Anda di halaman 1dari 18

PEMERIKSAAN

RHEUMATOID FACTOR (RF)


Disusun Oleh
NO NAMA NIM KONTRIBUSI
    Alat dan Bahan,
Alifia Nuraini 1813353002 Cara Kerja,
1
Interpretasi Hasil,
Edit Essai

    Nama
Deswari Olvia Yustina 1813353026 pemeriksaan,
2
Metode, Tujuan,
dan Prinsip

Raihan Galluh 1813353028 PPT dan Cover.


3
Rakhasiwi
Julia Fahrunisya 1813353043 Dasar Teori,
4 Syabillah Gambar
Interpretasi Hasil.
Pemeriksaan tes latex Rheumatoid Factor

PRINSIP
Tes RF-Latex adalah tes Aglutinasi slide untuk mendeteksi secara
langsung(kualitatif) dan semi kuantitatif dari serum Rhematoid Factor
(RF). Antigennya yaitu suspensi latex khusus dengan gamma Globulin
manusia, ditentukan dengan adanya Aglutinasi pada serum pasien
dengan tes Rheumatoid Factor.

TUJUAN METODE

Untuk mengetahui adanya latex RF (Rheumatoid Tes slide Aglutinasi lateks secara kualitatif dan semi
Factor) secara kualitatif dan semi kuantitatif pada kuantitatif.
sampel serum.
Faktor reumatoid adalah kelompok dari autoantibodi
yang mengenali antigenik tertentu pada bagian Fc
dari IgG. Bagian molekul ini penting untuk
memfiksasi complemen dan berinteraksi dengan
reseptor Fc, yang kemudian untuk uptake kompleks
imun.
Karakteristik utama Rheumatoid
Factor adalah isotipe IgM, sementara
IgG-RF dan IgA-RF lebih jarang
DASAR TEORI terjadi. Rheumatoid Factor dapat
diukur dengan berbagai metode
termasuk teknik aglutinasi seperti tes
klasik metode Waaler-Rose dan teknik
turbidometric seperti nefelometri laser
dan ELISA, yang mana metode ELISA
ini sangat berguna untuk penentuan
subtipe Rheumatoid Factor.
Rheumatoid Factor sering dijumpai pada penyakit
autoimun lain, seperti LE, scleroderma,
dermatomiositis, tetapi kadarnya biasanya lebih
rendah dibanding kadar Rheumatoid Factor pada
rematik arthritis.
Uji Rheumatoid Factor tidak
digunakan untuk pemantauan
pengobatan karena hasil tes sering
DASAR TEORI dijumpai tetap positif, walaupun telah
terjadi pemulihan klinis. Untuk
diagnosis dan evaluasi Rheumtoid
Arhtritis sering digunakan tes CRP
dan ANA. Uji Rheumatoid Factor
untuk serum penderita diperiksa
dengan menggunakan metode latex
aglutinasi atau nephelometry.
DASAR TEORI Sumber : www.bio.davidson.edu/courses/immunology/students

Gambar 2.1 X-ray Tangan Normal dan Penderita Rheumatoid


arthritis
PATOGENESIS ARTRITIS REMATOID
Agen infeksi seperti virus Epstein-Barr, cytomegalovirus, proteus
spesies, dan Escherichia coli dan produk dari suatu stres seperti
protein heat-shock, ternyata memiliki keterkaitan dengan AR. Dan
meskipun mekanisme detailnya tetap sulit dipahami, beberapa
bentuk molekul/protein yang mimikri juga diduga ikut berperan.
Pembentukan kompleks imun selama infeksi dapat memicu artritis.
Suatu autoantibodi afinitas tinggi pada bagian
fragmen Fc dari imunoglobulin, diketahui
berperan sebagai penanda diagnostik dari
DASAR TEORI AR. Artritis Rematoid juga berhubungan
dengan penyakit periodontal: Porphyromonas
gingivalis yang mengekspresikan PADI4
(Peptidyl arginine deiminase-4), yang mampu
meningkatkan protein citrullinat. Mikroba
gastrointestinal juga diketahui dapat
mempengaruhi perkembangan autoimunitas
dalam kelainan artikuler.
MEKANISME RF KOMPLEKS
Pada RA dibentuk Ig yang dapat berupa IgM abnormal
(disebut Rheumatoid factor, RF) yang spesifik terhadap
fraksi Fc dari molekul IgG. Terbentuknya Ig ini dalam
jumlah besar belum diketahui dengan jelas.

DASAR TEORI
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
Setiap uji memiliki kelebihan dan kelemahan
tersendiri, kelebihan Uji RF adalah sederhana, hemat
biaya, dan efesiensi dengan waktu. Sedangkan untuk
kelemahan atau keterbatasan Uji RF ini adalah :
1. Kekuatan reaksi aglutinasi tidak menunjukkan
konsentrasi RF

DASAR TEORI 2. Fenomena prozone (kelebihan antigen) dapat


menyebabkan negatif palsu. Oleh karena itu,
disarankan untuk memeriksa semua serum negatif
dengan melakukan tes ulang pada pengenceran 1:10.

3. Waktu reaksi lebih lama dari yang ditentukan dapat


menghasilkan reaksi palsu yang jelas karena efek
pengeringan. Seharusnya waktu rotasi untuk melihat
aglutinasi maksimal 2 menit.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
4. Serum yang sangat lipemik atau terkontaminasi dapat
menyebabkan reaksi positif palsu
5. Hanya serum sebagai sampel yang harus digunakan
dalam tes ini.
6. Nilai RF positif juga terdapat pada kondisi penyakit
auto imum lainnya, infeksi kronik dan bahkan terdapat
DASAR TEORI pada 3-5% populasi sehat (terutama individu usia
lanjut)
7. Prosedur titrasi semi kuantitatif pada spesimen positif
diperlukan untuk mengamati tingkat kenaikan atau
penurunan.
8. Pasien dengan titer tinggi faktor rheumatoid dapat
memberi hasil positif.
PEMERIKSAAN LAIN PADA RF
Uji Rheumatoid Factor untuk serum penderita diperiksa dengan menggunakan
metode latex aglutinasi atau nephelometry.
Pada metode nephelometry, darah yang telah di tes dicampur
dengan antibody reagen saat sinar laser melalui cuvet yang
mengandung campuran tersebut, akan terukur berapa banyak
cahaya yang dapat di halangi oleh sampel dalam cuvet. Makin
tinggi kadar Rf, makin banyak gumpalan yang terbentuk,
DASAR TEORI sehingga sampel menjadi keruh, sehingga lebih sedikit cahaya
yang dapat melalui cuvet.
GEJALA KLINIK RA
Gejala klinik dari RA antara lain nyeri sendi,
pembengkakan sendi, pergerakan terbatas, kekakuan
sendi, dan cepat lelah. Diagnosa RA dapat ditegakkan
jika memenuhi 4 dari 6 kriteria dibawah ini:

1. Nyeri sendi pada pagi hari

DASAR TEORI 2. Artristis pada 3 sendi atau lebih

3. Artritis pada sendi tangan

4. Artritis yang bersifat simetris

5. Serum RF positif

6. Perubahan radiologo pada sendi


ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
1. Slide latar belakang hitam 1. Sampel
2. Mikrpipet 2. Kontrol positif
3. Tip 3. Kontrol negatif
4. Mikro tub 4. Reagen latex
5. Pengaduk 5. Larutan buffer/sialine
6. Rotator
Diteteskan 1 tetes kontrol positif
dan diletakkan pada bulatan
Dipipet 50 mikron sampel,dan
Disiapkan alat dan bahan kanan dan diteteskan 1 tetes
diletakkan pada bulatan yang
yang dibutuhkan kontrol negatif pada bulatan kiri
ditengah

2
1 3

CARA
CARA KERJA
SECARA KUALITATIF
KERJA
Dan dihomogenkan dengan
Diteteskan reagen latex pada
menggunakan rotator selama 2
ketiga bulatan slide tersebut Dihomogenkan dengan batang
menit dengan kecepatan 100
pengaduk sampai memenuhi
rpm
bulatan
4 6
5
Dipipet 50 mikron larutan
buffer/sialine pada bulatan slide Dipipet sampel 50 mikron dan
Disiapkan slide kosong
ke-2,ke-3,ke-4 dan slide ke-5 diletakkan pada ke-1 dan slide
lainnya
ke-2 slide

2
1 3

CARA
CARA KERJA
SEMI KUANTITATIF
KERJA
Dari slide ke-2,dihomogenkan
dengan menggunakan mikropipet Dihomogenkan lagi pda rotator
dengan menghisap,mengeluarkan Ditambahkan 1 tetes reagen selama 2 menit dengan
dan menghisapnya lagi perlahan latex,dihomogenkan dengan kecepatan 100 rpm
tanpa membentuk gelembung ke
batang pengaduk
slide ke-3 sampai ke slide ke-5
6
4 5
INTERPRETASI HASIL
Adanya aglutinasi menunjukkan tingkat RF dalam sampel serum > 8 IU/Ml
Tidak adanya aglutinasi menunjukkan tingkat RF dalam sampel serum < 8 IU/Ml

S W

O T
1. https://id.scribd.com/doc/299851747/Auto-antibodi-P
ada-Artritis-Rematoid-docx
2. http://repository.poltekkesbdg.info/items/show/495
3. Marliana,nina.dkk. 2018. Imunoserologi. Jakarta
Selatan: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan.
4. Ingegnoli, F., Castelli, R., & Gualtierotti, R. (2013). REFERENSI
Rheumatoid factors: Clinical applications. Disease
Markers, 35(6), 727 – 734.
5. https://id.scribd.com/doc/373668912/LAPORAN.
6. http://laporanrheumatoidfactorleksiheriani.blogspot.c
om/2017/04/laporan-pemeriksaan-rheumatoid-
factor.html?m=1
7. https://youtu.be/5PR7bj0auDI
8. Ujiani.sri.dkk.2001.Penuntun.Praktikum.Imunologi.Se
rologi.Bandar.Lampung.Analis.Kesehatan.
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai