Anda di halaman 1dari 3

Nama : Joel Sapriantoni Simanjuntak

NIM : 2006541013

Konsentrasi Tanah

Praktikum Pathogen Penyakit Tumbuhan

CARA IDENTIFIKASI MORFOLOGI JAMUR DAN BAKTERI

1. Identifikasi Morfologi Jamur

langkah-langkah identifikasi jamur sebagai berikut :

a. Langkah pertama yang di lakukan adalah disiapkan alat dan bahan. Alat-alat nya antara
lain jarum loop untuk menginokulasi sampel dari media padat ke cair atau sebalik nya,
cover glass untuk menutup objek di objek glass, objek glaas cekung untuk tempat
diletakan objek, mikroskop untuk mengamati mikroorganisme dan pergerakan halus yang
tidak terlihat oleh mata telanjang, bunsen untuk pengkondisian aseptis, cawan petri
tempat melakukan penanaman jamur, sprayer tempat alkohol.
Sedangkan bahan-bahan yang di gunakan ialah Nafis sebagai media pembiakan bakteri
jamur, Koran untuk membungkus cawan petri, Tali untuk mengikat cawan petri yang
telah di bungkus koran, Alkohol 70% Sebagai pengkondisian aseptis dan mensterilkan
tangan saat melakukan pembiakan jamur, Aquadest sebaagai pelarut.

b. Langkah selanjut nya adalah di ambil cawan petri yang berisi jamur dalam PDA dari
dalam incase.
c. Kemudian di panaskan jarum loop di atas bunsen untuk pengkondisian aseptis lalu di
dinginkan dengan menggoreskan jarum loop di media yang tidak ada jamur nya.
d. Setelah itu di ambil jamur yang ber hifa, proses ini di lakukan di dekat bunsen untuk
pengkondisian aseptis. Jamur di goreskan pada cover glass, lalu di tetesi NaFis karena
NaFis merupakan larutan isotonik.
e. Setelah itu cover glass ditutup dengan objek glass cekung dan di ballik agar hifa tidak
rusak sehingga dapat diamati.
f. Lalu diamati preparat dibawah mikroskop dan di gambar hasilnya

Untuk pengamatan mikroskopis, sebelumnya dibuat preparat dengan meletakkkan koloni jamur
diatas gelas objek, ditetesi dengan aquades dan laktofenol untuk pemotretan. Ditutup dengan
gelas penutup dan diamati dibawah mikroskop, terutama terhadap struktur reproduksinya
( Handjani et.al, 2006 )

2. Identifikasi morfologi Bakteri

Identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan dua cara baik secara morfologi ataupun secara
fisiologi, identifikasi yang dilakukan secara morfologi dapat meliputi bentuk koloni, struktur
koloni, bentuk sel, ukuran sel, dan pewarnaan bakteri.
Pengamatan morfologi kemudian dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu pengamatan secara
makroskopis dan mikroskopis, pengaman makroskopis dilakukan dengan cara mengamati
mikroorganisme pada bagian-bagian yang nampak dan dapat dilihat dengan mata telanjang,
seperti bentuk koloni, tepian koloni, elevasi koloni dan permukaan koloni (Cappucino &
Sherman, 1987). Sedangkan pengamatan mikroskopis digunakan pada saat ingin mengamati
pergerakan, dan pembelahan secara biner, mengamati bentuk dan ukuran sel yang alami, yang
pada saat mengalami fiksasi panas serta selama proses pewarnaan mengakibatkan beberapa
perubahan (Koes, 2006).

Pemeriksaan Mikroskopis

a. Pemeriksaan Langsung Pemeriksaan langsung digunakan untuk mengamati pergerakan, dan


pembelahan secara biner, mengamati bentuk dan ukuran sel yang alami, yang pada saat
mengalami fixasi panas serta selama proses pewarnaan mengakibatkan beberapa perubahan.
Cara yang paling baik adalah dengan membuat sediaan tetesan gantung.

b. Pewarnaan Teknik pewarnaan dikelompokkan menjadi beberapa tipe, berdasarkan respon sel
bakteri terhadap zat pewarna dan sistem pewarnaan yang digunakan.

1). Untuk pemisahan kelompok bakteri digunakan pewarnaan Gram, dan pewarnaan acidfast
/tahan asam untuk Mycobacterium..

2). Untuk melihat struktur digunakan pewarnaan flagel, pewarnaan kapsul, pewarnaan spora, dan
pewarnaan nukleus. Pewarnaan Neisser atau Albert digunakan untuk melihat granula
metakromatik (volutin bodies) pada Corynebacterium diphtheriae.

Sumber:

Pelczar, dan Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobilogi I. UI Press : Jakarta.

Schelgel. 1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada : Yogyakarta.

Sumiarsih. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
UVN Veteran : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai