Anda di halaman 1dari 4

Keadaan Sosial Ekonomi

1. Kependudukan
Dari data kependudukan diketahui bahwa jumlah penduduk di wilayah kerja BPDAS Barito
sebanyak 3.795.307 jiwa, dimana 3.396.680 jiwa berada di Provinsi Kalimantan Selatan dan
sisanya berada di Provinsi Kalimantan Tengah (4 kabupaten). Jika dilihat pada aspek
pertumbuhan penduduk maka di Kalimantan selatan rata-rata lebih dari 1 % per tahun, dan di
Kalimantan Tengah kurang dari 1 % pertahun. Pertambahan penduduk yang cepat umumnya
disebabkan karena sarana dan prasarana yang lebih memadai serta kemudahan akses dari aspek
kesehatan, komunikasi serta pelayanan pemerintahan. Secara rinci data pertumbuhan penduduk
di wilayah kerja BPDAS Barito
Tabel 18. Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan rata-rata di wilayah kerja BPDAS Barito
Sumber Data: BPS, Kalimantan Selatan Tahun 2007 dan Kalimantan Tengah Dalam Angka tahun
2006.
Kepadatan penduduk secara geografis tertinggi terdapat di Kota Banjarmasin yaitu 7.884
jiwa/km2, artinya bahwa pada saat ini jumlah penduduk yang menempati lahan seluas 1 km2
adalah 8.470 jiwa dan yang terendah terdapat di Kabupaten Murung raya, yaitu 3,6 jiwa/km2.

2. Mata Pencaharian dan Pendapatan


Sumber pendapatan penduduk yang berasal dari lahan sangat besar pengaruhnya pada sumber
daya alam itu sendiri, apabila petani hanya mengandalkan hidupnya dari lahan itu saja. Jumlah
penduduk bekerja dalam suatu wilayah akan sangat menentukan tingkat pertumbuhan khususnya
dimana sumber mata pencaharian itu berada.

Pendapatan masyarakat dari sektor pertanian umumnya berasal dari usaha persawahan dan
ladang, dimana lahan yang diusahakan terutama berada di daerah hilir yaitu Kabupaten Banjar,
kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten tanah laut. Umumnya tanah didaerah tersebut
mengandung kadar ke asaman cukup tinggi.
 
3. Pemilikan dan Penggunaan Lahan

Luas pemilikan lahan pertanian dalam suatu wilayah akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL), mengingat petani merupakan aktor
utama dalamnya. Dengan demikian, mencapai tujuan RHL yaitu pemulihan kerusakan hutan dan
lahan maka perlu diketahui jumlah petani dalam suatu DAS. Di wilayah kerja BPDAS Barito,
jumlah petani akan mencerminkan sejauhmana kemampuan kita dalam merehabilitasi lahan.

Kabupaten Banjar mempunyai jumlah kepala keluarga petani terbanyak dibandingkan kabupaten
lain, hal ini disebabkan karena luasnya wilayah di kabupaten ini serta tanah di kabupaten banjar
lebih cocok untuk kegiatan pertanian baik pada daerah hulu (podsolik merah kuning) sampai
dengan daerah hilir (alluvial dan organosol gleihumus).

4. Pola Usahatani dan Produksi Pertanian


Pola usaha tani yang umumnya berkembang di masyarakat pada wilayah kerja BPDAS Barito
yaitu tanaman semusim, dengan mengandalkan hujan sebagai sumber airnya atau hanya sebagian
kecil yang mengandalkan irigasi.

Jika dilihat berdasarkan wilayah administrasi, maka jenis pertanian yang lebih banyak
diusahakan adalah padi sawah dan kabupaten Barito Kuala merupakan penghasil padi terbesar di
Kalimantan Selatan yakni 316.312 ton pertahun dengan luas lahan 91.893 ha atau 3,4 ton/ha
pertahun. Secara geografis kabupaten Barito kuala merupakan daerah hilir dengan jenis tanah
organosol gleihumus yang pada umumnya merupakan tanah yang kaya akan unsur hara hasil
pelapukan bahan organik. Pada umumnya jenis tanah di wilayah ini memiliki tingkat keasaman
tanah yang cukup tinggi sehingga perlu perlakuan yang lebih terhadap lahan yang secara
langsung perlu biaya tambahan dalam produksi pertanian.

5. Pendidikan
Tingkat pendidikan rata-rata yang dimiliki penduduk dalam suatu wilayah akan menggambarkan
sejauhmana dan cepat tidaknya adopsi kegiatan konservasi tanah dan air dalam hal ini kegiatan
rehabilitasi hutan dan lahan.

Pada umumnya di setiap kecamatan di Provinsi Kalimantan Selatan telah terdapat paling sedikit
1 (satu) sekolah tingkat SLTA (SMA) dan 3 (tiga) SLTP (SMP) atau sederajat. Sehingga rata-rata
pendidikan minimum yang telah dijalani oleh masyarakat di Provinsi Kalimantan Selatan saat ini
adalah setingkat SLTA atau sederajat.
Untuk 4 (empat) Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang termasuk dalam wilayah kerja
BPDAS Barito yaitu Kabupaten Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, dan Murung Raya
umumnya tingkat pendidikan masyarakat masih rendah dimana lapangan pekerjaan lebih
mengandalkan pemanfaatan sumber daya alam (hutan). Infrastruktur pendidikan pada 4 (empat)
kabupaten ini masih relatif sedikit dimana pada setiap kecamatan hanya terdapat 2 – 3 buah
SLTP (SMP), sedangkan SLTA (SMA) hanya terdapat di ibukota Kabupaten dengan jarak rata-
rata puluhan kilometer dari tiap kecamatan.

6. Sarana dan Prasarana Perekonomian


a.Pasar
Keberadaan pasar dan bentuknya mempunyai peranan penting terhadap mata rantai pemasaran
hasil produk-produk usaha tani dan berperan sangat besar terhadap percepatan pengembangan
perekonomian pedesaan.

Pada wilayah kerja BPDAS Barito diketahui bahwa dari 155 Kecamatan yang ada sudah terdapat
pasar yang sedang ber-kembang, dimana diharapkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan
perekonomian pedesaan. Disisi lain dibeberapa wilayah pedesaan juga sudah terdapat pasar
namun tingkat kecukupanya dan intensitasnya masih belum memadai.

b.Bank dan Koperasi

Bank dan Koperasi mempunyai peranan penting dalam aksebilitas pasar kredit formal guna
memberi penguatan dan menumbuh kembangkan permodalan usaha tani di wilayah pedesaan.
Berdasarkan data bahwa di seluruh Kecamatan sebanyak 529 Bank dan Koperasi terdapat pada
wilayah kerja BPDAS Barito bahkan terdapat pula yang berada pada wilayah pedesaan.
Apabila Bank dan Koperasi yang ada mampu mendorong secara aktif kepada petani dan usaha
taninya dalam memanfaatkan ketersediaan permodalan yang dapat digunakan untuk peningkatan
usaha tani maka niscaya pengembangan perekonomian pedesaan yang berbasis pada sektor
pertanian akan dapat berkembang pesat.

c. Perhubungan dan Komunikasi

Aksesbilitas antar wilayah dengan jaringan komunikasi mempunyai peranan penting dalam
pengembangan perekonomian pedesaan yang berbasis pertanian dan kehutanan. Penataan dan
memper-lancar jaringan jalan terutama jalan penghubung usaha pertanian antar wilayah pedesaan
serta sistem komunikasi hingga mampu menyentuh seluruh pedesaan adalah hal yang yang tidak
bisa ditunda lagi dan perlu percepatan program tersebut. Berdasarkan kondisi lapangan
dibeberapa wilayah pedesaan kondisinya kurang memadai dan perlu peningkatan kwalitasnya.
Keadaan sarana prasarana perhubungan dan komunikasi secara umum belum mencukupi.

7. Sarana Transportasi
a. Transportasi Sungai

Sungai-sungai yang dapat dilayari antara lain adalah Sungai Barito, Sungai Negara, Sungai
Tabalong, Sungai Alalak, Sungai Martapura dan Sungai Balangan. Sungai Barito dan Sungai
Kapuas sudah sejak waktu lampau merupakan Jalur Transportasi utama di kawasan ini. Sungai
Barito dari Muara (Wilayah Kalimantan Selatan) sampai ke hulu mempunyai panjang lebih
kurang 900 Km dengan ruas yang dapat dilayari sepanjang lebih kurang 700 Km. Sedangkan
Sungai Kapuas Mempunyai Panjang lebih kurang 600 Km dengan ruas yang dapat dilayari lebih
kurang 420 Km.

b. Transportasi Darat

Perkembangan perekonomian suatu daerah sangat dipengaruhi oleh lancarnya tahapan distribusi.
Salah satunya tergantung kondisi sarana dan prasarana angkutan. Salah satu prasarana angkutan
khususnya angkutan darat adalah mutu jalan. Pada tahun 2006 tercatat panjang jalan Nasional
876 km dan jalan Provinsi di Kalimantan Selatan 1.056,38 km. Total panjang jalan Nasional dan
Provinsi 1.932,38 km dari jalan sepanjang 694,03 km atau sekitar 35,9 %. Untuk kondisi jalan
yang rusak parah yaitu sepanjang 285,11 km atau 14,8 %.

Sumber : link yg dikasih ibu amelia

Anda mungkin juga menyukai