Anda di halaman 1dari 45

MANAJEMEN LABORATORIUM

Laboratorium Kesehatan
ATN A PERMANA, SKM,M.BIOMED
Laboratorium Kesehatan
Fungsi
Jenis dan Tingkatan
SDM
Sarana dan Prasarana
Pengantar
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan
bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari
pelayanan kesehatan secara keseluruhan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah
mengarah pada spesialisasi dan subspesialisasi
Semakin pesat lajunya pembangunan, semakin besar
pula tuntutan masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih baik
Pengertian Lab Kes
Laboratorium kesehatan merupakan sarana
penunjang upaya pelayanan kesahatan, khususnya
bagi kepentingan preventif dan curative, bahkan
promotif dan rehabilitative.
Laboratorium Kesehatan adalah tempat memeriksa,
menganalisa, menguraikan, mengidentifikasi
material-material (baik yang berasal dari manusia dan
atau lingkungan), secara kualitatif maupun
kuantitatif.
Fungsi Lab Kes
Melakukan pemeriksaan bahan yang berasal dari
manusia atau bahan bukan dari manusia yang
tujuannya adalah menentukan jenis penyakit,
penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor
yang berpengaruh pada kesehatan perorangan
atau masyarakat
Jenis & Tingkatan Lab Kes
Laboratorium yang bertindak dalam kegiatan diagnosa :
1. Penunjang Curatif
Lab. Klinik di rumah Sakit, Balai Pengobatan, Rumah
Bersalin dan tempat Praktek Dokter
2. Penunjang Curatif dan preventif
Balai Laboratorium Kesehatan (BLK), Laboratorium
Kesehatan Daerah (Labkesda) dan Laboratorium
Kesehatan Swasta (LKS).
3. Penunjang preventif
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL)
Jenis Lab Kes
 Laboratorium yang bertindak dalam kegiatan
pemeriksaan dan pengawasan :
1. BPOM (Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan)
2. PPOM (Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan
Laboratorium yang bertindak dalam kegiatan
penelitian
1. Pusat Penelitian Penyakit Menular (P3M)
2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi (P3F)
Jenis Lab Kes
Laboratorium Kesehatan Swasta terdiri :
1.Laboratorium Klinik Umum (pratama dan utama)
2.Laboratorium Klinik Khusus (Mikrobiologi dan
Patologi Anatomi)
3.Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Pratama dan
Utama)
Laboratorium Klinik umum sudah tersebar sampai ke
tingkat kecamatan, sedangkan yang lainnya masih
terbatas.
Persyaratan Lab Kes
PermenKes RI No.514/Menkes/Per/VI/1994, tentang Laboratorium
Kesehatan Swasta, ketenagaan minimal dalam sautu laboratorium
diatur sbb :
Laboratorium Klinik Umum :
Pratama :
1. Penanggung Jawab : Sarjana Kedokteran/Sarjana Kedokteran Gigi/
Sarjana Farmasi/Sarjana Biologi/ sarjana Biokimia (1 orang)
2. Tenaga Teknis : Analis Keseahtan (2 orang) dan Perawat Kesehatan (1
orang)
Utama :
1. Penanggung Jawab : Dokter spesialis Patologi Klinik (1 Orang)
2. Tenaga Teknis : Sarjana Kedokteran/sarjana Farmasi/Sarjana Biokomia (1
orang), Analis Kesehatan (3 orang) dan Perawat Kesahatan (1 orang).
Persyaratan Lab Kes
Laboratorium Kesehatan Masyarakat :
Pratama :
1. Penanggung Jawab : Sarjana Kedokteran/Sarjana Farmasi/Sarjana
Biologi/sarjana Kimia/ sarjana Biokimia (1 orang)
2. Tenaga Teknis : Analis Keseahtan (2 orang) atau salah satu bisa
diganti dengan satu orang asisten apoteker/Analis Kimia.
Utama :
1. Penanggung Jawab : : Sarjana Kedokteran/Sarjana Farmasi/sarjana
Biologi/sarjana Kimia/ sarjana Biokimia (1 orang)
2. Tenaga Teknis : Analis Kesehatan (3 orang) dan Perawat Kesahatan
(1 orang) atau salah satu bisa diganti dengan satu orang asisten
apoteker/Analis Kimia.
Persyaratan Lab Kes
Laboratorium Khusus Mikrobiologi :
1. Penanggung Jawab : Dokter spesialis Mikrobiologi Klinik (1 orang)
2. Tenaga Teknis : Sarjana Kedokteran/sarjana Biologi (1 orang), Tenaga
teknis yang ahli di bidang Mikrobiologi (1 orang), Analis Keseahtan (1
orang) dan Perawat Kesehatan (1 orang)
 
Laboratorium Klinik Khusus Patologi Anatomi :
1. Penanggung Jawab : Dokter spesialis Patologi Anatomi (1 orang)
2. Tenaga Teknis : Sarjana Kedokteran/sarjana Biologi (1 orang) dapat
dirangkap oleh Dokter Spesialis Patologi Anatomi/Penanggung jawab
teknis, dan tenaga teknis yang terlatih di bidang Laboratorium Patologi
Anatomi.
 
Kemampuan minimal yang di
persyaratkan
Laboratorium Klinik Umum :
1. Hematologi
2. Hemostasis
3. Urinalisa
4. Tinja
5. Kimia Klinik
6. Immunologi
7. Mikrobiologi & Molekuler
Laboratorium Kesehatan Masyarakat :
1. Kimia Lingkungan
2. Pemeriksaan Jasaboga
Lanjutan
Laboratorium Khusus Mikrobiologi :
1. Mikrobiologi Klinik
Laboratorium Klinik Khusus Patologi Anatomi :
1. Histopatologi
2. Sitopatologi
3. Histokimia
4. Immunopatologi
5. Patologi Molekuler
SDM Lab Kes
Sumber daya laboratorium kesehatan  sumber daya
manusia (human resources) dan sumber daya non-
manusia (non-human resources)
Sumber daya manusia  potensi manusiawi yang
melekat pada seorang pegawai
Sumber daya non-manusia  sarana atau peralatan
berupa mesin-mesin atau alat-alat non mesin dan
bahan-bahan yang digunakan dalam proses pelayanan
laboratorium klinik.
SDM Lab Kes
SDM yang bekerja di dalam pelayanan laboratorium
kesehatan cukup beragam, baik profesi maupun
tingkat pendidikannya
Kebutuhan jumlah pegawai antara laboratorium
kesehatan di Rumah Sakit dengan laboratorium
kesehatan swasta, atau Puskesmas tentu tidak sama
Hal ini dikarenakan jenis pelayanan, jumlah pemakai
jasa, dan permasalahan yang dihadapi oleh masing-
masing laboratorium tersebut berbeda-beda.
Jenis ketenagaan diperlukan
pelayanan laboratorium kesehatan
Staf medis
Dokter Spesialis Patologi Klinik,
Dokter Spesialis Patologi Anatomik,
Dokter Spesialis Forensik,
Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik,
Dokter umum yang telah memiliki pengalaman teknis laboratorium
Tenaga teknis laboratorium
Analis Kesehatan atau Analis Medis,
Perawat Kesehatan,
Dokter umum,
Sarjana kedokteran,
Sarjana farmasi,
Sarjana biologi,
Sarjana teknik elektromedik,
Sarjana teknik kesehatan lingkungan
Tenaga administrasi
Pekarya
Peralatan &
kemampuan pemeriksaan
Jenis laboratorium.  Apakah laboratorium Rumah
Sakit, laboratorium swasta, atau laboratorium kesehatan
masyarakat.
Stratifikasi laboratorium  Apakah laboratorium itu
adalah laboratorium di Rumah Sakit tipe A, B atau C. Jika
laboratorium swasta, apakah laboratorium yang akan
dibangun adalah laboratorium pratama atau utama.
Jenis pelayanan  Apakah akan melayani seluruh
bidang atau disiplin ilmu, atau hanya beberapa bidang
saja yang akan dilayanani.
lanjut
Sasaran pelanggan  siapa yang ingin dilayani?
Apakah seluruh lapisan masyarakat, hanya untuk
check-up, hanya untuk penelitian, dsb.
Target jumlah pemeriksaan dan jumlah peralatan yang
digunakan.
Jika seluruh bidang pelayanan yang akan dipilih, maka
jumlah pemeriksaan yang akan dikerjakan juga
banyak, demikian juga dengan jumlah peralatan yang
akan digunakan.
Ruangan
Luas bangunan
Tata ruang
Kebutuhan saluran listrik
Saluran air bersih dan kotor
Jenis lantai
Dinding
Ventilasi
Penerangan
Meja kerja
Lemari penyimpanan
Sarana Pengolahan Limbah
Limbah non-klinik : dibakar/ditimbun
Limbah Klinik padat : dibakar/ditimbun
Limbah Klinik cair : di endapkan dengan
pembubuhan desinfektan dan kaporit.
MAN LAB
PERAN LAB KLINIK
ATNA PERMANA , M.BIOMED
PERAN LAB KLINIK
Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan
kesehatan menempati posisi penting dalam diagnosis
invitro.
Setidaknya terdapat 5 alasan penting mengapa
pemeriksaan laboratorium diperlukan, yaitu :
skrining, diagnosis, pemantauan progresifitas
penyakit, monitor pengobatan dan prognosis penyakit.
Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat
memberikan data hasil tes yang teliti, cepat dan
tepat.
PENGENDALIAN MUTU
Dalam proses pengendalian mutu laboratorium
dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu tahap pra
analitik, analitik dan pasca analitik.
Pada umumnya yang sering diawasi dalam
pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca
analitik yang lebih cenderung kepada urusan
administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang
mendapat perhatian
LANJUTAN
Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan
kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium,
sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca
analitik 14%.
Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-analitik
intra laboratorium.
Proses-proses tersebut meliputi persiapan pasien,
pengambilan spesimen, pengiriman spesimen ke
laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan
spesimen.
PERSIAPAN PASIEN
Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan
pemeriksaan laboratorium bagi pasien.
Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan
dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa
yang harus dilakukan oleh pasien.
Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan
ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien.
Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai
dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan interpretasi
yang berbeda
PERSIAPAN PASIEN
Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh
dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap
hasil laboratorium; tidak diikutinya instruksi yang
diberikan akan memberikan penilaian hasil
laboratorium yang tidak tepat.
Hal yang sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien
yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut
dengan baik.
SUMBER KESALAHAN
Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang
terkontrol dari proses pra-analitik yang dapat
mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi
yang hampir tidak dapat diidentifikasi oleh staf
laboratorium.
Ini terutama mencakup variabel fisik pasien, seperti
latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi,
kehamilan, gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi,
obat adiktif), usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca
transfusi, pasca donasi, pasca operasi, ketinggian.
PERSIAPAN PENGUMPULAN SPESIMEN
Spesimen yang akan diperiksa laboratorium haruslah
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan
Volume mencukupi
Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa,
tidak berubah warna, tidak berubah bentuk, steril
(untuk kultur kuman)
Pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat
Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat
Identitas benar sesuai dengan data pasien
PERSIAPAN lanjutan
Sebelum pengambilan spesimen, periksa form
permintaan laboratorium.
Identitas pasien harus ditulis dengan benar (nama,
umur, jenis kelamin, nomor rekam medis, dsb)
disertai diagnosis atau keterangan klinis.
Periksa apakah identitas telah ditulis dengan benar
sesuai dengan pasien yang akan diambil spesimen.
PERSIAPAN lanjutan
Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien,
misalnya diet, puasa.
Tanyakan juga mengenai obat-obatan yang dikonsumsi,
minum alkohol, merokok, dsb.
Catat apabila pasien telah mengkonsumsi obat-obatan
tertentu, merokok, minum alkohol, pasca transfusi, dsb.
Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil
laboratorium.
PERALATAN
Peralatan yang digunakan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
bersih, kering
tidak mengandung deterjen atau bahan kimia
terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam
spesimen
sekali pakai buang (disposable)
steril (terutama untuk kultur kuman)
tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat,
ukuran sesuai dengan volume spesimen
ANTIKOAGULAN
Antikoagulan adalah bahan kimia yang digunakan
untuk mencegah pembekuan darah.
Jenis antikoagulan yang dipergunakan harus
disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
Volume darah yang ditambahkan juga harus tepat.
PEMILIHAN LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL
Tentukan lokasi pengambilan spesimen sesuai dengan jenis spesimen yang
diperlukan, seperti :
Darah vena umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena cephalic,
atau vena basilic).
Tempat pengambilan tidak boleh pada jalur infus atau transfusi, bekas luka,
hematoma, oedema, canula, fistula
Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis (pergelangan tangan),
arteri brachialis (lengan), atau arteri femoralis (lipat paha).
Darah kapiler umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis tangan
bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki pada bayi.
Tempat yang dipilih untuk pengambilan tidak boleh memperlihatkan
gangguan peredaran darah seperti sianosis atau pucat.
Spesimen untuk pemeriksaan biakan kuman diambil dari tempat yang sedang
mengalami infeksi, kecuali darah dan cairan otak.
WAKTU PENGAMBILAN
Penentuan waktu pengambilan spesimen penting untuk
diperhatikan.
Umumnya pengambilan dilakukan pada waktu pagi (ideal)
Spesimen untuk kultur kuman diambil sebelum pemberian antibiotik
Spesimen untuk pemeriksaan GO diambil 2 jam setelah buang air
yang terakhir
Spesimen untuk malaria diambil pada waktu demam
Spesimen untuk mikrofilaria diambil pada tengah malam
Spesimen dahak untuk pemeriksaan BTA diambil pagi hari setelah
bangun tidur
Spesimen darah untuk pemeriksaan profil besi diambil pada pagi hari
dan setelah puasa 10-12 jam
PENGAMBILAN SPESIMEN
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen
adalah :
Tehnik atau cara pengambilan.
Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar sesuai
dengan standard operating procedure (SOP) yang ada.
Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung.
Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas),
jangan ada yang menempel pada bagian luar tabung untuk
menghindari bahaya infeksi.
Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi
berdiri untuk mencegah spesimen tumpah.
Hal-hal yg harus diperhatikan 
memasukan sampel darah
 Darah harus segera dimasukkan dalam tabung setelah
sampling.
 Lepaskan jarum, alirkan darah lewat dinding tabung
perlahan-lahan agar tidak terjadi hemolisis.
 Untuk pemeriksaan kultur kuman dan sensitivitas,
pemindahan sampel ke dalam media dilakukan dengan cara
aseptik
 Pastikan jenis antikoagulan dan volume darah yang
ditambahkan tidak keliru.
 Homogenisasi segera darah yang menggunakan
antikoagulan dengan lembut perlahan-lahan. Jangan
mengkocok tabung keras-keras agar tidak hemolisis.
Menampung spesimen urin
 Sediakan wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi
oleh bahan apapun, mudah dibuka, mudah ditutup, dan
bermulut lebar
 Sebaiknya pasien diinstruksikan membuang urine yang
mula-mula keluar sebelum mengumpulkan urine untuk
diperiksa.
 Perempuan yang sedang menstruasi atau yang
mengeluarkan banyak secret vagina, sebaiknya
memasukkan tampon sebelum mengumpulkan specimen.
 Bagian luar wadah urine harus dibilas dan dikeringkan
setelah spesimen didapat dan keterangan tentang
pemeriksaan harus jelas dicantumkan.
Menampung Spesimen Tinja
Sampel tinja sebaiknya berasal dari defekasi
spontan. Jika sangat diperlukan, sampel tinja
juga dapat diperoleh dari pemeriksaan usap
dubur.
Masukkan sampel ke dalam wadah yang
bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh
bahan apapun, dapat ditutup rapat, dapat
dibuka dengan mudah dan bermulut lebar.
Menampung spesimen dahak
 Sediakan wadah yang bersih, kering, tidak
terkontaminasi oleh bahan apapun, mudah dibuka,
mudah ditutup, dan bermulut lebar.
 Untuk pewarnaan BTA, jangan gunakan wadah yang
mengandung bercak lilin atau minyak, sebab zat ini
dapat dilihat sebagai bintik-bintik tahan asam dan
dapat menyulitkan penafsiran.
 Sebelum pengambilan spesimen, penderita diminta
berkumur dengan air, bila mungkin gosok gigi terlebih
dulu.
 Bila memakai gigi palsu, sebaiknya dilepas dulu.
Menampung Spesimen Dahak

 Pada saat pengambilan spesimen, penderita berdiri tegak


atau duduk tegak
 Penderita diminta untuk menarik nafas dalam 2 – 3 kali
kemudian keluarkan nafas bersamaan dengan batuk
yang kuat dan berulang kali sampai dahak keluar.
 Dahak yang dikeluarkan langsung ditampung dalam
wadah dengan cara mendekatkan wadah ke mulut.
 Amati keadaan dahak.
 Dahak yang memenuhi syarat pemeriksaan akan tampak
kental purulen dengan volume cukup ( 3 – 5 ml )
Lanjutan
Pemompaan menyebabkan kalium, laktat, glukosa, dan Mg2+
meningkat, sedangkan pH menurun
Pengambilan darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena) dapat
menyebabkan :
trombosit dan fibrinogen menurun; PPT dan APTT memanjang
kalium, LDH dan SGPT/ALT meningkat
Pengambilan darah pada jalur infus dapat menyebabkan :
natrium meningkat pada infus saline
kalium meningkat pada infus KCl
glukosa meningkat pada infus dextrose
PPT, APTT memanjang pada infus heparine.
kreatinin, fosfat, LDH, SGOT, SGPT, Hb, Hmt, lekosit, trombosit, eritrosit
menurun pada semua jenis infus
KESALAHAN DLM PENGAMBILAN SPESIMEN
Pemasangan turniquet terlalu lama dapat
menyebabkan :
Protein (termasuk enzim) , Ca2+, laktat , fosfat, dan
Mg2+ meningkat
pH menurun, hemokonsentrasi
PPT dan APTT mungkin memendek karena pelepasan
tromboplastin jaringan ke dalam sirkulasi darah
Lanjutan
Homogenisasi darah dengan antikoagulan yang
tidak sempurna atau keterlambatan homogenisasi
menyebabkan terbentuknya bekuan darah.
Hemolisis dapat menyebabkan peningkatan K+,
Mg2+, fosfat, aminotransferase, LDH, fosfatase asam
total
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai