Anda di halaman 1dari 55

REVIEW MATERI

IMUNOSEROLOGI
PRAKTIKUM
Retno Martini Widhyasih
QLP (Quality Lab Proses)
Perlu diperhatikan

Petunjuk penggunaan, homogen,


penyimpanan, kadaluarsa, serum
control, kelengkapan kit.
IMMUNOASSAY

TAK BERLABEL BERLABEL


• AGLUTINASI • ELISA Enzyme-linked immunosorbent
assay
• PRESIPITASI • RIA Radio Immuno Assay
• IMUNODIFUSI • IFA Immunofloresensi Assay 
• CMIA Chemiluminescence
Immunoassay
• ECLIA Electro Chemiluminescence
Immunoassay
• ICT Immunochromatography Test
Interaksi antigen-antibodi sekunder. • Hemaglutinasi
• Interaksi ini dapat mengakibatkan  Pemeriksaan golongan darah
presipitasi atau aglutinasi.
ABO dan Rhesus

AGLUTIN • Reaksi dapat berlangsung secara


direk (langsung) atau melalui
perantara carrier.
 TPHA ( Treponema Pallidum
Haemaglutinasi Assay)

ASI • Apabila antigen terlarut direaksikan


• Lateks Aglutinasi
dengan antibodi spesifik akan
terbentuk kompleks Ag-Ab yang  Uji kehamilan ( deteksi hormon β
besar sehingga kompleks mengendap hCG)
dan terjadi presipitasi.
 ASO/ASTO ( Anti Streptolisin O)
• Bila antigen terikat pada suatu  CRP ( C- Reactive Protein)
partikel, misalnya lateks, bakteri,
eritrosit maupun partikel lain, maka  RF ( Rheumatoid Factor)
interaksi Ag-Ab tersebut
menyebabkan terjadinya gumpalan
atau yang disebut aglutinasi. • Aglutinasi lain

• Hal ini merupakan dasar berbagai  Widal / Febrile antigen


jenis teknik uji invitro, seperti teknik
imunodifusi, aglutinasi lateks,
• Flokulasi
hemaglutinasi, uji fiksasi komplemen.
 Rapid Plasma Reagin ( RPR)
INTERPRETASI HASIL AGLUTINASI

• Kualitatif ( Positif/Negatif ) ; (Reaktif /Non reaktif)


• Semi kuantitatif :
(berupa titer seperti pada pemeriksaan Widal, TPHA  1/80; 1/160)
( RPR  1/8, 1/16 dst)
( ASO/CRP/RF , setelah didapat pengenceran terakhir yang aglutinasi
kemudian dikalikan dengan nilai sensitivitas analitik reagensia )
o Sensitivitas ASO 200 IU/mL
o Sensitivitas CRP 6 mg/L
o Sensitivitas RF 8 IU/L
QC
Internal
Quality Control KONTROL POSITIF
Aglutinasi
KONTROL NEGATIF
QC Imunoserologi
INTERPRETASI SEMIKUANTITATIF

Pengenceran ASO (200 CRP 6 mg/L RF 8 IU/L Interpretasi Tubex


IU/mL)
1 + 1 (1:2) 400 12 16
1 + 3 (1:4) 800 24 32
1 + 7 (1:8) 1600 48 64
1 + 15 (1:16) 3200 96 128
1 + 31 (1:32) 6400 192 256

Uji semikuantitatif Widal Semikuantitatif RPR


Volume (uL) Titer Tabung ke Titer Pengenceran Semikuantitatif TPHA
1 1/20
80 1/20 2 1/40
1/2
40 1/40 3 1/80 1/4
20 1/80 4 1/160
5 1/320 1/8
10 1/160 6 1/640
5 1/320 7 1/1280 1/16
8 kontrol negatif 1/32
Imunokromatografi

Berasal dari kata “imunologi” dan “kromatografi”.


Imunologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mencakup studi tentang semua aspek dari sistem kekebalan tubuh
terutama dalam pemeriksaan adalah mengidentifikasi antigen atau antibodi.

Sedangkan kromatografi adalah teknik dalam memisahkan molekul berdasarkan perbedaan berat pola pergerakan antara
fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.

Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati membran nitroselulosa/kolom sebagai fase diam.

Sehingga imunokromatografi adalah teknik untuk memisahkan dan mengidentifikasi antigen atau antibodi yang terlarut
dalam sampel.
 
Komponen pada Imunokromatografi

• komponen pada imunokromatografi


yang meliputi :
• a. Sample pad bertindak sebagai
spons dan menyimpan kelebihan
cairan sampel.
• b. Conjugate (detektor) pad
• c. Membran selulosa
• d. Garis test
• e. Garis kontrol
• f. Absorbing pad
ICT 1. Sampel cair dijatuhkan/ diteteskan pada tempat
sampel/ sampling pad , kemudian antigen dalam
sampel akan bergerak membentuk
imunokompleks dengan antibodi berlabel emas
koloid (colloidal gold labeled antibody).
2. Senyawa kompleks tersebut bergerak bersama
dengan cairan sampel, dan ketika terjadi kontak
dengan antibodi yang menempel pada membran,
selanjutnya akan membentuk senyawa
immunokompleks dengan antibodi bergerak
menghasilkan garis berwarna ungu merah.
 
3. Pemeriksaan dikatakan valid bila muncul garis
pada kontrol, baik dengan garis test berwarna
(positif) atau garis test tidak timbul warna (negatif).
Bila tidak muncul garis pada kontrol, pemeriksaan
dikatakan invalid dan harus diulang. Terbentuknya
garis ungu pada area tes menunjukkan hasil positif
Skema strip test imunokromatografi
Proses reaksi pada imunokromatografi
Device
ICT /
RDT
Hasil Pengamatan ICT

Internal
Quality Control ICT dengan
CONTROL LINE
Metoge Rapid

Kontrol
internal
1) Kontrol internal kontrol internal
menyatu dengan alat.
2) penjelasan dari pabrik pada kit insert
harus dibaca dan dipahami mengenai
fungsi kontrol internal
3) Kontrol internal harus dievaluasi
daIam setiap kali penujian.
4) Jika kontrol internal tidak
memberikan hasil yang diharapkan,
maka hasil pemeriksaan pasien
adalah invalid,
Metoge Rapid

Kontrol
eksternal 1)
1) Setiap pergantian petugas atau petugas
yang baru melakukan pemeriksaan
2) Jika membuka lot kit baru, ketika
menerima kiriman kit baru meskipun
dengan nomor
lot yang sama dengan yang sedang
digunakan.
3) Jika temperatur area pemeriksaan
diluar yang diinstruksikan oleh pabrik
4) Secara periodik dengan interval
tertentu
Kesalahan sistematik dan acak Pemeriksan imunoserologi
Soal –soal
imunoserologi
• Dalam waktu yang hampir bersamaan, pemeriksaan skrining terhadap
HBsAg dari lima orang ibu hamil, didapatkan hasil reaktif semua.
Adanya HBsAg positif pada ibu hamil merupakan nilai kritis. Pereaksi
untuk pemeriksaan HBsAg dan kehamilan dengan metode ICT dengan
merk sama diletakkan berdampingan
Sikap apa yang seharusnya dilakukan
A. Berkonsultasi dengan atasan
B. Mengulang pemeriksaan dengan metode lain
C. Memastikan reagen yang digunakan
D. Mengkomunikasikan dengan rekan sejawat
E. Merujuk ke laboratorium lain
Seorang ATLM akan mengambil sampel darah seseorang untuk
dilakukan pemeriksaan kadar CRP. Specimen serum baru dapat
dilakukan pemeriksaan pada hari ke 4 setelah pengambilan.

Perlakuan manakah yang paling tepat terhadap specimen tersebut?

A. Disimpan pada suhu -20 0C sampai 4 minggu


B. Disimpan pada suhu 2-80C sampai 2 hari
C. Disimpan pada suhu kamar sampai 7 hari
D. Menambahkan pengawet toluene
E. Sampel ditempatkan dalam container
Pemeriksaan dengan metode lateks aglutinasi masih banyak digunakan
untuk pemeriksaan imunoserologi

Reagensia manakah yang digunakan dalam pengendalian mutu pada


metode tersebut ?
A. Serum kontrol
B. Pool serum
C. Sel kontrol
D. Sel Tes
E. Kontrol positif-negatif
• Hasil pemeriksaan anti IgM/IgG Dengue menggunakan metode ICT sebagai
berikut:

Apakah yang dapat disimpulkan dari hasil pemeriksaan tersebut?


A. Positif IgM
B. Positif IgG
C. Positif IgM dan IgG
D. Negatif
E. Invalid
Teknisi laboratorium melakukan pemeriksaan TPHA dari sampel serum secara kualitatif .
Pada prosedur kerja dia membutuhkan 3 sumuran. Pada sumur 1 diisi dengan diluent
buffer sebanyak 190 цl kemudian ditambahkan serum sebanyak 10 цl ke sumur 1
tersebut serta dilakukan homogenisasi.

Tahapan prosedur manakah yang paling tepat setelah kegiatan di atas ?

A. Mencampur diluen dan sampel pada sumur 1


B. Memindahkan campuran masing-masing sebanyak 25 uL dari sumur 1 ke sumur 2 dan 3
C. Memindahkan campuran masing-masing sebanyak 50 uL dari sumur 1 ke sumur 2 dan 3
D. Menambahkan 75 цl kontrol sel ke sumur 2
E. Menambahkan 75 цl test sel ke sumur 3
Seorang ATLM mendapat kiriman sampel darah untuk pemeriksaan
RPR. Setelah dilakukan centrifugasi ternyata didapatkan serum yang
hemolisis.
Bagaimana cara pengiriman sampel yang benar untuk menghindari
keadaan seperti di atas?

A. Bahan harus diinaktivasi sebelum pengiriman


B. Pengambilan tidak semuanya harus steril
C. Sampel tidak selamanya harus cepat dikirim
D. Sampel yang dikirim tidak boleh berupa darah
E. Pengiriman specimen menggunakan container primer
Seorang ATLM sedang mengambil darah pasien yang diduga terinfeksi
virus dengue. Dugaan sementara pada lembar permintaan pemeriksaan
adalah infeksi akut dengue dikarenakan manifestasi klinis baru saja
terlihat. Pemeriksaan dilakukan dengan metode ICT.
Parameter pemeriksaan apa yang digunakan sebagai petanda untuk
kasus di atas?
A. IgA
B. IgD
C. IgE
D. IgG
E. IgM
Puskesmas tempat saudara bekerja akan melakukan program surveilans
HIV pada sebuah populasi masyarakat dengan prevalensi tinggi (>10%).
Anda sebagai ATLM diminta untuk melakukan persiapan berupa
pengadaan bahan habis pakai berupa rapid test anti HIV.
Apa syarat RDT yang dapat digunakan untuk tujuan di atas?
A. Sensitivitas > 98 %
B. Sensitivitas > 99%
C. Spesifisitas > 98 %
D. Spesifisitas > 99 %
E. Spesifisitas >97%
• Pengendalian HIV dan AIDS • Setiap jenis tes harus
Nasional menggunakan mendapatkan
strategi III dengan tiga jenis rekomendasi Laboratorium
reagen yang berbeda rujukan Nasional dan
sensitivitas dan spesifitas-
nya, dengan urutan yang sebaiknya kombinasi tes
direkomendasikan sebagai HIV tersebut perlu
berikut: dievaluasi sebelum
Pembahasa • Reagen pertama memiliki
digunakan secara luas,
untuk menghindari
n sensitivitas minimal 99%.
diskordans <5 % dari
• Reagen kedua memiliki kombinasi ke 3 reagensia.
spesifisitas minimal 98%. Tes HIV harus disertai
• Reagen ketiga memiliki dengan sistem jaminan
spesifisitas minimal 99%. mutu dan program
perbaikannya untuk
meminimalkan hasil positif
palsu dan negatif palsu.
Seorang pasien wanita usia 54 tahun datang kepada dokter dengan keluhan
nyeri di persendian. Hasil pemeriksaan kadar asam urat normal, selanjutnya
dilakukan pemeriksaan serologi Rheumatoid Factor. Pemeriksaan tersebut
dilakukan dengan metode aglutinasi.

Apa komposisi reagen yang digunakan pada pemeriksaan tersebut?

A. Antibodi anti rheumatoid factor


B. Carbon yang dicoat dengan anti rheumatoid factor
C. Lateks yang dicoat dengan anti rheumatoid factor
D. Eritrosit avian yang dicoat dengan anti rheumatoid factor
E. Gold colloidal partikel yang dicoat dengan anti rheumatoid factor
Seorang ATLM akan melakukan pemeriksaan ASTO. Petugas tersebut
mempersiapkan spesimen dan reagen yang dibutuhkan.

Apa yang akan dideteksi dari pemeriksaan ini?

A. antigen
B. antibodi Streptcoccus
C. bakteri Streptococcus
D. Antibodi hemolisin bakteri Streptococcus
E. antibodi Streptolisin O bakteri Streptococcus
Pemeriksaan Serological Test for Siphylis diantaranya pemeriksaan
TPHA dan RPR. Pemeriksaan TPHA mendeteksi antibodi treponema,
sedangkan pemeriksaan RPR mendeteksi adanya antibodi reagin.

Karakterisitik apakah yang membedakan kedua pemeriksaan di atas?


A. Sensitivitas
B. Spesifisitas
C. Validitas
D. Akurasi
E. Presisi
Pembahasan
• Spesifisitas analitik berkaitan dengan kemampuan dan akurasi suatu
metode untuk memeriksa suatu analit tanpa dipengaruhi zat-zat lain.
• Contoh : Uji kehamilan metode aglutinasi direk.
dinyatakan penambahan 600 IU /L LH, 1.000 mIU /L FSH dan 1.000
mIU/L dari TSH tidak berpengaruh (reaktivitas silang) pada spesimen
positif atau negative
Sehingga reagensia tersebut hanya akan mendeteksi adanya βhCG.
Pembahasan

• Sensitivitas analitik : sering kali diartikan sebagai batas deteksi , yaitu


kadar terendah dari suatu analit yang dapat dideteksi oleh suatu metode.
• Pemeriksaan dengan sensitivitas tinggi terutama dipersyaratkan pada
pemeriksaan untuk tujuan skrining.
• Contoh :
• Sensitivitas CRP 6 mg/ L artinya batas deteksi CRP adalah 6 mg/L, bila di
dalam serum dengan kadar CRP ≥ 6mg/L maka akan terlihat aglutinasi
( positif). Dan bila < 6 mg/L maka akan tampak non-agutinasi ( negatif)
Seorang pasien laki-laki usia 30 tahun menderita demam selama 1 minggu
dengan indikasi lidah kotor, dan disarankan dokter untuk pemeriksaan widal
di laboratorium. Hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat aglutinasi pada
antigen O, setelah uji kuantitaif menunjukkan hasil positif sampai ukuran
sampel 5 µl.
Berapakah titer antibodi pada pemeriksaan di atas ?

A. 1/40
B. 1/80
C. 1/160
D. 1/320
E. 1/640
• Pemeriksaan Widal pada suspect Typhus Abdominalis, diperoleh titer
antigen O 1/160, sedangkan antigen H hasilnya negatif. Antigen yang
digunakan dalam test widal berasal dari bakteri yang dilemahkan.
Apakah nama spesies bakteri tersebut?
A. Shigella spp
B. Salmonella spp
C. Proteus spp
D. Klebsiella spp
E. Eschericia coli
Seorang TLM menerima permintaan pemeriksaan kehamilan dari seorang
wanita 30 tahun. Sampel berupa urine pagi yang dibawa dari rumah,
ditampung dalam wadah yang secara persyaratan memenuhi syarat
laboratorium. Pada sampel urine terlihat sangat keruh.

Apakah tindakan yang akan dilakukan oleh TLM pada pemeriksaan tersebut ?
A. Menolak pemeriksaan sampel
B. Melakukan pemeriksaan dari sampel
C. Mensentrifuge sampel terlebih dahulu
D. Memanaskan sampel terlebih dahulu
E. Meminta pasien mengambil urine lagi
Seorang TLM sedang melakukan pemeriksaan laboratorium dengan sampel serum.
Pemeriksaan untuk mendeteksi IgM S thypi 09 dalam sampel. Dimana kit reagen terdiri dari 2
regan warna (coklat dan biru), well strip, cover strip dan separator. Untuk pembacaan hasil
metode menggunakan skala warna.

Apakah prinsip pemeriksaan laboratorium tersebut ?

A. Widal
B. Tubex
c. TPHA
d. IMBI
e. ELISA
TUBEX -TF
PRINSIP

PEMBACAAN PADA MAGNETIC SCALE


INTERPRETASI HASIL
Kontrol Positif ≥8
Kontrol Negatif ≤2
Positif 4-10
Grey Zone 2-4
Negative 0-2
Seorang TLM melakukan pemeriksaan TPHA dari pasien dengan tes RPR Reaktif. Pada
pemeriksaan TPHA tes kualitatif memberikan hasil positif, kemudian dilanjutkan dengan
tes kuantitatif untuk melihat titer antibodi Treponema pallidum. Pada sumur pertama
dipipet 190 mikron diluent buffer ditambahkan dengan 10 uL serum. Dilanjutkan dengan
pengenceran bertingkat pada sumur kedua dan seterusnya sampai sumur ke 6 dengan
memindahkan 25 uL enceran ke sumur berikutnya.
Berapa pengenceran serum pada sumur pertama tes tersebut ?
A. 1/10
B. 1/20
C. 1/40
D. 1/80
E. 1/160
Seorang TLM sedang mengerjakan pemeriksaan sampel kiriman untuk
pemeriksaan Hepatitis B dengan HBsAg pada pasien dengan metode ICT

Bahan apa yang dideteksi dari metode di atas?

A. antibodi pada serum pasien


B. antigen pada serum pasien
C. antiviral pada serum pasien
D. antibodi komplemen pada serum pasien
E. immunoglobulin pada serum pasien
HEPATITIS B
• Hepatitis B Foundation  “Panel Hepatitis B”.

• Tiga tes tersebut, yaitu sebagai berikut:


• HBsAg (antigen permukaan Hepatitis B). HBsAg merupakan penanda serologi yang pertama
kali diperiksa untuk diagnosis infeksi hepatitis B. HBsAg dapat menghilang seiring proses
penyembuhan dan juga dapat menetap pada infeksi kronis hepatitis. Jika hasilnya “positif” atau
“reaktif” menandakan bahwa seseorang sedang terinfeksi hepatitis B dan memiliki
kemampuan menularkan infeksi terhadap yang lain.
• Anti-HBs atau HBsAb (antibodi permukaan Hepatitis B). Hasil “positif” atau “reaktif”
menunjukkan adanya imunitas / kekebalan terhadap infeksi HBV, baik dari vaksinasi
maupun dari proses penyembuhan infeksi masa lampau. Seseorang yang terinfeksi pada masa
lampau, tidak dapat menularkan penyakitnya pada orang lain
• Anti-HBc atau HBcAb (antibodi anti hepatitis B). Hasil “positif” atau “reaktif” menandakan
virus sedang aktif (adanya kontak dengan HBV). Anti-HBc merupakan tes yang kompleks
karena hasil “false positive” bisa terjadi. Anti-HBc menunjukkan adanya infeksi masa lampau
atau infeksi lanjutan.
Seorang pasien datang ke dokter dengan keluhan terjadi demam selama 3 hari dan tak kunjung reda.
dokter yang memeriksa memberikan rujukan ke laboratorium untuk pemeriksaan Tubex-TF. Hasil
pemeriksaan didapatkan warna biru setelah dibandingkan dengan standar warna dengan nilai skala 8.

Apa kesimpulan hasil pemeriksaan tersebut?

A. Negatif,
B. Positif,
C. Grayzone
D. Invalid
E. Indeterminant
Peneliti reagensia sedang melakukan pengembangan terhadap uji CRP
metode aglutinasi. Pengujian dilakukan terhadap 100 responden dengan
hasil sebagai berikut :
Jumlah positif Jumlah negative sejati Jumlah positif palsu Jumlah negative palsu
sejati
45 40 7 8

Berapakah Spesifitas dari Pemeriksaan tersebut?


A. 80 %
B. 85%
C. 90%
D. 95%
E. 100 %
Pembahasan

• Spesifisitas klinis adalah persentase hasil negatif


sejati diantara pasien-pasien yang sehat.
• Spesifisitas klinis = Negativitas di antara yang
sehat

Spesifisitas yang baik adalah yang mendekati 100 %.


Peneliti reagensia sedang melakukan pengembangan terhadap uji CRP
metode aglutinasi. Pengujian dilakukan terhadap 100 responden
dengan hasil sebagai berikut :

Jumlah positif Jumlah negative sejati Jumlah positif palsu Jumlah negative palsu
sejati
45 40 7 8

Berapakah Sensitivitas dari Pemeriksaan tersebut?


A. 80 %
B. 85%
C. 90%
D. 95%
E. 100 %
Pembahasan
• Sensitivitas klinis adalah persentase hasil positif sejati
diantara pasien-pasien yang berpenyakit
• Sensitivitas klinis = Positivitas di antara yang
berpenyakit

Sensitivitas yang baik adalah yang mendekati 100 %.


Tes Tubex dilakukan untuk pasien yang diduga menderita demam typhoid. Pada tes
tubex tersebut digunakan reagen Brown dan reagen Blue.

Apakah komposisi kandungan reagen Brown?

A. Partikel magnetic yang diselubungi dengan antigen S. typhi O9


B. Partikel lateks yang diselubungi dengan monoclonal spesifik untuk antigen O9
C. Partikel magnetic yang diselubungi dengan monoclonal spesifik untuk antigen O9
D. Partikel magnetik yang diselubungi dengan monoclonal spesifik untuk antigen
O9
E. Partikel lateks yang diselubungi dengan antigen S. typhi O9
Terima kasih
SUKSES UNTUk uas imunoserologi

Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai