Anda di halaman 1dari 3

A.

Lombok Utara
a. Alasan memilih: karena beberapa alasan, pertama Kabupaten Lombok Utara ini memiliki potensi
wisata alam dan budaya yang sangat unik yang hanya bisa ditemukan di kabupaten ini, dan yang
kedua dilihat dari data Bada Pusat Statistik presentase kemiskinan penduduk Kabupaten Lombok
Utara ini setiap tahunnya menurun drastis begitu juga dengan jumlah pengangguran terbuka, selain
itu dari sisi IPM pun Kabupaten Lombok Utara ini selalu meningkat dengan baik.
b. Alasan pemekaran: untuk mempercepat pembangunan serta pendekatan pelayanan masyarakat
yang mana adanya perpindahan Ibukota Kabupaten Lombok Barat membuat jarak tempuh
masyarakat Kabupaten Lombok Barat bagian utara ke pusat pemerintahan semakin jauh, maka dari
itu masyarakat menuntut Bupati Kabupaten Lombok Barat untuk melakukan pemekaran Kabupaten
Lombok barat.
c. Potensi : perkebunan, laut (wisata alam laut dan pantai, wisata bahari, pegunngan dan air terjun,
kekayaan akan budaya (situs budaya masjid kuno, desa tradisional yang menjadi destinasi wisata)
d. Dampak pada Kab awal:
Dalam skala secara luas dampak yang dirasakan mungkin tidak begitu parah karena kedua daerah
sama-sama memilki potensi yang cukup baik untuk menunjang pendapatan daerah. Karena Jika
dibandingkan dengan Kabupaten/Kota di Provinsi NTB, perentase penduduk miskin Lombok Barat
menempati peringkat ke 7. Persentase penduduk miskin pada 2021 sebesar 14,47 persen, sedikit
lebih tinggi dibandingkan Provinsi NTB. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 0,19 poin
dibandingkan tahun 2020. Terlihat hanya Kota Bima dan Kota Mataram yang telah berhasil mencapai
persentase penduduk miskin di bawah satu digit. Dilihat dari perekonomian, Perekonomian Provinsi
Nusa Tenggara Barat dapat tercermin dari Produk Domestik Regional Bruto yang disusun setiap
tahunnya. Nilai PDRB NTB merupakan akumulasi dari nilai perekonomian yang dihasilkan oleh seluruh
Kabupaten/Kota di wilayah NTB. Lombok Barat berperan sekitar 10,99 persen dari total
perekonomian NTB dan berada pada peringkat ke lima diantara seluruh kabupaten/kota di NTB.
Sementara itu, peranan tertinggi yang menyokong perekonomian Nusa Tenggara Barat adalah
Kabupaten Sumbawa Barat yang mencapai 16,96 persen dan peranan terendah berasal dari Kota
Bima yang menyumbang sekitar 3,07 persen.

e. Faktor poleksosbud

B. Kabupaten Pangandaran

a. Alasan memilih:
b. Alasan pemekaran: Adanya potensi bahari yang bisa digali secara optimal untuk dijadikan destinasi
wisata nasional karena adanya Cagar Alam Pananjung; Potensi wilayah yang dimanfaatkan membuat
wilayah tersebut perlu mengelola sendiri potensi-potensi yang ada mulai dari pembenahan kawasan
dan juga pembangunan infrastrukturnya; Pembentukan Kabupaten Pangandaran dimaksudkan untuk
mendorong peningkatan pelayanan dibidang pemerintahan, pembangunan,dan kemasyarakatan,
serta kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah untuk penyelenggaraan otonomi daerah
c. Potensi:
d. Dampak bagi kabupaten awal sblm pemekaran:
Pembangunan infrastruktur dan pelayanan publiknya belum merata; Perkembangan Perekonomian
Dan Kinerja Pemerintah Daerah tidak berjalan dengan baik; Pertumbuhan ekonomi yang kecil
membuat angka kesejahteraan masyarakat masih dibawah rata-rata; Kualitas pelayanan kesehatan
masih kurang karena minimnya alat-alat medis yang mumpuni; Fasilitas pendidikan masih kurang.
e. Faktor poleksosbud:
- Politik: Rawan konflik dari segi keamanan politik
- Ekonomi:> Mayoritas perkerjaan masyarakat menjadi nelayan & pengelola wisata; Masih
tergolong kategori masyarakat berpenghasilan rendah; Masyarakat rata-rata memiliki toko
sourvenir hiasan; Sektor utama pendapatan kabupaten masih dipegang sector pariwisata;
Pembangunan sarana & pra-sarana sekarang yang lebih baik
- Sosial: Masyarakat mayoritas memakai Bahasa sunda untuk berkomunikasi; Migrasi penduduk
yang cukup besar; Peran masyarakat yang selalu menjaga kebersihan pangandaran
- Budaya: RONGGENG GUNUNG merupakan tarian khas pangandaran; Kitab Kacijulangan
merupakan warisan budaya; Kitab Kacijulangan ditulis dalam huruf Arab Pagon berbahasa Jawa;
Dari makanan terdapat terasi pangandaran yang terkenal dengan wangi dan rasanya yang enak.

C. Kabupaten Lombok

a. Alasan memilih:
Alasan pemekaran: Kabupaten Raja Ampat merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong
berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 tanggal 11 Desember 2002 tentang
Pembentukan Kabupaten Raja Ampat. untuk memacu pembangunan di Provinsi Papua pada
umumnya, serta Kabupaten Sorong khususnya, serta adanya aspirasi yang berkembang dalam
masyarakat, dipandang perlu meningkatkan penyelenggaran pemerintahan, pelayanan kepada
masyarakat, dan pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dengan
memperhatikan hal tersebut di atas dan perkembangan kemampuan ekonomi, potensi daerah,
kondisi sosial budaya, kondisi sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan pertimbangan lainnya,
maka dipandang perlu untuk membentuk Kabupaten Raja Ampat. Pemekaran ini diharapkan dapat
mendorong peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan,
serta memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah.
b. Potensi: wilayah dan penduduk, flora dan fauna, pertanian dan perkebunan, perairan/maritim,
kehutanan, bahan galian tambang.
c. Dampak bagi kabupaten awal sblm pemekaran: Setelah pemekaran, laju PDRB per kapita di
Kabupaten Sorong terus mengalami penurunan dari Rp.21.893.358,80 juta pada Tahun 2003 dan
menjadi Rp.19.739.556,17 juta pada Tahun 2007 dengan rata-rata laju pertumbuhan mencapai
21,17%. Tingginya laju ini dipicu karena tidak dihitung lagi penduduk yang ada di dua wilayah
pemekaran baru yaitu Raja Ampat dan Sorong Selatan pada Tahun 2002, sehingga secara nominal
pembaginya menjadi kecil; Laju pertumbuhan pada 5 Tahun setelah pemekaran (2003-2007)
Kabupaten Sorong menunjukkan kecenderungan tumbuh positif pada tingkat 2,07%. Setelah
pemekaran subsektor kehutanan merupakan penyumbang terbesar di sektor pertanian (35,14%),
disusul subsektor tanaman bahan makanan yang menyumbang sebesar (27,47%); Setelah pemekaran,
sektor pertambangan dan penggalian tetap menjadi penyumbung terbesar dan peringkat pertama
bagi perekonomian Kabupaten Sorong. Pada Tahun 2003 sektor ini menyumbang Rp.976.763,19 juta
(59,97%), kenaikan tertinggi terjadi pada Tahun 2004 mencapai 56,45% (Rp.1.009.897,11 trilyun).

d. Faktor poleksosbud:
- Kabupaten Raja Ampat sesuai dengan UU RI No. 26 Tahun 2002, terdiri dari 7 distrik. Sejalan
dengan perkembangan kabupaten, maka hingga tahun 2010 telah terjadi beberapa kali
pemekaran distrik dan kampung, sehingga pada saat ini kabupaten ini telah menjadi 24 distrik
- Indeks Pembangunan manusia Kabupaten Raja Ampat dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan walaupun tidak yang signifikan
- Jumlah persentase penyelesaian tindak pidana yang telah dilakukan dari tahun ke tahun, yaitu:
Tahun 2017 sebesar 51,4%; Tahun 2018 sebesar 40%; Tahun 2019 sebesar 81%

D. Kabupaten Padang Lawas Utara

a. Alasan memilih:
Padang lawas Utara merupakan kabupaten yang lahir dari hasil pemekaran dari kabupaten tapanuli
selatan. Dahulu kabupaten tapanuli selatan memiliki wilayah yang sangat luas, yaitu akumulasi
wilayahnya sebesar 40% dari Provinsi Sumatera Utara. Hasil pemekaran kabupaten Tapanuli Selatan
melahirkan 3 Kabupaten baru, yaitu Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, dan
Kabupaten Padang Lawas Utara. Menurut data BPS tahun 2022, Kabupaten Padang Lawas utara
memiliki sebanyak 28.370 ribu penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan, yang sekaligus
menyumbang 9,92% angka kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara. Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di padang lawas utara yang sebesar 70,11. Hal tersebut masih dibawah dari rata-rata Sumatera
Utara yaitu 72. Jarang tereksposnya kabupaten ini baik di internet maupun media sosial, sehingga
kami mencoba untuk menggali kabupaten demikian
b. Alasan pemekaran:
Sejarah terbentuknya Kabupaten Padang Lawas Utara dengan tujuan dibentuk sesuai dengan Undang-
undang Nomor 37 Tahun 2007 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2007. Hal mana rintisan menjadi
Kabupaten yang baru sejak tahun 1990 an. Pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara didasarkan
pada penilaian kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas wilayah kependudukan dan pertimbangan
dari aspek sosial politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan serta dengan meningkatkan beban
tugas volume kerja dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
c. Potensi: pertanian, perkebunan, pertambangan.
d. Dampak bagi kabupaten sblm nya:
Tapanuli Selatan berhasil menjadi salah satu kabupaten dengan persentase penduduk miskin yang
rendah di Sumatera Utara (Hanya 8,8 persen) dan IPM yang cukup bersaing , yaitu sebesar (70,33
persen), data ini masih lebih baik daripada pecahan kabupaten Tapanuli Selatan.

e. Faktor poleksosbud:> Suku Batak Mandailing; 98% Mayoritas Beragama Islam; Bahasa Batak
(Mandailing); Memiliki Garis Keturunan Minang; Menjunjung Tinggi Agama Islam dengan Akulturasi
Budaya Batak; Mayoritas Petani (Sawah, Karet, Sawit, dan Komoditi Perkebunan lainnya); Pekerjaan
lainnya : Supir Bus/Travel, Usaha Rumah Makan, Usaha Home Industry Kecil, dan Pegawai
ASN/Swasta; Rerata Gaji Bulanan Rp. 2.800.000; Bupati Sudah Menjabat 2 Periode; Bupati dan Wakil
Bupati merupakan Orang Asli Padang Lawas Utara/Batak Mandailing; DPRD 90% diisi oleh orang asli
Padang Lawas Utara/Batak Mandailing

Anda mungkin juga menyukai