Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH IMUNOSEROLOGI

“Pemeriksaan Reumatoid Faktor”

Disusun Oleh :

Livia Martini Mamuaja

NIM. 711345319023

Jurusan Teknologi Laboratorium Medis

Poltekkes Kemenkes Manado

2020
Judul : Pemeriksaan Reumatoid Faktor

Prinsip : RF pada serum pasien akan bereaksi dengan IgG manusia yang dilekatkan

pada partikel lateks polystyrene membentuk aglutinasi pada slide

Metode : Reaksi Aglutinasi

Dasar Teori :

Arthritis adalah peradangan pada sendi. Arthritis Reumatoid adalah suatu penyakit
autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh system kekebalan tubuhnya
sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi.

Penyebab Arthritis Reumatoid hingga sekarang belum diketahui, namun ada beberapa factor
yang diperkirakan berperan dalam timbulnya penyakit ini yaitu system kekebalan tubuh dan
infeksi virus Epstein Barr (EBV).

Gejala pada Arthritis Reumatoid :

 Nyeri sendi dan bengkak


 Kekakuan, terutama dipagi hari atau setelah duduk untuk waktu yang lama
 Kelelahan
 Pada persendian yang sakit akan berwarna kemerah-merahan

Factor Reumatoid (Reumatoid factor, RF) adalah immunoglobulin yang bereaksi


dengan molekul igG. RF termasuk autoantibodi. Sebagian besar RF adalah IgM, tetapi
dapat juga berupa IgG atau IgA. RF positif ditemukan pada 80% penderita rematik artritis.
Uji RF untuk serum penderita diperiksa dengan menggunakan metode latex aglutinasi atau
nephelometry. RF positif ditemukan pada 80% penderita rematik artritis. Kadar RF yang
sangat tinggi menandakan prognosis yang buruk dengan kelainan sendi yang berat dan
kemungkinan komplikasi sistemik.

Pra Analitik

 Alat dan Bahan untuk pemeriksaan :


- Flebotomi kit
- Centrifuge
- Tb Plain
- Mikropipet 10-100 µl
- Tip kuning
- Batang Pengaduk
- Slide test
- Rotator
- Sampel
- Alcohol 70%
- NaCl 0,9%
- Kit reagen RF

 Sampel
Serum, bebas dari kontaminasi, hemolysis dan lipemia, stabil 3 hari suhu 2-8℃. > 4
minggu suhu 20℃.

Analitik

Prosedur Kerja :

 Pemeriksaan secara Kualitatif


- Bawa reagen dan sampel ke suhu ruang
- Masukkan 50µl sampel, control negatif, control positif pada lingkaran slide
- Resuspensikan lateks
- Tambahkan 50µl reagen lateks pada setiap lingkaran uji
- Campurkan dengan menggunakan batang pengaduk
- Rotasikan selama 2 menit kecepatan 100 rpm

 Pemeriksaan secara Semi Kuantitatif


- Gunakan pipet semi autometik. Tambahkan 50µl dan 9 gr/l saline ke lingkaran
2,3,4 dan 5. Jangan sampai saling menyebar
- Tambahkan 50µl sampai ke lingkaran 1 dan 2
- Campurkan saline dan sampel sampai ke dalam lingkaran 2 dengan cara
horizontal dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya gumpalan
- Pindahkan 50µl dari lingkaran 2 ke lingkaran 3
- Lakukan pengenceran sampai pada lingkaran 5, kemudian buanglah 50µl pada
lingkaran 5
- Campurkan menggunakan batang pengaduk . lakukan dari lingkaran 5 sampai
lingkaran 1
- Lakukan tes kualitatif dari langkah ke 3.
Pasca Analitik

Hasil :

 Cara Kualitatif
- Hasil (-) : Tidak terjadi Aglutinasi pada Well/lingkaran < 8 IU/ml
- Hasil (+) : Adanya Aglutinasi yang diidentifikasi pada level ≥ 8 IU/ml

 Cara Semi Kuantitatif


Pengenceran RF (IU/ml)

Normal 8

1:2 16

1:4 32

1:8 64

1 : 16 128

 Pengenceran
1+1(1:2)
1+3(1:4)
1+7(1:8)
1 + 15 ( 1 : 16 )
1 + 31 ( 1 : 32 )

 Rumus :
Volume Sampel (serum)
Vol. Sampel + Vol.
Pengencer

 Contoh :
1. 50µl/50µl + 50µl = 50 / 100 = ½
2. 25µl/25µl + 75µl = 25 / 100 = ¼
3. Dst..
Pembahasan
Radang sendi reumatik adalah penyakit sistemik kronis, yang mana umumnya memiliki
gejala: pembengkakan dan rasa sakit pada persendian, inflamasi, proses degeneratif pada tulang
rawan, membran synovial, atau pada otot. Umumnya penyakit ini mulai menyerang orang
dewasa di usia 30 – 40an. Sementara ini belum ditemukan penyembuhan spesifiknya, terapi
dini membantu menghentikan atau meminimalisir kerusakan permanen pada sendi. Untuk
alasan ini, diagnosis yang jitu menjadi hal yang penting.

Sensitivitas
Sensitivitas analitik tes RF ini adalah 8 IU/L.

Prosedur Kontrol Kualitas


Biasanya dalam satu menit:
 kontrol positif akan menghasilkan aglutinasi terhadap background yang jernih,
aglitinasi nyata dalam waktu 2 menit
 Kontrol negatif tidak akan menghasilkan aglutinasi. Ini harus digunakan sebagai dasar
perbandingan, suspense halus tanpa aglutinasi setelah 2 menit

Keterbatasan Prosedur
Kekuatan aglutinasi dalam tes pengecekan tidak bersifat indikatif dari titer aktual RF. Waktu
reaksi yang lebih dari 3 menit dapat menghasilkan reaksi positif yang nampak semu, ini karena
efek pengeringannya. Serum lipemic atau yang telah terkontaminasi dapat dengan
menghasilkan reaksi positif semu.

Catatan :
Sensitivitas tes dapat berkurang pada saat suhu rendah. Hasil terbaik diperoleh pada suhu
lebih dari 10℃.
Keterlambatan membaca hasil dapat mengakibatkan positif palsu tingkat RF. Hasil yang
diperoleh dengan uji lateks tidak bisa dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dengan uji
Waaler Rose. Perbedaan dalam hasil tidak mencerminkan perbedaan antara teknik dalam
kemampuan untuk mendeteksi factor rheumatoid.
Kesimpulan
Factor Reumatoid (Reumatoid factor, RF) adalah immunoglobulin yang bereaksi
dengan molekul igG. RF termasuk autoantibodi. Sebagian besar RF adalah IgM, tetapi
dapat juga berupa IgG atau IgA. RF positif ditemukan pada 80% penderita rematik artritis.
Uji RF untuk serum penderita diperiksa dengan menggunakan metode latex aglutinasi atau
nephelometry. RF positif ditemukan pada 80% penderita rematik artritis. Kadar RF yang
sangat tinggi menandakan prognosis yang buruk dengan kelainan sendi yang berat dan
kemungkinan komplikasi sistemik.

Daftar Pustaka
PPT dari Ibu Rahmah
https://www.slideshare.net/mobile/syifarosifah1/rheumatoid-factor

Anda mungkin juga menyukai