Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI
PEMERIKSAAN RHEUMATOID ARTHISTIS (RF)

Di susun Oleh :
Nama : Aini Rizka Amalia
Nim : 22021150004

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2023
Pukul : 13.00
Tempat : Laboratorium Steril
Hari/tanggal : Kamis, 30 November 2023
Tempat : Laboratorium Steril Lt.3 UMKU
Pembimbing : 1. Okta Yosiana S.tr Kes M.Kes
2. Enjas Fajar,S.Tr.A.K

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui adanya RF dalam serum yaitu
immunoglobin antibody yang dapat mengikat antibody lainnya.

II. DASAR TEORI


Radang sendi atau artritis reumatoid (bahasa Inggris: Rheumatoid
Arthritis, RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada
saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang
mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini
menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai
dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta
atrofi otot dan penipisan tulang.
Umumnya penyakit ini menyerang pada sendi- sendi bagian jari,
pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki. Pada penderita stadium lanjut
akan membuat si penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan
kualitas hidupnya menurun. Gejala yang lain yaitu berupa demam, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, lemah dan kurang darah. Namun
kadang kala si penderita tidak merasakan gejalanya. Diperkirakan kasus RA
diderita pada usia di atas 18 tahun dan berkisar 0,1% sampai dengan 0,3%
dari jumlah penduduk Indonesia.

III. PRINSIP
Adanya reaksi antara rheumatoid factor yang terdapat dalam serum
penderita dengan human immunoglobulin G ( IgG ) yang dilapiskan pada
partikel latek. Polystyrene reaksi positif ditandai dengan adanya aglutinasi
pada partikel Latex

IV. METODE
Menggunakan metode Latex Slide Test semi kuantiatif dan
kualitatif.
V. ALAT dan BAHAN
Alat dan Bahan Pemeriksaan Rheumatoid Arthritis
• Slide hitam
• Batang Pengaduk
• Kontrol (+) : mengandung antibody RA
• Kontrol (-) : Bebas antibody RA
• Latex : Suspensi latex polyesterin dilapisi fraksi FC
termodifikasi dari IgG dalam buffer stabil
• Serum

VI. PROSEDUR KERJA


a) Masukkan satu tetes serum pada lingkaran pertama, satu tetes control (
+ ) Pada lingkaran kedua dan satu tetes control ( - ) pada lingkaran
ketiga.
b) Tambahkan satu tetes reagen RF lateks pada masing – masing
lingkaran slide.
c) Homogenkan menggunakan batang pengaduk.
d) Goyangkan di atas alat rotator dan lakukan pengamatan aglutinasi di
depan cahaya dalam waktu 2 menit dengan menyalakan stopwatch,jika
hasil positif maka lakukan pemeriksaan semikuantitatif.Jika hasil
negative maka tidak perlu pemeriksaan lanjut.
VII. HASIL PRAKTIKUM

Kontrol Kontrol (-) Sampel


(+)
Reaksi Aglutinasi Tidak terbentuk Tidak terbentuk
aglutinasi aglutinasi
Hasil Positif Negatif Negatif

Hasil Kualitatif Hasil Kuantitatif


VIII. PEMBAHASAN

Pada praktikum Pemeriksaan Rheumatoid Arthritis menggunakan


metode Latex Slide Test didapatkan hasil sampel negatif ,kontrol (+) positif
dan kontrol (–) negatif. Yang berarti probandus tidak memiliki masalah
pada persendian hal tersebut dipengaruhi oleh usia probandus yang
tergolong masih muda . Data responden terhadap 36 penderita Rheumatoid
Arthritis (RA) diketahui bahwa penderita Rheumatoid Arthritis (RA) paling
banyak terdapat pada kelompok usia 60-65 tahun dengan persentase 75%.
Diusia yang tergolong usia lansia akhir yaitu 60 tahun ke atas mempunyai
keluhan pada sendi-sendinya, misalnya linu-linu, pegal, dan kadang-kadang
terasa seperti nyeri. Bagian yang terkena persendian pada jari-jari, tulang
punggung, sendi-sendi penahan berat tubuh (lutut dan panggul) (Azizah,
2011 : 101). Setiap persendian tulang memiliki lapisan pelindung sendi yang
menghalangi terjadinya gesekan antara tulang dan di dalam sendi terdapat
cairan yang berfungsi sebagai pelumas sehingga tulang dapat digerakkan
dengan leluasa. Pada mereka yang berusia lanjut, lapisan pelindung
persendian mulai menipis dan cairan tulang mulai mengental, sehingga
tubuh menjadi sakit saat digerakkan dan menigkatkan risiko Rheumatoid
Arthritis (RA) (Elsi, 2018 : 101)
Rheumatoid Arthritis (RA) biasanya timbul antara usia 40 tahun
hingga 60 tahun. Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada usia dewasa
yaitu dibawah umur 40 tahun. Dari semua faktor risiko untuk timbulnya
Rheumatoid Arthritis (RA), faktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi
dan beratnya Rheumatoid Arthritis (RA) semakin meningkat seiring
bertambahnya usia (Masyeni, K. 2018 : 4-5). Hal ini didasarkan pada
keyakinan bahwa semakin tua maka semakin besar kemungkinan untuk
mengalami penyakit autoimun. Seiring bertambahnya usia, kemampuan
untuk mentolerir menurun dan reaksi terhadap antigen-self-antigen
meningkat (Agrawal, dkk. 2012 : 93).
Faktor risiko dalam peningkatan terjadinya RA diantaranya adalah
jenis kelamin perempuan, genetik atau riwayat keluarga, usia, gaya hidup
seperti merokok, dan konsumsi kopi lebih dari tiga cangkir sehari,
khususnya kopi decaffeinated (Suarjana, 2009 : 100).

IX. KESIMPULAN

Berdasarkan
praktikum yang telah
dilakukan dapat
disimpulkan hasil sebagai
berikut :

• Hasil pemeriksaan RF pada probandus didapatkan


hasil negatif.

X. LAMPIRAN
Alat dan Bahan Pengujian

Peralatan pemeriksaan NS-1 Peralatan pemeriksaan Dengue


IgG&M
Mikropipet Tourniquet Spuit 3 cc

Centrifuge alkohol swab yellow tip

Rak tabung dan tabung reaksi 1 kit Reagen


latex HCG

Anda mungkin juga menyukai