Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu


perangkat data ekonomi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja
pembangunan ekonomi suatu wilayah (provinsi maupun kabupaten/kota),
diantaranya adalah untuk melihat nilai nominal PDRB, struktur ekonomi,
laju pertumbuhan ekonomi, PDRB perkapita dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tinjauan ekonomi dari Kabupaten Pasaman Barat?
2. Bagaimana pertumbuhan dan peranan PDRB menurut Lapangan Usaha di
Kabupaten Pasaman Barat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tinjauan ekonomi dari Kabupaten Pasaman Barat
2. Untuk mengetahui Bagaimana pertumbuhan dan peranan PDRB menurut
Lapangan Usaha di Kabupaten Pasaman Barat

1
BAB II
PEMBAHASAN

Kabupaten Pasaman Barat adalah salah satu kabupaten di Sumatera Barat,


Indonesia. Daerah ini dibentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman
berdasarkan UU No.38 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003, dengan ibu kota
kabupaten di Simpang Ampek. Secara Astronomi, Kabupaten Pasaman Barat
terletak antara 0003' Lintang Utara sampai 0 011' Lintang Selatan dan antara
99010' - 100004' Bujur Timur. Kabupaten Pasaman Barat memiliki wilayah
administrasi dengan perbatasan sebagai berikut:

Utara : Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara

Selatan : Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Agam

Barat : Samudera Indonesia

Timur : Kabupaten Pasaman

2
Kabupaten Pasaman Barat mempunyai luas wilayah sekitar 3.887,77
Km2 dan memiliki luas lautan seluas 800,47 Km 2 dengan panjang garis pantai
152 km. Kabupaten Pasaman Barat terletak pada ketinggian antara 0 - 2.912
m di atas permukaan laut. Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari 11 Kecamatan .
Kecamatan terluas di Kabupaten Pasaman Barat adalah Kecamatan Pasaman
dengan luas 508,93 Km2 (13,09 %). Dan Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
merupakan wilayah yang terkecil yakni tercacat hanya 123,71 Km2 (3,18 %).

Secara umum topografi daerah Kabupaten Pasaman Barat adalah datar dan
sedikit bergelombang, sedangkan daerah bukit dan bergunung hanya terdapat di
Kecamatan Talamau dan Gunung Tuleh. Ketinggian daerah bervariasi dari 0
sampai 913 meter di atas permukaan laut. Wilayah datar dengan kemiringan 0-
3%, datar bergelombang dengan kemiringan 3-8%, berombak dan bergelombang
dengan kemiringan lereng 8%-15% serta wilayah bukit bergunung dengan
kemiringan lereng di atas 15%.

3
Potensi terbesar Pasaman Barat terletak pada sektor perkebunan kelapa
sawit, jeruk, salak, karet, kopi dan cocoa. Daerah-daerah penting di Pasaman
Barat antara lain Simpang Ampek, Sasak, Kinali, Talu, Air Bangis, Silaping,
Ujung Gading, Muara Kiawai, Sungai Aur, Parit, Paraman Ampalu, Sikabau,
Pulau Panjang, Cubadak, Simpang Tonang, Simpang Tiga Andilan, Desa Baru,
Sigantang dan lain-lain. Kabupaten Pasaman Barat memiliki luas wilayah
3.864,02 km², jumlah penduduk 365.129 jiwa dengan administrasi pemerintahan
yang meliputi 11 (sebelas) kecamatan.

1 Tinjauan Ekonomi Kabupaten Pasaman Barat

a. Struktur Ekonomi

Sampai tahun 2016, struktur ekonomi menurut lapangan usaha


Pasaman Barat masih didominasi oleh lapangan usaha Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan. Hal ini terlihat dari besarnya peranan lapangan
usaha ini terhadap pembentukan PDRB Sumatera Barat, kemudian diikuti
lapangan usaha Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, dan lapangan usaha Konstruksi.
Sementara peranan lapangan usaha lainnya di bawah 5 persen.

b. Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Pasaman Barat pada tahun 2016 mengalami


perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju
pertumbuhan PDRB Pasaman Barat tahun 2016 sebesar 5,32persen,
sedangkan tahun 2015 mencapai 5,70 persen. Pertumbuhan ekonomi
tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Listrik dan Gas sebesar 10,35
persen.

4
Selanjutnya, lapangan usaha Kontruksi sebesar 10,11 persen,
Transportasi dan Pergudangan 8,75 persen, Jasa Pendidikan 7,24 persen, Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,07 persen, Real Estate 6,77 persen,
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,47 persen, Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6,42 persen, Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,34 persen, Pertambangan
dan Penggalian 5,95 persen, Jasa Perusahaan 5,74 persen,

5
Jasa Keuangan dan Asuransi 5,49 persen, Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,45 persen, Jasa Lainnya 5,13 persen,
Industri Pengolahan 4,88, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,38 persen,
dan Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 2,02 persen.

6
c. PDRB Perkapita

Bila PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal
di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu PDRB Per kapita. PDRB Per kapita
atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu
orang penduduk. Pada tahun 2015, PDRB per kapita Pasaman Barat
mencapai 28,52 juta Rupiah dengan pertumbuhan sebesar 8,26 persen
pada tahun 2012 dan berturut-turut sebesar 8.83; 9,56 dan 6,24 persen
pada tahun 2013-2015.

2 PERTUMBUHAN DAN PERANAN PDRB MENURUT


LAPANGAN USAHA

PDRB Kabupaten Pasaman Barat menurut lapangan usaha dirinci


menjadi 17 kategori lapangan usaha dan sebagian besar kategori dirinci lagi
menjadi subkategori. Pemecahan menjadi kategori atau subkategori ini
disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
2009.Perkembangan setiap lapangan usaha diuraikan di bawah ini.

7
a. Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan

Lapangan usaha ini mencakup subkategori usaha Pertanian, Kehutanan


dan Perikanan yang terdiri atas tanaman pangan, tanaman hortikultura,
tanaman perkebunan, peternakan dan jasa pertanian dan perburuan, subkategori
Kehutanan dan Penebangan Kayu, dan subkategori Perikanan. Lapangan usaha ini
masih menjadi tumpuan dan harapan dalam penyerapan tenaga kerja. Pada
tahun 2016 lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan memberi
kontribusi terhadap PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 45,02 persen.
Subkategori tanaman perkebunan merupakan penyumbang terbesar terhadap
lapangan usaha pertanian yaitu tercatat sebesar 23,81 persen dari seluruh nilai
tambah pertanian.

Namun pertumbuhan subkategori ini melambat dari 4,82 persen pada


tahun 2015 menjadi 4,28 persen pada tahun 2016. Kontribusi subkategori
perkebunan terhadap total PDRB pada tahun 2016 menurun menjadi 23,58
persen dibanding tahun 2015 sebesar 23,11 persen.

Dari tahun 2012 hingga tahun 2016, subkategori pertanian selalu tumbuh
positif dan berfluktuasi. Hal ini sebanding dengan pertumbuhan dan fluktuasi
pada pertanian. Berturut-turut selama 2012 hingga 2016 Pertanian tumbuh
sebesar 5,84 persen, 5,15 persen, 4,67 persen, 3,61 persen dan 2,55 persen.
Sementara itu, tanaman pangan tumbuh sebesar 4,39 persen, 0,95 persen,
0,51 persen, 0,18 persen, dan -2,34 persen. Turunnya produksi padi sepanjang
tahun 2016 ini disebabkan oleh pengaruh cuaca yang ekstrim seperti kemarau
panjang dan curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan puso dibeberapa
Kabupaten/Kota.

Laju pertumbuhan terbesar tahun 2016 pada kategori ini adalah pada
subkategori perikanan yaitu sebesar 7,29 persen yang diikuti oleh
subkategori Kehutanan dan Penebangan Kayu sebesar 4,24 persen.

8
9
b. Pertambangan dan Penggalian

Lapangan usaha Pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi


yang positif yaitu sebesar 1,78 persen terhadap PDRB pada tahun 2016 yang
antara lain didorong oleh Pertambangan dan penggalian lainnya.

10
c. Industri Pengolahan

Kategori lapangan usaha Industri Pengolahan memberikan kontribusi


sebesar 15,66 persen terhadap PDRB.

11
d. Pengadaan Listrik dan Gas

Kategori Pengadaan Listrik dan Gas berkontribusi sebesar 0,02 persen


terhadap perekonomian Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2016.
Kontribusi tersebut, disumbangkan oleh lapangan usaha Ketenagalistrikan.
Kategori ini memberikan kontribusi kedua terendah diantara 16 kategori lain,
namun laju pertumbuhan ekonomi lapangan usaha ini relatif cukup tinggi pada
tahun 2016 ini mencapai 10,35 persen.

e. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah

Limbah, dan Daur Ulang Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi


pengumpulan, pengolahan dan pendistribusian air melalui berbagai saluran
pipa untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. Peranan kategori ini
terhadap perekonomian di Kabupaten Pasaman Barat selama tahun 2015-2016
sebesar 0,01 persen.

12
Kategori ini memberikan kontribusi terendah diantara 16 kategori lain,
namun laju pertumbuhan ekonomi lapangan usaha ini relatif cukup tinggi
pada tahun 2016 ini mencapai 10,35 persen. Laju pertumbuhannya meningkat
dari 6,34 persen tahun 2015 menjadi 6,52 tahun 2016.

f. Konstruksi

Pada tahun 2016, dari tabel di atas dapat dilihat kategori konstruksi
menyumbang sebesar 6,49 persen terhadap total perekonomian Kabupaten
Pasaman Barat, naik dibandingkan pada tahun 2015 sebesar 6,47 persen.
Dilihat dari laju pertumbuhannya, kategori konstruksi ini tumbuh melambat
jika dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar 10,11 persen pada tahun
2015 menjadi 8,07 persen tahun 2016.

13
g. Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Kontribusi Perdagangan Besar dan


Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tahun 2016 meningkat
dibandingkan tahun 2015 yakni 10.89 persen tahun 2015 menjadi 11,17
persen tahun 2016. Selama 5 tahun terakhir pertumbuhan lapangan usaha ini
berfluktuasi dari 10,67 persen tahun 2012, 10,71 persen tahun 2013, 10,62
persen tahun 2014, 10,89 persen tahun 2015 dan 11,17 persen tahun 2016.

h. Transportasi dan Pergudangan

Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan terdiri dari 6 subkategori


yaitu Angkutan Rel, Angkutan Darat, Angkutan Laut, Angkutan Sungai,
Danau dan Penyeberangan, Angkutan Udara, serta Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan. Kontribusi Transportasi dan Pergudangan dalam
pembentukan PDRB Pasaman Barat pada tahun 2016 sebesar 12,26 persen
dan meningkat dibandingkan tahun 2015 yakni 12,07 persen.

14
Kontribusi terbesar pada subkategori Angkatan Darat meningkat dari 8,09
persen tahun 2015 menjadi 8,16 persen tahun 2016. Sedangkan penyumbang
terkecil adalah Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan sebesar 0,29
persen tahun 2015 dan 2016. Pertumbuhan Transportasi dan Pergudangan
melambat dari 8,85 persen tahun 2015 menjadi 7,65 persen tahun 2016. Tahun
2016, seluruh kategori pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan
tumbuh positif kecuali Angkatan Laut mengalami kontraksi 11,26 persen.
Laju pertumbuhan Angkutan rel tumbuh positif dan meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya yakni 7,69 persen dan subkategori Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir tumbuh positif dan meningkat
dibandingkan tahun 2015 yakni dari 3,98 persen di tahun 2015 menjadi 7,79
persen di tahun 2016.

15
i. Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum Pada tahun 2016, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan


Minum berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Pasaman Barat sebesar 0,56
persen. Kategori ini mencatatkan laju pertumbuhan positif sebesar 9,66 persen
pada tahun 2016, mengalami peningkatandibandingkan dengan tahun 2015
yang sebesar 6,47 persen.

j. Informasi dan Komunikasi

Kategori informasi dan komunikasi memiliki peranan sebagai penunjang


aktivitas disetiap bidang ekonomi. Dalam era globalisasi, peranan kategori ini
sangat pentingdan menjadi indikator kemajuan suatu bangsa, terutama jasa
telekomunikasi. Peranan kategori ini terhadap perekonomian di Kabupaten
Pasaman Barat selama tahun 2012-2016 sebesar 4,51 persen, 4,30 persen,
4,36persen, 4,17 persen dan 4,23 persen. Laju pertumbuhanya menunjukkan
fluktuasi, yaitu sebesar 12,24 persen, 11,65 persen, 9,24persen, 9,29 persen,
dan 9,45 persen

16
k. Jasa Keuangan dan Asuransi

Lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi terdiri dari subkategori Jasa
Perantara Keuangan, Asuransi dan Dana Pensiun, Jasa Keuangan Lainnya,
dan Jasa Penunjang Keuangan. Lapangan usaha ini tumbuh positif
dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar 2,01 pada 2016.

l. Real Estat

Kategori real estat memberikan kontribusi yang relatif stabil terhadap


PDRB Kabupaten Pasaman Barat dengan peranan sebesar kurang dari 3
persen. Selama tahun 2012-2016, secara berturut-turut sumbangan kategori
real estat sebesar 1,32 persen, 1,35persen, 1,41 persen, 1,45 persen dan
1,45 persen. Laju pertumbuhan ekonomi kategori ini selama 2012 –2016
adalah 6,70 persen, 6,79 persen, 6,81 persen, 6,77 persen dan 5,44 persen.

17
m. Jasa Perusahaan

Selama 5 tahun terakhir, kontribusi kegiatan ekonomi pada lapangan


usaha jasa perusahaan relatif tidak banyak berubah, yaitu berada pada kisaran
0,06 persen untuk tahun 2012-2016. Hal ini menunjukkan bahwa peranan
lapangan usaha ini juga relatif kecil dibandingkan peranan lapangan usaha
lainnya pada perekonomian Pasaman Barat. Laju pertumbuhannya mengalami
perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar 5,34 persen pada
tahun 2016.

n. Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Kategori ini meliputi kegiatan yang
sifatnya pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh administrasi
pemerintahan termasuk juga perundang-undangan dan penterjemahan hukum
yang berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya. Selama tahun
2012-2016 peranannya relatif stabil dengan menunjukkan sedikit peningkatan,
yaitu dengan nilai kontribusi sebesar 4,00 persen, 3,97 persen, 3,90 persen,
3,79 persen dan 3,82 persen. Sedangkan laju pertumbuhannya selalu positif
dengan tren meningkat, yaitu dari sebesar 5,45 persen di tahun 2015
menjadi 5,26 persen di tahun 2016.

o. Jasa Pendidikan

Pada tahun 2016 jasa pendidikan menyumbang sebesar 2,39 persen


terhadap total perekonomian Kabupaten PasamanBarat, meningkat
dibandingkan pada tahun 2012 sebesar 2,03 persen. Kontribusi kategori ini
terus meningkat selama tahun 2012-2016. Dengan penghitungan atas dasar
harga konstan 2010, laju pertumbuhan jasa pendidikan Kabupaten Pasaman
Barat mengalami perlambatan dari 9,28 persen pada tahun 2012 menjadi 8,93
persen pada tahun 2016.

p. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

18
Lapangan usaha ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan
kegiatan sosial yang cukup luas cakupannya. Pada tahun 2016, kontribusinya
terhadap perekonomian Kabupaten Pasaman Barat sebesar 1,06 persen dengan
laju pertumbuhan sebesar 4,12 persen.

q. Jasa lainnya

Kontribusi Jasa Lainnya terhadap perekonomian Kabupaten Pasaman


Barat relatif kecil yaitu berturut-turut sejak 2012-2016 sebesar 0,56 persen,
0,59 persen, 0,59 persen, 0,59 persen dan 0,62 persen. Laju pertumbuhannya
selalu positif dan lebih dari 5 persen, yaitu 4,76 persen, 4,80 persen, 4,90
persen, 5,13 persen dan 11,55 persen.

19
PENUTUP

KESIMPULAN

Ekonomi di pasaman barat masih dikuasai oleh perkebunan industry dan


pertanian masyarakat, pendapatan masyarakat banyak bergantung dari perkebunan
dan pertanian tersebut. Terlihat dari hasi aanalisis antara perbandingan peta
kemampua lahan dan data BPS daerah Pasaman Barat, perkebunan dan pertanian
masih mendominasi dan akan menjadi mata pencarian utama masyarakat
setempat.

Untuk pertumbuhan dan peranan PDRB menurut lapangan usaha di


Kabupaten Pasaman Barat banyak terjadi fluktuasi gafik, dimana pada sector
pertanian mengalami penurunan dari tahun 2014 ke tahun 2015, ini terjadi akibat
berkurang nya lahan pertanian masyarakat setempat yang akan diolah.

Sedangkan untuk sector industi dan transportasi mengalami penaikan yang tidak
signifikan,terlihat bahawa grafik indusri dan transportasi mengalami perubahan
kea rah lebih baik, inin mendorong masyarakat setempat beralih dari pertanian ke
pekerjaan industry atau transportasi.

20

Anda mungkin juga menyukai