Karbohidrat
2.1 Pendahuluan
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang
mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-
persamaan dari sudut kimia dan fungsinya.
Semua karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O), yang pada umumnya mempunyai rumus kimia Cn(H2O)n. Rumus
umum ini memberi kesan unsur karbon yang diikat oleh air (dihidrasi), sehingga
diberi nama karbohidrat. Persamaan lain ialah bahwa ikatan organik yang
menyusun kelompok karbohidrat berbentuk polialkohol; dari sudut fungsi,
karbohidrat adalah penghasil utama energi pada makanan, maupun di dalam
tubuh.
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk
di dunia, khususnya bagi Negara berkembang, walaupun jumlah kalori yang dapat
dihasilkan oleh 1 g karbohidrat hanya 4 kalori (kal) bila dibandingkan dengan
protein dan lemak, tetapi karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah;
selain itu, beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat (dietary fiber)
yang berguna bagi pencernaan dan kesehatan manusia.
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain; sedangkan dalam
tubuh; karbohidrat berguna untuk mencegah pemecahan protein tubuh yang
berlebihan, yang berakibat pada penurunan fungsi protein sebagai enzim dan
fungsi antibodi; timbulnya ketosis, kehilangan mineral, serta berguna untuk
membantu metabolisme lemak dan protein.
Di dalam tubuh manusia, karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian dari gliserol lemak; tetapi, sebagian besar karbohidrat,
diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
Di dalam sel tumbuh-tumbuhan yang berklorofil, karbohidrat dibentuk dari
CO2 dan air dengan bantuan sinar matahari, melalui proses fotosintesis.
sinar
CO2 + H2O (C6H12O6)n + O2
matahari
Karbohidrat dapat disintesis secara kimia, misalnya pada pembuatan sirup
formosa, yang dibuat dengan menambahkan larutan alkali encer pada
formaldehida. Namun, cara yang lebih mudah dan murah mendapatkan
karbohidrat, adalah dengan mengekstraknya dari bahan nabati sumber
karbohidrat, seperti serealia, umbi-umbian, dan batang tanaman seperti sagu.
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 1
2.1.1 Fungsi Karbohidrat
2.1.1.1 Sumber Energi
Fungsi utama karbohidrat, adalah menyediakan energi bagi tubuh.
Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia,
karena banyak di dapat di alam, dan harganya relatif murah. Satu gram
karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh, berada
dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian
disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah
menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam
jaringan lemak. Sistem syaraf sentral dan otak, sama sekali tergantung pada
glukosa untuk keperluan energinya.
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 2
Laktosa dalam susu, membantu absorpsi kalsium; Laktosa lebih lama tinggal
dalam saluran cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang
menguntungkan; Bakteri tertentu diduga mensisntesis vitamin-vitamin tertentu
dalam usus besar; Asam glukoronat, di dalam hati mengikat toksin-toksin dan
bakteri, serta mengubahnya menjadi bentuk-bentuk yang dapat dikeluarkan dari
tubuh.
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 3
dan D-ribosa), gula-gula tersebut biasanya terekstraksi ke dalam kaldu daging;
pada kedelai yang sudah tua, cadangan karbohidrat khususnya pati menurun,
sebaliknya terbentuklah sukrosa dan galaktosil sukrosa, beberapa galaktosil
sukrosa tersebut, adalah rafinosa, stakiosa, dan verbakosa.
Beberapa bahan makanan yang merupakan sumber karbohidrat, terlihat
dalam tabel 2.1
2.1.3.1 Monosakarida
Monosakarida, adalah gula paling sederhana yang terdiri dari molekul
tunggal, tatanama monosakarida tergantung dari gugus fungsional yang dimiliki
(aldehid atau keton), dan letak gugus hidroksilnya; Berdasarkan jumlah atom yang
dimiliki, monosakarida dikelompokkan menjadi; triosa (tiga karbon), tetrosa
(empat karbon), pentosa (lima karbon), dan heksosa (enam karbon).
Monosakarida yang memiliki gugus fungsi aldehid, juga dikenal dengan nama
aldosa; sedangkan yang memiliki gugus fungsi keton, disebut ketosa; Nama-nama
tersebut, seringkali digabung dengan jumlah atom yang dimiliki oleh suatu
monosakarida, seperti aldo heksosa, ketopentosa.
1. Glukosa
Glukosa, adalah gula terpenting bagi metabolisme tubuh, dikenal sebagai gula
fisiologis; sumber glukosa, antara lain:
a. Bentuk jadi, ditemui di alam dan terdapat pada buah-buahan, jagung
manis, sejumlah akar, dan madu.
b. Dihasilkan sebagai produk hidrolisis pati; pati dihidrolisis menjadi
dekstrin, dekstrin dihidrolisis menjadi maltosa, kemudian maltosa
dihidrolisis menjadi glukosa
2. Fruktosa
Fruktosa, merupakan gula yang termanis dari semua gula, dikenal dengan
nama levulosa. Sumber fruktosa, selain merupakan hasil hidrolisa sakarosa,
fruktosa juga terdapat dalam madu, buah-buahan, nektar bunga, dan sayur-
sayuran; Fruktosa dapat diolah dari pati, dan digunakan secara komersial
sebagai pemanis; minuman ringan banyak menggunakan sirup jagung tinggi
fruktosa sebagai bahan pemanis.
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 4
3. Galaktosa
Galaktosa merupakan gula yang tidak ditemui di alam bebas, tetapi merupakan
hasil hidrolisa gula susu (laktosa). Melalui proses metabolisme, akan diolah
menjadi glukosa yang dapat memasuki siklus Kreb’s, untuk diproses menjadi
energy; Galaktosa, merupakan komponen dari serebrosida, yaitu turunan
lemak yang ditemukan dalam otak dan jaringan syaraf.
4. Manosa
Manosa, jarang terdapat di dalam makanan; di gurun pasir, seperti Israel,
terdapat dalam manna, yang mereka olah untuk membuat roti
2.1.3.2 Oligosakarida
Oligosakarida, adalah gula yang mengandung 2 sampai 10 unit monosakarida;
jadi, oligosakarida merupakan polimer, dengan derajat polimerisasi antara 2
sampai 10, dan biasanya larut di dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari dua
molekul monosakarida disebut disakarida, sedangkan yang tersusun dari tiga unit
monosakarida, disebut trisakarida; ikatan antara dua unit monosakarida, disebut
ikatan glikosida, ikatan ini terbentuk antara gugus hidroksil dari atom karbon
nomor 1 pada unit monosakarida pertama, dengan gugus hidroksil dari atom
karbon nomor 4 pada unit monosakarida kedua, dengan melepaskan 1 molekul air;
Ikatan glikosisik, biasanya terbentuk antara atom karbon anomerik (nomor 1)
dengan karbon genap (nomor 2, 4, dan 6) dari monosakarida lainnya.
6 CH2OH 6 CH2OH gugus hidroksil
yang reaktif
5
O 5
O
4 I 1 4 II 1
OH OH
O OH
OH 3 2 3 2
OH OH
ikatan glikosida
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 5
Tabel 2.2 Jenis-Jenis Oligosakarida yang Banyak Terdapat di Alam
1. Disakarida
Disakarida tersusun dari dua unit monosakarida yang sama atau berbeda,
dihubungkan oleh ikatan α-1,4-glikosida atau β-1,4-glikosida; Terdapat empat
jenis disakarida yang ada di alam, yaitu sukrosa, maltosa, laktosa, dan
trehalosa.
a. Sukrosa (Sakarosa)
Disusun oleh dua unit monosakarida, yaitu glukosa (I) dan fruktosa (II)
melalui ikatan glikosidik -1,2. Sukrosa tidak mempunyai sifat mereduksi,
karena gugus hidroksil bebas dari glukosa dan fruktosa, saling berikatan
(gambar 2.2); Sukrosa, adalah disakarida yang mempunyai peranan
penting dalam pengolahan makanan, banyak terdapat dalam tebu, bit,
siwalan, dan kelapa kopyor. Untuk industri makanan biasa digunakan
sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar, dan dalam jumlah yang
banyak dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). Pada
pembuatan sirup, gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air, dan
dipanaskan, sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa,
yang disebut gula invert.
6 CH2OH ikatan -1,2-glikosida
O
5
4 I 1
OH
O
OH 3 2 CH2OH
OH 6 O
II HO 2
CH2OH
1
OH
Gambar 2.2 Struktur Molekul Sukrosa
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 6
Inversi sukrosa terjadi dalam suasana asam; gula invert ini tidak dapat
berbentuk kristal, karena kelarutan fruktosa dan glukosa sangat besar.
b. Laktosa
Disusun oleh dua unit monosakarida D-glukosa dan D- galaktosa, melalui
ikatan -1,4 glikosidik, dikenal dengan nama -D-Galaktopiranosil-4--
Glukopiranosida.
6 CH2OH 6 CH2OH
5
O 5
O
4 I 1 O 4 II 1
OH OH
OH 3 OH
2 3 2
OH OH
ikatan -1,4-glikosida gugus hidroksil
yang reaktif
c. Maltosa
Tersusun dari dua unit glukosa melalui ikatan -1,4-glikosidik; seperti
halnya laktosa, maltosa juga bersifat mereduksi.
Maltosa digunakan dalam makanan bayi dan susu bubuk beragi (malted
milk). Gula ini merupakan disakarida utama yang diperoleh dari hidrolisis
pati, pati diurai menjadi maltosa oleh bantuan enzim yang terdapat dalam
air liur, yang disebut -1,4-glukan 4-glukanohidrolase; Enzim ini terdapat
dalam kecambah jelai (malt), mengubah pati secara spesifik menjadi
satuan maltosa. Dalam pembuatan bir, malt digunakan untuk mengubah
pati dari gandum atau sumber lain menjadi maltosa, dengan bantuan
enzim lain yang terdapat dalam ragi (-glukosidase) maltosa dihidrolisis
menjadi D-glukosa.
6 CH2OH
gugus hidroksil
6 CH2OH
yang reaktif
5
O 5
O
4 I 1 4 II 1
OH OH
O OH
OH 3 2 3 2
OH OH
ikatan 1,4-glikosida
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 7
d. Trehalosa
Trehalosa, suatu gula non-reduktif, tersusun dari dua unit glukosa yang
dihubungkan oleh ikatan α-1,1-glikosida, dan dikenal dengan gula jamur;
sebanyak 15% bagian kering jamur, terdiri atas trehalosa; trehalosa juga
terdapat dalam serangga.
2. Oligosakarida Lainnya
Oligosakarida kelompok ini, disusun oleh lebih dari tiga unit monosakarida,
seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa; Rafinosa, adalah suatu α-galaktosida
yang banyak terdapat dalam tanaman; Stakiosa, suatu tetrasakarida;
sedangkan verbakosa, adalah suatu pentasakarida; Ketiga oligosakarida ini,
terdapat di dalam biji tumbuh-tumbuhan, dan kacang-kacangan, serta tidak
dapat dipecah oleh enzim-enzim pencernaan; Seperti halnya polisakarida non-
pati, oligosakarida ini di dalam usus besar mengalami fermentasi.
2.1.3.3 Polisakarida
Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur
(selulosa, hemiselulosa, pektin dan lignin), dan sebagai sumber energi (pati,
dekstrin, glikogen, fruktan); Polisakarida penguat tekstur tidak dapat dicerna oleh
tubuh, tetapi merupakan serat-serat (dietary fiber) yang dapat menstimulasi
enzim-enzim pencernaan
Polisakarida merupakan polimer monosakarida, yang dapat berantai lurus
maupun bercabang, dan dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim spesifik; Hidrolisis
sebagian (parsial), akan menghasilkan oligosakarida yang dapat digunakan untuk
menentukan struktur molekul polisakarida. Beberapa polisakarida mempunyai
nama dengan akhiran “in”, seperti: kitin, pektin, dan dekstrin.
1. Polisakarida Sumber Energi
Karbohidrat kelompok ini, dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula
sederhana (glukosa), yang tersusun dalam bentuk rantai panjang, lurus atau
bercabang; Jenis-jenis polisakarida yang penting, adalah sebagai berikut:
a. Pati
Pati, merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan, dan
merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia;
Pati, terutama terdapat di dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-
umbian; beras, jagung, dan gandum mengandung 70-80% pati; kacang-
kacangan, seperti kacang kedelai, kacang merah, dan kacang hijau 30-
60%, sedangkan ubi, talas, kentang, dan singkong 20-30%.
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan -glikosidik;
Berbagai macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai,
dan rantai molekulnya lurus atau bercabang. Pati terdiri dari dua fraksi,
yang dapat dipisahkan dengan air panas; Fraksi terlarut disebut amilosa,
yang mempunyai rantai lurus dengan ikatan -1,4-D-glukosa, sedangkan
fraksi yang tidak larut disebut amilopektin, yang mempunyai struktur
bercabang dengan ikatan -1,6-D-glukosa sebanyak 4-5% dari berat total.
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 8
Peranan perbandingan amilosa dan amilopektin terlihat pada serealia,
contohnya beras, semakin kecil kandungan amilosa, atau semakin tinggi
kandungan amilopektin, makin lekat nasi tersebut; Beras ketan
mengandung amilosa hanya sebesar 1–2 %, sedangkan beras biasa
mengandung amilosa lebih besar dari 2%. Berdasarkan kandungan
amilosa, beras (nasi) dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu:
1) Beras dengan kandungan amilosa tinggi (25–33%)
2) Beras dengan kandungan amilosa menengah (20–25%)
3) Beras dengan kandungan amilosa rendah (9–20%), dan
4) Beras dengan kandungan amilosa sangat rendah (<9%).
Enzim yang dapat menghidrolisis pati, dan terdapat pada tanaman, adalah
-amilase, -amilase dan fosfirilase; Enzim -amilase, yang dapat memecah
pati, menjadi fraksi yang kecil, seperti maltosa. Bila pati biasa dihidrolisisi
oleh enzim -amilase, hanya akan dihasilkan 60–70% maltosa teoritis,
karena terdapat residu yang tak terhidrolisis, yaitu -amilase
limitdekstrin, hal ini disebabkan karena -amilase tidak mampu
menghidrolisis amilopektin di luar batas percabangan. -amilase, dapat
mengubah pati menjadi fraksi-fraksi molekul yang terdiri dari 6 sampai 7
unit glukosa; Enzim fosforilase mampu memecah ikatan 1,4 glikosidik pati
dengan bantuan asam atau ion fosfat, sedangkan amilase memerlukan
molekul air.
Pemecahan pati oleh enzim fosforilase, disebut fosforilasi dan bukan
hidrolisis; Fosforilase dapat memecah amilosa secara tuntas; tetapi bila
substratnya amilopektin, disamping glukosa juga akan dihasilkan dekstrin
yang molekulnya mengandung percabangan dengan ikatan -1,6.
Struktur molekul pati berbentuk spiral, sehingga dapat mengikat molekul
iodin menghasilkan warna biru; Jika pati dipanaskan, spiral merenggang,
molekul-molekul iodin terlepas, warna biru hilang, dan setelah dingin
warna biru muncul kembali. Amilosa yang memiliki lebih dari 20 unit
glukosa, menghasilkan warna biru dengan iodin; sedangkan amilopektin
yang memiliki kurang dari 20 unit glukosa memberikan warna merah
dengan iodine; Dekstrin, dengan polimer 6–8 unit glukosa, bila
direaksikan dengan iodin memberikan warna coklat. Polimer yang lebih
kecil dari lima, tidak memberikan warna dengan iodin.
b. Dekstrin
Dekstrin merupakan bentuk karbohidrat sebagai hasil antara hidrolisis
pati menjadi maltosa; Dekstrin merupakan sumber utama karbohidrat
dalam makanan lewat pipa (tube feeding); cairan glukosa, dalam hal ini
merupakan campuran dekstrin, maltose, glukosa, dan air; karena
molekulnya lebih besar dari sukrosa dan glukosa, dekstrin mempunyai
pengaruh osmolar lebih kecil, sehingga tidak mudah menimbulkan diare.
Molekul polisakarida bila semakin kecil, akan meningkatkan daya larut
dan kemanisannya, oleh karena itu dekstrin lebih manis daripada pati,
dengan daya larut lebih tinggi, dan lebih mudah dicernakan; Dekstrin
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 9
maltosa, suatu produk hidrolisis parsial pati, digunakan sebagai makanan
bayi, karena tidak mudah mengalami fermentasi, dan mudah dicernakan.
c. Glikogen
Glikogen, dinamakan juga pati hewani, karena merupakan bentuk
simpanan karbohidrat di dalam tubuh hewan dan manusia, terutama
terdapat di dalam hati dan otot; Glikogen terdiri atas unit-unit glukosa,
dalam bentuk rantai lebih bercabang daripada amilopektin (gambar 2.9),
struktur yang lebih bercabang ini, menyebabkan glikogen lebih mudah
dipecah; Glikogen bersifat larut dalam air, dan bila bereaksi dengan iodin
akan menghasilkan warna merah; Glikogen, oleh enzim fosforilase dipecah
menjadi glukosa; fosforilase ini memerlukan adanya ko-enzim adenine-
ribosa-5-fosfat, yang juga dikenal dengan asam adenilat.
Tubuh mempunyai kapasitas terbatas untuk menyimpan glikogen, yaitu
sebesar 350 g; duapertiga bagian disimpan dalam otot yang hanya dapat
digunakan untuk keperluan energi di dalam otot; dan sepertiga bagian
disimpan di dalam hati, yang dapat digunakan sebagai sumber energi
untuk keperluan semua sel tubuh; Glikogen tidak merupakan sumber
karbohidrat yang penting dalam bahan makanan, karena hanya terdapat
di dalam pangan hewani dalam jumlah terbatas.
d. Inulin/fruktan
Fruktan, adalah sekelompok oligo dan polisakarida yang terdiri atas
beberapa unit fruktosa, yang terikat dengan 1 molekul glukosa; Panjang
rantai antara 3 hingga 50 unit, bergantung pada sumbernya; Fruktan
terdapat di dalam serealia, bawang merah, bawang putih, dan asparagus;
Fruktan tidak dicernakan secara berarti, sebagian besar difermentasi di
dalam usus besar.
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 10
b. Hemiselulosa
Unit pembentuk hemiselulosa, adalah D-xilosa, pentosa, dan heksosa;
Hemiselulosa mempunyai derajat polimerisasi rendah, mudah larut dalam
alkali, tetapi sukar larut dalam asam; Hemiselulosa tidak merupakan serat
yang panjang seperti selulosa, suhu bakarnya pun tidak setinggi selulosa.
Hasil hidrolisis hemiselulosa, terutama D-xilosa dan monosakarida
lainnya
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 11
Komposisi kandungan protopektin, pektin, dan asam pektat, di dalam
buah, sangat bervariasi, dan tergantung pada derajat pematangan buah;
pada umumnya, protopektin yang tidak larut, lebih banyak terdapat pada
buah-buah yang belum matang; Kekuatan membentuk gel suatu senyawa
pektin, akan lebih tinggi bila residu asam galakturonat dalam molekulnya
lebih besar. Potensi pembentukan jeli dari pektin menjadi berkurang
dalam buah yang terlalu matang, karena selama proses pematangan,
terjadi proses demetilasi pektin; hal ini menguntungkan untuk tujuan
pembuatan gel, tetapi sebaliknya, demetilasi yang terlalu lanjut atau
sempurna, akan menghasilkan asam pektat yang tidak mudah membentuk
gel.
Buah-buahan yang dapat digunakan untuk membuat jeli adalah jambu biji,
apel, lemon, plum, jeruk, serta anggur
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 12
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya karbohidrat
dalam contoh, antara lain dengan cara kimiawi, cara enzimatik, dan cara
kromatografi.
Penentuan polisakarida dan disakarida, memerlukan perlakuan terlebih
dahulu (hidrolisis) hingga dihasilkan monosakarida; hidrolisis dapat dilakukan
dengan asam atau enzimatik pada kondisi tertentu
b. Cara Munson-Walker
Penentuan gula cara ini, adalah dengan menentukan banyaknya
kuprooksida yang terbentuk, yaitu dengan penimbangan atau melarutkanya
dalam asam nitrat, kemudian dititrasi oleh tiosulfat; tiap 1 mL tiosulfat
setara dengan 11,259 mg Cu2O.
c. Cara Lane-Eynon
Pada penentuan gula cara ini, pereaksi Soxhlet dititrasi oleh larutan contoh;
banyaknya larutan contoh yang dibutuhkan untuk mentitrasi pereaksi
Soxhlet sebanding dengan banyaknya gula yang dapat dilihat dalam tabel
Lane-Eynon. Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah metilen biru
(biru → tak berwarna).
O O
Na 2CO3
R C H + CuO R C OH + Cu2O
100oC 10'
berlebih merah bata
2CuO + 2I- + 4H+ Cu2I2 + 2H2O
kelebihan
Cu2I2 2CuI + I2
putih
I2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6
Gambar 2.5 Reaksi Penentuan Gula Cara Luff
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 13
2. Metoda Oksidasi dengan Ferrisianida Alkalis
Gula pereduksi yang terdapat dalam contoh akan mereduksi ferrisianida
menjadi ferrosianida. Jumlah gula yang terdapat dalam contoh dapat diketahui
dengan cara menghitung selisih titrasi blanko dan penentuan yang ditetapkan
secara iodometri, dan dibandingkan terhadap standar gula.
Selain dengan cara Iodometri, metoda ini dapat ditetapkan dengan cara
Serimetri menggunakan indikator fenantrolin, atau ditentukan secara
kolorimetri. Penentuan gula dengan cara ini, lebih baik dari pada oksidasi
kupri sulfat, karena ferrisianida dalam alkali lebih stabil. Kelemahan cara ini,
adalah senyawa pereduksi lain yang bukan gula dapat dengan mudah
mereduksi ferrisianida, sehingga kadar yang diperoleh tidak mencerminkan
yang sebenarnya.
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 14
3. Aquadest 4. Kalium iodida (KI)
5. Asam klorida pekat (HCl pekat) 6. Natrium hidroksida
7. Asam sitrat 8. Natrium karbonat anhidrat (Na2CO3)
9. Asam sulfat pekat (H2SO4 p) 10. Natrium tiosulfat (Na2S2O3.5H2O)
11. Indikator metil merah 12. Tembaga (II) sulfat (CuSO4.5H2O)
2. Larutan Amilum 1%
Timbang 1g amilum, larutkan dengan 10 mL aquadest (pasta amilum),
masukkan ke dalam 100 mL aquadest mendidih, pendidihan dilanjutkan
sampai diperoleh larutan yang jernih, dinginkan, pindahkan ke dalam botol
pereaksi berlabel
4. Larutan H2SO4 6N
Masukkan 500 mL H2SO4pekat sedikit demi sedikit ke dalam 500 mL aquadest
sambil diaduk, homogenkan, dan pindahkan ke dalam botol pereaksi berlabel
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 15
1. Timbang dengan teliti 0,1225 gK2Cr2O7, pindahkan secara kuantitatif ke dalam
labu ukur 250 mL, larutkan dengan 50 mL aquadest, encerkan sampai tanda
batas volume, homogenkan.
2. Pipet 25,0 mL diatas, pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL
3. Tambah 15 mL HCl 6N/H2SO4 6N dan 2 g KI, campur, segera titrasi dengan
Na2S2O3 0,1 N sampai warna kuning jerami, tambah 1 mL amilum 1%, titrasi
dilanjutkan sampai warna biru tepat hilang (warna hijau jernih)
4. Hitung normalitas Na2S2O3
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 16
11. Hitung kadar monosakarida dan disakarida dalam sampel, dengan rumus
sebagai berikut:
a. Kadar Monosakarida
Jumlah Na2S2O3 yang bereaksi = mL blanko – mL sampel
Jumlah Na2S2O3 yang bereaksi = c mL – a mL = x mLNa2S2O3 0.1 N
mg gula invert = x mL setara dengan mg gula invert dalam tabel
mg gula invert x P x
1
Kadar Monosakarida = 0
mg sampel 0
%
Kadar Monosakarida = A %
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 17
mg sampel 100%
Kadar Mono dan Disakarida =B %
Kadar Disakarida = (B – A) % x 0,95
Keterangan:
P : pengenceran
0,95 : faktor konversi dari BM disakarida/BM 2 mol Monosakarida
2.3 Pertanyaan
1. Reaksi apa yang terjadi pada penetapan karbohidrat dengan metode Luff
Schoorl?, terangkan!
2. Mengapa penambahan indikator amilum dilakukan setelah larutan kuning
jerami?, terangkan!
Jawaban:
mL blanko = 25.96 mL
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 18
mL titrasi larutan B = 16.62 mL (titrasi monosakarida)
mL titrasi larutan C = 9.28 mL (titrasi disakarida)
Pengenceran pada monosakarida 250 250
x = 100
= 25 25
a. Kadar Monosakarida
Jumlah Na2S2O3 yang bereaksi = mL blanko – mL sampel
Jumlah Na2S2O30.1068 N yang bereaksi = 25.96 mL – 16.62 mL
Jumlah Na2S2O3 0.1068 N yang bereaksi =9.34 mL tio 0.1068 N
9.34 mL x 0.1068 N
Jumlah Na2S2O30.1N yang bereaksi = 0.1 N
Jumlah Na2S2O30.1N yang bereaksi = 9.98 mL Na2S2O3 0.1N
mg gula invert = x mL setara dengan mg gula invert dalam tabel
mg gula invert = 9.98 mL (= 9 mL + 0.98 mL)
mg gula invert = 22.4 mg + (0.98 x 2.6 mg)
mg gula invert = 22.4 mg + 2.548 mg = 24.948 mg
mg gula invert x P
Kadar Monosakarida = mg sampel x 100%
24.948 mg x 100
Kadar Monosakarida = x 100%
10068.4mg
b. Kadar Disakarida
Jumlah Na2S2O3 yang bereaksi = mL blanko – mL sampel
Jumlah Na2S2O30.1068N yang bereaksi = 25.96 mL – 9.28 mL
Jumlah Na2S2O3 0.1068 N yang bereaksi = 16.68 mL tio 0.1068N
16.68 mL x 0.1068 N
Jumlah Na2S2O30.1N yang bereaksi = 0.1 N
Jumlah Na2S2O30.1N yang bereaksi = 17.81 mL Na2S2O3 0.1N
mg gula invert = x mL setara dengan mg gula invert dalam tabel
mg gula invert = 17.81 mL (= 17 mL + 0.81 mL)
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 19
mg gula invert = 44.2 mg + (0.81 x 2.9 mg)
mg gula invert = 44.2 mg + 2.349 mg = 46.549 mg
mg gula invert x P
Kadar Disakarida + Monosakarida = mg sampel x 100%
46.549 mg x 100
Kadar Disakarida + Monosakarida = x 100%
10068.4mg
Kadar Disakarida + Monosakarida = 46.23 %
Kadar Disakarida = (46.23 – 24.78) %x 0.95 =20.38%
Modul Teori AMAMI II – POLTEKKES Kemenkes Bandung | Yeni Wahyuni – Februari 2021 20