Anda di halaman 1dari 3

BAB II GAMBARAN UMUM SUMATERA BARAT Sumatera Barat terletak di belahan pantai barat bagian tengah pulau Sumatera.

Secara geografis berada pada meridian bumi antara 0o54' Lintang Utara dan 3o30 Lintang Selatan dengan 98o36' dan 101o53' Bujur Timur. Posisi ini berada di daerah tropis, bahkan dilalui oleh garis khatulistiwa. Luas wilayah Sumatera Barat 42.297 km 2. Sebagian besar masih terdiri dari hutan belantara dan tanah berkemiringan tinggi, sehingga hanya sekitar 15% dari luas wilayah daratannya yang dapat diusahakan sebagai areal pertanian. Di areal yang terbatas inilah terdapat pusat kehidupan dan pemukiman penduduk berupa kota-kota, nagari-nagari atau desa-desa. Propinsi ini sebelah utara berbatas dengan propinsi Sumatera Utara, sebelah timur dengan Propinsi Riau dan Jambi, di sebelah selatan dengan Propinsi Jambi dan Bengkulu, sedangkan sebelah barat dengan Samudra Indonesia. Kalau dilihat secara hubungan daratan, Proponsi Sumatera Barat merupakan daerah lintas yang strategis dari beberapa proponsi diatas dan merupakan salah satu keunggulan yang bisa menarik investor untuk menanamkan investasinya di Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan, Propinsi Sumatra Barat dengan ibukota Padang, terbagi ke dalam 19 Kabupaten/Kota. Masing-masing 12 kabupaten, yaitu ; Agam, Pasaman Barat, Pasaman Timur, Padang Pariaman, Lima Puluh Kota, Tanah Datar, Sawahlunto Sijunjung, Dhamas Raya, Pesisir Selatan, Kepulauan Mentawai, Solok dan Solok Selatan, dan 7 kota, yaitu ; Padang, Bukittinggi, Padang Panjang, Payakumbuh, Pariaman, Solok dan Sawahlunto, serta 169 kecamatan, 14 pembantu kecamatan, 1.834 desa/Korong/Jorong dan 408 kelurahan. 2.1 Geografi Suamtera Barat Secara alami Sumatera Barat adalah daerah pegunungan Bukit Barisan dan dataran pantai yang sempit ditambah gugusan Kepulauan Mentawai. Tanahnya bergunung-gunung dan merupakan kawasan vulkanik dataran tinggi pertanian subur. Di antara gunung berapi yang terdapat di Sumatera Barat adalah Gunung Merapi (2.891 m), Gunung Singgalang (2.877m), Gunung Tandikat (2.438 m), Gunung Talang (2.572 m), Gunung Talamau (2.912 m), dan Gunung Sago (2.271 m). Di samping itu, daerah ini juga memiliki sejumlah danau, lembah, dan dialiri banyak sungai. Keadaan ini merupakan perpaduan yang harmonis antara bukit-bukit dan lembah-lembah yang terdapat pada gugusan Bukit Barisan serta dataran rendah yang relatif sempit terhampar di belahan barat. 2.2 Keadaan Demografi Sumatera Barat Laju pertumbuhan penduduk Sumatera Barat rata-rata 0,58 persen per tahun. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kota Bukittinggi, yaitu 3.608 orang per km2 Sedangkan daerah terjarang adalah Kota Sawahlunto dengan tingkat kepadatan 50 orang per km2

II-1

. Dari angkatan kerja, sebanyak 1,71 juta jiwa termasuk ke dalam golongan angkatan kerja produkti yang terdiri dari 1,07 juta orang laki-laki dan 0,64 juta perempuan. Lapangan usaha pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyedoot tenaga kerja. Sektor ini menyedot 48,25 persen dari seluruh penduduk berumur 10 tahun ke atas yang bekerja. Sedangkan tenaga kerja di sektor jasa tercatat 12,80 persen dari total penduduk yang bekerja. 2.3 Kondisi Sosial dan Budaya Sumtera Barat 2.4 Perkembangan Ekonomi dan PDRB Sumatera Barat 2.4.1 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat dan PDRB Sunatera Barat Pada tahun 2004 kondisi perekonomian Proponsi Sumatera Barat menunjukan hal yang menggembirakan, hal ini direfleksikan oleh meningkatnya kinerja sektor ekonomi yang ada. Selama tahun 2004 pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat mencapai 5,46 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2003 yang hanya sebesar 5,26 persen. Sepanjang tahun 2004 seluruh sektor eknomi tetap mengalami pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dicatat oleh sektor sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan yang mampu tumbuh sebesar 11,02 persen. Kemudian diikuti oleh sektor Pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 8,58 persen. Ditempat ketiga oleh sektor Bangunan dengan laju pertumbuhan 7,62 peresen. Struktur perekonomian Sumatera Barat masih tetap didominasi oleh sektor pertanian, dmana sektor ini saja memberikan kontribusi sebesar 20,4 persen pada pembentuka PDRB Proponsi Sumatera Barat. Kontribusi ini lebih tinggi dari tahun yang lalu yang hanya 24,18 persen. Diurutan kedua ditempati oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan andil sebesar 18,71 persen, diikuti oleh sektor jasa-jasa yang berperan sebesar 16,31 persen dan sektor pengankutan dan komunikasi memberikan andil sebesar 12,4 persen. Sedangkan keempat sektor industri pengolahan menyumbang sebesar 12,19 persen. PDRB perkapita proponsi Sumatera Barat yang dihitung berdasarkan harga belaku dibagi jumlah penduduk dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama, tahun 2004 mengalami kenaikan dari Rp 7,997 juta tahun 2003 menjadi Rp 8,36 juta pada tahun 2004, dengan kenaikan sebesar 11,51 persen. 2.4.2 Perkembangan PDRB Kabupaten/ Kota Analisis diperlukan untuk melihat daerah mana yang perekonomiannya berkembang dengan baik yang berarti pula daerah ini mempunyai potensi yang cukup besar untuk berkembangnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Demikian sebaliknya bila laju peretumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan relatif rendah maka potensi untuk berkembangnya BPR juga relatif rendah. Kota Padang sebagai ibu kota Proponsi dan pusat perdagangan masih tetap mendomonasi perkonomian Sumatera Barat, dibanding dengan kabupaten atau kota lainnya. Nilai tambah yang dihasilkan tetap paling tinggi yaitu sebesar Rp 8.653,18

II-2

milyar atau 30,88 persen dari nilai PDRB keseluruhan. Diurutan kedua ditempati oleh Kabupaten Agam dengan nilai tambah sebesar Rp 2.190,89 milyar, kemudian diikuti oleh Kabupaten Lima Puluh Kota dengan nilai tambah Rp 2.009,42 milyar. 2.5 Perkembangan Perbankan di Sumatera Barat Tabel 2.1 Jumlah Perkembangan Jumlah dan Kantor Bank di Sumatera Barat Jumlah Bank 2003 2004 2005 (Maret) 1. Bank Konvensional A. Bank Umum - Jumlah Bank 15 15 15 - Jumlah Kantor 233 256 260 B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) - Jumlah Bank 101 104 104 - Jumlah Kantor 122 132 132 2. Bank Syariah A. Bank Umum - Jumlah Bank 5 6 6 - Jumlah Kantor 6 10 11 B. BPR - Jumlah Bank 3 3 3 - Jumlah Kantor 5 3 3 Tabel 2.1 memperlihatkan bahwa secara keseluruhan dari perkembangan jumlah dan kantor bank dari tahun 2003 sampai Maret 2005. Ada 3 macam bentuk bank yang beroperasi di Sumatera Barat yaitu Bank Umum Pemerintah, Bank nasional Swasta dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sedangkan Bank Swasta Asing dan Bank Campuran tak ada beroperasi di Sumatera Barat. Secara rata-rata jumlah bank untuk tahun 2003 sampai Maret 2005 menunjukan tidak ada penambahan jumlah bank yang beoperasi di Sumatera Barat, tetapi jumlah pembukaan kantor cabang mengalami peningkatan terutama dari tahun 2003 ke 2004. Hal ini bisa menunjukan terjadinya perkembangan ekonomi dan juga perkembangan dunia usaha di Sumatera Barat. 2.6 Perkembangan UMK di Sumatera Barat 2.7 Pembiayan UMK di Sumatera Barat Tabel 2.2 Posisi Kredit Usaha Kecil di Sumatera Barat (Rp juta) Uraian 2003 2004 1. Bank Pemerintah 1.784.201 1.666.039 2. Bank Swasta Nasional 329.333 245.030 3. BPR 2005 1.806.002 238.091

II-3

Anda mungkin juga menyukai