Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SITOHISTOLOGI

Sistem Pencernaan

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1. Denisa Oktiana
2. Marisha Adella Putri Z
3. Nur Hamdani Imsak
4. Rahma Tunisa Lutfia

Kelas : A

PRODI D3 ANALIS KESEHATAN

UNIVERSITAS MH. THAMRIN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat serta
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Pencernaan” ini
tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terimah kasih kepada Dr. Dra. Syarifah Miftahul El Jannah T.
M.Biomed. Selaku dosen pengampu mata kuliah sitohitologi dan pihak-pihak yang telah
mendukung kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dan
ikut membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
melindungi segala usaha kita.

Jakarta, 20 Maret 2020

Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN
I. Latar belakang .................................................................................................. 4
II. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
III. Tujuan................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN
I. Pengertian.......................................................................................................... 5
II. Proses Pencernaan............................................................................................. 5
III. Organ-organ Pencernaan .................................................................................. 6
2.1 Rongga Mulut................................................................................................ 6
2.2 Esophagus ..................................................................................................... 10
2.3 Gaster ............................................................................................................ 11
2.4 Usus Halus..................................................................................................... 15
2.5 Usus Besar..................................................................................................... 17

BAB III PENUTUP


I. Kesimpulan ....................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 20

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan dan
mempersiapkannya untuk di proses oleh tubuh. Makanan adalah tiap zat atau bahan yang
dapat digunakan dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk memperoleh
tenaga atau energi. Selama dalam proses pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat
sederhana dan dapat diserap oleh usus, kemudian digunakan oleh jaringan tubuh.

Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena sintesis berbagai enzim yang terkandung
dalam berbagai cairan pencernaan. Setiap enzim mempunyai tugas khusus dan bekerja atas
satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis makanan lainnya. Agar
makan itu berguna bagi tubuh, maka makanan itu harus di distribusi oleh darah sampai pada
sel-sel di seluruh tubuh Sistem pencernaan terdiri atas suatu saluran panjang yaitu saluran
cerna yang dimulai dari mulut sampai anus, dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan yang
letaknya di luar saluran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu sistem pencernaan ?
2. Bagaimana proses pencernaan dalam tubuh ?
3. Apa saja organ-organ pencernaan dalam tubuh ?
4. Apa saja jaringan yang terdapat pada organ saluran pencernaan ?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui apa arti dari sistem sencernaan


2. Untuk Mengetahui bagaimana proses sistem pencernaan
3. Untuk Mengetahui organ-organ pencernaan apa saja yang ada dalam tubuh manusia
4. Untuk Mengetahui histologi yang terdapat pada organ saluran pencernaan

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel
yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa
proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya
bisa sangat jauh berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia
terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses
penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa
- sisa makanan melalui anus.

Fungsi sistem pencernaan adalah memperoleh metabolit-metabolit yang diperlukan untuk


pertumbuhan dan energi yang diperlukan bagi tubuh dari makanan yang dimakan. Sebelum
disimpan atau digunakan sebagai energi, makanan dicernakan dan diubah menjadi molekul-molekul
kecil yang dapat dengan mudah diabsorpsi melalui dinding saluran pencernaan.

2.2 Proses Pencernaan

Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan.


Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut makanan dipotong-potong
oleh gigi seri dan dikunyah oleh gigi geraham , sehingga makanan menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil. Walaupun zat makanan telah dilumatkan atau dihancurkan dalam rongga
mulut tetapi belum dapat diserap oleh dinding usus halus. Karena itu, makanan harus diubah
menjadi sari makanan yang mudah larut. Dalam prose ini dibutuhkan beberapa enzim
pencernaan yang dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan.

Waktu pencernaan, makanan tersebut diproses menjadi sari makanan yang diserap oleh
jonjot usus dan sisa makanan dikeluarkan melalui poros usus. Sari makanan hanya dapat
diserap dan diangkut oleh darah dan getah bening bila larut di dalamnya, kemudian makanan
tersebut didistribusikan ke bagian tubuh yang membutuhkannya.

5|Page
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam
seperti berikut.

1) Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang
terjadi di lambung.
2) Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan
dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran
kecil.

Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga
proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan
meliputi hal-hal berikut.

1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.

2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.

3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.

4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan
enzim, terdapat di lambung.

5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.

6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.

2.3 Organ-Organ Sistem Pencernaan

1. RONGGA MULUT

a.) Bibir / Labia

Terdiri dari susunan otot kerangka dibagian luar dibungkus oleh kulit dan dibagian dalam
selaput lendir kutan. Bagian luar / kulit ditandai dengan adanya rambut, kelenjar palit,
kelenjar peluh dan epidermis yang bertanduk. Bagian tengah terdiri dari bagian otot
kerangka. Bagian dalam berbatasan dengan rongga mulut terdiri dari selaput lendir kutan
yang pada sub mukosa terdapat kelenjar. Pada domba, kambing dan karnivora kelenjar
tersebut bersifat mukous. Integumentum labialis memiliki ujung-ujung saraf disamping
rambut peraba (tactile hairs)

6|Page
1. Pars Cutanea (Kulit bibir) dilapisi:
• epidermis, terdiri atas epitel squamosa kompleks berkeratin, dibawahnya terdapat
dermis
• dermis, dengan folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, erector pili,
berkas neuro vaskuler pada tepi bibir.
• Letak pars kutanea di bagian luar penampang bibir
2. Pars Mukosa, dilapisi:
• epitel squamosa kompleks nonkeratin, diikuti lamina propia (jaringan ikat padanan
dari epidermis dan dermis), dibawahnya submukosa, terdapat kelenjar labialis
(sekretnya membasahi mukosa mulut).
• Letak di penampang bibir berhadapan dengan gigi dan rongga mulut.
3. Pars Intermedia(mukokutaneus), dilapisi:
• epitel squamosa kompleks non keratin. Banyak kapiler darah.
• Letak bagian atas penampang bibir yang saling berhadapan (bibir atas dan bawah)

7|Page
b.) Gigi/Dentes

Gigi mengambil peranan dalam proses pencernaan secara mekanik, misalnya memotong,
merobek, menggiling dan sebagainya. Bentuk gigi erat hubungannya dengan macam
makanan yang dimakan, perhatikan gigi anjing, kucing dengan gigi pemakan rumput
misalnya kuda, sapi.

Secara mikroskopis pada gigi terdapat :

1. Lapis Email (Substantia adamantina)

Lapisan ini berwarna kebiruan padat dan paling keras dari bagian gigi lainnya. Lapis email
ini terdiri dari bahan organik sebanyak 96 %, permukaan luar ditutupi oleh kutikula yang
bersifat tahan pengaruh luar tetapi sedikit rapuh.

Pada gigi tipe brakhidon misalnya karnivora babi dan manusia, lapis email terbatas pada
daerah mahkota saja. Pada gigi tipe hipsodon seperti gigi kuda, lapis email terdapat
mulai dari mahkota sampai akar gigi bahkan mengelilingi infundibulum gigi. Pada gigi
graham lapis email membentuk lipatan-lipatan. Ruminansia memiliki tipe gigi campuran,
gigo pemotong tergolong brakhidon, tetapi gigi graham bertipe hispodon.

2. Lapis dentin (substansia eburnea)

Bagian utama gigi, berwarna kekuningan dan langsung membungkus pulpa gigi. Bahan mirip
dengan tulang bahkan lebih keras.

Bagian yang berbatasan dengan pulpa gigi terdapat susunan sel-sel dengan penjuluran
panjang menyusup kedalam bagian dentin yang berkapur disebut edentoblas. Bagian yang
berkapur ini mirip dengan matriks tulang, yang mengandung serabut kolagen tersusun paralel
terhadap permukaan gigi pada mahkota gigi. Jadi dentin mirip dengan tulang rawan yang
terdapat kanalikuli berupa buluh dentin (dentinal tubuluh). Dentin sangat peka terhadap
pengaruh makanan panas, dingin, asam dan sebagainya karena mengandung serabut saraf.

3. Lapis sementum (substansia ossea)

Berupa modifikasi tulang yang memiliki lamel-lamel berjalan hampir sejajar terhadap
permukaan gigi dan didalamnya terdapat lakuna dna kanalikuli, tempat bagian sel dan
penjulurannya. Serabut kolagen berjalan tegak lurus terhadap permukaan gigi dan disebut
serabut sharpey. Lapis ementum membungkus akar gigi dan lapis email didaerah leher gigi.

8|Page
4. Pulpa gigi

Berupa rongga pada bagian dalam gigi yang diisi oleh jaringan ikat halus tanpa adanya
serabut elastis, tetapi banyak saraf dan pembuluh darah rambut. Serabut kolagen disini ada
dalam bentuk fibril terdapat diantara sel-sel yang saling berhubungan.

Pada bagian tepi terdapat leretan sel, ondontoblas, ditandai dengan inti yang lonjong terletak
di basal sitoplasmanya berbutir.

c.) Lidah / Linguae

Lidah merupakan organ muskular yang ditutupi oleh membrana mukosa. Berperan
dalam prehensi, mastikasi, dan perasa. Terdiri dari epitel squamosum kompleks dan otot
kerangka dengan jaringan ikat penunjang yang banyak mengandung lemak dan pada bagian
tertentu terdapat kelenjar ebner.

Pada lidah terdapat empat (4) macam papil (papillae linguales) yakni :

1. Papillae filiformi

Berupa penonjolan jaringan ikat dari lamina propria dengan epitel berkeratinosasi. Bentuk
papil tergantung pada jenis hewannya. Karnivora memiliki bentuk paling jelas seperti kuku

9|Page
harimau. Bagian yang mengarah ke depan terdapat papil penunjang, yang memanjang papil
primer di belakangnya. Bentuk ini paling jelas terdapat pada kucing.

Pada kuda keledai dan babi, bentuk papil besar memanjang dan tunggal. Pada ruminansia
papil bercabang-cabang dengan epitel penutup berbentuk rambut, bertanduk, pendek. Ciri
khas papil ini tidak memiliki putik pengecap dan kelenjar pada sub mukosa. Fungsi papil ini
adalah mendorong makanan kedalam rongga mulut.

2. Papillae fungiformis.

Bentuknya mirip jamur dengan jaringan ikat mengandung pembuluh darah dan saraf.
Epitelnya non keratinisasi dan jarang mengandung putik pengecap, terutama pada sapi dan
kuda tetapi sering tampak pada domba, kambing, babi dan karnifora.

3. Pappilae circumvallate/ papillae vallatae

Bentuknya mirip papillae filiformis tetapi lebih besar. Bersifat soliter dan memiliki alur
samping cukup dalam. Oleh karenanya sering disebut alur pengecap. Lamina
propria membentuk papil-papil mikroskopik dan banyak mengandung saraf serta limfosit.
Pada sub mukosa dan bahkan diantara otot lidah terdapat gugus kelenjar sereus dengan
saluran bermuara pada dasar alur pengecap. Kelenjar lidah ini dikenal sebagai Von ebner.
Papila ini umumnya memiliki putik pengecap cukup banyak, tapi pada kucing sedikit, kecil
dan terdapat pada dasar alur pengecap.

4. Papillae foliatae

Bentuknya seperti daun yang tersusun paralel dan diantaranya terdapat alur pengecap.
Pada sub mukosa dan diantara otot lidah terdapat banyak kelenjar sereus yang bermuara pada
alur pengecap. Pada kuda dan anjing kelenjar ebner ini snagat subur, pada kucing rudimenter,
pada ruminansia dan manusia tidak memiliki. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin
banyak putik pengecap pada papil semakin banyak pula kelenjar terdapat pada sub mukosa.
Dengan demikian semakin jelas peranan kelenjar ebner dalam membantu putik pengecap
pada proses mengecap makanan.

Putik Pengecap (calliculus gustatorius)

Bangun Histologi :

Putik pengecap terdapat intraepitelial, pada epitel pipih banyak lapis. Pada bagian permukaan
terdapat pori penegcap, sedangkan bagian bawah berbatasan dengan membran basal.

10 | P a g e
Pada putik penecap terdapat :

· Sel-sel pengecap, tergolong neuro epitel. Bentuknya silindris, langsing dan pada permukaan
kutub bebasnya dilengkapi dengan rambut pengecap. Berbentuk mikrofili yang dikitari bahan
homogen bersifat eusinofil. Intinya berbentuk lonjong mengambil warna sedikit lebih kuat
daripada sel penunjang. Pada setiap putik pengecap terdapat lebih kurang 6 sel pengecap.

· Sel Penunjang, berbentuk silindris, gemuk dengan banyak mengandung sitoplasma. Inti
bulat dan warna pucat. Sel penunjang terdapat mengitari sel pengecap (neuroepitel).

2. FARING
Berupa rongga dimana tujuh saluran bermuara kedalamnya. Secara histologik dibedakan atas
nasofaring dan orofaring.
• Nasofaring

Selaput lendirnya adalah selaput lendir berkelenjar, dengan epitel silindris banyak
baris bersilia, dan diantaranya terdapat sel mangkok. Pada propria mukosa terebar
kelenjar seromukous dan jaringan limfoid. Ujung kelenjar seromukous lebih banyak
memiliki sel yang bersifat sereus.

• Orofaring

Selaput lendirnya adalah selaput lendir kutan dengan banyak papil mikroskopik. Pada
tunika propria terdapat kelenjar mukous dan jaringan limfoid yang membentuk tonsil.

11 | P a g e
Fascia bagian dalam merupakan batas dengan selaput lendir yang terdiri dari serabut
elastis. Dibawahnya terdapat lapis otot kerangka yang tersusun secara memanjang dan
melintang. Fascia bagian luar terdiri dari serabut kolagen dengan sedikit serabut
elastis, dan langsung berbatasan dengan adventisia yang banyak mengandung
pembuluh darah, limfe, saraf, dan folikel getah bening.

3. ESOPHAGUS
Berupa saluran yang cukup panjang yang menghubungkan faring dengan lambung.
Terbagi atas tiga daerah antara lain : pars cervicis, pars thoracis, dan pars abdominis.
Esophagus memiliki lapis umum saluran pencernaan secara lengkap yaitu:
a) Tunika Mukosa

• Selaput lendir kutan membentuk lipatan-lipatan memanjang. Epithel pipih banyak


lapis pada herbivora bertanduk tapi pada karnivora tidak.
• Tunika propria tidak tampak kelenjar dan terdiri dari jaringan ikat yang banyak
mengandung sel.
• Muskularis mukosa, terdiri dari otot polos tersusun memanjang. Pada kuda,
ruminansia dan kucing lapis ini terpisah-pisah pada kira-kira setengah esophagus
bagian depan, sedangkan sisanya merupakan lapisan yang utuh sebagaimana pada
manusia. Pada anjing dan babi tidak tampak muskularis mukosa pada bagian depan,
hanya bagian dalam rongga perut memiliki lapis yang utuh.

b) Sub Mukosa

Terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung sel lemak, pembuluh darah,
jaringan limfoid dan kelenjar (glandula esophageae). Persebaran dari pada kelenjarnya
tergantung pada daerah dan jenis hewannya. Anjing memiliki kelenjar cukup jelas, babi
hanya jelas pada pertengahan esophagus, bagian belakang selebihnya sedikit dan kecil-
kecil. Kuda, ruminansia dna kucing tidak memiliki kelenjar kecuali pada daerah peralihan
faring dan esophagus.
c) Tunika Muskularis
Terdiri dari otot kernagka dan otot polos tergantung pada daerahnya. Sebagian besar
terdiri dari otot kerangka, kecuali daerah sepertiga bagian belakang terdiri dari otot polos.
Tunika muskularis membentuk lapis melingkar (dalam), dan memanjang (luar) dan dipisah
oleh jaringan ikat. Pada ruminansia dan anjing seluruh esophagus terdiri dari otot kerangka
bahkan pada ruminansia meluas sampai sulcus reticuli dan rumen.
d) Tunika Adventisis
Di daerah leher esophagus dibalut oleh adventisia tetapi di daerah dada dan perut dibalut
oleh serosa.

12 | P a g e
4. GASTER
Dibedakan atas 2 bagian yaitu lambung depan tanpa kelenjar dan lambung belakang /
lambung sejati dengan kelenjar. Dengan demikian terdapat lambung ganda misalnya pada
ruminansia.
a) Lambung depan (Proventriculus)
Memiliki 3 daerah :
1. Rumen (lambung handuk)
2. Retikulum (lambung jala)
3. Omasum (lambung buku)
Ciri khas lambung depan :
- Berselaput lendir kutan. Pada epitel pipih banyak lapis yang bertanduk terdapat
gelembung-gelembung, selanjutnya disebut sel gelembung (vesiculated cell).
- Tidak terdapat kelenjar pada mukosa maupun sub mukosa.
1. Rumen
Mukosa membentuk penjuluran makroskopik berbentuk batang yang hampir sama
tingginya. Muskularis mukosa tidak tampak sehingga tunika propria berbatasan langsung
dengan sub mukosa. Pada sub mukosa terdapat banyak pembuluh darah dan saraf tanpa
adanya folikel getah bening.
Sel gelembung terdapat pada stratum lucidum yang sitoplasmanya sulit mengambil
zat warna. Didalamnya terdapat asam lemak dan pada sel-sel stratum corneum terdapat lipida
dalam bentuk trigliserida.
Tunika muskularis terdiri atas 2 lapis : lapis dalam tersusun melingkar dan lapis luar
tersusun memanjang. Diantaranya terdapat jaringan ikat dengan ganglion otonom. Subserosa

13 | P a g e
agak tebal dan banyak mengandung sel lemak, pembuluh darah dan saraf. Lapis paling luar
terdiri dari serosa.
2. Retikulum
Mukosa membentuk penjuluran makroskopis yang memberikan aspek sebagai
anyaman jala. Bangun mikroskopis mukosa mirip dengan rumen, hanya pada penjuluran-
penjuluran tinggi tedapat otot polos sebagai kelanjutan dari muskularis mukosa esophagus.
Muskularis mukosa tidak ada.Tunika muskularis seperti pada rumen terdapat 2 lapis
dengan susunan yang berbeda, dan merupakan kelanjutan dari tunika muskularis esophagus.
Suleus reticuli (ventriculer groove) jelast erdapat pada hewan muda yang masih menyusui,
yang secara tofografis terdapat di daerah retikulum omasum dan abomasum.
3. Omasum
Mukosa membentuk penjuluran yang tinggi. Meskipun penjuluran satu dengan
lainnya tidak sama tingginya. Tidak terdapat folikel getah bening, tetapi muskularis mukosa
ada dan ikut naik mengikuti penjuluran sampai puncaknya. Pada penjuluran yang tinggi otot
polos dari tunika muskularis ikut naik dan pada puncak penjuluran bersatu dengan muskularis
mukosa. Pada penjuluran yang rendah hanya muskularis mukosa yang baik dan menyebar
membentuk balok otot polos.
Pada lantai omasum didapat lipatan mukosa yang pada kambing sering ditemukan
kelenjar bersifat mukous atau seromukous. Bahkan pada sulcus reticuli domba dapat
ditemukan kelenjar meskipun tidak begitu nyata. Tunika muskularis ada 2 lapis : lapis luar
tipis dna lapis dalam lebih tebal.
b) Lambung belakang / lambung sejati
Ciri khas :
- Memiliki lapis umum lengkap
- Berselaput lendir, berkelenjar dengan epithel silindris sebaris.
Berdasarkan macam kelenjarnya dibedakan atas 3 daerah yaitu :
1. Daerah kardia dengan kelenjar kardia
Epitel permukaan silindris sebaris, pada daerah foveolae gastrikae epitel semakin
rendah dan selanjutnya berubah menjadi epitel kelenjar kardia. Pada tunia propria terdapat
kelenjar kardia yang bersifat majemuk dengan ujung kelenjar membentuk gulungan. Lumen
kelenjar cukup jelas dengan epitel berbentuk kubis atau piramidal, pada kutub bebasnya
terdapat butir-butir musigen (babi). Parenkhim terdiri dari sel pembentuk lendir dari sel.
Fungsi kelenjar kardia menghasilkan lendir (mukous).
2. Daerah fundus dengan kelenjar fundus
Kelenjar ini paling luas penyebarannya. Bangun kelenjarnya sedikit berbeda dengan
kelenjar kardia, karena kurang bercabang dan ujung kelenjarnya agak lurus. Leher kelenjar
dapat jelas dibedakan dari badan kelenjarnya karena bentuk epitelnya yang berbeda, terdiri
dari sel leher, sel utama dan sel parietal.
3. Daerah pilorus dengan kelenjar pilorus

14 | P a g e
Ciri khas pilorus memiliki tebal foveolae gastriae yang paling dalam, menjorok
sampai kira-kira separuh dari tebal selaput lendirnya. Tipe kelenjarnya adalah tubulus
sederhana berdabang dengan ujung kelenjar berkelok-kelok. Lumen ujung kelenjar agak luas.
Epitelnya silindris, intinya terletak di basal, sitoplasma beraspek cerah. Butir-butir sekretanya
tidak jelas. Diantara sel-sel ujung kelenjar sering terlihat adanya sel Stohr dengan sitoplasma
dengan berwarna merah dan posisi inti lebih ke tengah. Sel ini terlihat pada babi namun
peranannya belum diketahui dengan pasti. Fungsi : menghasilkan mukous sedikit protease
dan gastrin.

5. USUS HALUS
Ciri umum : berselaput lendir berkelenjar yang membentuk vili untuk kelancaran penyerapan.
Memiliki 3 macam sel pada epitel permukaan yakni : sel penyerap, sel mangkok dan sel
argentafin.
Secara mikroskopis tunika mukosa memiliki 3 lapisan yakni :
- stratum villosum merupakan lapisan yang terdiri dari villi tanpa kelenjar.
- Stratum glandulare memiliki lapis tunika propria yang mengandung kelenjar Liberkhun.
- Stratum subglandulare merupakan bagian tunika propria yang bebas kelenjar langsung
diatas muscularis mucosa. Pada karnivora dibedakan 2 strata yakni stratum granulosum dan
stratum compacticum.
Terdiri dari : duodenum , jejunum, dan ileum.

15 | P a g e
1.) Duodenum
• Tunika Mukosa
Epitel kolumner simpleks dengan mikrovili, terdapat vili intestinalis dan sel goblet.
Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn.
• Tunika Submukosa Jaringan ikat longgar.
Terdapat kelenjar duodenal Brunner (ciri utama pada duodenum yang
menghasilkan mucus dan ion bikarbonat).
• Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Diantaran
ya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
• Tunika Serosa
Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang di isi
pembuluh darah dan sel sel lemak.

2.) Jejenum
Vili paling besar, Lakteal berkembang sempurna, absorbsi maksimal. Dan tidak ada
kelenjar Brunner dan plaque Peyeri.

16 | P a g e
3.) Ileum

• Banyak limfonoduli agregatii didalam lamina propria ( Peyer’s patches , plaques Peye
ri )
• Folikel limf berbentuk buah pir bulat, kubah menonjol kearah lumen
• Terdapat sel khusus yang berfungsi untuk transport antigen dari lumen usus ke folikell
imfoid, disebut sel M.

17 | P a g e
Usus halus yang terdiri dari : Duodenum, Jejunum dan Ileum ditandai dengan adanya
villi, sedangkan pada usus kasar tidak ada villi. Ketiganya sulit dibedakan tapi sebagai
pedoman bahwa duodenum memiliki kelenjar Brunner dan Ileum memiliki daun peyer
disamping tunika muskularis yang lebih tebal. Umumnya tebal tunika muskularis meningkat
dalam menuju ileum, kecuali pada sapi yang semakin menipis.

Villi Usus (Villi Intetinales)

Vili merupakan penjuluran selaput lendir yang menjorok kedalam lumen usus halus.
Panjangnya 0,5 – 1,5 mm. Pada duodenum berbentuk daun sedangkan pada ileum berbentuk
jari-jari.

Pada tiap villus terdapat 3 unsur yaitu pembuluh limfe (pembuluh khil), pembuluh
darah dan saraf. Pada yang tergolong besar misalnya pada domba sering terdapat 2 pembuluh
khil. Tunika propria banyak mengnadung serabut elastis, leukosit dan otot polos yang bersifat
soliter. Yang terakhir ini berasal dari muskularis mukosa dan naik sampai ujung villus. Villi
berfungsi untuk memperluas permukaan penyerapan, sednagkan mekanisme penyerapan
dilakukan oleh sel-sel penyerap. Resorbsi lemak ditampung dalam pembuluh khil dan sisanya
dalam pembuluh darah.

Villi hanya terdapat pada usus halus. Pada karnivora bentuknya langsing dan panjang,
pada ruminansia pendek dan tebal. Bentuk, ukuran dan jumlahnya / cm² tergantung pada

18 | P a g e
daerah usus halus. Kontraksi otot polos menyebabkan pemendekan villus dan terbentuklah
lipatan melingkar dari epitel penutup, yang mendorong isinya kedalam pembuluh limfe /
darah yang lebih besar. Pada relaksasi serabut elastis yang tadinya meregang akan
mengembalikan pada posisi semula.

6. USUS BESAR

Fungsi utamanya adalah : menyerap air, menyerap vitamin dan mineral, menghasilkan lendir
sebagai pelicin. Ciri umum memiliki lapisan umum lengkap Tunika mukosa relatif lebih teba
dari usus halus serta tidak memiliki villi. Tidak memiliki sel mangkok dan ujung kelenjar
lieberkhum lebih lurus dan panjang.

1.) Appendix

• Lamina propria dan mukosa bagian atas di infiltrasi secara luas oleh limfosit
• Terdapat massa jaringan limfoid pada mukosa dan sub mukosa .
• Lumen biasanya terlihat hampir segitiga .

2.) Kolon

• Tidak terdapat lipatan mukosa, Tidak terdapat vili .


• Kriptus panjang, didominasi oleh sel goblet dan sel absorbtif dengan mikovili yang
pendek.

19 | P a g e
• Fungsi utama kolon: penyerapan air, pembentukan massa feses dan produksi mukus .
• Lamina propria mempunyai banyak jaringan limfoid yang termasuk kedalam gut-
asociated limphoid tissue (GALTs).

3.) Rectum –Anus

• Epitel tiba-tiba berubah menjadi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
• Sub mukosa terdapat kelenjar sirkum anali
• Muskularis membentuk sfingter ani, internus dan externus .
• Terdapat otot rangka dan otot polos yang melingkar

20 | P a g e
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel
yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa
proses tersebut melalui dubur. Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran
pencernaan makanan. Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Berdasarkan prosesnya,
pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut: Proses mekanis,
yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan
dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.

Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan
berakhir pada anus.

21 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

• http://ajarhistovet.blogspot.com/2009/03/ii-histologi-sistem-pencernaan.html

• http://firmanbiotik.blogspot.com/2013/09/makalah-sistem-pencernaan.html?m=1

• https://id.scribd.com/doc/198852192/Histologi-Saluran-Pencernaan-pada-manusia

• http://insauin.blogspot.com/2016/05/macam-macam-enzim-pencernaan-beserta-
fungsinya.html

22 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai