a) Reaksi Aglutinasi
Reaksi ini dilakukan untuk antigen yang tidak larut, berbentuk partikel atau antigen yang
larut tetapi terikat dengan partikel atau sel. Pada reaksi ini antigen dan antibody akan
bereaksi membentuk suatu agregat. Hasil dapat berupa kualitatif dan semikuantitatif,
contoh reaksi aglutinasi yaitu, widal, golongan darah, dll
Mekanisme reaksinya yaitu :
Reaksi antigen dengan antigen binding site yang terdapat pada antibody antibody
bereaksi dengan antigen lain terjadi gumpalan antigen-antibodi.
b) Reaksi Presipitasi
Reaksi ini biasanya digunakan pada antigen yang larut dengan antibody, sehingga
membentuk kompleks berupa anyaman. Reaksi ini digunakan untuk mengetahui kadar
antibody dalam serum. Presipitat terbentuk apabila konsentrasi antigen sama dengan
konsentrasi antibody. Apabila antigen berlebihan maka konsentrasi yang terbentuk akan
larut kembali, dan apabila antibody berlebihan, maka kompleks antigen antibody tetap
dalam larutan. Contoh reaksi presipitasi adalah pemeriksaan VDRL untuk syphilis.
c) Imunoflurosense
Merupakan metode imunologi untuk mendeteksi antibody dari mikroorganisme dan
berbagai kelas imunoglobulin dalam serum, cairan otak, dll dengan cara mereaksikan
antibody dengan antigen spesifik dan anti-antibodi yang dilabel dengan Fluoresense
Isothiocyanat (FITC), sehingga akan berpendar apabila dilihat dengan mikroskop
fluorosense atau dengan sinar uv. Ada dua reaksi pada metode ini yaitu reaksi secara
langsung dan reaksi secara tidak langsung.
a. Reaksi secara langsung
Suatu tehnik imunoflurosense yang biasa digunakan untuk mendeteksi antibody
dalam serum dan kompleks imun pada jaringan dan mikroorganisme dalam
specimen. Teknik ini melibatkan pembentukan kompleks antigen-antibodi yang
diberi label dengan fluorescein-conjugated anti-antibodi immunoglobulin atau
melalui perantara antibody yaitu Conjugate Immunoglobulin Fragment.
2. Direct ELISA
Pada ELISA direct, pertama microtiter diisi dengan sampel yang mengandung
antigen yang diinginkan, sehingga antigen tersebut dapat menempel pada bagian
dinding-dinding lubang microtiter, kemudian microtiter dibilas untuk membuang
antigen yang tidak menempel pda dinding lubang microtiter. Lalu antibodi yang
telah ditautkan dengan enzim signal dimasukkan ke dalam lubang-lubang
microtiter sehingga dapat berinteraksi dengan antigen yang diinginkan, yang
dilanjutkan dengan membilas microtiter untuk membuang antibody tertaut enzim
signl yang tidak berinteraksi dengan antigen. Lalu, ke dalam lubang-lubang
microtiter tersebut ditambahkan substrat yang dapat bereaksi dengan enzim
signal, sehingga enzim yang tertaut dengan antibodi yang telah berinteraksi
dengan antigen yang diinginkan akan berinteraksi dengan substrat dan
menimbulkan signal dapat dideteksi.
3. Kompetitif ELISA
4. Sandwich ELISA