Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN RF (Rheumatoid Faktor) Latex

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Imunnoserologi Praktikum

DosenPengampu:
1. Retno Martini W, S.Si,M.Biomed
2. Rizana Fajrun’nimah, M.Si.Med

Ditulisoleh
Ayu Puspitha P3.73.34.1.19.053
Bety Rahayu Kurniawati P3.73.34.1.19.054
Fajar Eka Saputra P3.73.34.1.19.060

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Jurusan Teknologi Laboratorium Medik
2021

LAPORAN PRAKTIKUM
Mata Kuliah Immunoserologi

Kajian / Materi Pemeriksaan RF Latex

Hari / Tanggal 19 Februari 2021

Dosen / 1. Retno Martini W, S.Si,M.Biomed


Fasilisator 2. Rizana Fajrun’nimah, M.Si.Med
Tujuan 1. Untuk mengetahui adanya RF dalam serum yaitu immunoglobin antibody yang dapat
( PraAnalitik ) mengikat antibody lainnya
IdentitasSpesimen Nama : Sunarsih (perempuan)
Umur : 35 th
AlatdanBahan Alat : Bahan:

 Slide latar hitam  Raegen lateks RF


 Batang Pengaduk  Buffer salin
 Tissue
 Reagen control ( + )
 Pipet tetes
 Beaker Glass  Reagen control ( - )
 Rotator  Sampel serum
 APD

K3 Lab  APD (Jas laboratorium, sarungtangan, masker)


 Spilkit
 Tempat cuci tangan
 Tempat sampah infeksius.
Prinsip Adanya reaksi antara rheumatoid factor yang terdapat dalam serum penderita Dengan human
( Analitik ) immunoglobulin G ( IgG ) yang dilapiskan pada partikel latek Polystyrene reaksi positif
ditandai dengan adanya aglutinasi pada partikel Latex.
Prosedur Kerja A. Pemeriksaan Kualitatif

1. Masukkan satu tetes serum pada lingkaran pertama, satu tetes ontrol (+) pada lingkaran
2. Kedua dan satu tetes control (-) pada lingkaran ketiga.
3. Tambahkan satu tetes reagen RF lateks pada masing-masing lingkaran slide.
4. Homogenkan menggunakan batang pengaduk.
5. Goyangkan diatas alat rotator selama 2 menit
6. Kemudian lakukan pengamatan aglutinasi di depan cahaya.
7. pemeriksaan semikuantitatif jika hasil positif.
8. Jika hasil negative maka tidak perlu pemeriksaan lanjut.
B. Pemeriksaan Semikuantitatif

1. Tabung pengenceran disiapkan 5 buah untuk pengenceran.


2. Tabung pengenceran diberi label ½,1/4, 1/8, 1/16, 1/32
3. Masing-masing tabung dimasukan buffer saline sejumlah 100 mikron.
4. Serum dipipet 100 mikron, dimasukkan ke tabung pengencer ½, kemudian di
Homogenkan
5. Dari tabung pengenceran ½ dipipetkan 100 mikron, dimasukan ke tabung pengenceran
¼ kemudian di homogenkan.
6. Lakukan hal yang sama sampai pengenceran 1/64.
7. Untuk pemeriksaan dipipet dari masing-masing tabung pengenceran sebanyak 50 μ.
Lalu
8. teteskan ke lingkaran yang ada di slide.
9. RF latek reagen ditambahkan satu tetes pada slide.
10. Sampel dari tabung pengenceran di homogenkan dengan reagen latex menggunakan
batang pengaduk.
11. Slide di goyang-goyang pada rotator selama dua menit, hasil diamati adanya aglutinasi.

7. Interpretasi hasil :

A. Uji Kualitatif
Positif (+) : Aglutinasi

Negatif (-) : Anaglutinasi

B. Uji Semi Kuantitatif

Pengenceran Hasil Perhitungan RF (IU/mL)

Murni + 1 x 20 20

1:2 + 2 x 20 40

1:4 + 4 x 20 80

1:8 + 8 x 20 160

Dst

Nilai normal dewasa: <20 I.U/ml (sensitivitas reagen).

Dalam tes semi kuantitatif titter dinyatakan sebagai kebalikan dari pengenceran tertinggi
yang menunjukkan aglutinasi makroskopik.

Hasil
( Pasca Analitik )

Hasil Pengamatan :

1. Negatif ( - ) tidak terbentuk aglutinasi.

Gambar hasil :
KONTROL (+) KONTROL (-) SAMPEL TES

2. Positif (+) 80 terbentuk aglutinasi

8. Kesimpulan

✓ Dari praktikum yang telah dilakukan yaitu pemeriksaan RF (Rheumatoid Faktor) cara
slide didapatkan hasil:

Pengamatan 1 sampel serum negatif (-) yang tidak mengandung Faktor Rheumatoid
Pengamatan 2 sampel serum Positif (+) 80 terbentuk aglutinasi pada pengenceran 1:4.

Permasalahan  Sampel yang digunakan lisis


yang Sering  Reagen rusak sehingga sensitivitas berkurang.
Dihadapi  Kesalahan dalam pemipetan tidak sesuai perbandigan.
 Waktu dalam menggoyangkan dengan rotator terlalu lama sehingga terbentuk aglutinasi
dan menyebabkan positif palsu.
Diskusi Penyakit rematik adalah penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat sistemik progressif ,
cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. Rhematoid
arthritis adalah penyakit sistemik kronis terutama menyerang sendi-sendi, biasanya dengan
prubahan-perubahan degeneratif dan pereadangan di dalam selaput synopial, tulang rawan dan
otot-otot. Diagnosis arthritis rhematoid dikatakan positif apabila sekurang-kurangnya 4 dari 6
kriteria ini terpenuhi. 4 dari kriteria tersebut harus telah berlangsung selama sekurang-
kurangnya 6 minggu. Banyak kenyataan bahwa factor tersebut terdiri dari suatu kelompok
antibody dari kelas IgM, yang diarahkan terhadap antigeniksites pada IgA, terdapat kenyatan
bahwa pada rhematoid arthritis plasma Rf terdiri dari tiga tipe . Sampel plasma tidak dapat
digunakan karena fibrinogen dalam plasma dapat menyebabkan hasil aglutinasi non-spesifik
Dokumen
(FC manual kit
insert/SOP)

Anda mungkin juga menyukai