Anda di halaman 1dari 16

Rev 1 : 06/10/2021

Rev 2 : 10/10/2021
Acc : 13/10/2021
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
ACARA 3
"PEWARNAAN NEGATIF DAN PEWARNAAN SEDERHANA”

NAMA : MOHAMMAD ALFARISI ADINATA


NIM : 142011535038
KELAS : BWI-A
KELOMPOK : 3 (TIGA)
ASISTEN : PUPUT GERALDINA MILAROSSA

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


PROGRAM STUDI DI LUAR KAMPUS UTAMA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
BANYUWANGI
2021
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bakteri merupakan organisme yang memiliki sel tunggal, tidak
memiliki membran inti sel (bersifat prokariotik), serta memiliki ukuran
mikroskopik artinya diperlukan mikroskop untuk bisa melihatnya.
Struktur sel bakteri tergolong sederhana jika dibanding dengan makhluk
hidup lain. Sebab bakteri tidak memiliki inti sel (nukleus), kerangka sel,
dan organel lainnya, contohnya mitokondria dan kloroplas. Beberapa
kelompok bakteri dapat memberikan manfaat maupun sumber penyakit
dibidang pangan. Banyak klasifikasi dari bakteri, salah satunya adalah bakteri
enterik patogen yang banyak menyebabkan penyakit saluran cerna pada
manusia Lebih dari 80% bakteri perusak pada makanan disebabkan oleh
bakteri enterik patogen (Walker et al., 2017).
Bakteri enterik patogen adalah bakteri yang umum menginfeksi saluran
pencernaan baik hewan maupun manusia. Bakteri tersebut banyak berasal dari
makanan dan air yang telah terkontaminasi. Bakteri tersebut merupakan
kelompok batang Gram negatif yang banyak dibiakkan di laboratorium klinis
dan paling umum menyebabkan penyakit saluran cerna. Famili yang termasuk
bakteri enterik patogen yang sering mengkontaminasi makanan mencakup
beberapa genus, diantaranya E. coli, Salmonella, Shigella, Enterobacter,
Klebsiella, Serratia, Proteus, dan lain-lain (Wallace et al., 2020).
Selain pewarnaan gram, untuk melihat sel-sel bakteri dapat juga dapat juga
dilakukan pewarnaan negatif dan pewarnaan sederhana. Pewarnaan negatif
atau pewarnaan asam merupakan salah satu teknik pewarnaan bakteri. Akan
tetapi teknik ini tidak mewarnai sel bakteri, hanya mewarnai latarbelakangnya
menjadi gelap. Pewarna yang biasa digunakan antara lain nigrosin, eosin dan
asam pikrat. Tetapi kini nigrosin tidk digunakan dalam pewarnaan, dan diganti
dengan tinta cina (Kwon et al, 2019). Sedangkan pewarnaan
sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satumacam zat warna,
dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui
morfologi dan susunan selnya. Pewarnaan ini dapat
menggunakan pewarnaan basa (Ezhil Nilavan, 2018).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukannya praktikum kali ini guna
untuk mengidentifikasi morfologi, pergerakan, bentuk serta penataan dari
bakteri Eschericha coli dan Salmonella sp. dengan cara pewarnaan bakteri
secara negatif dan pewarnaan sederhana.

1.2 Maksud dan tujuan


Maksud dan Tujuan dari praltikum ini ialah
 Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui morfologi bakteri,
mengetahui bahwa pewarnaan dapat membantu identifikasi bakteri, dan
mengetahui apakah bakteri yang diidenntifikasi dapat bergerak atau tidak.

1.3 Waktu dan tempat


 Hari, Tanggal : Kamis 30 september 2021
 Pukul : 10.00 -11.00
 Tempat : Aula E-Learning Universitas Airlangga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan ilmu yang berhubungan tentang mikroorganisme
yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang dalam melihat apa saja yang
terkandung di mikroorganisme. Bakteri adalah mahluk mikroorganimes yang
bahwasanya bakteri memiliki morfologi struktur, serat sifat-sifat yangs angat
Khas. Bakteri adalah suatu maikroorganisme yang memiliki ukuran mikroskoptik.
Selain itu, bakteri hampir tidak memiliki warna atau transparan dan sangat kontras
dengan air. Hal ini menyebabkan, mengamati bakteri dalam keadaan hidup akan
sulit. Karena hal tersbebutlah, dikembangkan teknik atau metode pewarnaan sel
gram bakteri . Teknik pewarnaan sel bakteri adalah suatu cara utama dalam
penelitian mikrobiologi. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah proses
identifikasi bakteri (Buchholz & Collins., 2013).
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan
sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak
berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan.
Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk
diidentifikasi, melihat ukuran sel, melihat struktur dalam sel bakteri serta melihat
struktur luar sel ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Macam-macam
pewarnaan antara lain pewanaan sederhana, pewarnaan negatif, dan pewarnaan
diferensial (Buchholz & Collins., 2013).

2.2 Pewarnaan sederhana


Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam
zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk
mengetahui morfologi dan susunan selnya . Pewarnaan ini dapat menggunakan
pewarnaan basa. Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling
banyak digunakan. Pewarnaan yang digunakan untuk mewarnai sel-sel bakteri
hanya digunakan satu macam zat warna saja. Pemberian warna pada bakteri atau
jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada
lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana
(Ezhil Nilavan, 2018).

2.3 Pewarnaan secara negatif


Pewarnaan negatif, digunakan untuk mewarnai latar belakang objek atau
sel, tetapi tidak mewarnai objek. Hasil pemanasan menunjukkan latar belakang
tampak hitam gelap dan sel transpran karena sel tidak mampu menyerap sel
tersebut. Cara ini banyak digunakan untuk mengetahui morfologi dan ukuran sel
serta untuk sel yang sulit terwarnai seperti Spirochaeta (Kwon et al, 2019).
Pewarnaan ini dilakukan dengan menggunakan pewarna yang bersifat asam
seperti nigrosin, tinta india atau eorsin. Pewarna dicampur dengan bakteri dan
kemudian campurannya disebar di atas cover glass . Pewarna ini tidak akan
menembus atau berikatan dengan dinding sel bakteri karena daya menolak antara
muatan negatif dan muatan negatif dinding sel bakteri. Disebut pewarnaan negatif
karena pada pewarnaan ini yang di cat adalah latar belakang pada objeknya
(bakterinya). Keuntungan pewarnaan negatif adalah sel mudah dilihat karena
kontras dengan latar belakang. Kerugian pewarnaan negatif adalah sulit dilakukan
karena butuh keterampilan dan pengalaman pada saat pembuatan apusan. Kalau
terlalu di tekan maka pewarna akan terlalu tipis, jika tidak di tekan maka hasilnya
akan terlalu tebal dan pada akhirnya akan sulit untuk mengamati sel bakteri.
Pewarna akan membentuk endapan di sekitar bakteri atau menghasilkan latar
belakang hitam sehingga tampak tidak berwarna, sementara latar belakang
berwarna gelap (Kwon et al, 2019).
BAB III
METODELOGI
3.1 Alat dan fungsi
Nama alat Fungsi
Ose bulat Digunakan untuk mengambil isolat
bakteri
Bunsen Digunakan sebagai alat sterilisasi obejl
glass dan ose yang akan digunakan
Objek glass datar Sebagai tempat meletakkan isolat
bakteri
Cover glass Untuk menutup preparat
Pemantik Untuk menyalakan api pada bunsen
Penjepit Untuk menjepit obejk glass ketika
melakukan sterilisasi
Mikroskop Untuk mengati bakteri yang di teliti

Pipet tetes Digunakan untuk mengambil tinta


cina atupun methyline blue

3.2 Bahan dan fungsi


Nama bahan Fungsi
Aquades
Isolat bakteri Sebagai objek yang diamati
Oil immersi Untuk memfokuskan preparat ketika di
amati di mikroskop
Tinta cina Digunakan untuk mewarnai latar
belakang saat mengamati preparat
bakteri pada pewarnaan negatif

Methyline blue Digunakan sebagai pewarna dalam


pewarnaan bakteri secara sederhana

3.3 Prosedur Kerja pewarnaan negatif


1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan pada laboratorium mikrobiologi
yang akan digunakan
2. Menyalakan bunsen dengan pemantik dan melakukan sterilisasi pada
ose bulat hingga berwarna merah membara
3. Melakukan sterilisasi objek gelas datar dengan cara melewatkana di
atas api bunsen menggunakan alat penjepit
4. Berikan 1 tetes tinta cina diatas objek glass
5. Mengambil isolat bakteri secukupnya menggunakan ose yg telah di
sterilkan, kemudian di campurkan kpada tinta cina hingga merata
6. Preparat kemudian di keringkan kemudian di tututp menggunakan
cover glass, preparat bakteri siap diamati diatas mikroskop

3.3.1 prosedur kerja pewarnaan sederhana


 Meniapkan seluruh alat dan bahan pada laboratorium mikrobiologi
yang akan digunakan
 Menyalakan bunsen dengan pemantik dan melakukan sterilisasi
pada ose bulat hingga berwarna merah membara
 Melakukan sterilisasi objek gelas datar dengan cara melewatkana
di atas api bunsen menggunakan alat penjepit
 Berikan 1 tetes aquades diatas objek glass
 Mengambil isolat bakteri secukupnya menggunakan ose yg telah di
sterilkan, kemudian di campurkan kepada aquades hingga merata
 Preparat kemudian divikasi dengan cara di lewat lewatkan di atas
api bunsen kemudian di tututp menggunakan cover glass, preparat
bakteri siap diamati diatas mikroskop
 Kemudian memeberikan methylenblue sebanyak 1 tetes kemudian
dilakukan viksasi dengan cara dilewat lewaykan di atas api bunsen
secara aseptis dan jagan sampai preparat mendidih
 Lalu tunggu preparat hingga dingin kemudian berikan satu tetes oil
 Preparat sederhana siap diamati dibawah mikroskop.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
N Nama Bakteri Jenis Bentuk Sifat Penataan
O Perlakuan Bakteri
(motil/no
n motil)
1. Salmonella sp. Pewarnaan Salmonella sp. Motil Monobasil.
negatif adalah bakteri
(Tinta cina) bentuk batang,
pada
pengecatan
gram berwarna
merah muda
(gram negatif).
Salmonella sp.
berukuran 2 y
sampai 4 y x
0:6 j,
mempunyai
flagel (kecuali
Salmonela
galnarnum
dan Salmonela
pumorwn), dan
tidak berspora
(Parija, 2012).

2. Escherichia Pewarnaan Escherichia Non motil Diplobasil.


coli sederhana coli
(Methyline merupakan
blue) bakteri Gram
negatif
berbentuk
batang pendek
yang memiliki
panjang sekitar
2 μm, diameter
0,7 μm, lebar
0,4-0,7μm dan
bersifat
anaerob
fakultatif.
Tidak
ditemukan
spora, selnya
bisa tunggal,
berpasangan,
rantai pendek
dan biasanya
tidak
berkapsul.
E.coli
membentuk
koloni yang
bundar,
cembung, dan
halus dengan
tepi yang nyata
((Meng et al,
2012).

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pewarnaan Negatif
1. Pengertian
Pewarnaan negatif atau pewarnaan asam merupakan salah satu
teknik pewarnaan bakteri. Akan tetapi teknik ini tidak mewarnai sel
bakteri, hanya mewarnai latarbelakangnya menjadi gelap. Zat warna
yang digunakan tidak akan mewarnai sel, akan tetapi mewarnai
lingkungan sekitar sehingga sel bakteri tampak transparan. Dalam
kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan
negatif dan senyawa pewarna akan bermuatan yang sama sehingga
ditolak oleh dinding sel. Pewarna yang biasa digunakan antara lain
nigrosin, eosin dan asam pikrat. Tetapi kini nigrosin tidk digunakan
dalam pewarnaan, dan diganti dengan tinta cina (Kwon et al, 2019).
2. Tujuan
Pewarnaan negatif, digunakan untuk mewarnai latar belakang
objek atau sel, tetapi tidak mewarnai objek. Hasil pemanasan
menunjukkan latar belakang tampak hitam gelap dan sel transpran karena
sel tidak mampu menyerap sel tersebut. Cara ini banyak digunakan untuk
mengetahui morfologi dan ukuran sel serta untuk sel yang sulit terwarnai
seperti Spirochaeta (Kwon et al, 2019).
3. Analisa Prosedur Kerja
Pada tahap pertama yaitu menyalakan api unsen menggunakn
pemantik kemudian melakukan pembakaran ose bulat dan objekglass
pada bunsen, hal tersebut bertujuan untuk mensterikalkan ose bulat dan
objekglass. Proses ini termasuk dalam sterilisasi secara fisik. Sterilisasi
secara fisik adalah proses sterilisasi yang dilakukan dengan cara
melakukan pemanasan dan penyinaran. Pemanasan (pembakaran) secara
pangsung seperti pemanasan jarum ose atau pinset (Beyl., 2018).
Pada tahap selanjutnya yaitu memberikan 1 tetes tinta cina diatas
objekglass pada salah satu ujungnya. Selanjutnya pengambilan bakteri
kemudian diletakkan diatas objekglass. Penempatan koloni bakteri
tersebut tidak boleh terlalu tebal karena untuk memudahkan pengamatan
(Velji & Albright., 2018). Proses pengecatan dengan mengoleskan
pewarna dengan bakteri dari gelas objek ke gelas objek lainnya. Preparat
yang sudah diberi warna kemudian dikeringkan tanpa dilakukan fiksasi
atau pemanasan. Hal ini disebabkan karena fiksasi akan membuat sel
bakteri tidak terlihat jelas karena panas akan membuat pengecatan
menjadi hitam. Terakhir yaitu menutup preparat menggunakan
coverglass kemudian ditetesi oil immersi sebanyak 1-2 tetes. Penggunaan
oil immersi bertujuan untuk memfokuskan pengamatan preparat saat
dilihat atau diamati dibawah mikroskop (Khan et al., 2018).
4. Analisa Bakteri Salmonella sp.
Salmonella sp. pertama ditemukan (diamati) pada penderita demam
tifoid pada tahun 1880 oleh Eberth dan dibenarkan oleh Robert Koch
dalam budidaya bakteri pada tahun 1881 (Merino et al, 2019). Salmonella
sp. adalah bakteri bentuk batang, pada pengecatan gram berwarna merah
muda (gram negatif). Salmonella sp. berukuran 2 μm sampai 4 x 6 μm,
mempunyai flagel (kecuali Salmonela galnarnum dan Salmonela
pumorwn), dan tidak berspora. Habitat Salmonella sp. adalah di saluran
pencernaan (usus halus) manusia dan hewan. Suhu optimum pertumbuhan
Salmonella sp. ialah 37”C dan pada pH 6-8. Salmonella sp. adalah bakteri
Gram negatif yang berbentuk batang, berukuran 1-3µm, tidak membentuk
spora, bersifat motil, dan tumbuh optimum pada suhu 37˚C dan pH 6,8
(Merino et al, 2019).
Berdasarkan hasil pengamatan pergerakan bakteri cenderung pasif
dan arah pergerakannya tak menentu, sel bakterinya berbentuk bulat
lonjong dengan warna transparan pada membran luarnya dan tanpa
dilengkapi inti. Pengamatan salmonella sp menggunakan pewarnaan
negatif di bawah mikroskop, terlihat pergerakan bakteri cenderung pasif
Protozoa ini berbentuk elips/lonjong.

4.2.2 Pewarnaan Sederhana


1. Pengertian
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu
macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri
dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya . Pewarnaan ini
dapat menggunakan pewarnaan basa (Ezhil Nilavan, 2018).
2. Tujuan
Pewarnaan sederhana ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat bentuk
sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya . (Ezhil
Nilavan, 2018).
3. Analisa Prosedur Kerja
Pada tahap pertama yaitu menyalakan api unsen menggunakn
pemantik kemudian melakukan pembakaran ose bulat dan objekglass
datar pada bunsen, hal tersebut bertujuan untuk mensterikalkan ose bulat
dan objekglass datar. Proses ini termasuk dalam sterilisasi secara fisik.
Sterilisasi secara fisik adalah proses sterilisasi yang dilakukan dengan
cara melakukan pemanasan dan penyinaran. Pemanasan (pembakaran)
secara pangsung seperti pemanasan jarum ose atau pinset (Beyl., 2018).
Setelah proses sterilisasi selesai selanjutnya membrikan 1 tetes
aquades pada objekglass. Kemudian mengambil bakteri dan diletakkan
diatas objekglass. Penempatan koloni bakteri tersebut tidak boleh terlalu
tebal karena untuk memudahkan pengamatan (Velji & Albright., 2018).
Selanjutnya yaitu proses pemberian warna pada bakteri dengan
menambahkan pewarna berupa methyline blue sebanyak 1 tetes pada
isolat bakteri, kemudian difiksasi kembali pada api bunsen. Pemberian
methyline blue sebagai zat pewarna bertujuan karena untuk membantu
sel bakteri menjadi terlihat dan mengetahui morfologi dari bakteri pada
saat dilakukan pengamatan (Tucker et al, 2018). Terakhir yaitu menutup
preparat menggunakan coverglass kemudian ditetesi oil immersi
sebanyak 1-2 tetes. Penggunaan oil immersi bertujuan untuk
memfokuskan pengamatan preparat saat dilihat atau diamati dibawah
mikroskop (Khan et al., 2018).
4. Analisa Bakteri Escherichia coli
Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari family
Enterobacteriaceae. Bakteri ini merupkan spesies dengan habitat alami
dalam saluran pencernaan manusia maupun hewan. Escherichia coli
pertama kali diidentifikasi oleh Theodor Escherich dari tinja seorang anak
kecil pada tahun 1985. Nama Escherich diberikan pada tahun 1920 sebagai
penghargaan terhadap Theodor Escherich (Meng et al, 2012).
Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang
pendek yang memiliki panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4-
0,7μm dan bersifat anaerob fakultatif. Tidak ditemukan spora, selnya bisa
tunggal, berpasangan, rantai pendek dan biasanya tidak berkapsul. E. coli
membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus dengan tepi yang
nyata. Bakteri in tiidak mempunyai nukleus, organel terbungkus membran
maupun sitoskeleton. E. Coli memilik iorganel eksternal yakni pili yang
merupakan filament tipis untuk menangkap substrat spesifik dan flagel
yang merupakan filament tipis dan lebih panjang untuk berenang.
Pembiakkan bakteri E.coli bersifat aerob atau anaerob fakultatif,
pertumbuhan optimum pada suhu 37°C. Bakteri E.coli tumbuh baik pada
hampir semua media yang biasa dipakai dilaboratorium mikrobiologi,
pada media yang dipergunakan untuk isolasi kuman enterik, sebagian
besar strain E. coli tumbuh sebagai koloni yang meragilaktosa. E.coli juga
bersifat aerofilik (Meng et al, 2012).
Hasil dari praktikum pengamatan bakteri Escherichia coli
menggunakan pewarnaan sederhana yaitu bakteri berwarna merah dan
berbentuk basil. Warna merah menandakan bahwa bakteri tersebut
merupakan bakteri gram negatif hal tersebut sesuai dengan pendapat
(Grohmann, et al., 2018). yang menyatakan bahwa bakteri Gram negatif
akan berwarna merah atau merah muda saat diamati di bawah mikroskop.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pembuatan preparat natif dan tetes bergantung menggunakan dua bakteri yaitu
Eschericha coli dan Salmonella sp. Bakteri Eschericha coli memiliki sifat
pergerakan non motil yaitu tidak aktif atau tidak bergerak, sedangkan bakteri
Salmonella sp. memiliki sifat pergerakan motil yaitu aktif atau bergerak. Kedua
bakteri tersebut merupakan bakteri yang mempunyai sifat gram negatif atau
dilambangkan dengan warna merah pada saat dilakukan pengamatan dibawah
mikroskop. Bakteri Eschericha coli berbentuk batang pendek yang memiliki
panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4-0,7μm, penataan diplobasil dan
bersifat anaerob fakultatif serta memiliki sifat pergerakan yang pasif atau non
motil. Sedangkan bakteri berukuran 2 μm sampai 4 x 6 7 μm, mempunyai flagel
(kecuali Salmonela galnarnum dan Salmonela pumorwn), tidak berspora,
penataan monobasil, serta memiliki sifar gerak motil.

5.2 Saran
Saran saya ialah perlu adanya metode penilitian lebih lanjut akan upaya
peningkatan pengetahuan dan wawasan sebagai salah satu cara memaksimalakan
proses belajar bagi mahasiswa perikanan dan kelautan. dengan metode online
sekarang ini kurang faham atau jelas tentang cara kerja alat mikrobiologi dan
bentuk secara langsung karena hanya berbekal demgan jurnal -jurnal yang dibaca
dan dipahami sehingga kurang mengenal secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Beyl, C. A. (2018). Getting started with tissue culture media preparation, sterile
technique, and laboratory equipment. In Plant tissue culture concepts
and laboratory exercises (pp. 21-38). Routledge.
Buchholz, K., & Collins, J. (2013). The roots—a short history of industrial
microbiology and biotechnology. Applied microbiology and
biotechnology, 97(9), 3747-3762.
Ezhil Nilavan, S. (2018). Staining methods. Mumbai Research Centre of ICAR-
Central Institute of Fisheries Technology, Vashi, India.
Grohmann, E., Christie, P. J., Waksman, G., & Backert, S. (2018). Type IV
secretion in Gram‐negative and Gram‐positive bacteria. Molecular
microbiology, 107(4), 455-471.
Khan, S., Ul-Islam, M., Ikram, M., Islam, S. U., Ullah, M. W., Israr, M., ... &
Park, J. K. (2018). Preparation and structural characterization of
surface modified microporous bacterial cellulose scaffolds: A
potential material for skin regeneration applications in vitro and in
vivo. International journal of biological macromolecules, 117, 1200-
1210.
Kwon, H. Y., Liu, X., Choi, E. G., Lee, J. Y., Choi, S. Y., Kim, J. Y., ... & Chang,
Y. T. (2019). Development of a Universal Fluorescent Probe for
Gram‐Positive Bacteria. Angewandte Chemie, 131(25), 8514-8519.
Meng, J., LeJeune, J. T., Zhao, T., & Doyle, M. P. (2012). Enterohemorrhagic
Escherichia coli. Food microbiology: Fundamentals and frontiers,
287-309.
Merino, L., Procura, F., Trejo, F. M., Bueno, D. J., & Golowczyc, M. A. (2019).
Biofilm formation by Salmonella sp. in the poultry industry:
Detection, control and eradication strategies. Food Research
International, 119, 530-540.
Tucker, D., Lu, Y., & Zhang, Q. (2018). From mitochondrial function to
neuroprotection—an emerging role for methylene blue. Molecular
neurobiology, 55(6), 5137-5153.
Velji, M. I., & Albright, L. J. (2018). Improved sample preparation for
enumeration of aggregated aquatic substrate bacteria. In Handbook of
methods in aquatic microbial ecology (pp. 139-142). CRC Press.

Anda mungkin juga menyukai