.

Kresentin maupun MreB sama-sam dibutuhkan oleh Caulobacter crescentus agar


berbentuk sabit. MreB dipercaya membentuk sel menjadi bentuk batang,
kemudian kresentin akan menekuk bentuk tadi menjadi bulan sabit.
Fungsi
Sitoskelton
1.Mengontrol distribusi dan tingkah laku dinamis dari filamen.
2.Memberikan kekuatan mekanik pada sel.
3.Menjaga bentuk sel dengan desain arsitekturalnya.
4.Sebagai tempat berlabuh bagi organel di dalam sitosol.
5.Menjadi kerangka sel untuk memperkokoh sel.
6.Bertanggung jawab dalam motilitas di dalam sel, seperti kontraksi otot dan
siklosis, pergerakan internal dari sitoplasma.
7.Membantu pergerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.
8.Sementara siklosis berlangsung, organel dipindahkan di sepanjang saluran
sitoskeleton di dalam sitosol.
9.Bertanggung jawab pergerakan sel dan pergerakan eksternal seperti pergerakan
amuboid dari sel darah putih dan migrasi sel selama perkembangan.
10.Berperan dalam pembelahan sel.
11.Mencakup juga fungsi-fungsi mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen
intermediat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai