Anda di halaman 1dari 37

Kamis, 12 Desember 2013

Makalah plasmodium ovale



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Malaria dikenal pertama kali pada tahun 900an SM. Hipocrates (400-377 SM) telah membedakan
beberapa tipe Malaria. Penemuan adanya parasit dalam darah penderita Malaria terjadi pada tahun 1880 oleh
Alphonse Laveran. Kemudian Ross (1897) membuktikan peran nyamuk Anopheles dalam penularan Malaria.
Garnharm (1948) menemukan adanya bentuk praeritrosit di hepar.
Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang yang beriklim tropis,
termaksud Indonesia. Di dunia terdapat 120 juta kasus malaria setiap tahun dengan angka kematian berkisar
500.000 1,2 juta orang terutama pada anak anak di bawah 5 tahun, sehingga mengakibatkan kerugian sosial
ekonomi.
Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Klinik penyakit malaria adalah khas, mudah dikenal,
karena demam yang naik turun dan teratur disertai menggigil, maka pada waktu itu sudah dikenal febris tersiana
dan febris kuartana. Di samping itu terdapat kelainan pada limpa, yaitu splenomegali : limpa membesar dan
menjadi keras, sehingga dahulu penyakit malaria disebut demam kura.
Meskipun penyakit ini telah diketahui sejak lama, penyebabnya belum diketahui. Dahulu diduga bahwa
penyakit ini disebabkan oleh hukuman dari dewa dewa karena waktu itu ada wabah disekitar Roma. Ternyata
penyakit ini banyak terdapat di daerah rawa rawa yang mengeluarkan bau busuk disekitarnya, maka
penyakitnya disebut malaria ( mal area = udara busuk = bad air ).



1.2 Rumusan Masalah
1. Plasmodium ovale
2. Distribusi plasmodium ovale
3. Morfologi dan daur hidup plasmodium ovale
4. Patologi dan gejala klinis
5. Diagnosis dan prognosis
6. Epidemologi
7. Pemeriksaan malaria
1.3 Tujuan
1. Mengetahui plasmodium ovale
2. Mengetahui distribusi plasmodium ovale
3. Untuk mengetahui patologi dan gejala klinik plasmodium ovale
4. Untuk mengetahui diagnosis dan prognosis plasmodium ovale
5. Untuk mengetahui epidemologi plasmodium ovale
6. Untuk mengetahui pemeriksaan malaria


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Plasmodium Ovale
Nama Penyakit yang disebabkan oleh parasi ini disebut malaria ovale.

2.2 Distribusi geografik
P. ovale terutama terdapat di daerah tropic Afrika bagian Barat, di daerah Pasifik Barat dan di beberapa
bagian lain di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di Pulau Owi sebelah Biak di Irian Jaya dan di Pulau Timor.

2.3 Morfologi dan daur hidup
Morfologi P. ovale mempunyai persamaan dengan P. malariae tetapi perubahan pada eritrosit yang
dihinggapi parasit mirip dengan P. vivax. Trofozoit muda berukuran kira kira 2 mikron (1/3 eritrosit). Titik titik
schuffner (disebut juga titik James) terbentuk sangat dini dan tampak jelas. Stadium trofozoit berbentuk bulat dan
kompak dengan granula pigmen yang lebih kasar tetapi tidak sekasar pigmen P. malariae. Pada stadium ini
eritrosit agak membesar dan sebagian besar berbentuk lonjong (oval) dan pinggir eritrosit bergerigi pada salah
satu ujungnya dengan titik Schuffner yang menjadi lebih banyak.
Stadium praeritrosit mempunyai periode prapaten 9 hari, skizon hati besarnya 70 mikron dan mengandung
15.000 merozoit. Perkembangan siklus eritrosit aseksual pada P. ovale hamper sama dengan P. vivax dan
berlangsung 50 jam. Stadium skizon berbentuk bulat dan bila matang, mengandung 8 10 merozoit yang
letaknya teratur di tepi mengelilingi granula pigmen yang berkelompok di tengah.
Stadium gametosit betina (makrogametosit) bentuknya bulat, mempunyai inti kecil, kompak dan sitoplasma
berwarna biru. Gametosit jantan (mikrogametosit) mempunyai inti difus, sitoplasma berwarna pucat kemerah
merahan, berbentuk bulat. Pigmen dalam ookista berwarna coklat/tengguli tua dan ganulanya mirip dengan yang
tampak pada P. malariae. Siklus sporogoni dalam nyamuk Anopheles memerlukan waktu 12 14 hari pada suhu
27C.

2.4 Patologi dan gejala klinis
Gejala klinis malaria ovale mirip dengan malaria vivaks. Serangannya sama hebat tetapi penyembuhannya
sering secara spontan dan relapsnyalebih jarang. Parasit sering tetap berada dalam darah (periode laten) dan
mudah ditekan oleh spesies lain yang lebih virulen. Parasit ini baru tampak lagi setelah spesies yang lain lenyap.
Infeksi campur P. ovale sering terdapat pada orang yang tinggal di daerah tropic Afrika dengan endemi malaria.

2.5 Diagnosis dan Prognosis
Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menentukan parasit P. ovale dalam sediaan darah yang dipulas
dengan Giemsa.
Malaria ovale penyakitnya ringan dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

2.6 Epidemiologi
Malaria ovale di Indonesia tidak merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena frekuensinya sangat
rendah dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Di Pulau Owi, Irian Jaya, di Flores dan di Timur, parasit ini
secara kebetulan ditemukan pada waktu di daerah tersebut dilakukan survei malaria.


2.7 Tes Pemeriksaan Malaria

1. Pembuatan apusan
Prinsip : Darah dibuat apusan dan tetes tebal. Diwarnai dengan larutan Giemsa agar parasit
malaria dan sel sel darah terlihat dengan jelas.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
1. Objek glass
2. Spoid 3 ml
3. Tourniquete
4. Pipet tetes
5. Botol Pial
6. Rak Pewarnaan
7. Lanset dan atoklik
8. Kapas
Bahan yang digunakan :
1. Alkohol 70%
2. EDTA
3. Sampel darah kapiler dan darah vena
4. Larutan Methil alcohol
5. Larutan Giemsa I : 9
6. Air mengalir

Prosedur Kerja :
Pembuatan Sediaan Tetes Darah Tebal
1. Digunakan darah kapiler
2. Dibersihkan ujung jari (yang dimana pada pengambilan darah kapiler ini, jari yang digunakan adalah jari manis)
dengan menggunakan kapas alcohol dan dibiarkan kering.
3. Ditusuk ujung jari manis sedalam 5 mm dengan menggunakan lanset steril, sehingga darah keluar dengan
sendirinya tanpa harus ditekan.
4. Dihapus tetesan darah pertama dengan kapas.
5. Diteteskan tetesan darah berikutnya pada bagian sebelah kanan objek glass sebanyak 3 titik.
6. Dibuat tetes tetes darah tebal dengan cara melebarkan tetesan darah tadi berlawanan arah jarum jam sampai
diameter 1 cm.

Pembuatan Sediaan Darah Tipis
1. Digunakan darah vena.
2. Diambil darah vena dengan spoit, dimana lengan diikat dengan tourniquite untuk membendung aliran darah dan
tangan dikepal.
3. Dimasukkan darah yang telah diambil ke dalam botol pial yang berisi EDTA untuk mencegah pembekuan darah.
4. Dibuat apusan darah tipis dengan meneteskan 1 tetes darah diatas objek glass (objek glass tetesan darah tebal)
pada bagian tengah.
5. Dipegang dengan tangan kanan, kaca penggeser dan diletakkan sisi pendeknya yang datar disebelah kiri dari
tetesan darah.
6. Digerakkan kea rah tetesan darah sehingga mengenai tetesan darah tersebut.
7. Ditunggu sampai darah menyebar ke seluruh sisi kaca penggeser, lalu digeser segera kaca penggeser ke kiri
dengan sudut 30 - 45.
Apusan darah tipis yang baik terbentuk seperti lidah kucing, pinggir apusan rata dan tidak berlubang lubang.
8. Dikeringkan sediaan darah tipis tersebut.

Pewarnaan Sedian Tetes Darah tebal dan Apusan Darah Tipis.
1. Diencerkan larutan Giemsa 1 bagian dengan 9 bagian aquadest.
2. Diletakkan sediaan lalu diteteskan larutan Methil alcohol sehingga mengenai seluruh permukaan sediaan darah
tipis (pada sediaan darah tebal tidak ditetesi Methil alcohol)
3. Dikeringkan sediaan sejenak (sekitar menit)
4. Ditetesi seluruh permukaan sediaan darah tebal dan darah tipis dengan larutan Giemsa dan biarkan selama 30
menit.
5. Dibilas secara hati hati sediaan dengan air mengalir sampai zat pewarna hilang.
6. Dikeringkan sediaan yang telah dibuat dengan cara diletakkan diatas meja.


Hasil :
2. Pemeriksaan Malaria

Pemeriksaan Plasmodium Ovale
Prinsip : Memisahkan hemoglobin dalam sel darah merah sehingga adanya parasit penyebab malaria di dalam
sel darah merah dapat terlihat jelas.
Alat dan Bahan :
Alat yang digunakan :
1. Mikroskop
2. Objek glas
Bahan yang digunakan :
1. Minyak Imersi
2. Sediann darah tebal dan tipis
Prosedur kerja :
1. Disiapkan sediaan darah tebal dan tipis yang telah dibuat.
2. Diteteskan setetes minyal imersi pada sediaan darah tebal dan tipis.
3. Diperiksa dan diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x ( okuler 10x dan objektif 100x )
4. Diamati sediaan darah tebal terlebih dahulu kemudian sediaan darah tipis secara Zig zag.


Hasil :
Apabila Pada Percobaan tersebut di dapatkan parasit malaria,dapat dilihat dari ganbar di bawah ini :
Plasmodium Ovale


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
P. ovale terutama terdapat di daerah tropic Afrika bagian Barat, di daerah Pasifik Barat dan di beberapa
bagian lain di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di Pulau Owi sebelah Biak di Irian Jaya dan di Pulau
Timor. Nama Penyakit yang disebabkan oleh parasi ini disebut malaria ovale. Diagnosis malaria ovale dilakukan
dengan menentukan parasit P. ovale dalam sediaan darah yang dipulas dengan Giemsa.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bias lebih
baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.


DAFTAR PUSTAKA


http://www.calbe.com
http://www.medicastro.com
id.wikipedia.org/wiki/Malaria
www.geocities.com/mitra_sejati_2000/malaria.html
http://yazhid28bashar.blogspot.com/2013/12/makalah-plasmodium-ovale.html


JENIS-JENIS MALARIA

Malaria Pernisiosa-Plasmodium Ovale |
Malaria Pernisiosa di sebabkan oleh parasit Plasmodium ovale. Penyakit yang disebabkan infeksi parasit Plasmodium ovale ini
disebut juga malaria tertiana ringan dan merupakan parasit malaria yang paling jarang pada manusia. Biasanya penyakit
malaria Pernisiosa ini tersebar di daerah tropik, tetapi telah dilaporkan di daerah Amerika Serikat dan Eropa.

Penyakit ini banyak dilaporkan menjangkiti penduduk di daerah pantai Barat Afrika yang merupakan lokasi asal kejadian.
Kemudia penyakit berkembang ke daerah Afrika Tengah dan sedikit kasus di Afrika Timur. Juga telah dilaporkan kasus di Philipina,
NewGuenia dan Vietnam.Plasmodium ovale sulit di diagnosis karena mempunyai kesamaan dengan P. vivax.

Schizont yang masak berbentuk oval dan mengisi separo dari sel darah hospes. Biasanya akan terbentuk 8 merozoit, dengan
kisaran antara 4-16. Bentuk titik (dot) terlihat pada awal infeksi kedlam sel darah merah. Bentuknya lebih besar daripada P.
vivax dan bila diwarnai terlihat warna merah terang.

Gametocyr dari Plasmodium ovale memerlukan lebih lama dalam darah perifer daripada malaria lainnya. Tetapi mereka cepat
dapat menginfeksi nyamuk secara teratur dalam waktu 3 minggu setelah infeksi. Meski termasuk penyakit malaria yang paling
langka, malaria pernisiosa tidak bisa dianggap enteng karena dapat juga menyebabkan pada kematian







Plasmodium Ovale

Tropozoit

tropozoit tua

tropozoit muda







Malaria Tropika Plasmodium falciparum
Malaria tropica adalah jenis penyakit malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falcifarum. Penyakit malaria tropica
disebut jugaMalaria tertiana maligna atau malaria falciparum yang merupakan penyakit malaria yang paling ganas yang
menyerang manusia. Daerah penyebaran malaria ini adalah daerah tropik dan sub-tropic. Malaria tropica adalah pembunuh
terbesar manusia di daerah tropis di seluruh dunia yang diperkirakan sekitar 50% penderita malaria tidak tertolong.
Malaria tropika pernah dituduh sebagai penyebab utama terjadinya penurunan populasi penduduk di jaman Yunani kuno dan
menyebabkan terhentinya expansi Alexander yang agung menaklukan benua Timur karena kematian serdadunya oleh serangan
penyakit malaria ini. Begitu juga pada perang Dunia I dan II terjadinya kematian manusia lebih banyak disebabkan oleh penyakit
malaria ini daripada mati karena perang.

Seperti pada malaria lainnya, schizont exoerytrocytic dari P. falciparum timbul dalam sel hati. Schizont robek pada hari ke 5 dan
mengeluarkan 30.000 merozoit. Disini tidak terjadi fase exoerytrocytic ke 2 dan tidak terjadi relaps. Tetapi penyakit akan timbul
lagi sekitar 1 tahun, biasanya sekitar 2-3 tahun kemudian setelah infeksi pertama. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah populasi
parasit yang sedikit didalam sel darah merah.

Merozoit menyerang sel darah merah pada semua umur. P. falciparum memiliki tingkat parasitemia yang tinggi dibanding
malaria lainnya. Sel darah yang mengandung parasit ditemukan dalam jaringan yang paling dalam seperti limpa dan sumsum
tulang pada waktu schizogony. Pada waktu gametocyt berkembang, sel darah tersebut bergerak menuju sirkulsi darah perifer,
biasanya terlihat sebagi bentuk cincin.

Schizont sering ditemukan pada darah perifer, fase erytrocyt ini memakan waktu sekitar 48 jam. Pada kondisi yang berat, saat
terjadi parasitemia ditemukan lebih dari 65% erytrocyt mengandung parasit, tetapi biasanya pada kepadatan 25% saja sudah
menyebabkan fatal.
Malaria tropika adalah jenis malaria yang paling ganas dan mematikan yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum
yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.
. Plasmodium falciparum

tropozoit

Skizon

Bentuk cincin (Ring stage)

Gametosit
-




Malaria Tertiana - Plasmodium vivax | Jenis-jenis Malaria
Malaria tertiana disebabkan oleh parasit Plasmodium vivax yang ditularkan oleh penyakit Anopheles. Spesies
Plasmodium vivax ini menyebabkan penyakit Malaria tertiana benigna atau disebut malaria tertiana. Nama
tertiana adalah berdasarkan fakta bahwa timbulnya gejala demam terjadi setiap 48 jam. Nama tersebut
diperoleh dari istilah Roma, yaitu hari kejadian pada hari pertama , sedangkan 48 jam kemudian adalah hari ke 3.
Penyakit malaria tertiana banyak terjadi di daerah tropik dan sub tropik. Hampir 43% kejadian penyakit
malaria disebabkan oleh Plasmodium vivax. Proses schizogony exoerytrocytic dapat terus terjadi sampai 8 tahun,
disertai dengan periode relaps, disebabkan oleh terjadinya invasi baru terhadap erythrocyt. Kejadian relaps
terciri dengan pasien yang terlihat normal (sehat) selamaperiode laten. Terjadinya relaps juga erat hubungannya
dengan reaksi imunitas dari individu.
Plasmodium vivax hanya menyerang erytrocyt muda (reticulocyt), dan tidak dapat menyerang/tidak mampu
menyerang erytrocyt yang masak. Segera setelah invasi kedalam erytrocyt langsung membentuk cincin.,
cytoplasma menjadi aktif seperti ameba membentuk pseudopodia bergerak ke segala arah sehingga disebut
vivax.
Malaria Tertiana yang disebabkan oleh parasit Plasmodium vivax memunculkan gejala malaria seperti demam
setiap tiga hari sekali. Malaria tertiana termasuk jenis penyakit malaria yang tidak berbahaya, tetapi jika tidak
dirawat dapat juga merengut nyawa






Plasmodium vivax

Gametosit

Skizon

Tropozoit

Granula Schuffners





Malaria quartana Plasmodium malariae
Malaria quartana disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium malariae. Penyakit malaria
quartana menyerang setiap 72 jam. Hal tersebut di kenali sejak jaman Yunani, karena waktu demam berbeda
dengan parasit malaria tertiana. Pada tahun 1885 Golgi dapat membedakan antara demam karena penyakit malaria
tertiana dengan malaria quartana dan memberikan deskripsi yang akurat dimana parasit tersebut diketahui
sebagai Plasmodium malariae
Plasmodium malariae adalah parasit cosmopolitan, tetapi distribusinya tidak continyu di setiap lokasi.
Parasit sering di temukan di daerah tropik Afrika, Birma, India, SriLanka, Malaysia, Jawa, New Guienia dan Eropa.
Juga tersebar di daerah baru seperti Jamaica, Guadalope, Brazil, Panama dan Amerika Serikat. Diduga parasit
menyerang orang di jaman dulu, dengan berkembangnya perabapan dan migrasi penduduk, kasus infeksi juga
menurun.
Schizogony exoerytrocytic terjadi dalam waktu 13-16 hari, dan relaps terjadi sampai 53 tahun. Bentuk
erytrocytic berkembang lambat di dalam darah dan gejala klinis terjadi sebelumnya, dan mungkin ditemukan
parasit dalam ulas darah. Bentuk cincin kurang motil daripada P. vivax, sedangkan cytoplasma lebih tebal. Bentuk
cincin yang pipih dapat bertahan sampai 48 jam, yang akhirnya berubah bentuk memanjang menjadi bentuk band
yang mengunpulkan pigmen dipinggirnya. Nukleus membelah menjadi 6-12 merozoit dalam waktu 72 jam. Tingkat
parasitemianya relatif rendah sekitar 1 parasit tiap 20.000 sel darah. Rendahnya jumlah parasit tersebut
berdasarkan fakta bahwa merozoit hanya menyerang erytrocyt yang tua yang segera hilang dari peredaran darah
karena didestruksi secara alamiah. Gametocyt mungkin berkembang dalam organ internal, bentuk masaknya jarang
ditemukan dalam darah perifer. Mereka berkembang sangat lambat untuk menjadi sporozoit infektif.
Malaria quartana yang disebabkan oleh infeksi Plasmodium malariae ini merupakan jenis penyakit malaria yang
tidak terlalu banyak terdapat di dunia. Hanya 7% nya saja. Namun begitu tetap saja penyakit ini berbahaya.

Plasmodium Malariae

tropozoit

merozoit (rosset)

Bentuk Pita (band)

Skizon
-







Perbandingan gambaran Sedian darah tepi sedian hapus tipis pada masing-masing parasit Plasmodium.

-


Gambaran darah tepi pada sedian hapus tipis dan tebal

http://nova-novriyanti.blogspot.com/2013/09/jenis-jenis-malaria.html


plasmodium vivax malaria

PENDAHULUAN
BAB I
I.1 LATAR BELAKANG
Tingginya kasus penyakit malaria di kalangan masyarakat membuat Malaria sangat dikenal oleh sebagian
orang. Hal ini dikarenakan penyakit malaria merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Dan salah satu
pandemi yang pernah dialami negara-negara di dunia, khususnya banyak terjadi dinegara tropis. Indonesia sebagai salah
satu negara tropis yang rentan dengan pandemi malaria tersebut. Indonesia pernah tercatat sebagai negara dengan jumlah
kasus kematian tinggi akibat kasus malaria.
Penyakit malaria di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka
kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana
terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis
malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan
insiden rate penyakit malaria masih tinggi di daerah tersebut.Malaria merupakan penyakit global yang paling sering
terjadi di daerah tropis, tetapi penularannya juga dapat terjadi didaerah beriklim sedang. Pada abad ke-19 dan ke-20
awal, spesies Plasmodium secara luas terdistribusi di Amerika. Distribusi ini termasuk Amerika Serikat Selatan,
Mississippi River Valley, dan Minnesota dan Michigan. Sekarang, parasit Plasmodium menyebabkan lebih dari 100 juta
kasus malaria per tahun terutama didaerah tropis. Hasil yang diperkirakan dari 1-2.000.000 kematian per tahun, banyak
dari mereka adalah anak-anak. Bahkan, lebih besar dari 90% kejadian malaria mengancam jiwa anak-anak. Distribusi
dari vektor nyamuk dan prevalensi penyakit dalam suatu populasi merupakan factor utama yang menentukan distribusi
parasit Plasmodium. Daerah yang penuh dengan nyamuk, seperti rawa-rawa, telah lama memiliki hubungan dengan
tingginya angka serangan malaria. Lingkungan yang mendukung seperti genangan air menyebabkan munculnya sarang
nyamuk. Saat ini, yang merupakan daerah endemik antara lain Karibia, Amerika Selatan bagian utara, Amerika Tengah,
Afrika, India, Australia, Asia Tenggara, dan Asia kepulauan Pasifik. Malaria juga terjadi secara sporadik di daerah non
endemik, dalam banyak kasus berupa penyakit laten. Penyakit malaria yang kambuh disebabkan oleh reaktivasi fase
laten hipnozoit P vivax dan P ovale (Wilson, 2001).
Dewasa ini upaya pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui, pemberantasan vektor penyebab
malaria (nyamuk Anopheles) dan dilanjutkan dengan melakukan pengobatan kepada mereka yang diduga menderita
malaria atau pengobatan juga sangat perlu diberikan pada penderita malaria yang terbukti positif secara laboratorium.
Dalam hal pemberantasan malaria selain dengan pengobatan langsung juga sering dilakukan dengan jalan penyemprotan
rumah dan lingkungan sekeliling rumah dengan racun serangga, untuk membunuh nyamuk dewasa upaya lain juga
dilakukan untuk memberantas larva nyamuk.
I.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi plasmodium vivax
2. Morfologi paslmodium vivax
3. Bagaimana siklus hidup plasmodium vivax
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi plasmodium vivax
2. Untuk mengetahui morfologi plasmodium vivax
3. Untuk mengetahui bagaimana siklus hidup dari plasmodium vivax.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit dan
ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam,
menggigil, anemia, dan splenomegali. Dapat berlangsung akut ataupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa
komlikasi ataupun mengalami komlikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang
menyerupai malaria ialah infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis.
Plasmodium yang sering dijumpai adalah Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (Benign Malaria) dan
Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria). Plasmodium malariae pernah juga
dijuumpai pada suatu kasus, tetapi sangat jarang. Plasmodium ovale pernah dilaporkan dijumpai di Irian Jaya, pulau
Timor, pulau Owi (utara Irian Jaya). Manifestasi Klinik Malaria Non Falciparum
Manifestasi Klinis Malaria Tertiana/M. Vivax atau M. Benigna
Inkubasi 12-17 hari, kadang-kadang lebih panjang 12-20 hari. Pada hari-hari pertama panas irregular, kadang-kadang
remiten atau intermiten, pada saat tersebut perasaan dingin atau menggigil jarang terjadi. pada akhir minggu tipe panas
menjadi intermiten dan periodic setiap 48 jam dengan gejala klasik Trias Malaria. Serangan paroksismal biasanya terjadi
pada waktu sore hari. Kepadatan parasit mencapai maksimal dalam waktu 7-14 hari. Pada minggu kedua limpa mulai
teraba. Parasitemia mulai menurun setelah 14 hari, limpa masih mebesar dan panas masih berlangsung, pada akhir
minggu ke-5 panas mulai turun secara krisis. Pada malaria vivax manifestasi klinik dapat berlangsung secara berat tetapi
kurang membahayakan. Limpa dapat membesar sampai derajat 4 atau 5 (ukuran Hackett). Malaria serebral jarang
terjadi. Edema tungkai disebabkan karena hipoalbuminemia. Mortalitas malaria vivax rendah tetapi morbiditas tinggi
karena seringnya terjadi relapse. Pada penderita yang seimune perlangsungan malaria vivax tidak spessifik dan ringan
saja; parasitemia hanya rendah; serangan demam hanya pendek dan penyembuhan lebih cepat. Reistensi terhadap
kloroquin pada malaria vivax juga dilaporkan di Irian Jaya dan didaerah lainnya. Relapse sering terjadi karena keluarnya
bentuk hipnozoit yang tertinggal di hati pada saat stastus imun tubuh menurun.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi
Plasmodium vivax adalah protozoa parasit dan patogenmanusia. P. vivax adalah salah satu dari empat
spesies parasit malaria yang umumnya menyerang manusia. P. vivax dibawah oleh nyamukAnopheles betina.
Yang mana spesies plasmodium ini menyebabkan penyakit malaria tertiana benigna atau disebut malaria tertina.
Nama tertina adalah berdasarkan fakta bahwa timbulnya gejala demam terjadi setiap 48 jam. Nama tersebut
diperoleh dari istilah Roma yaitu hari kejadian pada hari pertamaPlasmodium vivax dapat mereproduksi baik
secara aseksual dan seksual ,tergantung pada tahap siklus hidupnya.
Secara Aseksual :
1. Tanaman belum trofozoit (Ring atau cincin meterai-berbentuk), sekitar 1 / 3 dari diameter dari sel darah merah
2. trofozoit dewasa: Sangat tidak teratur dan halus (digambarkan sebagai amoeboid); pseudopodial banyak proses
terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat (pigmen malaria) atau hematin mungkin berasal dari hemoglobin
dari sel darah merah yang terinfeksi.
3. Schizonts (juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah yang normal, sehingga sel terparasit
menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada merozoit sekitar enam belas.
B.morfologi plasmodium vivax
Bentuk perkembangan dari P.Vivax
1. Bentuk cincin :
Ukuran 1/3 eritrosit
Bentuk cincin tebal
Kromatin masa padat berbatas jelas
Bentuk accole kadang kadang
Pigmen tidak ada.

2. Bentuk Tropozoit :
Ukuran besar,
Bentuk sangat irregular, vakuola nyata,
Kromatin titik titik atau benang benang,
Pigmen halus, warna kuning coklat,
Penyebaran partikel halus
Penyebaran tersebar
3. Bentuk Skizon Imature :
Bentuk hampir mengisi seluruh eritrosit,
Bentuk sedikit amoeboid,
Kromatin banyak berupa masa ireguler,
Pigmen tersebar

4. Bentuk Skizon Mature :
Mengisi Eritrosit,
Bentuk bersegmen,
Merozoit 14 16, rata rata 16,
Ukuran sedang,
Pigmen berkumpul ditengah ( kuning coklat )

5. Bentuk Mikrogametosit :
Waktu timbul 3 5 hari,
Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar
Bentuk bulat/ ovale dan padat,
Sitoplasma biru pucat,
Kromatin fibril dengan delondong, daerah sekitar yang tidak berwarna,
Pigmen tersebar.
6. Bentuk Makrogametosit :
Waktu timbul 3 5 hari,
Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar
Bentuk bulat/ovale dan padat,
Sitoplasma biru tua,
Kromatin merupakan massa padat di perifer,
Pigmen small round perifer.
3. Siklus hidup Plasmodiun Vivax
1. Nyamuk Anop betina menggigit, menghisap darah manusia kemudianmengeluarkan air liur yang mengandung
sporozoit
2. Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama 3 hari.
3. Sporozoit membelah menjadi 8 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain dan membentuk
merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak\
4. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
5. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak
6. Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka makrogametosit dan
mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit
danmikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan
gametogoniaataug ametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet)
7. Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot
dinding perut nyamuk (ookist
8. Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan sporozoit.
9. Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah
ke dalam kelenjar ludah
10. Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam
darah.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan

Plasmodium vivax adalah protozoa parasit dan patogenmanusia. P. vivax adalah salah satu dari empat
spesies parasit malaria yang umumnya menyerang manusia. P. vivax dibawah oleh nyamuk Anopheles betina. Yang
mana spesies plasmodium ini menyebabkan penyakit malaria tertiana benigna atau disebut malaria tertina. Nama tertina
adalah berdasarkan fakta bahwa timbulnya gejala demam terjadi setiap 48 jam. Nama tersebut diperoleh dari istilah
Roma yaitu hari kejadian pada hari pertama
http://hartatimonda.blogspot.com/2012/12/plasmodium-vivax-malaria.html


p. vivax
KATA PENGANTAR

Bismillahi Rahmani Rahim
Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
makalah dengan judul Plasmodium vivax dapat di selesaikan tepat waktu.
Pada penulisan makalah ini,penulis telah berusaha semaksimal mungkin namun mengingat kodrat
manusia sebagai manusia biasa tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan-kekurangan yang
membutuhkan koreksi dan penyempurnaan dari berbagai piha.Selanjutnya pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Novi Utami Dewi SKM,M.Kes dan Nasar S.ST,M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Instrument III
2. Semua pihak yang telah memberikan sumbangsihnya.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Saran dn kritik sangat kami harapkan demi perbaikan dalam pembuatan makalah,baik yang sekarang maupun
yang akan datang.


PENYUSUN








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan penulisan makalah
BAB II : ISI
A. Taksonomi Plamodium vivax
B. Morfologi Plamodium vivax
C. Reproduksi Plamodium vivax
D. Hospes dan nama penyakit
E. Siklus hidup Plamodium vivax
F. Patologi dan gejala klinis Plamodium vivax
G. Epidemologi Plamodium vivax
H. Diagnosa Laboratorium Plamodium vivax
I. Pencegahan perkembangan Plamodium vivax
J. Pengobatan Plamodium vivax
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista uniseluler
atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk
sejenis spora. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Siklus
hidup sporozoa agak kompleks karena melibatkan lebih dari satu inang. Dalam siklus
hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Selain itu, pada siklus hidup
juga terjadi sporulasi, yaitu pembelahan setiap inti sel secara berulang ulang sehingga
dihasilkan banyak inti yang masing masing dikelilingi oleh sitoplasma dan terbentuklah
individu baru.
Pergerakannya dilakukan dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Tubuh
berbentuk bulat panjang atau lonjong. Pada umumnya bersifat farasit dan dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Respirasi dan ekskresi dilakukan
dengan cara difusi. Makanan diperoleh dengan cara menyerap zat makanan dari
hospesnya. Reproduksi dapat secara vegetative dan generative. Beberapa contoh
spesies dari Sporozoa yaitu Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium
ovale dan Toxoplasma gondii.
Vektor dari Plasmodium penyebab penyakit malaria adalah nyamuk Anopheles
betina. Plasmodium hidup sebagai parasit pada sel-sel darah merah manusia atau
vertebrata lainnya. selama hidupnya, Palsmodium tersebut mengalami dua fase, yakni
fase sporogoni dan fase skizogoni. Fase sporogoni terjadi didalam tubuh nyamuk
Anopheles betina, sedangkan fase skizogoni berlangsung didalam tubuh manusia.











B. Tujuan Penulisan makalah
1. Untuk megetahui taksonomi dari Plasmodium vivax
2. Untuk megetahui Morfologi dan reproduksi dariPlasmodium vivax
3. Untuk mengetahui hospes dan nama penyakit serta siklus hidup dari Plasmodium vivax
4. Untuk mengetahui patologi dan gejala klinis serta epidemologi dari Plasmodium vivax
5. Untuk mengetahui diagnosa laboratorium dan pengobatan dari Plasmodium vivax
6. Untuk mengetahui pencegahan perkembanganPlasmodium sp

























BAB II
ISI
A. Taksonomi

Plasmodium vivax adalah protozoa parasit yang pathogenyang sering dan
didistribusikan secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium
vivax merupakan salah satu dari enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi
manusia.
Plasmodium Vivax termasuk ke dalam anggota filum Sporozoa yang tidak memiliki alat
gerak dan bersifat parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang.
Taksonomi :
Domain : Eukaryota
Kingdom : Chromalveolata
Superphylum : Alveolata
Phylum : Apicomplexa
Class : Aconoidasida
Ordo : Haemosporida
Family : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
B. Morfologi
Eritrosit yang terinfeksi oleh parasit ini mengalami pembesaran dan pucat karena
kekurangan haemoglobin.
Tropozoit muda tampak sebagai cincin dengan inti pada satu sisi.
Tropozoid tua tampak sebagai cincin amuboid akibat penebalan sitoplasma yang tidak
merata
Dalam waktu 36 jam parasit akan mengisi lebih dari setengah sel eritrosit yang
membesar.
Proses selanjutnya inti sel parasit akan mengalami pembelahan dan menjadi bentuk
schizont yang berisi merozoit berjumlah antara 16 18 buah.
Gametosit mengisi hampir seluruh eritrosit.
Mikrogametosit berinti besar dalam pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda
sedangkan sitoplasma berwarna biru.
Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.
C. Reproduksi
Plasmodium vivax dapat mereproduksi baik secara aseksual dan seksual ,tergantung
pada tahap siklus hidupnya.
Secara Aseksual
1. Tanaman belum trofozoit (Ring atau cincin meterai-berbentuk), sekitar 1 / 3 dari
diameter dari sel darah merah
2. Trofozoit dewasa: Sangat tidak teratur dan halus (digambarkan sebagai amoeboid);
pseudopodial banyak proses terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat (pigmen
malaria) atau hematin mungkin berasal dari hemoglobin dari sel darah merah yang
terinfeksi.
3. Schizonts (juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah yang normal,
sehingga sel terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada merozoit
sekitar enam belas.
Secara Seksual
Tahap seksual Plasmodium vivax sebagai berikut :
1. Transfer ke nyamuk
2. Gametogenesis Mikrogamet dan Makrogamet
3. Pembuahan
4. Ookinite
5. Oocyst
6. Sporogony


D. Hospes dan nama penyakit
Manusia merupakan hospes perantara parasit ini , sedangkan hospes definitifnya
adalah nyamuk Anopheles betina.
Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut
malaria tersiana.
E. Siklus hidup
1. Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian
mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit.
2. Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama 3 hari.
3. Sporozoit membelah menjadi 8 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi
sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak.
4. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah
banyak.
5. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah
banyak.
6. Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi
maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam
usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit danmikrogametosit berkembang
menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan
gametogonia atau gametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga
terbentuklah zigot (ookinet).
7. Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan
menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista)
8. Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang
lengkap dinamakan sporozoit.
9. Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh
tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.
10. Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan
melepaskan sporozoit ke dalam darah.
Plasmodium pada manusia : aseksual (Fase gametofit dan vegetatif)
Plasmodium pada nyamuk : seksual (Fase sporofit dan generatif )
F. Patologi dan Gejala Klinis
Serangan pertama dimulai dengan sindrom prodromal: sakit kepala, sakit
punggung, mual dan malaise umum. Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama
,tetapi kemudian menjadi intermiten dengan perbedaan yang nyata pada pagi dan sore
hari, suhu meninggi dan kemudian turun menjadi normal. Malaria vivax penting
bukan karena angka kematiannya tetapi karena kelemahan penderita yang disebabkan
oleh relapsnya.
Limpa pada serangan pertama mulai membesar, dengan konsistensi lembek dan
mulai teraba pada minggu kedua. Pada malaria menahun menjadi sangat besar ,keras
dan kenyal. Pada permulaan serangan pertama , jumlah parasit Plasmodium vivaxkecil
dalam peredaran darah tepi, tetapi bila demam tersian telah berlangsung, jumlahnya
bertambah besar. Kirakira satu minggu setelah serangan pertama , stadium gametosit
tampak dalam darah.
G. Epidemiologi
Spesies ini terdapat di daerah subtropik, dapat juga ditemukan di daerah dingin
(Rusia), di daerah tropic Afrika, terutama di Afrika Barat. Di Indonesia spesies
tersebut tersebar di seluruh kepulauan dan pada umumnya di daerah endemic
mempunyai frekuensi tertinggi diantara spesies yang lain.
H. Diagnosa Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa pasti penyakit malaria
adalah dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menemukan parasit
Plasmodium dalam sediaan darah. Sediaan darah tipis akan memberikan gambaran
bentuk parasit yang lebih baik dan sempurna morfologinya, namun perlu ketelitian
dan kesabaran dalam melakukan pemeriksaan. Sedangkan sediaan darah tebal akan
mempercepat proses identifikasi Plasmodiun walaupun morfologi parasit tidak sebaik
bila dibuat sediaan apus.
Tes serologi untuk malaria bisa dilakukan dengan IHA ( Indirect
Hemaglutination Test ) dan ELISA ( Enzym Linked Immuno Sobent Assay ).
I. Pencegahan perkembangan plasmodium sp
1. Pencegahan perusakan hutan agar habitat nyanuk Anopheles sp. tidak rusak, karena
bila rusak, maka nyamuk penghisap hewan (zoophilik) akan berubah menjadi nyamuk
pemakan manusia (anthropofilik)
2. Pemakaian bubuk Abate pada air untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
3. Meningkatkan level sanitasi agar jentik-jentik nyamuk dapat berkurang
4. Pada daerah pedalaman biasanya akan dibiakkan jentik nyamuk pemakan
Plasmodium sp. & pemindahan hewan-hewan ternak ke daerah pedalaman agar
nyamuk Anopheles sp. menggigit hewan tersebut.(Plasmodium sp. tidak berbahaya
bagi hewan).
5. Penyemperotan secara berkala.
J. Pengobatan
1. Prinsip dasar pengobatan malaria vivaks adalah pengobatan radikal yang ditujukan
pada stadium hipnozoit di sel hati dan dieritrosit
2. Tahun 1989, P. vivax resisten klorokuin. Sehingga dipakai
pengobatan klorokuin selama 3 hari dilakukan bersamaan denganprimakuin selama 14
hari. Dengan cara ini, primakuin bersifat sebagai skizontizid darah selain membunuh
hipnozoit dalam hati.Jika dengan pengobatan promakuin masih belum terjadi relaps,
bisa ditambahkan dosis primakuin sampai 30 mg/hari
3. Obat alternatif lain: artesunat-amodiakuin, dihidroartemisinin-piperakuin, atau non-
altemisin (meflokuin, atovaquone-proguanil)

















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Plasmodium vivax adalah protozoa parasit yang pathogenyang sering dan
didistribusikan secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium
vivax merupakan salah satu dari enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi
manusia.
Manusia merupakan hospes perantara parasit ini , sedangkan hospes definitifnya
adalah nyamuk Anophelesbetina.
Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut
malaria tersiana.
B. Saran
Kami mengaharap dan menghimbau kepada para pembaca apabila ada
kesalahan atau kekeliruan baik kata-kata atau penyusunan agar memberikan saran
dan kritik yang bisa mengubah penulis kearah yang lebih baik dalam penulisan
makalah selanjutnya.


















Daftar Pustaka
1. http://drwarnilover.blogspot.com/2011/10/plasmodium-vivax.html
2. http://11gorys.blogspot.com/2012/05/makalah-sporozoa.html
3. Prof.Dr.Soedarto,DTM&H,PhD.2011.Buku ajar parasitologi kedokteran.Sagung
Seto,Surabaya
4. Safar,Rosdiana.2009.Protozoologi helmintologi entomologi.yrama widya,Bandung.
http://nuwrrlhiyyaa.blogspot.com/2014/05/makalah-plasmodium-vivax.html


plasmodium falciparum

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Malaria adalah penyakit reemerging, yakni penyakit yang menular kembali secara massal.
Malaria juga adalah suatu penyakit tular nyamuk (mosquito borne diseases). Penyakit infeksi ini
banyak dijumpai di daerah tropis, disertai gejala-gejala seperti demam dengan fluktuasi suhu
secara teratur, kurang darah, pembesaran limpa dan adanya pigmen dalam jaringan. Malaria
diinfeksikan oleh parasit bersel satu dari kelas Sporozoa, sukuHaemosporida,
keluarga Plasmodium. Penyebabnya oleh satu atau lebih dari empat Plasmodia yang menginfeksi
manusia: P. Falciparum, P. Malariae, P. Vivax, dan P. Ovale. Dua P. Falciparum ditemukan terutama
di daerah tropis dengan resiko kematian yang lebih besar bagi orang dengan kadar imunitas
rendah. Parasit ini disebarkan oleh nyamuk dari keluarga Anopheles. Plasmodium adalah genus dari
sporozoa atau protista mirip hewan yang tidak memiliki alat gerak. Plasmodium merupakan
makhluk hidup renik dan merupakan patogen atau dapat menyebabkan penyakit yang merugikan.
Plasmodium hidup menjadi parasit ditubuh hewan dan manusia umumnya.

Penyakit malaria memiliki empat jenis, dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Yang
pertama adalah malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika atau biasa disebut demam rimba (jungle
fever), disebabkan oleh P. Falciparum. Malaria ini adalah penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Parasit ini
menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau, serta kematian. Kedua, malaria kuartana yang
disebabkan oleh P. Malariae. Jenis malaria ketiga adalah paling ringan, malaria tertiana yang disebabkan oleh P. Vivax.
Jenis keempat dan merupakan jenis malaria yang paling jarang ditemukan adalah malaria ovale, disebabkan oleh P.
Ovale. Walaupun ditularkan oleh nyamuk, penyakit malaria sebenarnya merupakan suatu penyakit ekologis. Penyakit ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dan
berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu
antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, serta ketinggian. Air merupakan faktor esensial bagi
perkembang-biakan nyamuk. Karena itu dengan adanya hujan bisa menciptakan banyak tempat perkembangbiakan
nyamuk, yaitu akibat genangan air yang tidak dialirkan di sekitar rumah atau tempat tinggal. Nyamuk dan parasit
malaria juga sangat cepat berkembang biak pada suhu sekitar 20-27 derajat C, dengan kelembaban 60-80 %.


1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini antara lain :
a. Bagaimanakah sejarah plasmodium falciparum?
b. Bagaimanakah siklus hidup Plasmodium Falciparum?
c. Bagaimanakah gejala Plasmodium Falciparum?
d. Bagaimanakah cara penularan serta cara pencegahannya?

1.3 Tujuan
Tujuan yang dapat dicapai dari pembahasan makalah ini antara lain:
a. Dapat mengetahui sejarah plasmodium falciparum
b. Dapat menetahui siklus hidup plasmodium falciparum
c. Dapat mengetahui gejala plasmodium falciparum
d. Dapat mengetahui cara penularan serta cara pencegahan plasmodium falciparum





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Plasmodium falciparum
Kata malaria sendiri berasal dari bahasa Italia yaitu Male dan Aria yang berarti hawa buruk. Memang pada
zaman dulu, orang beranggapan bahwa malaria disebabkan oleh udara yang kotor. Sementara di Perancis dan Spanyol,
malaria dikenal dengan nama paladisme ataupaludismo, yang berarti daerah rawa atau payau karena penyakit ini
banyak ditemukan di daerah pinggiran pantai. Malaria juga dikenal dengan istilah lain seperti marsh fever, remittent
fever, intermittent fever, dan hill fever. Karena terkenalnya penyakit ini, penulis Inggris yang terkenal sepanjang abad ke
16-17, William Shakespeare, menggambarkan penyakit malaria dalam salah satu karyanya sebagai The Caliban
Curse.(1611).
Malaria telah menjangkiti manusia selama lebih 50,000 tahun, dan malaria mungkin
merupakan pathogen bagi manusia. Malah, saudara dekat bagi parasit malaria manusia masih kekal pada chimpanze,
spesies paling dekat. Rujukan bagi demam berkala yang terdapat sepanjang sejarah, bermula pada 2,700 SM di China.
Istilah malaria berasal semenjak Medievalbahasa Itali: mala aria "udara busuk"; Kajian saintifik berkenaan malaria
mencapai kemajuan pertama pada 1880, apabila seorang doktor Perancis yang tinggal di Algeria bernama Charles Louis
Alphonse Laveran memerhatikan parasit dalam sel darah merah yang terjangkit malaria. Dengan itu Charles
mencadangkan bahwa malaria disebabkan oleh protozoa ini, pertama kali protozoa dikenal pasti sebagai puncak
penyakit. Protozoa ini dinamakan Plasmodium oleh pakar sains Itali Ettore Marchiafava dan Angelo Celli. Setahun
kemudian, Carlos Finlay, doktor Cuba yang merawat penyakit dengan demam kuning di Havana, yang pertama
mencadangkan bahwa nyamuk menyebarkan penyakit ini dikalangan manusia. Bagaimanapun Sir Ronald Ross, seorang
rakyat British yang tinggalt di India yang akhirnya membuktikan pada 1898 bahwa malaria disebarkan oleh nyamuk.
Dia membuktikan bahawa sesetengah spesies nyamuk menyebarkan malaria kepada burung dan mengasingkan parasit
malaria dari kelenjar liur nyamuk yang menghisap darah burung yang berpenyakit.

Plasmodium falciparum mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Haemosporodia
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species : Falcifarum

Definisi Malaria & Malaria Falciparum
Istilah malaria diambil dari dua kata Bahasa Italia, yaitumal (buruk)
dan area (udara) atau udara buruk. Karena dahulu banyak terdapat di daerah
rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Berikut ini adalah beberapa difinisi
penyakit malaria dan Malaria Falciparum :
Malaria adalah penyakit infeksi parasite yang disebabkan
oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya
bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi malaria ini memberikan gejala berupa
demam, menggigil, anemia dan splenomegaly. Dapat berlangsung akut ataupun
kronik (Paul N. Harijanto, 2006).
Malaria adalah penyakit menular endemik di banyak daerah hangat di dunia,
disebabkan oleh protozoa obligat seluler genus Plasmodium, biasanya ditularkan
melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Penyakit ini ditandai dengan
keadaan tak berdaya dengan demam tinggi paroksismal, serangan menggigil,
berkeringat, anemia dan splenomegaly yang dapat menyebabkan kematian, sering
menyebabkan komplikasi berat, malaria selebral dan anemia. Interval antara tiap
serangan kadangkala periodik, ditentukan oleh waktu yang diperlukan untuk
berkembangnya satu generasi baru parasit di dalam tubuh. Setelah permulaan
penyakit ini, dapat diikuti perjalanan penyakit yang kronik atau baik. Disebut
jugaplaudism. Nama lamanya mencakup ague dan jungle, malarial
Malaria Falciparum adalah malaria yang disebabkan olehPlasmodium
falciparum, dengan demam paroksismal yang ireguler. Ini dihubngkan dengan
keadaan parasite tertinggi dalam darah dan merupakan bentuk malaria terparah,
kadang fatal. Malaria ini sering dikaitkan dengan gejala pernisiosa, yang terjadi
sebagai akibat penumpukkan dan pembentukkan mikroinfark dalam kapiler yang
mengandung eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum stadium lanjut. Ini
dapat terjadi pada otak, hati, kelenjar adrenal, traktus gastroin testinal, ginjal,
paru, atau organ lain.
Malaria Falciparum adalah jenis malaria paling berbahaya dan disebabkan
oleh parasit Plasmodium falciparum. Malaria Falciparum berkaitan dengan kadar
tinggi parasit dalam darah dan mempunyai tingkat kematian dan komplikasi paling
tinggi diantara semua jenis malaria. Sel darah merah yang terinfeksi dengan
parasit cenderung akan kotor dan menyebabkan mikroinfarksi (daerah kecil
jaringan mati karena kekurangan oksigen) dalam kapiler otak, liver, kelenjar
adrenal, sistem usus, ginjal, paru-paru dan organ lainnya. Pasien sebaiknya
dirawat di rumah sakit menggunakan medikasi intraven.
Gambar 1. Plasmodium faliparum
Perbesaran : 300 x 300
Sumber : http://www.google.com/search

2.2 Siklus Hidup
Karena Plasmodium ini dalam hidupnya menempati dua inang, yaitu nyamuk dan manusia, maka dia mengalami
dua fase siklus hidup yaitu:
a. Fase didalam tubuh nyamuk
Di dalam tubuh nyamuk ini terlihat Plasmodium melakukan reproduksi secara seksual, dengan masa tunas 12-14
hari. Ookista dalam nyamuk mempunyai 10-12 pigmen. Pada tubuh nyamuk, spora berubah menjadi makrogamet dan
mikrogamet, kemudian bersatu dan membentuk zigot yang menembus dinding usus nyamuk. Di dalam dinding usus
tersebut zigot akan berubah menjadi ookinet ookista sporozoit, kemudian bergerak menuju kelenjar liur nyamuk.
Sporozoit ini akan menghasilkan spora seksual yang akan masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk.



b. Fase Didalam Tubuh Manusia
Setelah tubuh manusia terkena gigitan nyamuk malaria, sporozoit masuk dalam darah manusia dan menuju ke
sel-sel hati. Di dalam hati ini sporozoit akan membelah dan membentuk merozoit, akibatnya sel-sel hati banyak yang
rusak. Selanjutnya, merozoit akan menyerang atau menginfeksi eritrosit. Di dalam eritrosit, merozoit akan membelah
diri dan menghasilkan lebih banyak merozoit. Dengan demikian, ia akan menyerang atau menginfeksi pada eritrosit
lainnya yang menyebabkan eritrosit menjadi rusak, pecah, dan mengeluarkan merozoit baru. Pada saat inilah
dikeluarkan racun dari dalam tubuh manusia sehingga menyebabkan tubuh manusia menjadi demam. Merozoit ini dapat
juga membentuk gametosit apabila terisap oleh nyamuk (pada saat menggigit) sehingga siklusnya akan terulang lagi
dalam tubuh nyamuk, demikian seterusnya.


Gambar 2 : siklus hidup Plasmodium faciparum
Perbesaran : 300 x 300
Sumber : http://www.google.com/search
Plasmodium bereproduksi dengan dua cara yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual
plasmodium terjadi didalam tubuh manusia, sedangkan reproduksi seksualnya ada didalam tubuh
nyamuk Anopheles. Berikut ini adalah penjelasan mengenai reproduksi Plasmodium.
Setelah nyamuk Anopheles menyerap darah manusia yang terinfeksi, mikrogametosit dan
makrogametosit berkembang dan melebur menjadi zigot dan membentuk kista
Didalam kista, zigot berkembang menjadi sporozoit dan berpindah kedalam kelenjar ludah nyamuk
Sporozoit tadi masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles
Melalui aliran darah, sporozoit berpindah kedalam hati dan membentuk merozoit
Merozoit dapat menyerang sel hati dan juga sel darah merah
Jika merozoit menyerang sel darah merah, maka didalamnya merozoit tersebut dapat
menghasilkan ribuan merozoit lagi
JIka ribuan merozoit tadi selesai direproduksi dalam skala tinggi maka menyebabkan sel darah
merah lisis dan meyebabkan penderita menjadi demam
Ribuan merozoit yang direproduksi secara aseksual tadi dapat berkambang menjadi
mikrogametosit atau makrogametosit
Mikrogametosit dan makrogametosit tersebut dapat dihisap oleh nyamuk Anopheles lainnya dan
mengulangi siklus hidupnya.

2.3 Gejala klinis
Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan, gejala klasik
tersebut yaitu :
Stadium dingin (cold stage).
Diawali dengan gejala menggigil atau perasaan yang sangat dingin. penderita sering membungkus dirinya dengan
selimut atau sarung pada saat menggigil, Gigi gemeretak, kulit dingin, dan kering, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-
jari pucat atau sianosis, pasien mungkin muntah pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15
menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur suhu tubuh.
Stadium demam (Hot stage).
Stadium ini berlangsung 2 4 jam. Penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering, sakit kepala dan sering
kali muntah. Nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat hingga 41 derajat Celcius
atau lebih. Pada anak-anak, suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menimbulkan kejang-kejang. penderita membuka
selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah dan dapat terjadi syok. Periode ini
berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
Stadium berkeringat (sweating stage).
Stadium ini berlangsung 2 4 jam. Penderita berkeringat sangat banyak. Suhu tubuh kembali turun, kadang-
kadang sampai di bawah normal. Setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga tertidur. Setelah bangun tidur
penderita merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain sehingga dapat kembali melakukan kegiatan sehari-hari.

2.4 Cara penularan serta pencegahan plasmodium falciparum
Cara penularan dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu:
Melalui perantara nyamuk Anopheles. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia terhisap oleh nyamuk,
kemudian berkembang biak di tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali pada orang lain melalui nyamuk tersebut. Selain
itu, penularan malaria juga dapat terjadi melalui transfusi darah, melalui jarum suntik yang berulang kali digunakan
maupun terkontaminasi.

Cara pencegahan dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu:
Untuk mengatasi infeksi plasmodium dapat dilakukan dengan berbagai cara baik pencegahan maupun
pengobatan. Pencegahan malaria yaitu dengan cara menutup, menguras, dan mengubur barang atau tempat-tempat yang
berpotensi menjadi habitat nyamuk. Menggunakan semprotan pembasmi serangga di dalam dan di luar
rumah. Sedangkan cara pengobatan pada penderita malaria yaitu dapat dilakukan dengan cara memberikan obat kimia
dan juga vaksin yang lebih efektif.
Penggolongan obat anti Maalaria
1. Skizontisida, bekerja terhadap plasmodium sp. Yang berada didalam eritrosit.
Yang termasuk kelompok ini yaitu: klorokuin, amodiakuin, kina, proguanil, dan
pirimetamin.
2. Skizontisida, mencegah masuknya parasit ke dalam eritrosit. Obat- obatnya
yaitu primetamin dan proguanil.
3. Pencegahan dapat menggunakan skizontisida sekali seminggu.














BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini ada beberapa kesimpulan yang dapat
diambil dintaranya yaitu:
Kata malaria sendiri berasal dari bahasa Italia yaitu Maledan Aria yang
berarti hawa buruk. Memang pada zaman dulu, orang beranggapan bahwa malaria
disebabkan oleh udara yang kotor. Sementara di Perancis dan Spanyol, malaria
dikenal dengan nama paladisme atau paludismo, yang berarti daerah rawa atau
payau karena penyakit ini banyak ditemukan di daerah pinggiran pantai. Malaria
Falciparum adalah malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, dengan
demam paroksismal yang ireguler. Ini dihubngkan dengan keadaan parasite
tertinggi dalam darah dan merupakan bentuk malaria terparah, kadang fatal.
Malaria ini sering dikaitkan dengan gejala pernisiosa, yang terjadi sebagai akibat
penumpukkan dan pembentukkan mikroinfark dalam kapiler yang mengandung
eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum stadium lanjut. Ini dapat terjadi
pada otak, hati, kelenjar adrenal, traktus gastroin testinal, ginjal, paru, atau
organ lain.
Malaria Falciparum adalah jenis malaria paling berbahaya dan disebabkan
oleh parasit Plasmodium falciparum. Malaria Falciparum berkaitan dengan kadar
tinggi parasit dalam darah dan mempunyai tingkat kematian dan komplikasi paling
tinggi diantara semua jenis malaria. Sel darah merah yang terinfeksi dengan
parasit cenderung akan kotor dan menyebabkan mikroinfarksi (daerah kecil
jaringan mati karena kekurangan oksigen) dalam kapiler otak, liver, kelenjar
adrenal, sistem usus, ginjal, paru-paru dan organ lainnya. Pasien sebaiknya
dirawat di rumah sakit menggunakan medikasi intravena.
Karena Plasmodium ini dalam hidupnya menempati dua inang, yaitu nyamuk dan manusia, maka dia mengalami
dua fase siklus hidup yaitu:
a. Fase didalam tubuh nyamuk (reproduksi secara seksual )
b. Fase Didalam Tubuh Manusia ( reproduksi secara aseksual )
Gejala malaria terdiri dari 3 stadium yaitu:
a. Stadium dingin (cold stage).
b. Stadium demam (Hot stage).
c. Stadium berkeringat (sweating stage).
Cara penularan serta pencegahan dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu:
Melalui perantara nyamuk Anopheles. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia terhisap oleh nyamuk,
kemudian berkembang biak di tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali pada orang lain melalui nyamuk tersebut. Selain
itu, penularan malaria juga dapat terjadi melalui transfusi darah, melalui arum suntik yang berulang kali
digunakan. Untuk mengatasi infeksi plasmodium dapat dilakukan dengan berbagai cara baik pencegahan maupun
pengobatan. Pencegahan malaria yaitu dengan cara menutup, menguras, dan mengubur barang atau tempat-tempat yang
berpotensi menjadi habitat nyamuk. Sedangkan cara pengobatan pada penderita malaria yaitu dapat dilakukan dengan
cara memberikan obat kimia dan juga vaksin yang lebih efektif.

3.2 Saran






Daftar Pustaka
Soedarto,2008. Pengobatan Penyakit Parasit. Surabaya; Sagung Seto
Natadisastra djaenudin. 2009. PARASITOLOGI KEDOKTERAN Ditinjau dari
Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta; EGC
Http://Khaeriyah-Indahnyaberbagi.Blogspot.Com/Penyakit Parasit.Html (Diakses 16 April 2013)
http://file education.blogspot.com.download 2/04/2013( Diakses 16 April 2013)
http://abybiologi.blogspot.com/2014/04/plasmodium-falciparum.html

Anda mungkin juga menyukai