1.1 Latar Belakang Malaria dikenal pertama kali pada tahun 900an SM. Hipocrates (400-377 SM) telah membedakan beberapa tipe Malaria. Penemuan adanya parasit dalam darah penderita Malaria terjadi pada tahun 1880 oleh Alphonse Laveran. Kemudian Ross (1897) membuktikan peran nyamuk Anopheles dalam penularan Malaria. Garnharm (1948) menemukan adanya bentuk praeritrosit di hepar. Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang yang beriklim tropis, termaksud Indonesia. Di dunia terdapat 120 juta kasus malaria setiap tahun dengan angka kematian berkisar 500.000 1,2 juta orang terutama pada anak anak di bawah 5 tahun, sehingga mengakibatkan kerugian sosial ekonomi. Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Klinik penyakit malaria adalah khas, mudah dikenal, karena demam yang naik turun dan teratur disertai menggigil, maka pada waktu itu sudah dikenal febris tersiana dan febris kuartana. Di samping itu terdapat kelainan pada limpa, yaitu splenomegali : limpa membesar dan menjadi keras, sehingga dahulu penyakit malaria disebut demam kura. Meskipun penyakit ini telah diketahui sejak lama, penyebabnya belum diketahui. Dahulu diduga bahwa penyakit ini disebabkan oleh hukuman dari dewa dewa karena waktu itu ada wabah disekitar Roma. Ternyata penyakit ini banyak terdapat di daerah rawa rawa yang mengeluarkan bau busuk disekitarnya, maka penyakitnya disebut malaria ( mal area = udara busuk = bad air ).
1.2 Rumusan Masalah 1. Plasmodium ovale 2. Distribusi plasmodium ovale 3. Morfologi dan daur hidup plasmodium ovale 4. Patologi dan gejala klinis 5. Diagnosis dan prognosis 6. Epidemologi 7. Pemeriksaan malaria 1.3 Tujuan 1. Mengetahui plasmodium ovale 2. Mengetahui distribusi plasmodium ovale 3. Untuk mengetahui patologi dan gejala klinik plasmodium ovale 4. Untuk mengetahui diagnosis dan prognosis plasmodium ovale 5. Untuk mengetahui epidemologi plasmodium ovale 6. Untuk mengetahui pemeriksaan malaria
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Plasmodium Ovale Nama Penyakit yang disebabkan oleh parasi ini disebut malaria ovale.
2.2 Distribusi geografik P. ovale terutama terdapat di daerah tropic Afrika bagian Barat, di daerah Pasifik Barat dan di beberapa bagian lain di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di Pulau Owi sebelah Biak di Irian Jaya dan di Pulau Timor.
2.3 Morfologi dan daur hidup Morfologi P. ovale mempunyai persamaan dengan P. malariae tetapi perubahan pada eritrosit yang dihinggapi parasit mirip dengan P. vivax. Trofozoit muda berukuran kira kira 2 mikron (1/3 eritrosit). Titik titik schuffner (disebut juga titik James) terbentuk sangat dini dan tampak jelas. Stadium trofozoit berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen yang lebih kasar tetapi tidak sekasar pigmen P. malariae. Pada stadium ini eritrosit agak membesar dan sebagian besar berbentuk lonjong (oval) dan pinggir eritrosit bergerigi pada salah satu ujungnya dengan titik Schuffner yang menjadi lebih banyak. Stadium praeritrosit mempunyai periode prapaten 9 hari, skizon hati besarnya 70 mikron dan mengandung 15.000 merozoit. Perkembangan siklus eritrosit aseksual pada P. ovale hamper sama dengan P. vivax dan berlangsung 50 jam. Stadium skizon berbentuk bulat dan bila matang, mengandung 8 10 merozoit yang letaknya teratur di tepi mengelilingi granula pigmen yang berkelompok di tengah. Stadium gametosit betina (makrogametosit) bentuknya bulat, mempunyai inti kecil, kompak dan sitoplasma berwarna biru. Gametosit jantan (mikrogametosit) mempunyai inti difus, sitoplasma berwarna pucat kemerah merahan, berbentuk bulat. Pigmen dalam ookista berwarna coklat/tengguli tua dan ganulanya mirip dengan yang tampak pada P. malariae. Siklus sporogoni dalam nyamuk Anopheles memerlukan waktu 12 14 hari pada suhu 27C.
2.4 Patologi dan gejala klinis Gejala klinis malaria ovale mirip dengan malaria vivaks. Serangannya sama hebat tetapi penyembuhannya sering secara spontan dan relapsnyalebih jarang. Parasit sering tetap berada dalam darah (periode laten) dan mudah ditekan oleh spesies lain yang lebih virulen. Parasit ini baru tampak lagi setelah spesies yang lain lenyap. Infeksi campur P. ovale sering terdapat pada orang yang tinggal di daerah tropic Afrika dengan endemi malaria.
2.5 Diagnosis dan Prognosis Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menentukan parasit P. ovale dalam sediaan darah yang dipulas dengan Giemsa. Malaria ovale penyakitnya ringan dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.
2.6 Epidemiologi Malaria ovale di Indonesia tidak merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena frekuensinya sangat rendah dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Di Pulau Owi, Irian Jaya, di Flores dan di Timur, parasit ini secara kebetulan ditemukan pada waktu di daerah tersebut dilakukan survei malaria.
2.7 Tes Pemeriksaan Malaria
1. Pembuatan apusan Prinsip : Darah dibuat apusan dan tetes tebal. Diwarnai dengan larutan Giemsa agar parasit malaria dan sel sel darah terlihat dengan jelas. Alat dan Bahan Alat yang digunakan : 1. Objek glass 2. Spoid 3 ml 3. Tourniquete 4. Pipet tetes 5. Botol Pial 6. Rak Pewarnaan 7. Lanset dan atoklik 8. Kapas Bahan yang digunakan : 1. Alkohol 70% 2. EDTA 3. Sampel darah kapiler dan darah vena 4. Larutan Methil alcohol 5. Larutan Giemsa I : 9 6. Air mengalir
Prosedur Kerja : Pembuatan Sediaan Tetes Darah Tebal 1. Digunakan darah kapiler 2. Dibersihkan ujung jari (yang dimana pada pengambilan darah kapiler ini, jari yang digunakan adalah jari manis) dengan menggunakan kapas alcohol dan dibiarkan kering. 3. Ditusuk ujung jari manis sedalam 5 mm dengan menggunakan lanset steril, sehingga darah keluar dengan sendirinya tanpa harus ditekan. 4. Dihapus tetesan darah pertama dengan kapas. 5. Diteteskan tetesan darah berikutnya pada bagian sebelah kanan objek glass sebanyak 3 titik. 6. Dibuat tetes tetes darah tebal dengan cara melebarkan tetesan darah tadi berlawanan arah jarum jam sampai diameter 1 cm.
Pembuatan Sediaan Darah Tipis 1. Digunakan darah vena. 2. Diambil darah vena dengan spoit, dimana lengan diikat dengan tourniquite untuk membendung aliran darah dan tangan dikepal. 3. Dimasukkan darah yang telah diambil ke dalam botol pial yang berisi EDTA untuk mencegah pembekuan darah. 4. Dibuat apusan darah tipis dengan meneteskan 1 tetes darah diatas objek glass (objek glass tetesan darah tebal) pada bagian tengah. 5. Dipegang dengan tangan kanan, kaca penggeser dan diletakkan sisi pendeknya yang datar disebelah kiri dari tetesan darah. 6. Digerakkan kea rah tetesan darah sehingga mengenai tetesan darah tersebut. 7. Ditunggu sampai darah menyebar ke seluruh sisi kaca penggeser, lalu digeser segera kaca penggeser ke kiri dengan sudut 30 - 45. Apusan darah tipis yang baik terbentuk seperti lidah kucing, pinggir apusan rata dan tidak berlubang lubang. 8. Dikeringkan sediaan darah tipis tersebut.
Pewarnaan Sedian Tetes Darah tebal dan Apusan Darah Tipis. 1. Diencerkan larutan Giemsa 1 bagian dengan 9 bagian aquadest. 2. Diletakkan sediaan lalu diteteskan larutan Methil alcohol sehingga mengenai seluruh permukaan sediaan darah tipis (pada sediaan darah tebal tidak ditetesi Methil alcohol) 3. Dikeringkan sediaan sejenak (sekitar menit) 4. Ditetesi seluruh permukaan sediaan darah tebal dan darah tipis dengan larutan Giemsa dan biarkan selama 30 menit. 5. Dibilas secara hati hati sediaan dengan air mengalir sampai zat pewarna hilang. 6. Dikeringkan sediaan yang telah dibuat dengan cara diletakkan diatas meja.
Hasil : 2. Pemeriksaan Malaria
Pemeriksaan Plasmodium Ovale Prinsip : Memisahkan hemoglobin dalam sel darah merah sehingga adanya parasit penyebab malaria di dalam sel darah merah dapat terlihat jelas. Alat dan Bahan : Alat yang digunakan : 1. Mikroskop 2. Objek glas Bahan yang digunakan : 1. Minyak Imersi 2. Sediann darah tebal dan tipis Prosedur kerja : 1. Disiapkan sediaan darah tebal dan tipis yang telah dibuat. 2. Diteteskan setetes minyal imersi pada sediaan darah tebal dan tipis. 3. Diperiksa dan diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x ( okuler 10x dan objektif 100x ) 4. Diamati sediaan darah tebal terlebih dahulu kemudian sediaan darah tipis secara Zig zag.
Hasil : Apabila Pada Percobaan tersebut di dapatkan parasit malaria,dapat dilihat dari ganbar di bawah ini : Plasmodium Ovale
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan P. ovale terutama terdapat di daerah tropic Afrika bagian Barat, di daerah Pasifik Barat dan di beberapa bagian lain di dunia. Di Indonesia parasit ini terdapat di Pulau Owi sebelah Biak di Irian Jaya dan di Pulau Timor. Nama Penyakit yang disebabkan oleh parasi ini disebut malaria ovale. Diagnosis malaria ovale dilakukan dengan menentukan parasit P. ovale dalam sediaan darah yang dipulas dengan Giemsa.
3.2 Saran Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bias lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
Malaria Pernisiosa-Plasmodium Ovale | Malaria Pernisiosa di sebabkan oleh parasit Plasmodium ovale. Penyakit yang disebabkan infeksi parasit Plasmodium ovale ini disebut juga malaria tertiana ringan dan merupakan parasit malaria yang paling jarang pada manusia. Biasanya penyakit malaria Pernisiosa ini tersebar di daerah tropik, tetapi telah dilaporkan di daerah Amerika Serikat dan Eropa.
Penyakit ini banyak dilaporkan menjangkiti penduduk di daerah pantai Barat Afrika yang merupakan lokasi asal kejadian. Kemudia penyakit berkembang ke daerah Afrika Tengah dan sedikit kasus di Afrika Timur. Juga telah dilaporkan kasus di Philipina, NewGuenia dan Vietnam.Plasmodium ovale sulit di diagnosis karena mempunyai kesamaan dengan P. vivax.
Schizont yang masak berbentuk oval dan mengisi separo dari sel darah hospes. Biasanya akan terbentuk 8 merozoit, dengan kisaran antara 4-16. Bentuk titik (dot) terlihat pada awal infeksi kedlam sel darah merah. Bentuknya lebih besar daripada P. vivax dan bila diwarnai terlihat warna merah terang.
Gametocyr dari Plasmodium ovale memerlukan lebih lama dalam darah perifer daripada malaria lainnya. Tetapi mereka cepat dapat menginfeksi nyamuk secara teratur dalam waktu 3 minggu setelah infeksi. Meski termasuk penyakit malaria yang paling langka, malaria pernisiosa tidak bisa dianggap enteng karena dapat juga menyebabkan pada kematian
Plasmodium Ovale
Tropozoit
tropozoit tua
tropozoit muda
Malaria Tropika Plasmodium falciparum Malaria tropica adalah jenis penyakit malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falcifarum. Penyakit malaria tropica disebut jugaMalaria tertiana maligna atau malaria falciparum yang merupakan penyakit malaria yang paling ganas yang menyerang manusia. Daerah penyebaran malaria ini adalah daerah tropik dan sub-tropic. Malaria tropica adalah pembunuh terbesar manusia di daerah tropis di seluruh dunia yang diperkirakan sekitar 50% penderita malaria tidak tertolong. Malaria tropika pernah dituduh sebagai penyebab utama terjadinya penurunan populasi penduduk di jaman Yunani kuno dan menyebabkan terhentinya expansi Alexander yang agung menaklukan benua Timur karena kematian serdadunya oleh serangan penyakit malaria ini. Begitu juga pada perang Dunia I dan II terjadinya kematian manusia lebih banyak disebabkan oleh penyakit malaria ini daripada mati karena perang.
Seperti pada malaria lainnya, schizont exoerytrocytic dari P. falciparum timbul dalam sel hati. Schizont robek pada hari ke 5 dan mengeluarkan 30.000 merozoit. Disini tidak terjadi fase exoerytrocytic ke 2 dan tidak terjadi relaps. Tetapi penyakit akan timbul lagi sekitar 1 tahun, biasanya sekitar 2-3 tahun kemudian setelah infeksi pertama. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah populasi parasit yang sedikit didalam sel darah merah.
Merozoit menyerang sel darah merah pada semua umur. P. falciparum memiliki tingkat parasitemia yang tinggi dibanding malaria lainnya. Sel darah yang mengandung parasit ditemukan dalam jaringan yang paling dalam seperti limpa dan sumsum tulang pada waktu schizogony. Pada waktu gametocyt berkembang, sel darah tersebut bergerak menuju sirkulsi darah perifer, biasanya terlihat sebagi bentuk cincin.
Schizont sering ditemukan pada darah perifer, fase erytrocyt ini memakan waktu sekitar 48 jam. Pada kondisi yang berat, saat terjadi parasitemia ditemukan lebih dari 65% erytrocyt mengandung parasit, tetapi biasanya pada kepadatan 25% saja sudah menyebabkan fatal. Malaria tropika adalah jenis malaria yang paling ganas dan mematikan yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. . Plasmodium falciparum
tropozoit
Skizon
Bentuk cincin (Ring stage)
Gametosit -
Malaria Tertiana - Plasmodium vivax | Jenis-jenis Malaria Malaria tertiana disebabkan oleh parasit Plasmodium vivax yang ditularkan oleh penyakit Anopheles. Spesies Plasmodium vivax ini menyebabkan penyakit Malaria tertiana benigna atau disebut malaria tertiana. Nama tertiana adalah berdasarkan fakta bahwa timbulnya gejala demam terjadi setiap 48 jam. Nama tersebut diperoleh dari istilah Roma, yaitu hari kejadian pada hari pertama , sedangkan 48 jam kemudian adalah hari ke 3. Penyakit malaria tertiana banyak terjadi di daerah tropik dan sub tropik. Hampir 43% kejadian penyakit malaria disebabkan oleh Plasmodium vivax. Proses schizogony exoerytrocytic dapat terus terjadi sampai 8 tahun, disertai dengan periode relaps, disebabkan oleh terjadinya invasi baru terhadap erythrocyt. Kejadian relaps terciri dengan pasien yang terlihat normal (sehat) selamaperiode laten. Terjadinya relaps juga erat hubungannya dengan reaksi imunitas dari individu. Plasmodium vivax hanya menyerang erytrocyt muda (reticulocyt), dan tidak dapat menyerang/tidak mampu menyerang erytrocyt yang masak. Segera setelah invasi kedalam erytrocyt langsung membentuk cincin., cytoplasma menjadi aktif seperti ameba membentuk pseudopodia bergerak ke segala arah sehingga disebut vivax. Malaria Tertiana yang disebabkan oleh parasit Plasmodium vivax memunculkan gejala malaria seperti demam setiap tiga hari sekali. Malaria tertiana termasuk jenis penyakit malaria yang tidak berbahaya, tetapi jika tidak dirawat dapat juga merengut nyawa
Plasmodium vivax
Gametosit
Skizon
Tropozoit
Granula Schuffners
Malaria quartana Plasmodium malariae Malaria quartana disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium malariae. Penyakit malaria quartana menyerang setiap 72 jam. Hal tersebut di kenali sejak jaman Yunani, karena waktu demam berbeda dengan parasit malaria tertiana. Pada tahun 1885 Golgi dapat membedakan antara demam karena penyakit malaria tertiana dengan malaria quartana dan memberikan deskripsi yang akurat dimana parasit tersebut diketahui sebagai Plasmodium malariae Plasmodium malariae adalah parasit cosmopolitan, tetapi distribusinya tidak continyu di setiap lokasi. Parasit sering di temukan di daerah tropik Afrika, Birma, India, SriLanka, Malaysia, Jawa, New Guienia dan Eropa. Juga tersebar di daerah baru seperti Jamaica, Guadalope, Brazil, Panama dan Amerika Serikat. Diduga parasit menyerang orang di jaman dulu, dengan berkembangnya perabapan dan migrasi penduduk, kasus infeksi juga menurun. Schizogony exoerytrocytic terjadi dalam waktu 13-16 hari, dan relaps terjadi sampai 53 tahun. Bentuk erytrocytic berkembang lambat di dalam darah dan gejala klinis terjadi sebelumnya, dan mungkin ditemukan parasit dalam ulas darah. Bentuk cincin kurang motil daripada P. vivax, sedangkan cytoplasma lebih tebal. Bentuk cincin yang pipih dapat bertahan sampai 48 jam, yang akhirnya berubah bentuk memanjang menjadi bentuk band yang mengunpulkan pigmen dipinggirnya. Nukleus membelah menjadi 6-12 merozoit dalam waktu 72 jam. Tingkat parasitemianya relatif rendah sekitar 1 parasit tiap 20.000 sel darah. Rendahnya jumlah parasit tersebut berdasarkan fakta bahwa merozoit hanya menyerang erytrocyt yang tua yang segera hilang dari peredaran darah karena didestruksi secara alamiah. Gametocyt mungkin berkembang dalam organ internal, bentuk masaknya jarang ditemukan dalam darah perifer. Mereka berkembang sangat lambat untuk menjadi sporozoit infektif. Malaria quartana yang disebabkan oleh infeksi Plasmodium malariae ini merupakan jenis penyakit malaria yang tidak terlalu banyak terdapat di dunia. Hanya 7% nya saja. Namun begitu tetap saja penyakit ini berbahaya.
Plasmodium Malariae
tropozoit
merozoit (rosset)
Bentuk Pita (band)
Skizon -
Perbandingan gambaran Sedian darah tepi sedian hapus tipis pada masing-masing parasit Plasmodium.
-
Gambaran darah tepi pada sedian hapus tipis dan tebal
PENDAHULUAN BAB I I.1 LATAR BELAKANG Tingginya kasus penyakit malaria di kalangan masyarakat membuat Malaria sangat dikenal oleh sebagian orang. Hal ini dikarenakan penyakit malaria merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Dan salah satu pandemi yang pernah dialami negara-negara di dunia, khususnya banyak terjadi dinegara tropis. Indonesia sebagai salah satu negara tropis yang rentan dengan pandemi malaria tersebut. Indonesia pernah tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus kematian tinggi akibat kasus malaria. Penyakit malaria di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan insiden rate penyakit malaria masih tinggi di daerah tersebut.Malaria merupakan penyakit global yang paling sering terjadi di daerah tropis, tetapi penularannya juga dapat terjadi didaerah beriklim sedang. Pada abad ke-19 dan ke-20 awal, spesies Plasmodium secara luas terdistribusi di Amerika. Distribusi ini termasuk Amerika Serikat Selatan, Mississippi River Valley, dan Minnesota dan Michigan. Sekarang, parasit Plasmodium menyebabkan lebih dari 100 juta kasus malaria per tahun terutama didaerah tropis. Hasil yang diperkirakan dari 1-2.000.000 kematian per tahun, banyak dari mereka adalah anak-anak. Bahkan, lebih besar dari 90% kejadian malaria mengancam jiwa anak-anak. Distribusi dari vektor nyamuk dan prevalensi penyakit dalam suatu populasi merupakan factor utama yang menentukan distribusi parasit Plasmodium. Daerah yang penuh dengan nyamuk, seperti rawa-rawa, telah lama memiliki hubungan dengan tingginya angka serangan malaria. Lingkungan yang mendukung seperti genangan air menyebabkan munculnya sarang nyamuk. Saat ini, yang merupakan daerah endemik antara lain Karibia, Amerika Selatan bagian utara, Amerika Tengah, Afrika, India, Australia, Asia Tenggara, dan Asia kepulauan Pasifik. Malaria juga terjadi secara sporadik di daerah non endemik, dalam banyak kasus berupa penyakit laten. Penyakit malaria yang kambuh disebabkan oleh reaktivasi fase laten hipnozoit P vivax dan P ovale (Wilson, 2001). Dewasa ini upaya pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui, pemberantasan vektor penyebab malaria (nyamuk Anopheles) dan dilanjutkan dengan melakukan pengobatan kepada mereka yang diduga menderita malaria atau pengobatan juga sangat perlu diberikan pada penderita malaria yang terbukti positif secara laboratorium. Dalam hal pemberantasan malaria selain dengan pengobatan langsung juga sering dilakukan dengan jalan penyemprotan rumah dan lingkungan sekeliling rumah dengan racun serangga, untuk membunuh nyamuk dewasa upaya lain juga dilakukan untuk memberantas larva nyamuk. I.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa definisi plasmodium vivax 2. Morfologi paslmodium vivax 3. Bagaimana siklus hidup plasmodium vivax 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui definisi plasmodium vivax 2. Untuk mengetahui morfologi plasmodium vivax 3. Untuk mengetahui bagaimana siklus hidup dari plasmodium vivax. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia, dan splenomegali. Dapat berlangsung akut ataupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komlikasi ataupun mengalami komlikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang menyerupai malaria ialah infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis. Plasmodium yang sering dijumpai adalah Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (Benign Malaria) dan Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria). Plasmodium malariae pernah juga dijuumpai pada suatu kasus, tetapi sangat jarang. Plasmodium ovale pernah dilaporkan dijumpai di Irian Jaya, pulau Timor, pulau Owi (utara Irian Jaya). Manifestasi Klinik Malaria Non Falciparum Manifestasi Klinis Malaria Tertiana/M. Vivax atau M. Benigna Inkubasi 12-17 hari, kadang-kadang lebih panjang 12-20 hari. Pada hari-hari pertama panas irregular, kadang-kadang remiten atau intermiten, pada saat tersebut perasaan dingin atau menggigil jarang terjadi. pada akhir minggu tipe panas menjadi intermiten dan periodic setiap 48 jam dengan gejala klasik Trias Malaria. Serangan paroksismal biasanya terjadi pada waktu sore hari. Kepadatan parasit mencapai maksimal dalam waktu 7-14 hari. Pada minggu kedua limpa mulai teraba. Parasitemia mulai menurun setelah 14 hari, limpa masih mebesar dan panas masih berlangsung, pada akhir minggu ke-5 panas mulai turun secara krisis. Pada malaria vivax manifestasi klinik dapat berlangsung secara berat tetapi kurang membahayakan. Limpa dapat membesar sampai derajat 4 atau 5 (ukuran Hackett). Malaria serebral jarang terjadi. Edema tungkai disebabkan karena hipoalbuminemia. Mortalitas malaria vivax rendah tetapi morbiditas tinggi karena seringnya terjadi relapse. Pada penderita yang seimune perlangsungan malaria vivax tidak spessifik dan ringan saja; parasitemia hanya rendah; serangan demam hanya pendek dan penyembuhan lebih cepat. Reistensi terhadap kloroquin pada malaria vivax juga dilaporkan di Irian Jaya dan didaerah lainnya. Relapse sering terjadi karena keluarnya bentuk hipnozoit yang tertinggal di hati pada saat stastus imun tubuh menurun.
BAB III PEMBAHASAN A. Definisi Plasmodium vivax adalah protozoa parasit dan patogenmanusia. P. vivax adalah salah satu dari empat spesies parasit malaria yang umumnya menyerang manusia. P. vivax dibawah oleh nyamukAnopheles betina. Yang mana spesies plasmodium ini menyebabkan penyakit malaria tertiana benigna atau disebut malaria tertina. Nama tertina adalah berdasarkan fakta bahwa timbulnya gejala demam terjadi setiap 48 jam. Nama tersebut diperoleh dari istilah Roma yaitu hari kejadian pada hari pertamaPlasmodium vivax dapat mereproduksi baik secara aseksual dan seksual ,tergantung pada tahap siklus hidupnya. Secara Aseksual : 1. Tanaman belum trofozoit (Ring atau cincin meterai-berbentuk), sekitar 1 / 3 dari diameter dari sel darah merah 2. trofozoit dewasa: Sangat tidak teratur dan halus (digambarkan sebagai amoeboid); pseudopodial banyak proses terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat (pigmen malaria) atau hematin mungkin berasal dari hemoglobin dari sel darah merah yang terinfeksi. 3. Schizonts (juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah yang normal, sehingga sel terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada merozoit sekitar enam belas. B.morfologi plasmodium vivax Bentuk perkembangan dari P.Vivax 1. Bentuk cincin : Ukuran 1/3 eritrosit Bentuk cincin tebal Kromatin masa padat berbatas jelas Bentuk accole kadang kadang Pigmen tidak ada.
2. Bentuk Tropozoit : Ukuran besar, Bentuk sangat irregular, vakuola nyata, Kromatin titik titik atau benang benang, Pigmen halus, warna kuning coklat, Penyebaran partikel halus Penyebaran tersebar 3. Bentuk Skizon Imature : Bentuk hampir mengisi seluruh eritrosit, Bentuk sedikit amoeboid, Kromatin banyak berupa masa ireguler, Pigmen tersebar
4. Bentuk Skizon Mature : Mengisi Eritrosit, Bentuk bersegmen, Merozoit 14 16, rata rata 16, Ukuran sedang, Pigmen berkumpul ditengah ( kuning coklat )
5. Bentuk Mikrogametosit : Waktu timbul 3 5 hari, Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar Bentuk bulat/ ovale dan padat, Sitoplasma biru pucat, Kromatin fibril dengan delondong, daerah sekitar yang tidak berwarna, Pigmen tersebar. 6. Bentuk Makrogametosit : Waktu timbul 3 5 hari, Jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar Bentuk bulat/ovale dan padat, Sitoplasma biru tua, Kromatin merupakan massa padat di perifer, Pigmen small round perifer. 3. Siklus hidup Plasmodiun Vivax 1. Nyamuk Anop betina menggigit, menghisap darah manusia kemudianmengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit 2. Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama 3 hari. 3. Sporozoit membelah menjadi 8 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak\ 4. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak. 5. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak 6. Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit danmikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogoniaataug ametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet) 7. Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookist 8. Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan sporozoit. 9. Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah 10. Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam darah. BAB IV PENUTUP Kesimpulan
Plasmodium vivax adalah protozoa parasit dan patogenmanusia. P. vivax adalah salah satu dari empat spesies parasit malaria yang umumnya menyerang manusia. P. vivax dibawah oleh nyamuk Anopheles betina. Yang mana spesies plasmodium ini menyebabkan penyakit malaria tertiana benigna atau disebut malaria tertina. Nama tertina adalah berdasarkan fakta bahwa timbulnya gejala demam terjadi setiap 48 jam. Nama tersebut diperoleh dari istilah Roma yaitu hari kejadian pada hari pertama http://hartatimonda.blogspot.com/2012/12/plasmodium-vivax-malaria.html
p. vivax KATA PENGANTAR
Bismillahi Rahmani Rahim Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul Plasmodium vivax dapat di selesaikan tepat waktu. Pada penulisan makalah ini,penulis telah berusaha semaksimal mungkin namun mengingat kodrat manusia sebagai manusia biasa tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan-kekurangan yang membutuhkan koreksi dan penyempurnaan dari berbagai piha.Selanjutnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Novi Utami Dewi SKM,M.Kes dan Nasar S.ST,M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Instrument III 2. Semua pihak yang telah memberikan sumbangsihnya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Saran dn kritik sangat kami harapkan demi perbaikan dalam pembuatan makalah,baik yang sekarang maupun yang akan datang.
PENYUSUN
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan penulisan makalah BAB II : ISI A. Taksonomi Plamodium vivax B. Morfologi Plamodium vivax C. Reproduksi Plamodium vivax D. Hospes dan nama penyakit E. Siklus hidup Plamodium vivax F. Patologi dan gejala klinis Plamodium vivax G. Epidemologi Plamodium vivax H. Diagnosa Laboratorium Plamodium vivax I. Pencegahan perkembangan Plamodium vivax J. Pengobatan Plamodium vivax BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis spora. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Siklus hidup sporozoa agak kompleks karena melibatkan lebih dari satu inang. Dalam siklus hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Selain itu, pada siklus hidup juga terjadi sporulasi, yaitu pembelahan setiap inti sel secara berulang ulang sehingga dihasilkan banyak inti yang masing masing dikelilingi oleh sitoplasma dan terbentuklah individu baru. Pergerakannya dilakukan dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Tubuh berbentuk bulat panjang atau lonjong. Pada umumnya bersifat farasit dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Respirasi dan ekskresi dilakukan dengan cara difusi. Makanan diperoleh dengan cara menyerap zat makanan dari hospesnya. Reproduksi dapat secara vegetative dan generative. Beberapa contoh spesies dari Sporozoa yaitu Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Toxoplasma gondii. Vektor dari Plasmodium penyebab penyakit malaria adalah nyamuk Anopheles betina. Plasmodium hidup sebagai parasit pada sel-sel darah merah manusia atau vertebrata lainnya. selama hidupnya, Palsmodium tersebut mengalami dua fase, yakni fase sporogoni dan fase skizogoni. Fase sporogoni terjadi didalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase skizogoni berlangsung didalam tubuh manusia.
B. Tujuan Penulisan makalah 1. Untuk megetahui taksonomi dari Plasmodium vivax 2. Untuk megetahui Morfologi dan reproduksi dariPlasmodium vivax 3. Untuk mengetahui hospes dan nama penyakit serta siklus hidup dari Plasmodium vivax 4. Untuk mengetahui patologi dan gejala klinis serta epidemologi dari Plasmodium vivax 5. Untuk mengetahui diagnosa laboratorium dan pengobatan dari Plasmodium vivax 6. Untuk mengetahui pencegahan perkembanganPlasmodium sp
BAB II ISI A. Taksonomi
Plasmodium vivax adalah protozoa parasit yang pathogenyang sering dan didistribusikan secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu dari enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi manusia. Plasmodium Vivax termasuk ke dalam anggota filum Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bersifat parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang. Taksonomi : Domain : Eukaryota Kingdom : Chromalveolata Superphylum : Alveolata Phylum : Apicomplexa Class : Aconoidasida Ordo : Haemosporida Family : Plasmodiidae Genus : Plasmodium B. Morfologi Eritrosit yang terinfeksi oleh parasit ini mengalami pembesaran dan pucat karena kekurangan haemoglobin. Tropozoit muda tampak sebagai cincin dengan inti pada satu sisi. Tropozoid tua tampak sebagai cincin amuboid akibat penebalan sitoplasma yang tidak merata Dalam waktu 36 jam parasit akan mengisi lebih dari setengah sel eritrosit yang membesar. Proses selanjutnya inti sel parasit akan mengalami pembelahan dan menjadi bentuk schizont yang berisi merozoit berjumlah antara 16 18 buah. Gametosit mengisi hampir seluruh eritrosit. Mikrogametosit berinti besar dalam pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda sedangkan sitoplasma berwarna biru. Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir. C. Reproduksi Plasmodium vivax dapat mereproduksi baik secara aseksual dan seksual ,tergantung pada tahap siklus hidupnya. Secara Aseksual 1. Tanaman belum trofozoit (Ring atau cincin meterai-berbentuk), sekitar 1 / 3 dari diameter dari sel darah merah 2. Trofozoit dewasa: Sangat tidak teratur dan halus (digambarkan sebagai amoeboid); pseudopodial banyak proses terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat (pigmen malaria) atau hematin mungkin berasal dari hemoglobin dari sel darah merah yang terinfeksi. 3. Schizonts (juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah yang normal, sehingga sel terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada merozoit sekitar enam belas. Secara Seksual Tahap seksual Plasmodium vivax sebagai berikut : 1. Transfer ke nyamuk 2. Gametogenesis Mikrogamet dan Makrogamet 3. Pembuahan 4. Ookinite 5. Oocyst 6. Sporogony
D. Hospes dan nama penyakit Manusia merupakan hospes perantara parasit ini , sedangkan hospes definitifnya adalah nyamuk Anopheles betina. Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut malaria tersiana. E. Siklus hidup 1. Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit. 2. Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama 3 hari. 3. Sporozoit membelah menjadi 8 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak. 4. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak. 5. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak. 6. Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit danmikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet). 7. Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista) 8. Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan sporozoit. 9. Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah. 10. Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam darah. Plasmodium pada manusia : aseksual (Fase gametofit dan vegetatif) Plasmodium pada nyamuk : seksual (Fase sporofit dan generatif ) F. Patologi dan Gejala Klinis Serangan pertama dimulai dengan sindrom prodromal: sakit kepala, sakit punggung, mual dan malaise umum. Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama ,tetapi kemudian menjadi intermiten dengan perbedaan yang nyata pada pagi dan sore hari, suhu meninggi dan kemudian turun menjadi normal. Malaria vivax penting bukan karena angka kematiannya tetapi karena kelemahan penderita yang disebabkan oleh relapsnya. Limpa pada serangan pertama mulai membesar, dengan konsistensi lembek dan mulai teraba pada minggu kedua. Pada malaria menahun menjadi sangat besar ,keras dan kenyal. Pada permulaan serangan pertama , jumlah parasit Plasmodium vivaxkecil dalam peredaran darah tepi, tetapi bila demam tersian telah berlangsung, jumlahnya bertambah besar. Kirakira satu minggu setelah serangan pertama , stadium gametosit tampak dalam darah. G. Epidemiologi Spesies ini terdapat di daerah subtropik, dapat juga ditemukan di daerah dingin (Rusia), di daerah tropic Afrika, terutama di Afrika Barat. Di Indonesia spesies tersebut tersebar di seluruh kepulauan dan pada umumnya di daerah endemic mempunyai frekuensi tertinggi diantara spesies yang lain. H. Diagnosa Laboratorium Pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa pasti penyakit malaria adalah dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menemukan parasit Plasmodium dalam sediaan darah. Sediaan darah tipis akan memberikan gambaran bentuk parasit yang lebih baik dan sempurna morfologinya, namun perlu ketelitian dan kesabaran dalam melakukan pemeriksaan. Sedangkan sediaan darah tebal akan mempercepat proses identifikasi Plasmodiun walaupun morfologi parasit tidak sebaik bila dibuat sediaan apus. Tes serologi untuk malaria bisa dilakukan dengan IHA ( Indirect Hemaglutination Test ) dan ELISA ( Enzym Linked Immuno Sobent Assay ). I. Pencegahan perkembangan plasmodium sp 1. Pencegahan perusakan hutan agar habitat nyanuk Anopheles sp. tidak rusak, karena bila rusak, maka nyamuk penghisap hewan (zoophilik) akan berubah menjadi nyamuk pemakan manusia (anthropofilik) 2. Pemakaian bubuk Abate pada air untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. 3. Meningkatkan level sanitasi agar jentik-jentik nyamuk dapat berkurang 4. Pada daerah pedalaman biasanya akan dibiakkan jentik nyamuk pemakan Plasmodium sp. & pemindahan hewan-hewan ternak ke daerah pedalaman agar nyamuk Anopheles sp. menggigit hewan tersebut.(Plasmodium sp. tidak berbahaya bagi hewan). 5. Penyemperotan secara berkala. J. Pengobatan 1. Prinsip dasar pengobatan malaria vivaks adalah pengobatan radikal yang ditujukan pada stadium hipnozoit di sel hati dan dieritrosit 2. Tahun 1989, P. vivax resisten klorokuin. Sehingga dipakai pengobatan klorokuin selama 3 hari dilakukan bersamaan denganprimakuin selama 14 hari. Dengan cara ini, primakuin bersifat sebagai skizontizid darah selain membunuh hipnozoit dalam hati.Jika dengan pengobatan promakuin masih belum terjadi relaps, bisa ditambahkan dosis primakuin sampai 30 mg/hari 3. Obat alternatif lain: artesunat-amodiakuin, dihidroartemisinin-piperakuin, atau non- altemisin (meflokuin, atovaquone-proguanil)
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Plasmodium vivax adalah protozoa parasit yang pathogenyang sering dan didistribusikan secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu dari enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi manusia. Manusia merupakan hospes perantara parasit ini , sedangkan hospes definitifnya adalah nyamuk Anophelesbetina. Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut malaria tersiana. B. Saran Kami mengaharap dan menghimbau kepada para pembaca apabila ada kesalahan atau kekeliruan baik kata-kata atau penyusunan agar memberikan saran dan kritik yang bisa mengubah penulis kearah yang lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit reemerging, yakni penyakit yang menular kembali secara massal. Malaria juga adalah suatu penyakit tular nyamuk (mosquito borne diseases). Penyakit infeksi ini banyak dijumpai di daerah tropis, disertai gejala-gejala seperti demam dengan fluktuasi suhu secara teratur, kurang darah, pembesaran limpa dan adanya pigmen dalam jaringan. Malaria diinfeksikan oleh parasit bersel satu dari kelas Sporozoa, sukuHaemosporida, keluarga Plasmodium. Penyebabnya oleh satu atau lebih dari empat Plasmodia yang menginfeksi manusia: P. Falciparum, P. Malariae, P. Vivax, dan P. Ovale. Dua P. Falciparum ditemukan terutama di daerah tropis dengan resiko kematian yang lebih besar bagi orang dengan kadar imunitas rendah. Parasit ini disebarkan oleh nyamuk dari keluarga Anopheles. Plasmodium adalah genus dari sporozoa atau protista mirip hewan yang tidak memiliki alat gerak. Plasmodium merupakan makhluk hidup renik dan merupakan patogen atau dapat menyebabkan penyakit yang merugikan. Plasmodium hidup menjadi parasit ditubuh hewan dan manusia umumnya.
Penyakit malaria memiliki empat jenis, dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Yang pertama adalah malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika atau biasa disebut demam rimba (jungle fever), disebabkan oleh P. Falciparum. Malaria ini adalah penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Parasit ini menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau, serta kematian. Kedua, malaria kuartana yang disebabkan oleh P. Malariae. Jenis malaria ketiga adalah paling ringan, malaria tertiana yang disebabkan oleh P. Vivax. Jenis keempat dan merupakan jenis malaria yang paling jarang ditemukan adalah malaria ovale, disebabkan oleh P. Ovale. Walaupun ditularkan oleh nyamuk, penyakit malaria sebenarnya merupakan suatu penyakit ekologis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, serta ketinggian. Air merupakan faktor esensial bagi perkembang-biakan nyamuk. Karena itu dengan adanya hujan bisa menciptakan banyak tempat perkembangbiakan nyamuk, yaitu akibat genangan air yang tidak dialirkan di sekitar rumah atau tempat tinggal. Nyamuk dan parasit malaria juga sangat cepat berkembang biak pada suhu sekitar 20-27 derajat C, dengan kelembaban 60-80 %.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini antara lain : a. Bagaimanakah sejarah plasmodium falciparum? b. Bagaimanakah siklus hidup Plasmodium Falciparum? c. Bagaimanakah gejala Plasmodium Falciparum? d. Bagaimanakah cara penularan serta cara pencegahannya?
1.3 Tujuan Tujuan yang dapat dicapai dari pembahasan makalah ini antara lain: a. Dapat mengetahui sejarah plasmodium falciparum b. Dapat menetahui siklus hidup plasmodium falciparum c. Dapat mengetahui gejala plasmodium falciparum d. Dapat mengetahui cara penularan serta cara pencegahan plasmodium falciparum
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Plasmodium falciparum Kata malaria sendiri berasal dari bahasa Italia yaitu Male dan Aria yang berarti hawa buruk. Memang pada zaman dulu, orang beranggapan bahwa malaria disebabkan oleh udara yang kotor. Sementara di Perancis dan Spanyol, malaria dikenal dengan nama paladisme ataupaludismo, yang berarti daerah rawa atau payau karena penyakit ini banyak ditemukan di daerah pinggiran pantai. Malaria juga dikenal dengan istilah lain seperti marsh fever, remittent fever, intermittent fever, dan hill fever. Karena terkenalnya penyakit ini, penulis Inggris yang terkenal sepanjang abad ke 16-17, William Shakespeare, menggambarkan penyakit malaria dalam salah satu karyanya sebagai The Caliban Curse.(1611). Malaria telah menjangkiti manusia selama lebih 50,000 tahun, dan malaria mungkin merupakan pathogen bagi manusia. Malah, saudara dekat bagi parasit malaria manusia masih kekal pada chimpanze, spesies paling dekat. Rujukan bagi demam berkala yang terdapat sepanjang sejarah, bermula pada 2,700 SM di China. Istilah malaria berasal semenjak Medievalbahasa Itali: mala aria "udara busuk"; Kajian saintifik berkenaan malaria mencapai kemajuan pertama pada 1880, apabila seorang doktor Perancis yang tinggal di Algeria bernama Charles Louis Alphonse Laveran memerhatikan parasit dalam sel darah merah yang terjangkit malaria. Dengan itu Charles mencadangkan bahwa malaria disebabkan oleh protozoa ini, pertama kali protozoa dikenal pasti sebagai puncak penyakit. Protozoa ini dinamakan Plasmodium oleh pakar sains Itali Ettore Marchiafava dan Angelo Celli. Setahun kemudian, Carlos Finlay, doktor Cuba yang merawat penyakit dengan demam kuning di Havana, yang pertama mencadangkan bahwa nyamuk menyebarkan penyakit ini dikalangan manusia. Bagaimanapun Sir Ronald Ross, seorang rakyat British yang tinggalt di India yang akhirnya membuktikan pada 1898 bahwa malaria disebarkan oleh nyamuk. Dia membuktikan bahawa sesetengah spesies nyamuk menyebarkan malaria kepada burung dan mengasingkan parasit malaria dari kelenjar liur nyamuk yang menghisap darah burung yang berpenyakit.
Plasmodium falciparum mempunyai klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Haemosporodia Divisio : Nematoda Subdivisio : Laveran Kelas : Spotozoa Ordo : Haemosporidia Genus : Plasmodium Species : Falcifarum
Definisi Malaria & Malaria Falciparum Istilah malaria diambil dari dua kata Bahasa Italia, yaitumal (buruk) dan area (udara) atau udara buruk. Karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Berikut ini adalah beberapa difinisi penyakit malaria dan Malaria Falciparum : Malaria adalah penyakit infeksi parasite yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi malaria ini memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegaly. Dapat berlangsung akut ataupun kronik (Paul N. Harijanto, 2006). Malaria adalah penyakit menular endemik di banyak daerah hangat di dunia, disebabkan oleh protozoa obligat seluler genus Plasmodium, biasanya ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Penyakit ini ditandai dengan keadaan tak berdaya dengan demam tinggi paroksismal, serangan menggigil, berkeringat, anemia dan splenomegaly yang dapat menyebabkan kematian, sering menyebabkan komplikasi berat, malaria selebral dan anemia. Interval antara tiap serangan kadangkala periodik, ditentukan oleh waktu yang diperlukan untuk berkembangnya satu generasi baru parasit di dalam tubuh. Setelah permulaan penyakit ini, dapat diikuti perjalanan penyakit yang kronik atau baik. Disebut jugaplaudism. Nama lamanya mencakup ague dan jungle, malarial Malaria Falciparum adalah malaria yang disebabkan olehPlasmodium falciparum, dengan demam paroksismal yang ireguler. Ini dihubngkan dengan keadaan parasite tertinggi dalam darah dan merupakan bentuk malaria terparah, kadang fatal. Malaria ini sering dikaitkan dengan gejala pernisiosa, yang terjadi sebagai akibat penumpukkan dan pembentukkan mikroinfark dalam kapiler yang mengandung eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum stadium lanjut. Ini dapat terjadi pada otak, hati, kelenjar adrenal, traktus gastroin testinal, ginjal, paru, atau organ lain. Malaria Falciparum adalah jenis malaria paling berbahaya dan disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum. Malaria Falciparum berkaitan dengan kadar tinggi parasit dalam darah dan mempunyai tingkat kematian dan komplikasi paling tinggi diantara semua jenis malaria. Sel darah merah yang terinfeksi dengan parasit cenderung akan kotor dan menyebabkan mikroinfarksi (daerah kecil jaringan mati karena kekurangan oksigen) dalam kapiler otak, liver, kelenjar adrenal, sistem usus, ginjal, paru-paru dan organ lainnya. Pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit menggunakan medikasi intraven. Gambar 1. Plasmodium faliparum Perbesaran : 300 x 300 Sumber : http://www.google.com/search
2.2 Siklus Hidup Karena Plasmodium ini dalam hidupnya menempati dua inang, yaitu nyamuk dan manusia, maka dia mengalami dua fase siklus hidup yaitu: a. Fase didalam tubuh nyamuk Di dalam tubuh nyamuk ini terlihat Plasmodium melakukan reproduksi secara seksual, dengan masa tunas 12-14 hari. Ookista dalam nyamuk mempunyai 10-12 pigmen. Pada tubuh nyamuk, spora berubah menjadi makrogamet dan mikrogamet, kemudian bersatu dan membentuk zigot yang menembus dinding usus nyamuk. Di dalam dinding usus tersebut zigot akan berubah menjadi ookinet ookista sporozoit, kemudian bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Sporozoit ini akan menghasilkan spora seksual yang akan masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk.
b. Fase Didalam Tubuh Manusia Setelah tubuh manusia terkena gigitan nyamuk malaria, sporozoit masuk dalam darah manusia dan menuju ke sel-sel hati. Di dalam hati ini sporozoit akan membelah dan membentuk merozoit, akibatnya sel-sel hati banyak yang rusak. Selanjutnya, merozoit akan menyerang atau menginfeksi eritrosit. Di dalam eritrosit, merozoit akan membelah diri dan menghasilkan lebih banyak merozoit. Dengan demikian, ia akan menyerang atau menginfeksi pada eritrosit lainnya yang menyebabkan eritrosit menjadi rusak, pecah, dan mengeluarkan merozoit baru. Pada saat inilah dikeluarkan racun dari dalam tubuh manusia sehingga menyebabkan tubuh manusia menjadi demam. Merozoit ini dapat juga membentuk gametosit apabila terisap oleh nyamuk (pada saat menggigit) sehingga siklusnya akan terulang lagi dalam tubuh nyamuk, demikian seterusnya.
Gambar 2 : siklus hidup Plasmodium faciparum Perbesaran : 300 x 300 Sumber : http://www.google.com/search Plasmodium bereproduksi dengan dua cara yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual plasmodium terjadi didalam tubuh manusia, sedangkan reproduksi seksualnya ada didalam tubuh nyamuk Anopheles. Berikut ini adalah penjelasan mengenai reproduksi Plasmodium. Setelah nyamuk Anopheles menyerap darah manusia yang terinfeksi, mikrogametosit dan makrogametosit berkembang dan melebur menjadi zigot dan membentuk kista Didalam kista, zigot berkembang menjadi sporozoit dan berpindah kedalam kelenjar ludah nyamuk Sporozoit tadi masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles Melalui aliran darah, sporozoit berpindah kedalam hati dan membentuk merozoit Merozoit dapat menyerang sel hati dan juga sel darah merah Jika merozoit menyerang sel darah merah, maka didalamnya merozoit tersebut dapat menghasilkan ribuan merozoit lagi JIka ribuan merozoit tadi selesai direproduksi dalam skala tinggi maka menyebabkan sel darah merah lisis dan meyebabkan penderita menjadi demam Ribuan merozoit yang direproduksi secara aseksual tadi dapat berkambang menjadi mikrogametosit atau makrogametosit Mikrogametosit dan makrogametosit tersebut dapat dihisap oleh nyamuk Anopheles lainnya dan mengulangi siklus hidupnya.
2.3 Gejala klinis Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan, gejala klasik tersebut yaitu : Stadium dingin (cold stage). Diawali dengan gejala menggigil atau perasaan yang sangat dingin. penderita sering membungkus dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil, Gigi gemeretak, kulit dingin, dan kering, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari- jari pucat atau sianosis, pasien mungkin muntah pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur suhu tubuh. Stadium demam (Hot stage). Stadium ini berlangsung 2 4 jam. Penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering, sakit kepala dan sering kali muntah. Nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat hingga 41 derajat Celcius atau lebih. Pada anak-anak, suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menimbulkan kejang-kejang. penderita membuka selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah dan dapat terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat. Stadium berkeringat (sweating stage). Stadium ini berlangsung 2 4 jam. Penderita berkeringat sangat banyak. Suhu tubuh kembali turun, kadang- kadang sampai di bawah normal. Setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga tertidur. Setelah bangun tidur penderita merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain sehingga dapat kembali melakukan kegiatan sehari-hari.
2.4 Cara penularan serta pencegahan plasmodium falciparum Cara penularan dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu: Melalui perantara nyamuk Anopheles. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia terhisap oleh nyamuk, kemudian berkembang biak di tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali pada orang lain melalui nyamuk tersebut. Selain itu, penularan malaria juga dapat terjadi melalui transfusi darah, melalui jarum suntik yang berulang kali digunakan maupun terkontaminasi.
Cara pencegahan dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu: Untuk mengatasi infeksi plasmodium dapat dilakukan dengan berbagai cara baik pencegahan maupun pengobatan. Pencegahan malaria yaitu dengan cara menutup, menguras, dan mengubur barang atau tempat-tempat yang berpotensi menjadi habitat nyamuk. Menggunakan semprotan pembasmi serangga di dalam dan di luar rumah. Sedangkan cara pengobatan pada penderita malaria yaitu dapat dilakukan dengan cara memberikan obat kimia dan juga vaksin yang lebih efektif. Penggolongan obat anti Maalaria 1. Skizontisida, bekerja terhadap plasmodium sp. Yang berada didalam eritrosit. Yang termasuk kelompok ini yaitu: klorokuin, amodiakuin, kina, proguanil, dan pirimetamin. 2. Skizontisida, mencegah masuknya parasit ke dalam eritrosit. Obat- obatnya yaitu primetamin dan proguanil. 3. Pencegahan dapat menggunakan skizontisida sekali seminggu.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pembahasan makalah ini ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dintaranya yaitu: Kata malaria sendiri berasal dari bahasa Italia yaitu Maledan Aria yang berarti hawa buruk. Memang pada zaman dulu, orang beranggapan bahwa malaria disebabkan oleh udara yang kotor. Sementara di Perancis dan Spanyol, malaria dikenal dengan nama paladisme atau paludismo, yang berarti daerah rawa atau payau karena penyakit ini banyak ditemukan di daerah pinggiran pantai. Malaria Falciparum adalah malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, dengan demam paroksismal yang ireguler. Ini dihubngkan dengan keadaan parasite tertinggi dalam darah dan merupakan bentuk malaria terparah, kadang fatal. Malaria ini sering dikaitkan dengan gejala pernisiosa, yang terjadi sebagai akibat penumpukkan dan pembentukkan mikroinfark dalam kapiler yang mengandung eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum stadium lanjut. Ini dapat terjadi pada otak, hati, kelenjar adrenal, traktus gastroin testinal, ginjal, paru, atau organ lain. Malaria Falciparum adalah jenis malaria paling berbahaya dan disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum. Malaria Falciparum berkaitan dengan kadar tinggi parasit dalam darah dan mempunyai tingkat kematian dan komplikasi paling tinggi diantara semua jenis malaria. Sel darah merah yang terinfeksi dengan parasit cenderung akan kotor dan menyebabkan mikroinfarksi (daerah kecil jaringan mati karena kekurangan oksigen) dalam kapiler otak, liver, kelenjar adrenal, sistem usus, ginjal, paru-paru dan organ lainnya. Pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit menggunakan medikasi intravena. Karena Plasmodium ini dalam hidupnya menempati dua inang, yaitu nyamuk dan manusia, maka dia mengalami dua fase siklus hidup yaitu: a. Fase didalam tubuh nyamuk (reproduksi secara seksual ) b. Fase Didalam Tubuh Manusia ( reproduksi secara aseksual ) Gejala malaria terdiri dari 3 stadium yaitu: a. Stadium dingin (cold stage). b. Stadium demam (Hot stage). c. Stadium berkeringat (sweating stage). Cara penularan serta pencegahan dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu: Melalui perantara nyamuk Anopheles. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia terhisap oleh nyamuk, kemudian berkembang biak di tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali pada orang lain melalui nyamuk tersebut. Selain itu, penularan malaria juga dapat terjadi melalui transfusi darah, melalui arum suntik yang berulang kali digunakan. Untuk mengatasi infeksi plasmodium dapat dilakukan dengan berbagai cara baik pencegahan maupun pengobatan. Pencegahan malaria yaitu dengan cara menutup, menguras, dan mengubur barang atau tempat-tempat yang berpotensi menjadi habitat nyamuk. Sedangkan cara pengobatan pada penderita malaria yaitu dapat dilakukan dengan cara memberikan obat kimia dan juga vaksin yang lebih efektif.
3.2 Saran
Daftar Pustaka Soedarto,2008. Pengobatan Penyakit Parasit. Surabaya; Sagung Seto Natadisastra djaenudin. 2009. PARASITOLOGI KEDOKTERAN Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta; EGC Http://Khaeriyah-Indahnyaberbagi.Blogspot.Com/Penyakit Parasit.Html (Diakses 16 April 2013) http://file education.blogspot.com.download 2/04/2013( Diakses 16 April 2013) http://abybiologi.blogspot.com/2014/04/plasmodium-falciparum.html