LO 1.1 Morfologi
1. Plasmodium vivax
Pada trofozid muda terdapat bentuk cincin, eritrosit membesar, dan mulai tampak titik
schuffner.Pada trofozoid tua sitoplasma berbentuk ameboid, titik schuffner jelas.Pada skizon
muda, inti membelah 4-8 skizon matang inti membelah 12-24 buah, dan pigmen kuning
tengguli.Pada makrogametosit bulat, sitoplasma berwarna biru, initi kecil, padat berwarna
merah.Pada mikrogametosit bulat, sitoplasma pucat, biru kelabu inti pucat.Plasmodium vivax
menyebabkan malaria tertiana (malaria tertiana begigna).
2. Plasmodium falciparum :
Trofoid muda (bentuk cincin) eritrosit tidak membesar dan terdapat titik maurer.Hanya ada satu
parasit dalam sebuah eritrosit.Pada trofozid (multipel) terdapat lebih dari satu parasit dalam
sebuah eritrosit.Skizon muda jumlah inti 2-6, pigmen sudah menggumpal warna hitam.Skizon
matang inti membelah 8-24.Makrogametosit bentuk pisang, agak lonjong, plasma biru, inti padat
kecil, pigmen di sekitar inti.Mikrogametosit bentuk sosis, plasma pucat, merah muda, inti tidak
padat, pigmen tersebar.Plasmodium falciparum menyebabkan malaria topika (malaria tertiana
maligna)
Tropozoit
Bentuk cincin
Skizon
Gametosit
3. Plasmodium malariae :
Stadium trofozoid muda dalam darah tepi tidak berbeda dengan plasmodium vivax, meskipun
sitoplasmanya lebih tebal dan pada pulasan giemza lebih gelap.Trofozoid yang lebih tua bila
membulat besarnya setengah eritrosit.Pada sediaan darah tipis, stadium trofozoid dapat
melintang di sepanjang sel darah merah dan membentuk seperti pita.Skizon dengan enam hingga
dua belas merozoit yang biasanya tersusun dengan konfigurasi rosette.Plasmodium malariae
menyebabkan malaria quartana pada manusia.
Tropozoit
Merozoit
Bentuk pita
Skizon
4. Plasmodium Ovale :
Plasmodium yang terutama ditemukan di Afrika timur dan tengah.Trofozoid muda berukuran
kira-kira 2 mikron (1/3 eritrosit).titik schufner terbentuk saat dini dan tampak jelas. stadium
trofozoid berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen yang lebih kasar tetapi tidak
sekasar pigmen P.malariae.pada stadium ini eritrosit agak membesar dan sebagian besar
berbentuk lonjong.Stadium gamettosit betina bentuk bulat.puna inti kecilkompak dan sitoplasma
warna biru.gametosit jantan punya inti difus.sitoplasma warna pucat kemerah-merahan
berbentuk bulat.Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.
Tropozoit
LO 1.2 Jenis
Daur
praeritrosit
Hipnozoit
Jumlah
merozoit hati
Skizon hati
Daur erotrosit
Eritrosit yang
dihinggapi
Pembesaran
eritrosit
Titik-titik
eritrosit
Siklus aseksual
Pigmen
Plasmodium
falciparum
5,5 hari
Plasmodium Plasmodium
vivax
ovale
8 hari
9 hari
Plasmodium
malariae
10-15 hari
40.000
+
10.000
+
15.000
15.000
60 mikron
48 jam
Muda dan
normosit
-
45 mikron
48 jam
Retikulosit
& normosit
++
70 mikron
50 jam
Retikulosit &
normosit muda
+
55 mikron
72 jam
Normosit
Maurer
Schuffner
Ziemann
48 jam
48 jam
Schuffner
(James)
48 jam
Hitam
Kuning
tengguli
Tengguli tua
Tengguli
hitam
72 jam
Jumlah
8-24
merozoit
eritrosit
Daur
dalam 10 hari
nyamuk pada
27C
12-18
8-10
8-9 hari
12-14 hari
26-28 hari
Jika nyamuk anopheles betina mengisap darah manusia yang mengandung parasite malaria,
parasite bentuk seksual masuk kedalam perut nyamuk. Bentuk ini mengalami pematangan
menjadi mikrogametosit dan makrogametosit dan terjadilah perubahan yang disebut zigot
(ookinet). Selanjutnya, ookinet menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ookista. Jika
ookista pecah, ribuan sporozoit dilepaskan dan mencapai kelenjar air liur nyamuk dan siap
ditularkan jika nyamuk menggigit tubuh manusia.
Sumber : Prabowo, Arlan (2004). Malaria : Mencegah dan Mengatasinya. Depok : Puspa Swara.
LI 2 memahami dan menjelaskan vector
LO 2.1 morfologi
1. Telur
Telur diletakan satu per satu diatas permukaan air berbentuk seperti perahu yang bagian
bawahnya konveks, da konkaf pada bagian atasnya. Dan mempunyai pelampung yang terletak
pada sebelah lateral.
2. Larva
Larva anophelini tampak mengapung sejajar dengan permukaan air, mempunyai bagian-bagian
badan yang bentuknya khas, yaitu spirakel pada bagian posterior abdomen, tergal plate pada
bagian tengah sebelah dorsal abdomen sepasang bulu palma pada bagian lateral abdomen.
3. Pupa
Mempunyai tabung pernapasan (respiratory trumpet) yang bentuknya lebar dan
pendek.Digunakan untuk menganbil O2 dari udara.
4. Dewasa
Pada nyamuk dewasa palpus nyamuk jantan dan betina mempunyai panjang hampir sama dengan
panjang probosisnya. Perbedaannya adalah pada nyamuk jantan ruas palpus bagian apikal
berbentuk gada (club form), sedangkan pada betina ruas tersebut mengecil.
Sayap pada bagian pinggir (kosta dan Vena 1) ditumbuhi sisik-sisik sayap yang berkelompok
membentuk gambaran belang-belang hitam dan putih.Selain itu, bagian ujung sisik sayap
membentuk lengkung (tumpul).Bagian posterior abdomen tidak seruncing nyamuk Aedes dan
tidak setumpul nyamuk mansonia, tetapi sedikit lancip.( Inge, 2009 )
LO 2.2 Jenis
NO
VEKTOR
An.sundaicus
TEMPAT PERINDUKAN
PERILAKU NYAMUK
LARVA
DEWASA
An. aconitus
An. subpictus
An. barbirostis
5.
An. balanbacensis
6.
An. Letifer
7.
An. punctulatus
Mengigit malam
Tit: di dalam rumah
Utara, Maluku, Irian Jaya dan dari Lombor sampai Nusatenggara Timur serta Timor Timur
merupakan daerah endemis malaria dengan Plasodium falciparum dan Plasmodium vivax.
Beberapa daerah di Sumatra mulai dari Lampung, Riau, Jambi dan Batam kasus malaria
cenderung meningkat
Tujuan studi epidemiologi malaria adalah untuk digunakan sebagai dasar rasional dalam
pemberantasan, pengendalian penularan dan pencegahannya. Materi studi epidemiologi malaria,
secara garis besar, menyangkut 3 hal utama yang saling berkaitan:
1. Inang (host): manusia sebagai inang antara, dan nyamuk vektor sebagai inang
definitif parasit malaria.
2. Penyebab penyakit (agent): parasit malaria (Plasmodium).
3. Lingkungan (environment).
LO 3.3 etiologi
Penyebab infeksi malaria adalah plasmodium, yang dapat menginfeksi manusia dan
binatang (vertebrata) seperti burung, reptil dan mamalia. Plasmodium ini pada manusia
menginfeksi eritrosit (sel darah merah) dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan
di eritrosit. Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk yaitu anopheles betina.
Secara keseluruhan, ada lebih dari 100 plasmodium yang menginfeksi binatang (82 pada
jenis burung dan reptil dan 22 pada binatang primata). Plasmodium penyebab dari malaria
termasuk genus Plasmodium dari famili plasmodidae yang terdiri dari empat spesies, yaitu :
1. Plasmodium falcifarum penyebab malaria tropika (Malignan Malaria)
2. Plasmodium ovale penyebab malaria ovale
3. Plasmodium vivax penyebab malaria tertiana (Benign Malaria)
4. Plasmodium malariae penyebab malarua Quartanu
Malaria juga melibatkan proses perantara yaitu manusia maupun vertebra lainnya, dan
hospes definitif yaitu nyamuk anopheles.( Sumarmo, 2010)
LO 3.4 jenis
LO 3.5 patogenesis
Singkatnya : Nyamuk yang terinfeksi plasmodium menggigit manusia Sporozoit Schizont
Merozoit - Sel hati akan pecah Merozoit - keluar dari sel hati - merozoit dapat masuk dan
tumbuh lagi dalam sel hati.
Merozoit akan masuk dalam aliran darah - siklus eritrositer - trophozoit muda (bentuk cincin) trophozoit tua - schizont dengan merozoit - Schizont pecah merozoit memasuki eritrosit baru
- makrogametosit dan mikro ametosit. (Ilmu Penyakit Tropik)
Setelah melalui jaringan hati Pl. falciparum melepaskan 18-24 merozoit kedalam sirkulasi.
Merozoit yang dilepaskan akan masuk dalam sel RES di limpa dan mengalami fagositosis serta
filtrasi. Merozoit yang lolos dari filtrasi dan fagositosis di limpa akan menginvasi eritrosit.
Selanjutnya parasit akan berkembang biak secara aseksual dalam eritrosit. Bentuk asekseual
parasit pada eritrosit inilah yang bertanggung jawab pada patogenesa terjadinya malaria pada
manusia.Patogenesa falsiparum dipengaruhi oleh faktor parasit (intensitas transmisi, densitas
parasit dan virulensi parasit) dan faktor penjamu (tingkat endemisitas daerah tempat tinggal,
genetik, usia, status nutrisi, dan status imunologi. Parasit dalam eritrosit secara garis besar
mengalami 2 stadium, yaitu stadium cincin pada 24 jamI dan stadium matur pada 24 jam II.
Permukaan EP stadium cincin akan menampilkan antigen RESA (Ring Erythrocyte Surgace
Antigen) yang menghilang setelah parasit masuk stadium matur. Permukaan membran EP
stadium matur akan mengalami penonjolan dan membentuk knob dengan Histidin Rich Protein-1
(HRP-1) sebagai komponen utamanya. Selanjutnya bila EP tersebut mengalami merogoni, akan
dilepaskan toksin malaria berupa GPI yaitu glikosilfosfatidilinositol yang merangsang pelepasan
TNF (IL-1) dari makrofag (IPD jilid III hal 2816)
LO 3.6 komplikasi
1. Malaria Serebral
Merupakan komplikasi paling berbahaya. Ditandai dengan penurunan kesadaran
(apatis, disorientasi, somnolen, stupor, sopor, koma) yang dapat terjadi secara
perlahan dalam beberapa hari atau mendadak dalam waktu hanya 1-2 jam, sering
disertai kejang. Penilaian penurunan kesadaran ini dievaluasi berdasarkan GCS.
Diperberat karena gangguan metabolisme, seperti asidosis, hipoglikemi,
gangguan ini dapat terjadi karena beberapa proses patologis.Diduga terjadi
sumbatan kapiler pembuluh darah otak sehingga terjadi anoksia otak. Sumbatan
karena eritrosit berparasit sulit melalui kapiler karena proses sitoadherensi dan
sekuestrasi parasit. Tetapi pada penelitian Warrell, menyatakan bahwa tidak ada
perubahan cerebral blood flow, cerebro vascular resistence, atau cerebral metabolic
rate for oxygen pada pasien koma dibanding pasien yang telah pulih kesadarannya.
Kadar laktat pada cairan serebrospinal (CSS) meningkat pada malaria serebral
yaitu >2.2 mmol/L (1.96 mg/dL) dan dapat dijadikan indikator prognostik: bila
kadar laktat >6 mmol/L memiliki prognosa yang fatal.Biasanya disertai ikterik,
gagal ginjal, hipoglikemia, dan edema paru.Bila terdapat >3 komplikasi organ,
maka prognosa kematian >75 %.
2. Gagal Ginjal Akut (GGA)
Kelainan fungsi ginjal dapat terjadi prerenal karena dehidrasi (>50%), dan hanya
5-10 % disebabkan oleh nekrosis tubulus akut.Gangguan fungsi ginjal ini oleh
karena anoksia yang disebabkan penurunan aliran darah ke ginjal akibat dehidrasi
dan sumbatan mikrovaskular akibat sekuestrasi, sitoadherendan rosseting.
3.
4.
5.
6.
7.
Apabila berat jenis (BJ) urin <1.01 menunjukkan dugaan nekrosis tubulus akut;
sedang urin yang pekat dengan BJ >1.05, rasio urin:darah> 4:1, natrium urin < 20
mmol/L menunjukkan dehidrasi
Secara klinis terjadi oligouria atau poliuria. Beberapa faktor risiko terjadinya
GGA ialah hiperparasitemia, hipotensi, ikterus, hemoglobinuria.Dialisis merupakan
pengobatan yang dapat menurunkan mortalitas. Seperti pada hiperbilirubinemia,
anuria dapat berlangsung terus walaupun pemeriksaan parasit sudah negatif
Kelainan Hati (Malaria Biliosa)
Ikterus sering dijumpai pada infeksi malaria falsiparum, mungkin disebabkan
karena
sekuestrasi
dan
sitoadheren
yang
menyebabkan
obstruksi
mikrovaskular.Ikterik karena hemolitik sering terjadi. Ikterik yang berat karena P.
falsiparum sering penderita dewasa hal ini karena hemolisis, kerusakan hepatosit.
Terdapat pula hepatomegali, hiperbilirubinemia, penurunan kadar serum albumin
dan peningkatan ringan serum transaminase dan 5 nukleotidase. Ganggguan fungsi
hati dapat menyebabkan hipoglikemia, asidosis laktat, gangguan metabolisme obat.
Edema Paru sering disebut Insufisiensi Paru
Sering terjadi pada malaria dewasa.Dapat terjadi oleh karena hiperpermiabilitas
kapiler dan atau kelebihan cairan dan mungkin juga karena peningkatan TNF-.
Penyebab lain gangguan pernafasan (respiratory distress): 1) Kompensasi
pernafasan dalam keadaan asidosis metabolic; 2) Efek langsung dari parasit atau
peningkatan tekanan intrakranial pada pusat pernapasan di otak; 3) Infeksi sekunder
pada paru-paru; 4) Anemia berat; 5) Kelebihan dosis antikonvulsan (phenobarbital)
menekan pusat pernafasan.
Asidosis
Asidosis (bikarbonat <15meq) atau asidemia (PH <7.25), pada malaria
menunjukkan prognosis buruk. Keadaan ini dapat disebabkan: 1) Perfusi jaringan
yang buruk oleh karena hipovolemia yang akan menurunkan pengangkutan oksigen;
2) Produksi laktat oleh parasit; 3) Terbentuknya laktat karena aktifitas sitokin
terutama TNF-, pada fase respon akut; 4) Aliran darah ke hati yang berkurang,
sehingga mengganggu bersihan laktat; 5) Gangguan fungsi ginjal, sehingga
terganggunya ekresi asam.
Asidosis metabolik dan gangguan metabolik: pernafasan kussmaul, peningkatan
asam laktat, dan pH darah menurun (<7,25) dan penurunan bikarbonat (<
15meq).Keadaan asidosis bisa disertai edema paru, syok gagal ginjal, hipoglikemia.
Gangguan lain seperti hipokalsemia, hipofosfatemia, dan hipoalbuminemia.
Manifestasi gangguan Gastro-Intestinal
Gejala gastrointestinal sering dijumpai pada malaria falsifarum berupa keluhan tak
enak diperut, flatulensi, mual, muntah, kolik, diare atau konstipasi.Kadang lebih
berat berupa billious remittent fever (gejala gastro-intestinal dengan hepatomegali),
ikterik, dan gagal ginjal, malaria disentri, malaria kolera.
Hiponatremia
Aktifitas antimalaria: dalam penyembuhan radikal malaria vivax dan ovale, karna bentuk
laten jaringan plasmodia ini dapat dihancurkan oleh primakuin.
Golongan 8-aminokuinolon memperlihatkan efek gametosidal terhadap ke4 jenis
plasmodium terutama plasmodium falciparum.
Mekanisme antimalaria: mungkin primakuiin berubah menjadi elektrolit yang bekerja
sebagai mediator oksidasi-reduksi. Aktivitas ini membantu aktivitas anti malaria melalui
pembentuka oksigen reaktif atau mempengaruhi transportasi electron parasit.
Farmakokinetik:
Absorbs: setelah pemberian oral, primakuin segera diabsorbsi.
Distribusi: luas ke jaringan.
Pada pemeriksaan dosis tunggal, konsentrasi plasma mencapai maksimum dalam 3jam
dan waktu paruh eliminasinya 6 jam.
Metabolism: berlangsung cepat. Metabolism oksidatif primakuin menghasilkan 3 macam
metabolit utama pada manusia dan merupakan metabolit yang tidak toksik, sehingga
metabolit lain memiliki aktivitas hemolitik yang lebih besar dari primakuin.
Ekskresi: hanya sebagian kecil dari dosis yang dberikan yang diekskresi ke urine dalam
bentuk asal.
Efek samping:
Yang paling berat adalah anemia hemolitik akut pada pasien yang mengalami defisiensi
enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase (g6pd).
Dengandesis yang lebih tinggi dapat timbul spasme usus dan gangguan lambung. Dosis
yang lebih tinggi lagi dapat menyebabkan sianosis.
Kontra indikasi:
Pada pasien sistemik yang berat yang cenderung mengalami granulositopenia misalnya
arthritis rheumatoid dan lupus eritematosus.
Tidak dianjurkan diberikan bersamaan dengan obat lain yang dapat menimbulkan
hemolisis dan obat yang dapat menyebabkan depresi sumsum tulang.
Tidak diberikan pada wanita hamil.
LO 3.8 Pencegahan
Berbasis Masyarakat
Pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat harus selalu ditingkatkan melalui
penyuluhan kesehatan , pendidikan kesehatan, diskusi kelompok maupun melalui kampanye
masal untuk mengurangi tempat sarang nyamuk (pemberantasan sarang nyamuk, PSN). Kegiatan
ini meliputi menghilangkan genangan air kotor, diantaranya dengan mengalirkan air atau
menimbun atau mengeringkan barang atau wadah yang memungkinkan sebagai tempat air
tergenang.
Menemukan dan mengobati penderita sedini mungkin akan sangat membantu mencegah
penularan
Melakukan penyemprotan melalui kajian mendalam tentang bionomic anopheles seperti waktu
kebiasaan menggigit, jarak terbang, dan reswistensi terhadap insektisida.
Gebrak Malaria
Pemberantasan malaria dapat dilakukan melalui berbagai cara,di antaranya:
1. mengobati penderita malaria.
2. mengusahakan agar tidak terjadi kontak antara nyamuk anophelini dan manusia,yaitu dengan
memasang kawat kasa di bagian terbuka rumah(jendela dan pintu)menggunakan kelambu dan
repellent.
3. mengadakan penyuluhan tentang sanitasi lingkungan dan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat yang berkaitan dengan upaya memusnahkan tempat-tempat perindukan nyamuk
dan penetapan kandang ternak di antara tempat perindukan dan rumah penduduk.
Berbasis pribadi
Tidak keluar rumah antara senja-malam hari, bila terpaksa keluar, sebaiknya
menggunakan kemeja dan celana panjang berwarna terang karena nyamuk
lebih menyukai warna gelap
Menggunakan repelan yang mengandung dimetilftalat atau zat anti-nyamuk
lainnya
Membuat konstruksi rumah yang tahan nyamuk dengan memasang kasa anti
nyamuk pada ventilasi pintu dan jendela
Menggunakan kelambu yang mengandung insektisida (insecticide treated
mosquito net)
Menyemprotkan kamar dengan obat nyamuk atau menggunakan obat nyamuk
bakar
mefloquin 250 mg/ minggu atau klorokuin 2 tablet/ minggu ditambah proguanil 200 mg/ hari.
Obat baru yang dipakai untuk pencegahan yaitu primakuin dosis 05 mg/kgBB/ hari; Etaquin,
atovaquone/ proguanil (malarone) dan Azitromycin
LO 3.9 Prognosis
Prognosis malaria vivaks biasanya baik, tidak menyebabkan kematuan.Bila tidak diberi
pengobatan, serangan pertama dapat berlangsung 2 bulan atau lebih.Rata-rata infeksi malaria
vivaks tanpa pengobatan berlangsung 3 tahun, tetapi pada beberapa kasus dapat berlangsung
lebih lama, terutama karena ralapsnya
LI 4. Memahami dan menjelaskan diagnosis
LO 4.1 anamnesis
Anamnesis
Keluhan utama yang sering kali muncul adalah demam lebih dari dua hari, menggigil,
dan berkeringat( sering juga disebut trias malaria). Demam pada keempat jenis nyamuk berbeda
sesuai dengan proses skixogoninya. Demam karena P.falciparum dapat terjadi setiap hari, pada P.
vivax dan ovale demamnya berselang satu harim dan demam P.malariae menyerang berselang
dua hari.
Sumber penyakit harus ditelusuri, apakah pernah bepergian dan bermalam di daerah
endemic malaria dalam satu bulan terakhir, apakah prnah tinggal di daerah endemic, apakah
pernah menderita penyakit ini sebelumnya.Dan apakah pernah minum obat malaria.
Kecurigaan adanya tersangka malaria dapat dilihat dari adanya satu gejala lebih, yaitu
gangguan kesadaran, kelemahan atau kelumpuhan otot, kejang-kejang, kekungingan pada mata
atau kulit, adanya perdarahan hidung atau gusi, muntah darah atau berak darah. Selain itu adalah
keadaann panas yang sangat tinggii, muntah yang terjadi terus menerus, perubahan warna air
kencing menjadi seperti teh, dan volume air kencing yang berkurang sampai tidak keluar air
kencing sama sekali.
LO 4.2 Pemeriksaan fisik
Pasien mengalami demam 37,5-40oC, serta anemia yang dibuktikan dengan konjunctiva
palpebral yang pucat. Penderita sering disertai dengan adanya pembesaran limpa (splenomegaly)
dan pembesaran hati (hepatomegaly).Bila terjadi serangan malaria berat, gejala dapat disertai
dengan syok yang ditandai dengan menurunnya tekanan darah, nadi berjalan cepat dan lemah,
serta frekuensi nafas yang meningkat.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah yang menurut tekhnis pembuatannya dibagi menjadi
preparat darah (SDr, sediaan darah) tebal dan preparat darah tipis, untuk menentukan ada
tidaknya parasite malaria dalam darah. Melalui pemeriksaan ini dapat diligar jenis plasmodium
dan stadiumnya (P.falciparum, P vivax, P.malariae, P. ovale, tropozoit, skizon dan gametosit)
serta kepadatan parasitnya
Kepadatan parasite dapat dilihat melalui dua cara yaitu semikuantitatif dan kuantitatif.
Metode semi-kuantitatif adalah menghitung parasite dalam LPB (Lapangan pandang besar)
dengan rincian sebagai berikut :
(-)
(+)
(++)