Nama Kelompok: 1. Nisa Romtia 2. Restu Pamuji 3. Risa Rakhmawati Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III 2011
Pendahuluan
Diagnosa sifilis jarang ditegakkan dengan menemukan mikroorganisme penyebab sifilis dalam lesi primer ataupun sekunder, karena pada umumnya penderita tidak datang untuk berobat pada awal infeksi . Apabila penderita datang pada awal infeksi (sifilis stadium primer) mungkin dapat ditemukan Treponema palladium pada chancre , tetapi pada stadium ini uji serologi bisanya menunjukan non reaktif. uji serologi baru memberikan hasil reaktif 1-4 minggu setelah timbulnya chancre.
Pada sifilis stadium sekunder, uji serologi selalu menunjukkan hasil reaktif dan titer yang meningkat. Sifilis sekunder yang tidak diobati pada umumnya berlanjut menjadi sifilis laten Infeksi sifilis menimbulkan 2 golongan antibodi dalam darah penderita, yaitu antibody Treponema dan Antibodi non Treponema yang disebut dengan Reagin. Uji VDRL atau RPR digunakan sebagai uji screening untuk uji non treponema
Analis Kesehatan Poltekkes Jakarta III (2011)
1 ml salin
2
Putar di rotator dengan kecepatan 180rpm selama 5menit atau 100rpm selama 8menit
Analis Kesehatan Poltekkes Jakarta III (2011)
2
50 uL Sampel 1 2 3 4 5
Dipipet 50 uL
Terjadi pengenceran 1:1, 1:2, 1:4, 1:8, dan 1:16. Lalu dari pengenceran tertinggi (link.5) campuran diaduk lalu disebarkan merata ke dalam lingkaran. Hal yang sama dilakukan dalam link.4,3,2, dan 1 dengan menggunakan batang pengaduk yang sama.
4. selanjutnya ditambahkan 1 tetes(20 uL) suspensi Ag-VDRL Carbon
ke dalam setiap lingkaran yang berisi serum dengan berbagai pengenceran. 5. putar di rotator selama 5 menit dengan kecepatan 180rpm atau 8menit dengan kecepatan 100rpm
Analis Kesehatan Poltekkes Jakarta III (2011)
Pengamatan Hasil
Positif : Terjadi flokulasi merupakan indikasi adanya antibodi non treponema Negatif : tidak terjadi flokulasi
Pengamatan hasil
Kalibrasi Jarum Hypodermal 1 tetes ~ 20uL 1 mL = 1000 uL ~ 50 tetes
PELAPORAN HASIL
Jika positif RPR test : Reaktif Jika Negatif RPR test : Non-Reaktif
Catatan
Sampel harus dikerjakan sesegera mungkin Proses penyimpanan dapat mempengaruhi kadar antigen non treponema dalam sampel. Stabilitas sampel : max. 5 hari setelah pengambilan sampel (disimpan didalam lemari pendingin, bukan freezer) 1 bulan (pada suhu 2-8C (di dalam freezer) Jika penyimpanan terlalu lama,dapat menyebabkan false negative. Jika hasil pemeriksaan RPR/VDRL positif, dapat terjadi pula pada : Penyakit MI (Mononukleosis Infeksiosa) Frambusia Malaria Lepra LE (Lupus Entropatorus)
Analis Kesehatan Poltekkes Jakarta III (2011)