Anda di halaman 1dari 11

Volume: 10 Nomor 1 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.

id

ANALISIS POTENSI DAN KOMODITAS UNGGULAN


DI KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN

La Ode Samsul Barani1, Muhamad Armawaddin2


12
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Universitas Halu Oleo
1
samsulbarani@yahoo.co.id
2
adiox68@gmail.com

Abstract
The research aims to analyze the potential and commodity of the Konawe Islands
Regency from the 2013-2015 period. The type of data used in this study is secondary data
sourced from the Konawe Islands BPS. Data analysis using quantitative descriptive analysis.
To determine the base sector is used the Location Questions index number. The results showed
that Sekot agriculture is the flagship sector with the flagship commodity is a food crops
commodity that became the flagship commodity of Sweet potato commodity ranked 1, rice
fields rank 2, and green beans rank 3. In the vegetable Sub-sector that became the flagship
commodity of Beans are ranked 1, Sawi ranked 2, Daun Bawang 3, the Siamese pumpkin ranks
4, cucumber ranks 5, beans long ranked 6, and Chili Great ranked 7th. . In the fruit Sub sector
which became the flagship commodity of Sukun commodity rank 1, Papaya rank 2, great
orange Rank 3, Sirsak ranked 4, jackfruit ranks 5, and bananas ranked 6. On the commodity
plantation Sub-sector is Pala ranked 1, Sago ranks 2, cashew cashew ranks 3, and Kelapa in
the ranks 4. And the flagship commodity sub-sector of livestock, namely, goat ranks 1,
ducks/Manila ranks 2, and cattle rank 3.

Keyword: Featured commodities

I. PENDAHULUAN

Target pembangunan ekonomi pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tahun ini


adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif di berbagai sektor. Dalam

pendorong pertumbuhan yang inklusif diperlukan komitmen pembangunan dari


masing masing daerah, dikarenakan upaya dalam pembangunan pada tingkat provinsi

memerlukan dukungan kekuatan masing-masing daerah, karena kekuatan ekonomi


daerahlah yang menjadi penopang bagi pembangunan ekonomi di Provinsi Sulawesi

Tenggara. Oleh karena itu, setiap satuan pemerintah daerah di Provinsi Sulawesi
Tenggara perlu meningkatkan kapasitas ekonomi dan daya saing daerah.

Samsul Barani (Analisis Sektor Unggulan…..) | 430


Volume: 10 Nomor 1 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

Kabupaten Konawe Kepualaun memiliki keuntungan secara geografis karena di

sebelah utara berbatasan langsung dengan laut banda dan Kabupaten Konawe Utara,
sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Buton utara dan Kabupaten

Muna, sebelah barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Konawe dan Kota
kendari, dan sebelah selatan berbatasan langsung dengan kabupaten Konawe Selatan,

sehingga posisi geografis ini merupakan potensi strategis yang bisa dikembangkan
oleh pemerintah daerah Kabupaten Konawe Kepulauan, terutama dari aspek maritim

dan pengembangan wilayah pesisir perbatasan karena dikelilingi oleh sejumlah daerah
yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.

Kabupaten Konawe Kepulauan memiliki beberapa potensi yang perlu


dikembangkan, terutama di sektor perikanan, perkebunan, pertanian, pertambangan

dan perdagangan. Dari ke empat sektor tersebut, dapat dikembangkan menjadi sektor
unggulan daerah sehingga mampu mendorong ekonomi lokal. Untuk mengukur

kinerja ekonomi suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari pertumbuhan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Berikut ini data yang menunjukkan PDRB Kabupaten

Konawe Kepulauan tahun 2014, sebagai berikut:


Diagram 1.1 Persentase Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2014
keuagan,
Pertanian,
Persewaan Jasa-Jasa dan
dan Jasa 20% Subsektornya
Perusahaan
36%
pengangkutan 6%
dan
komunikasi
2%
pertambanga
n
Perdagangan, 4%
hotel dan Indsutri
listrik,Gas dan
restoran Kontruksi Pengelolaan
Air bersih
16% 13% 2%
1%

Sumber: DDA Konawe Kepulauan (2015)

Samsul Barani (Analisis Sektor Unggulan…..) | 431


Volume: 10 Nomor 1 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

Pada diagram 1.1 di atas, menunjukkan, kontribusi sektor pertanian dan sub

sektornya menyumbangkan 36%, sektor jasa-jasa sebesar 20%, sektor perdagangan,


hotel dan restoran sebesar 16%, serta sektor konstruksi sebesar 13% terhadap total

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Konawe Kepulauan. Terdapat


empat sektor ekonomi yang sangat dominan, sehingga diperlukan perhatian khusus

dari pemerintah daerah.


Pertumbuhan ekonomi yang merata pada setiap sektor, sangat dibutuhkan untuk

mendorong peningkatan daya saing daerah. Dengan melihat data statistik, sektor
ekonomi dominan dapat dikembangkan menjadi sektor strategis, atau pusat-pusat

pertumbuhan. Ketersediaan informasi tentang letak geografis dan potensi ekonomi


daerah dapat mendorong minat investasi para penanam modal, baik pada tingkat

regional maupun nasional.


Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dan mengingat bahwa Kabupaten

Konawe Kepulauan merupakan kabupaten baru mekar, kebutuhan data potensi


komoditas unggulan sangat dibutuhkan guna mempercepat pembangunan ekonomi

dan investasi di Kabupaten Konawe Kepulauan khususnya sub sektor Pertanian..

Tinjauan Pustaka
Pengertian sektor unggulan biasanya berkaitan dengan suatu perbandingan, baik

itu perbandingan berskala regional, nasional maupun internasional. Pada lingkup


internasional, suatu sektor dikatakan unggulan jika sektor tersebut mampu bersaing

dengan sektor yang sama dengan negara lain. Sedangkan pada lingkup nasional, suatu
sektor dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan apabila sektor di wilayah tertentu

mampu bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain, baik di
pasar nasional ataupun domestik (Tambunan, 2001). Suatu daerah akan mempunyai
sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan pada sektor
yang sama dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan ekspor (Suyatno, 2000).
Samsul Barani (Analisis Sektor Unggulan…..) | 432
Volume: 10 Nomor 1 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

Sektor unggulan dipastikan memiliki potensi lebih besar untuk tumbuh lebih

cepat dibandingkan sektor lainnya dalam suatu daerah terutama adanya faktor
pendukung terhadap sektor unggulan tersebut yaitu akumulasi modal, pertumbuhan

tenaga kerja yang terserap, dan kemajuan teknologi (technological progress).


Penciptaan peluang investasi juga dapat dilakukan dengan memberdayakan potensi

sektor unggulan yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan (Rachbini, 2001).
Penentuan sektor unggulan menjadi hal yang penting sebagai dasar

perencanaan pembangunan daerah sesuai era otonomi daerah saat ini, dimama
daerah memiliki kesempatan serta kewenangan untuk membuat kebijakan yang sesuai

dengan potensi daerah demi mempercepat pembangunan ekonomi daerah. Adapun


kriteria sektor unggulan menurut Sambodo dalam Usya (2006) yaitu: pertama sektor

unggulan memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kedua sektor unggulan
memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang relatif besar, ketiga sektor unggulan

memiliki keterkaitan antara sektor yang tinggi baik ke depan maupun ke belakang,
dan keempat sektor yang mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi.

Menurut Rachbini (2001) ada empat syarat agar suatu sektor tertentu menjadi
sektor prioritas, yaitu: (1) Sektor tersebut harus menghasilkan produk yang

mempunyai permintaan yang cukup besar sehingga laju pertumbuhan berkembang


cepat akibat dari efek permintaan tersebut; (2) Karena ada perubahan teknologi yang

teradopsi secara kreatif maka fungsi produksi baru bergeser dengan pengembangan
kapasitas yang lebih luas; (3) Harus terjadi peningkatan investasi kembali dari hasil-

hasil produksi sektor yang menjadi prioritas tersebut, baik swasta maupun pemerintah;
(4) Sektor tersebut harus berkembang sehingga mampu memberi pengaruh terhadap

sektor-sektor lainnya.
Menurut Ambardi dan Socia (2002), kriteria komoditas unggulan suatu daerah,

diantaranya: (1) Komoditas unggulan harus mampu menjadi penggerak utama

Samsul Barani (Analisis Sektor Unggulan…..) | 433


Volume: 10 Nomor 1 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

pembangunan perekonomian. Artinya, komoditas unggulan dapat memberikan

kontribusi yang signifikan pada peningkatan produksi, pendapatan, maupun


pengeluaran. (2) Komoditas unggulan mempunyai keterkaitan ke depan dan ke

belakang yang kuat, baik sesama komoditas unggulan maupun komoditas lainnya. (3)
Komoditas unggulan mampu bersaing dengan produk sejenis dari wilayah lain di pasar

nasional dan pasar internasional, baik dalam harga produk, biaya produksi, kualitas
pelayanan, maupun aspek-aspek lainnya. (4) Komoditas unggulan daerah memiliki

keterkaitan dengan daerah lain, baik dalam hal pasar (konsumen) maupun pemasokan
bahan baku (jika bahan baku di daerah sendiri tidak mencukupi atau tidak tersedia

sama sekali). (5) Komoditas unggulan memiliki status teknologi yang terus meningkat,
terutama melalui inovasi teknologi.(6) Komoditas unggulan mampu menyerap tenaga

kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala produksinya. (7) Komoditas
unggulan bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, mulai dari fase kelahiran,

pertumbuhan, puncak hingga penurunan. Di saat komoditas unggulan yang satu


memasuki tahap penurunan, maka komoditas unggulan lainnya harus mampu

menggantikannya. (8) Komoditas unggulan tidak rentan terhadap gejolak eksternal


dan internal. (9) Pengembangan komoditas unggulan harus mendapatkan berbagai

bentuk dukungan. Misalnya, dukungan keamanan, sosial, budaya, informasi dan


peluang pasar, kelembagaan, fasilitas insentif/disinsentif, dan lain-lain. (10)

Pengembangan komoditas unggulan berorientasi pada kelestarian sumber daya dan


lingkungan.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan survey bersifat deskritif kuantitatif, pendekatan ini


dimaksud untuk memperoleh informasi yang komprehensif terhadap apa yang

menjadi tujuan dari kegiatan, hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam
penyusunan database di samping itu juga lebih mudah ditampilkan serta

Samsul Barani (Analisis Sektor Unggulan…..) | 434


Volume: 10 Nomor 1 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

diinterpretasikan oleh publik secara luas. Dengan melakukan pendekatan ini akan

dapat di ketahui jenis jenis potensi yang ada serta jumlah/kuantitasnya dari masing
masing kecamatan Kabupaten Konawe Kepulauan. Kebutuhan data penelitian terdiri

dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data mentah yang belum
diolah, yang diperoleh dengan teknik wawancara (depth interview) dilakukan kepada

pihak yang terkait dengan SDM dan kelembagaan. Teknik Focus Group Discussion
(FGD) juga akan digunakan dalam pengumpulan data primer.

Analisis data menggunanakan Indeks Location Quotient (LQ), merupakan suatu


indeks untuk membandingkan komoditi Kabupaten Konawe kepulauan dalam aktivitas

per sektor dengan pangsa total aktivitas tersebut dalam total aktivitas Kabupaten
Konawe Kepulauan. Secara lebih operasional, LQ didefinisikan sebagai rasio persentase

dari total aktivitas komoditi pada sub wilayah ke-I terhadap persentase aktivitas total
terhadap wilayah yang diamati. Adapun formula dari LQ (Budimanharsono 2000,)

adalah :

𝑋𝑟 /𝑅𝑉𝑟 𝑋𝑟 /𝑋𝑛
𝐿𝑄 = 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑋𝑛 /𝑅𝑉𝑛 𝑅𝑉𝑟 /𝑅𝑉𝑛

Dimana :
Xr : Nilai Produksi sektor/ sub sektor i pada daerah kabupaten
RVr : Total PDRB Kabupaten Konawe Kepulauan
Xn : Nilai Produksi Sektor/sub sektor i pada Provinsi Sulawesi Tenggara
RVn : Total PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara

Interpretasi nilai LQ; Untuk dapat menginterpretasikan hasil analisis LQ, maka:
❖ Jika nilai LQ > 1, menunjukkan terjadinya konsentrasi produksi di kecamatan secara

relatif dibandingkan dengan total kabupaten Konawe Kepulauan sehingga dapat


diperoleh kesimpulan bahwa terjadi pemusatan aktivitas. Atau terjadi surplus
produksi pada Kabupaten Konawe Kepulauan, sehingga diketahui bahwa komoditas
tersebut merupakan sektor basis di Kabupaten Konawe Kepulauan.
Samsul Barani (Analisis Sektor Unggulan…..) | 435
Volume: 10 Nomor 1 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

❖ Jika nilai LQ = 1, maka di Kabupaten Konawe Kepulauan mempunyai pangsa

aktivitas komoditi setara dengan pangsa total provinsi.


❖ Jika nilai LQ < 1, maka di Kabupaten Konawe kepulauan mempunyai pangsa relatif

lebih kecil dibandingkan dengan pangsa total provinsi.


Penentuan Sektor Unggulan dan Prioritas; Untuk dapat menentukan jenis

komoditi unggulan yang dijadikan prioritas pengembangan Sektor di Kabupaten


Konawe Kepulauan, dibuat matriks dari pendekatan Location Quetion (LQ). Pendekatan

adanya pemusatan produksi dengan LQ dibedakan dalam dua kelompok, kelompok-


kelompok tersebut masing-masing terdiri atas tiga kriteria.

Kelompok pertama dilihat dari nilai perhitungan LQ itu sendiri, yaitu terpusat (LQ
> 1), mendekati terpusat (LQ = 0,80 sampai 0,99) dan tidak terpusat (LQ < 1). Masing-

masing kelompok secara berurutan dibobot dengan nilai 2, 1, dan 0. Kelompok kedua
dilihat dari nilai pertumbuhan LQ, yaitu nilai LQ yang mengalami pertumbuhan diberi

bobot 2, nilai LQ yang mengalami pertumbuhan tetap diberi bobot 1, dan untuk nilai
LQ yang mengalami pertumbuhan negatif diberi bobot 0. Dari kedua hasil

pembobotan LQ tersebut, nilai penjumlahan tertinggi merupakan komoditas unggulan


dan yang dijadikan prioritas untuk pengembangan produksi Sektor di Kabupaten

Konawe Kepulauan
Hasil dan Pembahasan
Hasil perhitungan dengan metode LQ menunjukkan tahun 2013-2015

mengalami perubahan yang tidak berarti. Sektor basis di Kabupaten Konawe


Kepulauan cenderung tetap, tidak banyak sektor yang mengalami perubahan dari

sektor bukan basis ke sektor basis demikian pula sebaliknya. Hal ini menandakan
bahwa pembangunan di Kabupaten Konawe Kepulauan tahun 2013 sampai 2015

tidak banyak mengalami perubahan. Secara lengkap berikut ini dapat dijelaskan hasil
analisis LQ untuk masing‐masing sektor tahun 2013-2015.

Samsul Barani (Analisis Sektor Unggulan…..) | 436


Volume: 10 Nomor 1 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

Lapangan Usaha 2013 2014 2015 Rata-Rata


1 Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan 2.35 2.30 2.44 2.36
2 Pertambangan & Penggalian 0.42 0.41 0.40 0.41
3 Industri Pengolahan 0.54 0.55 0.56 0.55
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0.59 0.59 0.61 0.60
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 0.50 0.51 0.51 0.51
6 Konstruksi 0.36 0.34 0.35 0.35
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil 0.48 0.48 0.48 0.48
dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 0.08 0.08 0.08 0.08
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.06 0.06 0.08 0.06
10 Informasi dan Komunikasi 0.08 0.08 0.08 0.08
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.62 0.71 0.68 0.67
12 Real Estate 0.60 0.61 0.63 0.61
13 Jasa Perusahaan 0.47 0.44 0.43 0.45
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
14 2.67 2.55 2.54 2.59
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 0.63 0.63 0.63 0.63
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.44 0.48 0.50 0.47
17 Jasa Lainnya 0.13 0.13 0.13 0.13

Pada tabel di atas, menggambarkan hasil analisis LQ Kabupaten Konawe


Kepulauan pada tahun 2013 - 2015 yang memperlihatkan bahwa hasil analisis LQ

menunjukkan bahwa sektor unggulan kabupaten Konawe Kepulauan adalah Sektor


Pertanian. Sektor Pertanian sangat berperan penting karena sangat berpengaruh

terhadap sektor lain dan perekonomian daerah secara umum. Dilihat dari

perkembangannya terhadap PDRB Kabupaten Konawe Kepulauan, sektor Sektor


Pertanian terus meningkat. Jika dilihat dari nilai LQ maka sektor Pertanian cenderung

menurun dari tahun 2013-2015. Sub sektor pertanian yang mendukung perekonomian
sektor unggulan di Kabupaten Konawe Kepulauan: sub sektor tanaman pangan,

sayuran, buah-buahan, perkebunan, peternakan dan perikanan.

Samsul Barani (Analisis Sektor Unggulan…..) | 437


Volume: 10 Nomor 1 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

Berdasarkan hasil perhitungan nilai LQ komoditas sub sektor pendukung sektor

pertanian, maka dapat dilakukan klasifikasi komoditi unggulan pada sub sektor
unggulan atau sektor basis. Hasil analisis LQ pada Sub Sektor Tanaman Pangan,

Komoditas Padi, Kacang Hijau Dan Ubi Jalar Merupakan Komoditas Unggulan
karena mempunyai nilai LQ lebih dari satu. Untuk Sub Sektor Sayuran, Buncis, Sawi,

Daun Bawang, Labu Siam, Ketimun, Kacang Panjang Dan Cabe Besar merupakan
Komoditas Unggulan. Untuk Sub Sektor Buah-Buahan, Sukun, Pepaya, Jeruk Besar,

Sirsak, Nangka, Pisang Merupakan Komoditas Unggulan. Untuk Sub Sektor


Peternakan, Sapi, Kambing, Dan Itik/Manila merupakan Komoditas Unggulan.

Selanjutnya Tanaman Kelapa, Jambu Mete, Pala Dan Sagu merupakan Komoditas
Unggulan bagi Sub Sektor Perkebunan. Untuk Sektor Perikanan, Komoditas Basis

adalah Perikanan Tangkap (Perikanan Laut). Dari hasil perhitungan LQ tersebut dapat
disusun komoditas unggulan berdasarkan peringkat nilai LQ dan subsektornya sebagai

tabel di bawah ini:


No SubSektor Komoditas LQ Peringkat
1 Tanaman Pangan Ubi Jalar 5.1799 1
Padi Ladang 3.3626 2
Kacang Hijau 1.2677 3
2 Sayuran Buncis 7.8600 1
Sawi 3.3507 2
Daun Bawang 3.8191 3
Labu Siam 2.9612 4
Ketimun 1.7889 5
Kacang Panjang 1.2721 6
Cabe Besar 1.3476 7
3 Buah-Buahan Sukun 5.0636 1
Pepaya 1.7253 2
Jeruk Besar 1.5830 3
Sirsak 1.5596 4
Nangka 1.3023 5
Pisang 1.2470 6
4 Perkebunan Rakyat Pala 12.3796 1
Sagu 4.4708 2
Jambu Mete 3.0590 3
Kelapa Dalam 2.8671 4
5 Peternakan Kambing 10.7327 1
Itik/Manila 2.0968 2
Sapi 1.9704 3
6 Perikanan Perikanan Laut 1.0195 1

Samsul Barani (Analisis Sektor Unggulan…..) | 438


Volume: 10 Nomor 1 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

Berdasarkan peringkat komoditas seperti pada tabel di atas, komoditas Tanaman

Pangan yang menjadi komoditas unggulan yakni komoditas Ubi Jalar peringkat 1, Padi
Ladang peringkat 2, dan Kacang Hijau peringkat 3. Pada Sub Sektor Sayuran yang

menjadi komoditas unggulan yakni komoditas Buncis peringkat 1, Sawi peringkat 2,


Daun Bawang peringkat 3, Labu Siam peringkat 4, Ketimun peringkat 5, Kacang

Panjang peringkat 6, dan Cabe Besar peringkat 7. . Pada Sub Sektor Buah-Buahan yang
menjadi komoditas unggulan yakni komoditas Sukun peringkat 1, Pepaya peringkat 2,

Jeruk Besar peringkat 3, Sirsak peringkat 4, Nangka peringkat 5, dan Pisang peringkat
6. Pada Sub Sektor Perkebunan komoditas unggulan adalah Pala peringkat 1, Sagu

peringkat 2, Jambu Mete peringkat 3, dan Kelapa Dalam peringkat 4. Dan komoditas
unggulan sub sektor Peternakan yakni Kambing peringkat 1, Itik/Manila peringkat 2,

dan Sapi peringkat 3.


KESIMPULAN DAN SARAN

Sektor Basis atau sector unggulan Kabupaten Konawe Kepulauan adalah Sektor
Pertanian. Klasifikasi Komoditi Unggulan Sub Sektor Pertanian yang merupakan

peluang investasi :
a) Tanaman Pangan : Ubi Jalar, Padi Ladang, Kacang Hijau

b) Sayuran : Buncis, Sawi, Daun Bawang, Labu Siam, Ketimun, Kacang Panjang dan
Cabe Besar

c) Buah-Buahan : Sukun, Pepaya, Jeruk Besar, Sirsak, Nangka, dan Pisang


d) Tanaman Perkebunan : Buncis, Sawi, Daun Bawang, Labu Siam, Ketimun, Kacang

Panjang, dan Cabe Besar


e) Peternakan : Sapi, Kambing, Itik/Manila

f) Perikanan : Perikanan Laut


Untuk menciptakan peluang investasi di Kabupaten Konawe Kepulauan harus

didukung oleh kesiapan kelembagaan seperti infrastruktur keuangan (Bank dan

Samsul Barani (Analisis Sektor Unggulan…..) | 439


Volume: 10 Nomor 1 Tahun 2020 http://www.jep.uho@uho.ac.id

Koperasi), telekomunikasi (Wartel dan Warnet), sarana jalan dan terminal anggkutan,

serta daya dukung perusahaan pertanian dalam skala kecil, menengah sampai besar
untuk mampu menopang perekonomian masyarakatnya, Pemerintah Daerah

Kabupaten Konawe Kepulauan hendaknya memprioritaskan sektor pertanian sebagai


sektor unggulan, karena berdasarkan analisis LQ sektor tersebut merupakan sektor

basis perekonomian yang dapat meningkatkan perekonomian dan pembangunan


wilayah serta dapat mendukung perkembangan sektor perekonomian non basis

DAFTAR PUSTAKA
BPS Kabupaten Konawe Kepulauan. 2013. Konawe Kepulauan Dalam Angka
---. 2014. Konawe Kepulauan Dalam Angka. Konawe Kepulauan Dalam Angka
---. 2015. Konawe Kepulauan Dalam Angka. Konawe Kepulauan Dalam Angka
Ambardi, Urbanus dan Prihawantoro, Socia (2002). Pengembangan wilayah dan
otonomi daerah, Jakarta. Penerbit pusat kebijakan teknologi dan
pengembangan wilayah.
Didik J. Rachbini, 2001. Ekonomi Politik dan Kebijakan. Publik. Jakarta: PT Grasindo.
Usya, N. 2006. Analisis Struktur Ekonomi dan Identifikasi Sektor Unggulan di
Kabupaten Subang [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Tesis ini
dierbitkan Bogor, Institut Pertanian Bogor.
Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris .
Jakarta : Ghalia Indonesia
Suyatno, 2000. Analisa Econimic Base Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Tingkat II Wonogiri : Menghadapi Implementasi UU No. 22/1999 dan UU
No. 25/1999 . Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 1. No. 2. Hal. 144-159.
Surakarta: UMS.

Samsul Barani (Analisis Sektor Unggulan…..) | 440

Anda mungkin juga menyukai