SAHAT OMPUSUNGGU
Spesimen pemeriksaan utk
Trematoda dan Cestoda
Bahan pemeriksaan (spesimen) untuk diagnosis infeksi
oleh trematoda dan cestoda: tinja, urina, dahak, jaringan
1.Tinja: untuk menemukan telur (semua trematoda dan cestoda),
cacing dewasa trematoda usus (F. buski, Echinostoma,
Metagonimus atau proglottid cestoda.
2.Urina: utk menemukan telur trematoda: Schistosoma mansoni
dan S. haematobium
3.Dahak (sputum): utk menemukan telur Paragonimus sp.
4.Biopsi jaringan: trematoda hati (F. hepatica, C. sinensis, O.
felineus), trematoda paru (Paragonimus sp) dan larva cysticercus
cellulosae hominis).
Cara pemeriksaan tinja
Pd dasarnya pemeriksaan tinja untuk Trematoda
sama dgn pemeriksaan tinja utk Nematoda.
Garis besar pemeriksaan:
Pemeriksaan dengan pembuatan sediaan basah:
hanya terhadap tinja.
Pemeriksaan dengan konsentrasi: terhadap tinja
dan urina.
Pemeriksaan kuantitatif: terhadap tinja.
Pemeriksaan khusus.
Pembiakan.
Cara pemeriksaan tinja
1. Pembuatan sediaan basah (pemeriksaan
langsung): pewarnaan Lugol, eosin dsb.
2. Konsentrasi:
a. Pengapungan (flotasi) yaitu dgn mengapungkan
parasit pd larutan yg mempunyai berat jenis
lbh tinggi (mis Zn Sulfat, lar Brine/NaCl jenuh,
lar gula dsb).
b. Pengendapan (sedimentasi) yaitu dgn mengen-
dapkan parasit pd dasar tabung, baik dgn cara
gravitasi maupun pemusingan.
1). Pengendapan sederhana/gravitasi.
2). Pemusingan dgn lar formalin eter.
Cara pemeriksaan tinja
3. Teknik khusus:
a. Pemeriksaan kuantitatif:
- dgn teknik Modifikasi Bell utk telur Schistoso-
ma: caranya, seluruh tinja (24 jam) dilarutkan
dlm 1 ltr air, dikocok rata, lalu 1 unit volume
diperiksa dgn alat khusus dan dihitung jlh
telur.
- Dgn Kato-Katz: lihat praktikum nematoda
b. Pemeriks dgn penetasan telur Schistosoma:
bila tinja yg mengandung telur Schistoso-
ma diencerkan dgn air volume kira-kira 10 kali,
telur akan menetas dlm bbrp jam dan mirasidia
yg menetas tsb bersifat fototropik positif (men-
dekati cahaya) dan dpt dilihat dgn loupe.
Cara pemeriksaan tinja
4. Pemeriksaan dgn pembiakan/penetasan telur
terhadap Schistosoma:
a. Umum:
Bila feses yang mengandung telur hidup
Schistosoma yang sudah matang dilarutkan dalam
air, telur-telur akan menetas dalam beberapa jam.
Mirasidia cenderung terkumpul pada lapisan atas
air dan tempatnya dapat ditentukan dengan
memakai lensa tangan.
b. Pembiakan Telur Schistosoma: bila tinja yg
mengandung telur dilarutkan dlm air, telur akan
menetas dlm bbrp jam. Mirasidia cenderung
mengumpul berenang pd lapisan atas air dan
tempatnya dpt ditentukan dgn memakai lensa,
lalu diambil utk diperiksa.
Pemeriksaan cacing dewasa
Cacing dewasa diperoleh dari:
- Hasil pengobatan (tubuh utuh trematoda atau scolex
cestoda).
- Keluar rutin bersama tinja (proglotid cestoda tertentu).
- Dikeluarkan melalui alat endoskopi atau hasil autopsi
penderita yang meninggal.
- Keluar spontan dari penderita oleh suatu sebab.
Cara memperoleh cacing bila hasil pengobatan: malam
hari obat cacing diberikan kpd penderita besok pagi-
nya seluruh tinja yang dikeluarkan ditampung pd wadah
besar ditambahkan air bersih diaduk pelan diayak
cacing yang ditemukan dimasukkan ke dalam wadah
lain dicelupkan beberapa kali ke dalam air bersih agar
bersih diberi air suam-suam kuku disimpan dlm
larutan pengawet diproses menjadi sediaan permanen
yang diwarnai.
Pemeriksaan cacing dewasa
Cara pengamatan:
1. Pengamatan langsung sediaan awetan dlm formalin.
2. Pengamatan sediaan permanen yang diwarnai.
Pewarnaan cacing dewasa trematoda dan cestoda
antara lain adalah:
- Alum cochineal
- Hematoksilin Delafield
- Pewarna Reynold
- Karmin Asetat Semichon (Semichon's Acetic Carmine)
- Aceto Alum Carmine
Pemeriksaan larva cacing
Larva trematoda/cestoda diperoleh dari air, tanah,
hospes perantara, tanaman air dan sebagainya:
- Air: untuk menemukan serkaria semua spesies
trematoda dan mungkin metaserkaria Fasciolopsis
buski, Fasciola hepatica dan F. gigantica.
- Tanah (jarang): di sekitar manusia buang air besar,
habitat hewan reservoir, dsb.
- Hospes perantara trematoda: keong, kodok, remis,
ikan, udang, kepiting, dan vertebrata lainnya, utk
menemukan metaserkaria spesies tertentu.
- Hospes perantara cestoda: babi, sapi dan sejenis dsb.
- Tanaman air: teratai air, eceng gondok, ilalang air utk
menemukan metaserkaria F. buski, F. hepatica dan F.
gigantica.
Cara mencari larva
- Air: air diambil dgn gayung, ditampung dlm
wadah, diteteskan beberapa tetes ke cawan
petri, diamati dgn lup atau mikroskop stereo.
- Tanah: lihat di buku petunjuk lain.
- Hospes perantara: dibedah dgn sistematis atau
dikombinasikan dgn pemberian enzim atau
dibuat sediaan permanen jaringan.
- Tanaman air: hampir sama spt pemeriksaan air.
Cara pengambilan dan pengawetan: sama spt
cacing dewasa.
Perbedaan bentuk dan ukuran telur Trematoda
Perbedaan bentuk dan ukuran telur
Nematoda dan Cestoda
BERBAGAI BENTUK TELUR
TREMATODA
S. japonicum S. mansoni
Opistorchis sp.
F. buski Paragonimus
Echinostoma
Cacing dewasa Schistosoma japonicum
Schistosoma jantan dan betina
Diagram perbedaan morfologi
4 spesies Schistosoma:
1. S. japonicum & S. mekongi
2. S. mansoni
3. S. haematobium
Identifikasi didasarkan atas:
Pada betina (F): posisi ovarium
(O) & panjang glandula vitelli-
na (V); pada jantan (M): struk-
tur permukaan tubuh, jlh tes-
tis (T) dan posisi penyatuan
kedua usus (I). Pd telur: ukura
dan bentuk telur dan duri kulit
telur (panah). Perbedaan
S. japonicum dgn S. mekongi
adalah dlm hal ukuran telur,
yi lbh kecil pd S. mekongi.
(Batil isap mulut)
(Canalis gynaecophorus)
(Batil isap perut)
anterior
anterior
posterior
E F G
Susunan duri/spina
Bag anterior Bag anterior yang mengelilingi
E. trivolvis E. trivolvis mulut E. trivolvis
Porus excretorius
Collar
(kerah)
Kantong
excretorius intestine
Morfologi Echinostoma
Morfologi Echinostoma
A. Echinostoma ilocanum. B. Artyfechinostomum malayanum
(Echinostoma malayanum). C. E. revolutum. D. E. cinetorchis.
E. E. hortense. F. Echinochasmus japonicus. G. Echinoparyphium
recurvatum. H. Echinostoma trivolvis. I. Hypoderaeum conoideum.
Sumber: Intestinal Trematode Infections by Rafael Toledo , Carla Muñoz-Antoli ,
and J. Guillermo Esteban :
Pertanyaan:
1.Mengapa semua spesies trematoda yang dewasa pd manusia
bisa ditemukan telurnya pada tinja? Ingat: tidak semua cacing
dewasa tinggal di usus.
2.Mengapa semua spesies cestoda yang dewasa pd manusia
bisa ditemukan telurnya pada tinja?
3.Mengapa pemeriksaan urina dan dahak harus dilakukan dgn
cara konsentrasi, sedangkan pemeriksaan tinja tidak harus?
4.Mengapa cacing dewasa trematoda dan cestoda lebih sering
dibuat sediaan permanen yang diwarnai, tetapi nematoda tidak?
5.Apa perbedaan utama morfologi serkaria antara Schistosoma
dan bukan Schistosoma? Selanjutnya, apa ciri khas serkaria
Clonorchis dan serkaria Paragonimus?
6.Trematoda spesies apa yang berukuran paling besar?
7.Sebutkan nama-nama spesies trematoda yang ditemukan di
Indonesia.
Pertanyaan (lanjutan):
8. Untuk sesama Schistosoma, bagaimana membedakan spesies
nya, baik pada jantan maupun betina?
9. Untuk spesies lain (bukan Schistosoma), organ apa yang
utama diperhatikan utk menentukan ciri khas masing-masing
spesies? Bagaimana merumuskan perbedaan organ tersebut?
10. Apa ciri khas usus Schistosoma dan usus F. hepatica?
11. Apa ciri khas F. hepatica di bagian anterior tubuh cacing
dewasanya?
12. Apa ciri khas Echinostoma di sekitar batil isap mulutnya?
14. Metagonimus mempunyai ciri khas pada batil isap. Apa
persisnya ciri khas tersebut?