Anda di halaman 1dari 6

Nama : Estiadah Tri Nurmastuti

NPM : 113219001
HIPERTENSI

 Pengertian dan Faktor Risiko Hipertensi


Hipertensi adalah tekanan darah diatas 140/90 mmHg. Hipertensi disebut sebagai
penyakit penyebab kematian kelima di Indonesia, dengan perbandingan 1:4 orang pasti
menderita hipertensi. Hipertensi disebut “Silent Killer” karena tanpa gejala dan bisa
menyerang beberapa organ, diantaranya otak, jantung, dan ginjal.

Terdapat dua faktor risiko hipertensi (sumber: P2PTM Kemenkes RI) yaitu, faktor
risiko yang tidak dapat dirubah dan faktor risiko yang dapat dirubah. Faktor resiko yang tidak
dapat dirubah, antara lain :
a. Umur, usia diatas 55 tahun lebih berisiko hipertensi. Namun tetap bukan penyakit
orang tua atau proses degeneratif, tetapi sudah mulai banyak ditemukan pada
penduduk dengan usia lebih muda.
Prevalensi Penyakit Hipertensi Menurut Umur
Prevalensi (%)
Penyakit
15-24 25-34 35-44 45-54 55-64
Hipertensi 0,9 2,5 6,3 11,9 17,2

b. Jenis Kelamin
c. Genetik
Faktor Risiko yang dapat dirubah adalah Faktor Risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat
dari penderita hipertensi antara lain :
a. Merokok
b. Diet rendah serat
c. Dislipidemia
d. Konsumsi garam berlebih
e. Kurang aktivitas fisik
f. Stres
g. Berat badan berlebih/ kegemukan
h. Konsumsi alkohol

HIPERTENSI
90-95 % 5-10 %
HT esensial HT Sekunder
Sebab tdk diketahui Peny. lain

Kurang aktivitas fisik


Merokok
PENGOBATAN SEGERA
Berat badan berlebih
Diet tinggi lemak
Konsumsi alkohol
Stress

 Kebijakan Pembangunan Kesehatan


1. Agenda global
Mewujudan pembangunan berkelanjutan dibutuhkan SDM yang sehat, berkualitas,
dan berdaya saing.
Target SDGs 3.4, yaitu penurunan 1/3 kematian dini akibat PTM pada tahun 2030
2. Nawacita Presiden-Wapres
Agenda 5: Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program
Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja dan Indonesia Sejahtera.
3. Program Indonesia Sehat
Diwujudkan dengan 3 pilar : Paradigma sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan, dan
JKN. Paradigma sehat dilaksanakan melalui promotif-preventif, Pemberdayaan
Masyarakat dan keterlibatan Lintas sektor serta Pendekatan Keluarga.

 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) sesuai dengan


Permenkes No. 39 Tahun 2016

A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:


1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7 Penderita hipertensi berobat teratur
8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10 Keluarga memiliki/memakai air bersih
11 Keluarga memiliki/memkai jamban sehat
12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes

 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan (Permenkes 43 Tahun 2016)

1. Pelayanan Antenatal

2. Pelayanan persalinan
3. Pelayanan Kesehatan BBL
4. Pelayanan Kesehatan Balita
5. Skrining kesehatan pada usia pendidikan dasar
6. Skrining kesehatan usia 15-59 tahun
7. Skrining kesehatan usia >60 tahun
8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
9. Pelayanan kesehatan penderita DM
10. Pelayanan kesehatan ODGJ
11. Pelayanan TB sesuai standar
12. Pemeriksaan HIV untuk orang berisiko

 Indikator Global
1. Penurunan prevalensi hipertensi sebesar 25%. (target global pengendalian PTM tahun
2025)
2. Penurunan secara relatif 30% rata-rata asupan garam/sodium pada populasi. Anjuran
konsumsi garam adalah 2000 mg natrium atau setara dengan garam 1 sendok the per
orang per hari (5 gram/orang/hari). Sumber : Permenkes Nomor 30 tahun 2013.
3. Pemenuhan 50% orang yang memenuhi kriteria (penduduk >40 tahun) untuk
mendapatkan pengobatan dan konseling untuk mencagah serangan jantung dan stroke.
4. Pemenuhan 80% ketersediaan obat esensial penyakit kardiovaskuler dan teknologi
untuk pengobatan HT.

 Upaya Mencegah dan Mengobati Hipertensi


Setiap orang dewasa harus memeriksa tekanan darah secara rutin. Jika tekanan
darahnya tinggi, segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut. Sebagian penyandang hipertensi dapat mengontrol tekanan darahnya
dengan melakukan perubahan gaya hidup saja, namun sebagian lainnya memerlukan
tambahan obat.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan menurut Instruksi Presiden Republik


Indonesia No. 1/2017, yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Tujuannya yaitu
untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan beban biaya pelayanan kesehatan dan
memperbaiki kualitas hidup masyarakat. GERMAS dilakukan melalui:

1) Peningkatan aktivitas fisik


2) Peningkatan perilaku hidup sehat
3) Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi
4) Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit
5) Peningkatan kualitas lingkungan, dan
6) Peningkatan edukasi hidup sehat

** fokus kegiatan : aktifitas fisik, konsumsi buah sayur, deteksi dini

 Pelaksanaan Program Posbindu PTM


A. Deteksi dini dan monitoring faktor resiko PTM dan Hipertensi kepada masyarakat,
dengan rincian sebagai berikut:

SDM : Kader, Pekerja sosial, Aktivis masyarakat, pegawai (tempat kerja), KBIH

Sasaran : Penduduk usia 15 tahun ke atas (sehat, berisiko dan penyandang PTM
Biaya : Dana sehat, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), CSR, Dana desa, dll.

B. Pemeriksaan Tekanan Darah

Pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap bulan bagi yang sehat maupun yang sudah
menyandang hipertensi.

Tujuan : mendapatkan data tekanan darah pada individu

Petugas : Petugas pelaksana Posbindu PTM yang terlatih dan tenaga kesehatan

Alat dan bahan : Tensimeter Digital, Manset besar, batu baterai AA

Prosedur Pengukuran :

a. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat

b. Sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik minimal 30 menit sebelum


pengukuran.

c. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres

d. Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh
lantai. Letakkan lengan kiri warga Posbindu PTM di atas meja sehinga mancet yang
sudah terpasang sejajar dengan jantung.

e. Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kiri klien dan memintanya untuk tetap
duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat pengukuran.

f. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke atas.
Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet

g. Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dibawah


h. Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil pengukuran akan
muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis

i. Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk mematikan alat,
maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit.

Interpretasi Hasil Pengukuran Tekanan Darah

No Tekanan Darah Klasifikasi


1 ≤ 120/≤ 80 mm/Hg Normal
2 120-139/80-90 mm/Hg Prehipertensi
3 140-150/90-99 mm/Hg Hipertensi derajat 1
4 ≥ 160/≥ 100 mm/Hg Hipertensi derajat 2

Anda mungkin juga menyukai