Anda di halaman 1dari 9

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA

Kefamenanu, 22 Mei 2019

Nomor : Kepada
Lampiran : 1 (Satu ) Berkas Yth. Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
di –
Jakarta
Hal : Bantuan Dana
Pembangunan Bendungan TA. 2020

Dalam rangka mencapai Tujuan Pembangunan Nasional di daerah yaitu masyarakat adil dan
makmur serta meningkatkan keterbatasan kemampuan pembiayaan APBD Kabupaten Timor Tengah
Utara, maka dengan ini kami mengusulkan kepada Bapak kiranya dapat membantu mengalokasikan
Dana bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara yang akan dimanfaatkan untuk kegiatan
Pembangunan beberapa infrastruktur.

Demikian permohonan ini kami buat, atas perhatian dan bantuannya diucapkan terima kasih.

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA,

DRS. JUANDI DAVID


PROPOSAL
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH
DI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

TAHUN ANGGARAN : 2023


BUPATI TIMOR TENGAH UTARA

PROPOSAL
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH
DI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2023

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabupaten Timor Tengah Utara adalah salah satu daerah tertinggal di Provinsi NTT yang
masih mengalami kekurangan sentuhan pembangunan infrastruktur. Kekurangan infrastruktur
tersebut diantaranya pembangunan infrastruktur jalan raya, pembangunan infrastruktur Sumber
Daya Air (SDA) seperti embung, waduk, bendung maupun bendungan serta pembangunan
bidang ketataruangan seprti penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) serta
pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Infrastrustur-infrastruktur tersebut sangat
dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara untuk meningkatkan hasil
pertanian, memudahkan akses jalan bagi pendistribusian hasil pertanian dan lain-lain.

Pada musim kemarau kebutuhan air sering kali tidak terpenuhi baik untuk kebutuhan
irigasi maupun kebutuhan air untuk manusia dan ternak. Pasokan air tergantung dari sebaran
curah hujan sepanjang tahun, yang pada kenyataannya tidak merata. Untuk memenuhi
kebutuhan akan air, sebagian masyarakat pedesaan di Kabupaten Timor Tengah Utara
menempuh jarak yang cukup jauh. Kondisi seperti ini, secara tidak langsung mempengaruhi
alokasi waktu yang besar hanya untuk memperoleh air dan mengurangi kegiatan produktif
lainnya, seperti bertani, beternak dan lain sebagainya. Pada sisi yang lain terdapat potensi lahan tidur
(2996,39 Ha) di sepanjang daerah pantura kabupaten Timor Tengah Utara yang sudah bertahun –
tahun tidak dimanfaatkan optimal oleh masyarakat petani karena ketiadaan air irigasi. Hanya sekitar
10-15 % lahan dijadikan sawah tadah hujan yang sepenuhnya bergantung pada besarnya curah hujan
tahunan. Belum ada sarana prasarana yang memadai (bendungan / waduk) yang mendukung
pengembangan potensi tersebut.

Selanjutnya terkait dengan masih terbatasnya berbagai fasilitas umum tersebut di atas
dapat digambarkan pula bahwa Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai kabupaten yang
berbatasan langsung dengan District Oecussi - Ambenu Negara Republic Democratic Timor
Leste (RDTL) sudah selayaknya mendapat dukungan dan perhatian dalam hal penataan dan
pembinaan nasional dalam rangka menjaga dan mempertahankan eksistensi bangsa sebagai
negara berdaulat di mata internasional.

Karena alasan keterbatasan dana APBD dan issue perbatasan inilah maka kami
terdorong untuk meminta perhatian dan dukungan, kiranya kepada kami dialokasikan dana
sejumlah Rp. 55.000.000.000,00. (Lima Puluh Lima Milyar Rupiah) untuk membiayai kegiatan
Pembangunan Bendungan Tamtory di Kecamatan Biboki Anleu Kabupaten Timor Tengah
Utara.

1.2 Maksud
Pembangunan Bendungan Tamtory dimaksudkan sebagai perwujudan menjadikan
Kecamatan Biboki Anleu sebagai salah satu lumbung pangan di Kabupaten Timor Tengah
Utara.

1.3 Tujuan
Pembangunan Bendungan Tamtory adalah memenuhi kebutuhan air irigasi sebagai
pendukung pertanian, meningkatkan hasil pertanian dalam mencapai ketahanan pangan dan
peningkatan taraf hidup bagi masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara.

1.4 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai melalui Pembangunan Bendungan Tamtory adalah :
a. Sasaran Fisik :
1. Tersedianya Bendungan dan jaringan irigasi permanen dan untuk memenuhi
kebutuhan air sebagai pendukung kegiatan pertanian;
2. Tersedianya areal sawah baru.
b. Sasaran Fungsional :
Terwujudnya optimalisasi pembangunan sarana prasarana irigasi di Kabupaten Timor
Tengah Utara khususnya di Kecamatan Biboki Anleu (Desa Nonotbatan, Desa Tuamese,
Desa Sifaniha, Desa Maukabatan, Desa Kotafoun dan Kelurahan Ponu).

BAB II
PROFIL WILAYAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

2 Gambaran Umum Wilayah


A. Geografis
Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) adalah salah satu Kabupaten dari 5 (lima)
Kabupaten/Kota yang ada di daratan Timor dan 21 Kabupaten/Kota di Propinsi Nusa Tanggara
Timur (NTT) dengan batas-batas wilayah administratif sebagai beikut:
 Sebelah Selatan : berbatasan dengan wilayah Kabupaten Timor
Tengah Selatan
 Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah District Ambenu
(Negara RDTL) dan Laut Sawu
 Sebelah Barat : berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kupang
dan Timor Tengah Selatan
 Sebalah Timur : berbatasan dengan wilayah Kabupaten Belu

Kabupaten TTU merupakan daerah daratan dengan luas 2.669,70 km 2 atau sekitar 5,48 %
dari luas daratan Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sedangkan sebagian wilayah TTU yang
berbatasan dengan laut sawu atau lazim dikenal dengan sebutan wilayah pantai utara (pantura)
memiliki luas lautan ± 950 km2 dengan panjang garis pantai ± 50 km.
Secara administratif, Kabupaten TTU terdiri dari 24 Kecamatan yaitu: Miomaffo Barat,
Miomaffo Tengah, Musi, Mutis, Miomaffo Timur, Noemuti, Bikomi Selatan, Bikomi Tengah,
Bikomi Nilulat, Bikomi Utara, Naibenu, Noemuti Timur, Kota Kefamenanu, Insana, Insana Utara,
Insana Barat, Insana Tengah, Insana Fafinesu, Biboki Selatan, Biboki Tanpah, Biboki Moenleu,
Biboki Utara, Biboki Anleu dan Biboki Feotleu; dan 175 desa/kelurahan (31 Kelurahan, 144
Desa).

B. Kependudukan
Kondisi kependudukan di Kabupaten TTU menjadi faktor terpenting dalam proses
pelaksanaan pembangunan karena penduduk dapat menjadi subyek sekaligus obyek dari
pembangunan itu sendiri. Jumlah penduduk Kabupaten TTU sampai akhir tahun 2013 sesuai
hasil registrasi sebanyak 240.686 jiwa yang terdiri dari perempuan 121.198 jiwa dan laki-laki
119.488 jiwa, dengan tingkat kepadatan rumah tangga 4 orang dan kepadatan penduduk 90
orang per km2.

C. Kondisi Perekonomian Daerah


Berdasarkan hasil sensus yang dilakukan oleh BPS pada Tahun 2011, tercatat 31.375
rumah tangga yang dikategorikan sebagai Rumah Tangga Miskin (RTM). Indikator lain yang
digunakan untuk mengetahui kondisi perekonomian daerah adalah tingkat pertumbuhan
ekonomi, PDRB dan pendapatan perkapita. Uraiannya tertera dalam tabel berikut.
Tabel 2
Pertumbuhan Ekonomi, PDRB dan Pendapatan Per Kapita
Tahun 2012 – 2013
Pertumbuhan Ekonomi PDRB Per
Tahun PDRB (ADHB) Pertumbuhan PDRB (ADHK)
(ADHK) Kapita
2012 1.163.270 11,75 536.894 4,92 4.701.140
2013 1.277.858 9,85 561.160 4,52 5.102.200
Sumber : BPS Kabupaten TTU (2014)
Secara umum struktur perekonomian daerah dalam beberapa tahun terakhir masih
didominasi oleh sektor pertanian (dalam arti luas). Hal ini terindikasi oleh beberapa hal yakni
besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap total PDRB, peruntukan lahan yang sebagian
besar digunakan untuk lahan pertanian, mata pencaharian penduduk yang didominasi oleh
kaum yang bergerak di sektor pertanian.
Tabel 3
Peran Sektor Ekonomi Menurut Lapangan Usaha (persen)
Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2011 - 2013
Tahun
No Lapangan Usaha
2011 2012* 2013**

1 Pertanian 51,15 50,62 49,37


2 Pertambangan & Penggalian 1,47 1,48 1,49
3 Industri Pengolahan 1,55 1,51 1,44
4 Listrik, Gas & Air Minum 0,43 0,49 0,61
5 Bangunan/Konstruksi 8,37 8,44 8,92
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 8,27 8,51 8,89
7 Pengangkutan & Komunikasi 7,09 6,97 6,96
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2,68 2,89 3,11
9 Jasa-jasa 18,99 19,09 19,22
Ket. :* = Angka sementara
** = Angka sangat sementara
Sumber : TTU Dalam Angka, 2014

D. Kondisi Eksisting

Secara umum kondisi hidrologis Kabupaten TTU adalah sebagai berikut, jumlah bulan
basah sangat singkat (2-3 bulan), curah hujan tahunan yang rendah (1000 mm/tahun), keadaan
alam gersang karena didominasi oleh padang rumput.
Kecamatan Biboki Anleu terletak wilayah pantura dimana merupakan dataran Aluvial yang
menghampar luas dari Desa Motadik sampai Wini sangat potensial untuk pengembangan
pertanian baik tanaman pangan, perkebunan, peternakan maupun peikanan. Terkait dengan
kondisi alam yang demikian maka sumber air permukaan (sungai) juga sangat sedikit, debit air
sangat besar saat musim hujan dan sangat sedikit bahkan kering pada musim kemarau. Debit
air yang besar saat musim hujan (banjir) disebabkan oleh besarnya aliran permukaan dari hulu
karena kondisi vegetasi di hulu juga sangat jarang.
Keadaan tekstur tanah berpasir mempercepat peresapan air ke dalam tanah selain yang
hilang ke laut bersama banjir dan yang menguap karena suhu tinggi. Potensi air tanah menjadi
pilihan alternatif yang cukup bagus dalam rangka memperluas jangkauan pengairan di
Kabupaten TTU bukan saja pada daerah yang belum terjangkau air irigasi dari Bendungan
tetapi juga seyogyanya pada lahan-lahan irigasi untuk suplai pengairan. Potensi di bidang
pertanian ke depan akan semakin besar bila ditunjang dengan penyediaan embung dan
prasarana irigasi.
Pada saat ini umumnya petani menanam hanya satu kali dalam setahun yakni pada musim
Desember atau Januari sampai Maret/April (Padi-bero) karena debit air pada musim kemarau
tidak mencukupi untuk memperluas areal tanam pada masa pertanaman kedua. Komoditas
yang diusahakan pada musim hujan adalah padi sawah seperti Ciherang. Pada musim
kemarau sebagian menanam lagi padi tetapi sebagian lainnya menanam palawija (jagung,
kacang hijau) dan sayur-sayuran.
Kecamatan Biboki Anleu merupakan lokasi yang layak dijadikan sebagai lumbung pangan
baru bagi wilayah Kabupaten TTU. Dimana terdapat Luas lahan basah potensial sebesar
2880,04 Ha dan lahan kering 116 Ha dengan jumlah pemanfaat 1883 KK yang terdapat pada
Desa Nonotbatan, Desa Tuamese, Desa Sifaniha, Desa Maukabatan, Desa Kotafoun dan
Kelurahan Ponu.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab – bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Memperhatikan kondisi sarana prasarana yang ada dan untuk meningkatan Daerah Irigasi
maka diperlukan suatu tindakan berupa program dan kegiatan yang dititik beratkan pada
program pembangunan Bendungan serta peningkatan daerah irigasi dan sebagai penunjang
produktivitas pertanian masyarakat.
b. Akibat tingginya kebutuhan biaya yang diperlukan dalam penyediaan /pembangunan dan
pemeliharaan sarana dan sarana serta kemampuan pembiayaan Pemerintah Daerah
Kabupaten Timor tengah Utara perlu adanya bantuan dana dari Pemerintah Pusat guna
tercapainya sasaran Pembangunan Nasional.

3.2 Saran dan Tindak Lanjut


Merujuk pada uraian terdahulu maka pada kesempatan ini kami mengharapkan dukungan
Pemerintah Pusat agar berkenan mengalokasikan dana dari APBN untuk Pembangunan
Bendungan Tamtory di Kecamatan Biboki Anleu Kabupaten Timor Tengah Utara yang akan
dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp. 55.000.000.000,00 (Lima
Puluh Lima Milyar Rupiah).
Demikian Proposal ini dibuat untuk dipertimbangkan dan atas perhatian serta dukungan Bapak
terdahulunya disampaikan terima kasih.

Kefamenanu, 22 Mei 2019


BUPATI TIMOR TENGAH UTARA,

RAYMUNDUS SAU FERNANDES, S.Pt

Anda mungkin juga menyukai