Anda di halaman 1dari 35

PEDOMAN PELAYANAN

UNIT LABORATORIUM

RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA

RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA


Yayasan Untuk Menyelenggarakan Rumah Sakit – Rumah
Sakit Kristen Di Sumba ( YUMERKRIS)
JL. PROF. DR. W. Z. JOHANES NO 6
SUMBA TIMUR
SURAT KEPUTUSAN

No. 965/A.29/SK_DIR/XI/2016

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM

DIREKTUR RSK LINDIMARA

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Kristen
Lindimara, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Laboratorium
yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Kristen Lindimara
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah
Sakit Kristen Lindimara sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Kristen Lindimara;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Kristen
Lindimara.

MENGINGAT : a. Undang –Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


b. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411 /Menkes/Per/III/2010 tentang
Laboratorium Klinik
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 370/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Teknologi Laboratorium Kesehatan
f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

II
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :
PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA
No. 965/A.29/SK_DIR/XI/2016 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
LABORATORIUM RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA

KEDUA : Kebijakan pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Kristen Lindimara


sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Laboratorium


Rumah Sakit Kristen Lindimara dilaksanakan oleh Kepala Bagian Medis
RSK Lindimara.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Waingapu – Sumba Timur


Pada Tanggal : 04 November 2016
Direktur RSK Lindimara

dr. Alhairani K.L. Manu Mesa


NIP. 19790709201001 2 013

III
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSK Lindimara
Nomor 965/A.29/SK_DIR/XI/2016 Tentang Pelayanan Laboratorium

KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM


RUMAH SAKIT KRISTEN LINDIMARA

Kebijakan Umum :

1. Pelayanan di Laboratorium harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
2. Pelayanan Unit Laboratorium dilaksanakan mulai jam 07.30 sampai 21.00 wita sehari, 7 hari
dalam seminggu dan On Call untuk pemeriksaan CITO diatas jam operasional.

3. Semua petugas unit Laboratorium wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Pemeriksaan Laboratorium yang dapat dilakukan dalam 24 jam yaitu darah lengkap, golongan darah,
hitung jenis leukosit, malaria, CKMB, TROPONIN,Hba1C Elektrolit, kreatinin, urea, SGOT,SGPT,
albumin, gula darah sewaktu, bilirubin total/direk/indirek, HbsAg rapid, Anti HCV rapid, VDRL rapid,
gambaran darah tepi, widal, anti HIV rapid, kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, kolesterol LDL,
glukosa, asam urat, total protein, BTA, pengecatan gram.
5. Laboratorium mengelola pemeriksaan glukometer dilakukan oleh tenaga kesehatan (Perawat) di IGD,
ICU dan ruang rawat inap.
6. Penanggung jawab pelayanan laboratorium membawahi laboratorium Patologi Klinik dan UTDRS.

7. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3


(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
8. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, etikket, dan menghormati hak pasien.
9. Peralatan di unit Laboratorium harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
10. Laboratorium membantu memfasilitasi pengelolaan dan pengiriman spesimen yang tidak dapat
diperiksa di RSK Lindimara untuk diperiksa di LAB RSUD Umbu Rara Meha Waingapu.

11. Evaluasi Mutu Laboratorium mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal Laboratorium.

12. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.

IV
13. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal
satu bulan sekali.
14. Setiap bulan wajib membuat laporan.
15. Melakukan PMI (Pemantapan Mutu Internal) dan PME (Pemantapan Mutu Eksternal) secara rutin dan
berkelanjutan.

Kebijakan Khusus :

1. Peralatan Laboratorium harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi oleh petugas
Laboratorium yang telah diberikan pelatihan alat dan atau yang berkompeten sesuai dengan
ketentuan yang berlaku Setiap parameter laboratorium kontrol kualitasnya sebelum
diberlakukan kepada specimen pasien.

2. Setiap pemeriksaan laboratorium harus berdasarkan atas permintaan dokter atau bila atas
permintaan sendiri harus ada konsultasi dengan dokter baik didalam maupun diluar rumah sakit.

3. Hasil pemeriksaan Laboratorium yang dikeluarkan harus berdasarkan verifikasi dari dokter
spesialis Patologi Klinik atau petugas yang diberikan kewenangan.
4. Setiap spesimen harus memenuhi syarat / memenuhi kualitas.

5. Hasil pemeriksaan laboratorium untuk kasus biasa akan selesai dalam waktu maksimal 140
menit, dan untuk kasus cito dan kasus dari Instalasi Gawat Darurat dalam waktu maksimal
1 jam, kecuali pemeriksaan laboratorium tersebut di kirim ke laboratorium rujukan.
6. Pasien harus diberitahu bila pemeriksaan laboratorium di kirim ke laboratorium rujukan.
7. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib mengikuti
pelatihan yang diselenggarakan.

Ditetapkan di : Waingapu – Sumba Timur


Pada Tanggal : 04 November 2016
Direktur RSK Lindimara

dr. Alhairani K.L. Manu Mesa


NIP. 19790709201001 2 013
V

DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................I
Kebijakan pelayanan laboratorium………………………………….………IV
Daftar Isi……………………………………………………………………..VI
BAB I. Pendahuluan......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang...........................................................................................1


1.2. Tujuan Pedoman........................................................................................ 1
1.3. Ruang Lingkup...........................................................................................1
1.4. Batasan Operasional...................................................................................2
1.5. Landasan Hukum....................................................................................... 2

BAB II. Standar Ketenagaan.............................................................................4


2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia............................................................ 4
2.2. Distribusi Ketenagaan................................................................................4
2.3. Pengaturan Jaga......................................................................................... 5
BAB III. Standar Fasilitas.................................................................................6
3.1. Denah Ruang..............................................................................................6
3.2. Standar Fasilitas.........................................................................................6
BAB IV. Tata Laksana Pelayanan....................................................................9
4.1. Pendaftaran Dan Pencatatan.......................................................................9
4.2. Pengelolaan Spesimen................................................................................9
4.3. Pemeriksaan Laboratorium........................................................................ 11
4.4. Daftar Nilai Normal Dan Nilai Kritis.........................................................14
4.5. Parameter yang dirujuk.............................................................................19
4.6. Pengelolaan limbah…. .............................................................................19
4.7. Laporan hasil dan arsip…….....................................................................19
4.8. Pemeliharaan dan kalibrasi........................................................................19
BAB V. Logistik...............................................................................................20
BAB VI. Keselamatan Pasien........................................................................... 21
6.1. Pengertian ...................................................................................................... 21
6.2. Tujuan............................................................................................................ 21
6.2.1. Tujuan Umum......................................................................................... 21
6.2.2. Tujuan Khusus........................................................................................ 22
VI
6.3. Tata Laksana Keselamatan Pasien............................................................. 22
BAB VII. Keselamatan Kerja........................................................................... 22
7.1. Pengertian.................................................................................................. 22
7.2. Tujuan........................................................................................................ 22
7.3. Tata Laksana.............................................................................................. 23
BAB VIII. Pengendalian Mutu......................................................................... 25
8.1. Pra Analitik................................................................................................ 25
8.2. Analitik...................................................................................................... 25
8.3. Pasca Analitik............................................................................................ 26
8.4. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)...........................................................26
BAB IX. Penutup..............................................................................................27

VII
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG.


Unit Laboratorium RS Kristen Lindimara adalah laboratorium klinik
kesehatan yang melayani pemeriksaan specimen klinik berupa Hematologi, Kimia
Klinik, Imunoserologi,parasitologi, Urinalisa, Faeces, Mikrobiologi, Pelayanan
darah, untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama
untuk menunjang diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan
kesehatan, dan deteksi dini keadaan kesehatan seseorang.

Unit Laboratorium RS Kristen Lindimara merupakan unit pelaksanan


teknis di dalam struktur organisasi RS Kristen Lindimara dan sebagai unit
pelaksana teknis maka Laboratorium RS Kristen Lindimara harus memiliki
pedoman pelayanan yang akan mengimplementasikan Kebijakan Pelayanan
Laboratorium.
1.2. TUJUAN PEDOMAN.
Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium dibuat agar pelayanan
laboratorium memiliki acuan atau standar dalam melakukan pelayanan , sehingga
tercapai standar mutu dan keselamatan pasien yang diharapkan.

1.3. RUANG LINGKUP.


Laboratorium RS Kristen Lindimara melaksanakan pelayanan specimen
klinik di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, parasitologi klinik dan
imunologi. Beberapa parameter pemeriksaan yang tidak dapat dikerjakan di
laboratorium RS Kristen Lindimara akan di rujuk ke laboratorium RS
rujukan yang bekerja sama dengan laboratorium RS Kristen Lindimara ,
sehingga laboratorium RS Kristen Lindimara dikategorikan sebagai
Laboratorium Madya. Terpisah dari unit pelayanan lain di Rumah sakit, Unit
laboratorium juga menerima pasien dari luar jam kerja.

Masyarakat yang bisa mendapatkan pelayanan laboratorium di Unit


Laboratorium Rumah sakit Kristen Lindimara adalah pasien rawat jalan dan
rawat inap rumah sakit, pasien yang atas kemauannya sendiri ingin
mendapatkan pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Kristen Lindimara ,
ataupun kiriman dari dokter di luar rumah sakit.
1
Untuk pelayanan laboratorium di luar rumah sakit dipilih berdasarkan
rekomendasi dari Kepala Unit Laboratorium dan dipilih berdasarkan reputasi
yang baik dan memenuhi standar Undang-Undang serta adanya pemberitahuan
informasi secara jelas kepada pasien apabila ada pemeriksaan yang dirujuk ke
laboratorium di luar Rumah Sakit.

1.4. BATASAN OPERASIONAL.

Unit Laboratorium Rumah Sakit Kristen Lindimara melakukan jam


operasional dimulai jam 07.30 sampai 21.00 dan khusus untuk pelayanan
CITO diatas jam operasional maka Rumah Sakit Kristen Lindimara menerapkan
Model On Call untuk 7 hari seminggu dan menerima semua parameter
pemeriksaan patologi klinik, beberapa parameter untuk mikrobiologi, dan
parameter yang tidak dapat dikerjakan di laboratorium RS akan di rujuk ke
laboratorium RS rujukan yaitu Rumah Sakit Umum Umbu Rara Meha Waingapu .

1.5. LANDASAN HUKUM

Pelaksanaan kegiatan pelayanan Laboratorium Klinik Rumah Sakit


Kristen Lindimara didasarkan pada :

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit.

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411 /Menkes/Per/III/2010 tentang
Laboratorium Klinik
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien.

2
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Tingkat Propinsi , Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit.
f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 370/MENKES/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Teknologi Laboratorium Kesehatan.
g. Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan 1998.
h. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar, Departemen Kesehatan
2004.
i. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
j. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1075/MENKES/SK/VII/2003
Tentang Pedoman Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Kerja.
k. Keputusan Ketua Badan Pengurus YUMERKRIS Nomor tentang
Struktur Organisasi Rumah Sakit Kristen Lindimara .

3
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

NO STANDAR TENAGA JUMLAH / KETERANGAN


KERJA LAB MADYA
1 Dokter Patologi Klinik 1 Orang Ada (1 orang)
3 Analis Kesehatan 4 Orang Ada (4 orang)
4 Perawat 1 Orang Ada (1 orang)
6 Administrasi 2 Orang Tidak ada

2.1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.

Laboratorium Rumah Sakit Kristen Lindimara yang merupakan


merupakan laboratorium klinik umum madya yang memiliki seorang dokter
patologi klinik sebagai penanggung jawab klinis y a n g b e k e r j a s e p a r u h
w a k t u dan seorang kepala Unit Laboratorium yang bekerja sepenuh waktu.
Laboratorium memiliki 4 tenaga analis kesehatan, 1 perawat, 2 pekarya 1
cleaning service.

Kualifikasi sumber daya manusia laboratorium adalah sebagai berikut :


a. Penanggung jawab teknis dan klinis : dokter spesialis patologi klinik
b. Kepala Unit : Lulusan D III Keperawatan (Memiliki pengalaman dan sertifikat
pelatihan laboratorium)
c. Analis Kesehatan : Lulusan DIV dan D III analis kesehatan
d. Perawat : D III Keperawatan
e. Pekarya : lulusan SPK

2.2. DISTRIBUSI KETENAGAAN.

Sumber daya manusia laboratorium dibagi dalam tugas dan


tanggungjawab sebagai berikut :

a) Penanggung jawab teknis dan klinis:

dr. Benny W. Tambunan, SpPK., M.KES

b) Kepala Unit : Joni Pura Tanya, Amd. Kep


4
c) Analis Kesehatan :
a. Arnold Kalikit Mana, S.ST :
Penanggung jawab kimia klinik, hematologi pemeliharaan alat dan
control kualitas
b. Maclinton Adrianto L. Lina Amd.AK\
Penanggung jawab mikrobiologi
c. Gabrella Margareth Nuch, A.Md.AK
Penanggung jawab UTDRS
d. Lorentia A. Hunga, Amd.AK
Penanggung jawab Imunnoserologi
d) Petugas yang bekerja sebagai tenaga sampling :

a. Semua analis dan perawat yang bertugas.


e) Petugas yang bekerja sebagai tenaga sensus bulanan:
a. Welmince Oe
f) Administrator : -
g) Cleaning Service : Yohanes Meta Yiwa

2.3. PENGATURAN JAGA.

Dengan 9 tenaga sumber daya manusia laboratorium membagi pengaturan


jadwal dinas sebagai berikut :

a. Dinas pagi jam 07.30 – 14.30 :


1) 2 analis kesehatan
2) 1 perawat
3) 1 Pekarya (SPK)
b. Dinas Siang 14.00 – 21.00 :
1) Dokter SpPK
2) 1 tenaga analis kesehatan
3) 1 pekarya (SPK)
c. Dinas Malam(CITO) :
1) On Call

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1.DENAH RUANG
(Ada Pada Lampiran)

3.2. STANDAR FASILITAS


A. Gedung dan Prasarana
NO JENIS KELENGKAPAN JUMLAH /
KETERANGAN
1 Gedung Permanen
2 Ventilasi 1/3 luas lantai
3 Penerangan lampu 5 watt/m2 Ada
4 Air mengalir , bersih 50L/pekerja/hari Ada
5 Daya Listrik sesuai kebutuhan Ada
6 Tata Ruang :
a) Ruang tunggu Ada
b) Ruang ganti Tidak ada
c) Ruang Pengambilan spesimen ada
d) Ruang administrasi tidak ada
e) Ruang pemeriksaan sampel Ada
f) Ruang sterilisasi Tidak ada
g) Ruang makan / minum Tidak ada
h) WC pasien Ada
i) WC pegawai Ada

7 Tempat penampungan /pengelolaan sederhana Ada


limbah cair

8 Tempat penampungan Ada


/pengelolaan sederhana limbah padat

B. Peralatan Laboratorium.

NO JENIS STANDAR JUMLAH /


KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN
1 Blood cell counter 1 1
2 Lampu Spirtus 3 2
3 Differensial cell counter 1 1

6
NO JENIS STANDAR JUMLAH /
KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN
4 Electrolyte Analizer 1 1
5 Gelas pengaduk Tidak ada Tidak ada

6 Incubator 1 1
7 Kaca objek Sesuai Ada sesuai kebutuhan
kebutuhan
8 Kaca penutup Sesuai Ada sesuai kebutuhan
kebutuhan
9 Oven 1 Tidak ada

10 koagulometer 1 0
11 Lancet Sesuai Ada sesuai kebutuhan
kebutuhan
12 Loop ose 2 0
13 Mikroskope binokuler 2 3
14 Mikropipet 2 10
15 Peralatan gelas 0 0
16 Rak pengecatan 1 1
17 Rak tabung reaksi 2 3
18 Refrigerator 2 1
19 Rotator 3 1
20 Sentrifuse Elektrik 1 1
21 Sentrifuse Hematokrit 0 0
22 Semprit jarum Sesuai Ada sesuai kebutuhan
23 Spekrtofotometer 1kebutuhan 1
24 Sterilisator 1 0
25 Stopwatch 2 2
26 Tabung reaksi Sesuai Ada sesuai kebutuhan
kebutuhan
27 Tabung sentrifus Sesuai Ada sesuai kebutuhan
kebutuhan
28 Tempat tidur pasien 1 1
29 Termometer 10 – 3 0
0
100 C
30 Timer 3 1
31 Tip Pipet Sesuai Ada sesuai kebutuhan
kebutuhan
32 Torniquet 3 2
33 Votrex mixer 0 0
34 Waterbath 0 0

7
NO JENIS STANDAR JUMLAH /
KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN
35 Westergreen 1 set Ada sesuai kebutuhan
( disposable )
36 Kimia klinik Auto 2 1
Analyzer
37 Hematologi 2 2
AutoAnalyzer
38 Urinalysis Analyzer 1 1
39 Blood gas Analyzer 1 1

C. Perlengkapan Keselamatan dan Keamanan Laboratorium.

N JENIS STANDAR JUMLAH /


O KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN
1 Alat Pemadam Api Sesuai Ada sesuai kebutuhan
Ringan (APAR) kebutuhan
2 Desinfektan Sesuai Ada sesuai kebutuhan
kebutuhan
3 Wadah sampah jarum Sesuai Ada sesuai kebutuhan
kebutuhan
4 Pemancur air 0 1
5 Perlengkapan PPPK 3 0
6 Sarung tangan Sesuai Ada sesuai kebutuhan
kebutuhan
7 Masker Sesuai Ada sesuai kebutuhan
kebutuhan
8 Jas lab lengan panjang Sesuai jumlah Ada sesuai jumlah
dengan karet pada petugas lab petugas lab
lengan

9 Alas kaki tertutup Sesuai Ada sesuai kebutuhan


kebutuhan
10 Wastafel dengan sabun 1 2
cair
11 Handrub 2 Ada sesuai kebutuhan

8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1.PENDAFTARAN DAN PENCATATAN.

Pasien yang datang kelaboratorium terdiri dari beberapa jenis berdasarkan


permintaan pemeriksaan laboratorium , sebagai berikut :

a. Pasien dari dokter rawat jalan RS Kristen Lindimara


b. Pasien dari dokter IGD RS Kristen Lindimara
c. Pasien dari dokter rawat inap RS Kristen Lindimara
d. Pasien dari dokter luar rumah sakit ( dokter Askes dan Non Askes )
e. Pasien Medical Check-Up (MCU)

Pendaftaran untuk pasien Rumah Sakit dilakukan di bagian masing-masing


asal pasien, tapi formulir permintaan dari bagian asal pasien disimpan
dilaboratorium sebagai arsip dan hasil laboratorium dicatat dalam bentuk softcopy
( program computer ) maupun hardcopy di buku pencatatan hasil kegiatan
laboratorium.
Pendaftaran untuk pasien yang membawa formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium dari dokter luar , langsung dilakukan di laboratorium
dan hasil laboratorium dicatat dalam bentuk softcopy ( program computer )
maupun hardcopy di buku pencatatan hasil kegiatan laboratorium.
Untuk pasien-pasien Medical Check Up, pendaftaran dilakukan melalui
ruang pendaftaran, arsip permintaan dan hasil laboraotium akan dicatat dan
disimpan di laboratorium bentuk softcopy ( program computer ) maupun
hardcopy di buku pencatatan hasil kegiatan laboratorium.

4.2. PENGELOLAAN SPESIMEN.


Spesimen infeksius
Semua bahan pemeriksaan/sampel dianggap infeksius karena berasal dari
manusia yang tidak diketahui apakah infeksius atau tidak. Semua bahan
pemeriksaan (sampel) diberikan identitas pasien. Identitas pasien ini
menurut nama, alamat, RM,umur.
9
Pada surat permintaan pemeriksaan laborat juga ditulis :

- Tanggal permintaan
- Jam pengambilan sampel
- Identitas pasien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat,RM,
ruangan tempat dirawat.
- Identitas dokter pengirim.
- Diagnosis dan keterangan klinis.
- Pemeriksaan laboratorium yang diminta.
- Nama pengambil sampel.

Pengelolaan Serum

1. Darah dibiarkan membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 15 –


30 menit, kemudian dicentrifuge pada 3000rpm selama 5 – 15 menit.
2. Serum dipisahkan dari komponen darah yang lain. Serum yang memenuhi
syarat apabila tidak lisis (kelihatan merah) atau keruh (lipemik).

Pengelolaan darah EDTA

1. Sampel darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam tabung yang telah
berisi EDTA dicampurkan dengan cara membolak-balikkan tabung dengan
hati-hati sebanyak 8 kali.
2. Pada saat hendak dilakukan pemeriksaan dilakukan pencampuran kembali
dengan cara dibolak-balikkan sebanyak 5 – 10 kali.

Pengelolaan Plasma

1. Sampel darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam tabung yang telah
berisi natrium citrate 0,38% dicampurkan dengan cara membolak-balikkan
tabung dengan hati-hati sebanyak 4 kali.

10
2. Plasma dipisahkan tidak boleh lebih dari 2 jam setelah pengambilan
sampel.
3. Plasma yang memenuhi syarat tidak kelihatan merah (lisis) atau keruh (
lipemik).

Pengelolaan Urine

Untuk uji carik celup, urine tidak memerlukan perlakuan khusus, kecuali
pemeriksaan harus segera dilakukan dalam waktu 1 jam, sedangkan untuk
pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengeloaan terlebih dahulu dengan cara :

1. Urine sebanyak ± 10 ml dimasukkan ke dalam tabung centrifuge.


2. Urine dicentrifuge selama 5 menit 3000rpm
3. Supernatan urine dibuang dengan menyisakan 1 ml, kemudiaan dikocok
untuk meresuspensikan sedimen.

Serum yang akan dikirim ke laboratorium lain sebaiknya dalam bentuk yang
relative stabil. Untuk itu persyaratan yang dipenuhi untuk pengiriman sampel :

- Stabilitas serum tidak melampaui batas waktu yang ditentukan.


- Tidak terkena sinar matahari langsung.
- Dimasukkan ke dalam sumple cup yang tertutup rapat.

4.3. PEMERIKSAAN LABORATORIUM.


a. Hematologi
Laboratorium Klinik RS Kristen Lindimara memiliki 2 alat hematologi
analiser yang berfungsi sebagai alat utama dan alat “backup”. Alat utama
adalah analiser dengan kemampuan 5 differensiasi sel lekosit sedangkan
alat “backup” memiliki kemampuan 3 differensiasi sel lekosit.
Pemeriksaan laboratorium lain yang tercakup dalam hematologi adalah
LED, pemeriksaan hapusan darah/ morfologi darah, pemeriksaan golongan
darah.

11
b. Faal Hemostasis
Faal hemostasis adalah pemeriksaan untuk fungsi koagulasi darah. Yang
dapat dilakukan di laborarotium adalah pemeriksaan Cloting Time ,
Bleeding Time dan Retraksi bekuan. Untuk pemeriksaan faktor-faktor
pembekuan akan di rujuk ke laboratorium rujukan seperti Plasma
Protrombin Time ( PPT ) dan lain-lain.
c. Kimia Klinik
Parameter Kimia klinik dilaboratorium klinik RS Kristen Lindimara
yang tersedia adalah parameter untuk pemeriksaan fungsi hati, fungsi
ginjal, profil lemak, petanda penyakit jantung/cardiovaskuler, diabetes
dan monitoringnya.
d. Elektrolit dan Analisa Gas Darah
Pemeriksaan elektrolit menggunakan cassette untuk Natrium, Kalium,
Chlorida dan Kalsium,PH. Untuk pemeriksaan Anlisa Gas Darah dipakai
catridge ( reagen kering ).
e. Urinalisa
Urinalisa memakai 10 parameter dalam 1 strip urin. Metode
semiautomatic, karena tes kimiawi dibaca hasilnya dengan alat sedangkan
mikroskopis sel masih manual , yaitu pembacaan dengan mikroskop.
f. Imunoserologi.
Beberapa tes imunoserologi yang ada merupakan rapid tes, dan sebagian
merupakan tes aglutinasi manual . Tidak ada autoanalyzer untuk
pemeriksaan imunoserologi.
g. Mikrobiologi dan Parasitologi.
Parameter mikrobiologi yang dilakukan hanya pengecatan Gram,
GIEMSA dan Ziel Nielsen.

12
Untuk pemeriksaan CITO / IGD hasil dapat diketahui :

a. 15 menit untuk pemeriksaan darah lengkap tanpa ada pengulangan.


b. 1 Jam untuk pemeriksaan kimia klinik.

Untuk pemeriksaan regular / biasa dapat diketahui :

a. Pasien Rawat Jalan :


Semua pemeriksaan dilakukan tidak lebih dari 140 menit ( standart
waktu tunggu ≤ 140 menit).
b. Pasien Rawat Inap :
D i l a k u k a n ≤ 140 menit.

Untuk pemeriksaan rujukan hasil dapat diketahui :

- Dalam waktu 1 hari setelah pengiriman sampel, tergantung jenis


pemeriksaan.

Bila ditemukan hasil yang kritis dari pemeriksaan diagnostic dilaporkan dengan
system pelaporan yang formal (yang benar).

1. Laboratorium rumah sakit menetapkan nilai ambang kritis bagi setiap jenis
pemeriksaan, bila ada hasil yang kritis segera dilaporkan oleh petugas
laborat ke perawat ruangan / dokter yang meminta pemeriksaan melalui
via telepon, sebelum hasil dikeluarkan didokumentasikan di buku
laporan.
2. Hasil pemeriksaan dicatat di blanko hasil pemeriksan laboratorium.
3. Hasil pemeriksaan tersebut diketik di tulis diblanko hasil, untuk pasien
umum, diberikan kepada pasien.
4. Hasil pemeriksaan untuk pasien rawat inap diambil oleh petugas bangsal
dilaboratorium, dan menandatangani buku pengambilan hasil lab.

13
4.4 Daftar Nilai Normal dan Nilai Kritis

a. Nilai Normal
No Tes Nilai Normal Nilai Normal Satuan
Pria Wanita
1. Hemoglobin dewasa 12,0 – 16,0 11,0 – 15,0 g/dl
Hemoglobin bayi 11.0– 23.0
Hemoglobin anak 11.0 – 14.0
2. Hematokrit 40,0 – 54,0 37,0 – 47,0 %
3. MCV 80 -100 80 -100 fl
4. MCH 26 - 34 26 - 34 pg
5. MCHC 32 - 36 32 - 36 g/dl
6. RBC 4,5 – 5,9 4,1 – 5,1 10^6/ul
7. RDW 11,5 – 14,5 11,5 – 14,5 %
8. Jumlah lekosit dewasa 4,0 – 10 10^3/ul
Jumlah lekosit bayi 5.0 – 19.0
Jumlah lekosit anak 4,4 – 14,5
9. Hitung jenis 5 diff
- Limfosit 22-44 25 - 40 %
- Monosit 0-7 0-7 %
- Netrofil 55-80 55-80 %
- Eosinofil 0–4 0–4 %
- Basofil 0–1 0–1 %
10. Trombosit 100 – 300 100 – 300 10^3/ul
11. MPV 6,8 – 10 6,8 – 10 fl
12. LED 0 – 15 0 – 20 mm/jam
13. PPT 12,3 12,3 detik
14. APTT 24,4 24,4 detik
15. Waktu perdarahan 1,30-6 1,30-6 menit
16. Waktu pembekuan 10-15 10-15 menit
17. Retikulosit
18. Malaria Negative Negative
19.
20. Gula darah puasa 70-110 70-110 mg/dl
21. Gula darh 2 j PP 80-140 80-140 mg/dl
22. Gula darah sewaktu 60-140 60-140 mg/dl
23. HBAiC 4-6 4-6 %
24. Kolesterol Total 100 – 200 100 – 200 mg/dl
25. HDL kolesterol 331-75 37-92 mg/dl
26. LDL kolesterol 88 -188 87 - 186 mg/dl
27. Trigliserida <150 <150 mg/dl
28. SGOT < 35 < 35 U/L
29 SGPT < 45 < 45 U/L
30. Gamma GT 5-38 5-38 U/L

14
31. Alkaline phosphatase 35 – 105 35-105 U/L
32. Bilirubin Total 0,– 1,0 0, – 1,0 mg/dl
33. Bilirubin direct 0 ,– 0,3 0 – 0,3 mg/dl
Bilirubin direct 0 – 1,2 0 – 1,2
34. Bilirubin indirect 0,1-0,7 0,1-0,7 mg/dl
35. Total protein 6–8 6–8 g/dl
36. Albumin 3,8 – 5,4 3,5 – 5,4 g/dl
37. g/dl
38. Ureum dewasa <50 < 50 mg/dl
Ureum anak <48 <48 mg/dl
Ureum bayi <42 <42 mg/dl
49.
40 Creatinin dewasa 0,9– 1,3 0,6 – 1,1 mg/dl
Creatinin anak 0,3-0,7
Creatinin bayi 0,2-0,4
41. Asam Urat 2,4-6,1 2,4-5,5 mg/dl
42. CKMB <7 <7 ng/ml
43.
44. Natrium 135 - 145 mmol/L
45. Kalium 3,5 – 5,1 mmol/L
46. Chlorida 95 – 115 mmol/L
47. Calsium ion 1,15 – 1,33 mmol/L
48.
49.
50. Pemeriksaan BGA/AGD:
- PH 7,35- 7,45 −
- PO2 83,0 – 108,0 mmHg
- PCO2 27,0-41,0 mmHg
- O2 saturasi 94 - 98 %
- BE (-)2 – (+)3 mmol
- HCO3 21.0 – 28.0 mmol/L
51. Widal :
- Typhi O Negative Negative -
- Typhi H Negative Negative -
- Paratyphi A Negative Negative -
- Paratyphi B Negative Negative -
52. IgM Salmonella Negative Negative -
53. Anti dengue IgG IgM Negative Negative -
54. HbsAg Negative Negative -
55.
56. Troponin i <0,6 <0,6 ng/L
57. TB Negative Negative −
58. Dengue NS1 Negative Negative −
59. Urine lengkap :
- Warna − − −
- Kekeruhan − − −
- PH − − −
15
- Berat jenis − − −
- Protein Negative Negative mg/dl
- Glukosa Negative Negative mg/dl

16
- Keton Negative Negative mg/dl
- Bilirubin Negative Negative -
- Urobilinogen <=0,2 <=0,2 E.U/dl
- Eritrosit Negative Negative −
- Lekosit Negative Negative −
- Nitrit Negative Negative −
Sedimen urine :
- WBC 0–5 0–5 /lpb
- RBC 0–1 0–1 /lpb
- Silinder Negative Negative −
- Epitel − − −
- Kristal Negative Negative −
- Bakteri Negative Negative −
60. Esbach
61. Pemeriksaan Feses :
- Warna − − −
- Konsistensi − − −
- Bau − − −
- Lender Negative Negative
- Darah Negative Negative
- Parasit Negative Negative
- Sel Epitel Negative Negative
- WBC feses 0–1 0-1 /lpb
- RBC feses 0–1 0–1 /lpb
- Telur Negative Negative
- Kista Negative Negative
- Benzidine Negative Negative
- Karbohidrat Negative Negative
- Lemak Negative Negative
- Sisa makanan - - -
- Darah samar - -

b. Nilai Kritis
No Tes Nilai kritis Satuan
1. Darah lengkap
- Hct <20 atau >60 %
- Hb <7 atau >20 g/dl
- Tombosit dewasa <50.000 atau >1.000.000 /ul
- Trombosit anak <20.000 atau >1.000.000 /ul
- Lekosit <2000 atau >30.000 /ul

17
dihapusan darah tepi
2. Kimia Klinik
ng/l
- Urea >100 mg/dl
- Glucosa <45 atau >500 mg/dl
- Glukosa neonatus <30 atau >300 mg/dl
- Kreatinin >5 (kecuali pasien dialis) mg/dl
3. Elektrolit dan Analisa Gas
Darah
- PH <7,10 atau >7,59
- PCO2 <20 atau >75 mmHg
- PO2 (dewasa) <40 mmHg
- PO2 (neonatus) <37 mmHg
- HCO3/bicarbonat <10 atau >40 mEg/L
- Natrium <120 atau >160 mEg/L
- Kalium <2,8 atau >6,2 mEg/L
- Kalium neonatus <2,5 atau 8,0 mEg/L
4. Urinalisa
- Glukosuria >2+
- Keton >2+
- Ditemukan Kristal As.urat,sistein,leusin,tirosin
patologis
- Albuminuria >2+
- Eritrosit >2+
- Lekosit >2+

18
4.5. PARAMETER YANG DI RUJUK.

Beberapa parameter yang tidak dapat dikerjakan dilaboratorium RSK


Lindimara akan di rujuk ke laboratorium rujukan yaitu L a b o r a t o t i u m
Rumah Sakit Umbu Rara Meha. Parameter yang cukup banyak dirujuk akan
diusahakan untuk diadakan. Keputusan pengadaan parameter baru berdasarkan
evaluasi, efisiensi dan efektifitas.
4.6. PENGELOLAAN LIMBAH

a. Sampah Medis berupa peralatan flebotomi, tabung specimen akan dibuang


di tempat sampah dengan plastik kuning dan diteruskan masuk ke
insenerator Rumah Sakit.
b. Sampah Medis berupa sisa specimen / cairan tubuh akan dibuang ke bak
pencucian dimana salurannya akan diteruskan ke bak pengolahan limbah
cair Rumah Sakit.
c. Sampah bukan medis , seperti kertas, tissue, plastik dan lain-lain akan
dibuang ke tempat sampah dengan plastik hitam dan akan dibuang ke
tempat pembuangan sampah akhir Rumah Sakit.

4.7. LAPORAN HASIL DAN ARSIP.


Laporan hasil laboratorium akan dibuat arsip dalam bentuk hardcopy dan
softcopy. Rekapitulasi hasil laboratorium juga dibuat dalam bentuk Buku Laporan
Kinerja Laboratorium dan dalam bentuk Laporan Bulanan.
4.8. PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT.
Pemeliharaan alat-alat laboratorium dilakukan oleh prinsipal alat dengan
jadwal 1x/ bulan. Perawatan harian dan mingguan dilakukan oleh analis pekerja
laboratorium. Kalibrasi alat dikerjakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk alat
elektrolit , kalibrasi otomatis dilakukan oleh alat beberapa kali sehari. Untuk alat
kimia klinik kalibrasi akan dilakukan bila kontrol kualitas tidak baik ( tidak masuk
dalan batas kontrol / tidak terkontrol ). Sementara itu beberapa mikropipet akan
dikalibrasi 1 – 2x / tahun dengan mengirimnya ke Badan Kalibrasi tersertifikasi.

19
BAB V
LOGISTIK

Untuk keperluan logistik laboratorium diatur sesuai dengan peraturan dan


proses yang ditetapkan RS yaitu :

A. Permintaan barang non stok


a. Mengisi formulir permintaan non stok
b. Permintaan harus disetujui oleh kepala unit ( tanda tangan )
c. Permintaan harus disetujui Wakil Direktur Pelayanan Medis (
tanda tangan )
d. Formulir yang sudah disetujui diberikan kepada Kepala Bagian
Logistik / Pengadaan
B. Permintaan barang rutin ( reagen / alkes )
a. Mengisi buku pemesanan barang
b. Disetujui oleh Kepala Unit ( tanda tangan )
c. Diserahkan Ke bagian logistik farmasi
C. Pengambilan barang ke gudang logistik (ATK, Barang Habis Pakai Rumah
tangga )
a. Tulis barang yang diminta pada program e-slip di computer
b. “send” ke Kepala Unit
c. “send” ke bagian logistic
d. “send” ke laboratorium bila barang siap diambil

20
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

6.1. PENGERTIAN.

Keselamatan Pasien / Patient Safety adalah keadaan dimana pasien bebas dari
harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial,
penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya tidak terjadi.

Di Laboratorium , Keselamatan Pasien bertarti semua standar prosedur


operasional yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laboratorium harus
ditaati, tidak ada kesalahan sampling / specimen, tidak ada kesalahan analisa,
tidak ada kesalahan pencetakan hasil dan penyerahan hasil , serta tidak ada
kesalahan ekspertisi hasil. Melaporkan segera nilai kritis kepada dokter pengirim
merupakan salah satu tindakan untuk keselamatan pasien.

Keselamatan pasien di laboratorium, berarti juga semua fasilitas yang dipakai


adalah fasilitas yang aman untuk pasien. Dimulai dari standar bangunan, mebeler,
peralatan pengambilan specimen sampai alat-alat analiser yang dipilih adalah alat
yang menunjang mutu dan keselamatan pasien.

Keselamatan pasien di laboratorium juga meliputi pencegahan infeksi


nosokomial yang berhubungan dengan tindakan laboratorium dengan cara
mengikuti standar pengendalian infeksi mulai dari cuci tangan dan penggunaan
alat pengaman diri ( APD ).

6.2. TUJUAN.

6.2.1. TUJUAN UMUM :

Memenuhi standar keselamatan pasien di laboratorium RS Kristen


Lindimara

21
6.2.2. TUJUAN KHUSUS :

a. Menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan di Laboratorium


RS Kristen Lindimara
b. Mengumpulkan, menganalisa, mengevaluasi data dan
mengusulkan jalan keluar pemecahan Kejadian yang Tidak
Diharapkan (KTD) dan Sentinel Event yang terjadi yang
berhubungan dengan laboratorium
c. Menganalisa resiko klinis dari suatu sistem yang diterapkan di
Laboratorium

6.3. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN.


Tata laksana keselamtan pasien di laboratorium adalah sebagai berikut:
a. Mulai dengan membuat standar prosedur operasional (SPO)
b. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laboratorium
c. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian
yang tidak diharapkan (KTD)
d. Kepala Unit bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan
terhadap KTD, mencari jalan keluar bila perlu merubah system
sehingga lebih baik dan lebih aman untuk pasien, membuat tindak
lanjut dan mensosialisasikan tindak lanjut untuk dilakukan
bersama dan mengevaluasi system yang baru tersebut
e. Melaporkan Indikator keselamatan pasien setiap bulan dalam rapat
kerja bulanan dengan direksi yaitu :
a. Kejadian yang berhubungan dengan ketidakcocokan
Indentitas pasien
b. Kejadian yang berhubungan dengan komunikasi yang
efektif
c. Kejadian pasien jatuh
d. Kejadian yang berhubungan denga transfusi darah
e. Kejadian yang berhubungan dengan satndar pengendalian
infeksi ( cuci tangan )
f. Melakukan semua standar pengendalian infeksi
g. Memilih peralatan yang bermutu dan aman bagi pasien
22
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

7.1.PENGERTIAN.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 43 tahun 2013


Bab VIII menyatakan bahwa Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) laboratorium
merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium secara
keseluruhan.Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama
berhubungan dengan specimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia.
Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan specimen, maka berpotensi
terinfeksi kuman pathogen. Potensi infeksi juga terjadi dari petugas ke petugas
lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang
terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat.Petugas harus memahami keamanan
laboratorium, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan
sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO, serta mengontrol bahan/specimen
secara baik menurut praktik laboratorium yang benar.

Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk


menjamin :

a.Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam


melakukan kerja.

b.Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam
keadaan sehat dan selamat.

c. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan dijalankan secara efisien.

7.2. TUJUAN.

Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya


setiap pekerja laboratorium aman dari kecelakaan akibat kerja, termasuk aman
dari paparan cairan tubuh yang infeksius dan zat-sat kimia lainnya.

23
7.3. TATA LAKSANA.

a. Gedung.
i. Design laboratorium harus memiliki system ventilasi yang memadai
dengan sirkulasi udara yang adekuat.
ii. Design laboratorium harus mempunyai alat pemadam api yang tepat
bahan kimia berbahaya
iii. Design laboratorium harus dibuat sedemikian rupa agar dapat
menghindari panas sejauh mungkin, dengan memakai alat pembakar
gas yang terbuka untuk menghindari bahaya kebakaran
iv. Dua pintu / jalan harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan
terpisah sejauh mungkin
v. Tempat penyimpanan reagen didesign untuk mengurangi resiko
sampai sekecil mungkin
vi. Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K )
vii. Sistem pembuangan limbah yang aman
b. Peralatan Laboratorium.
i. Semua alat di laboraotirum memiliki kemanan sedemikian rupa
sehingga pekerja tidak terpapar aliran listrik
ii. Memiliki safety cabinet untuk bekerja saat pengecatan bakteri.

c. Alat Pengaman Diri.

Jenis alat pelindung yang digunakan petugas laboratorium meliputi : sarung


tangan, baju kerja, masker, sepatu. Sarung tangan harus selalu dipakai pada saat
melakukan tindakan diperkirakan akan terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh,
secret, dan benda yang terkontaminasi. Cuci tangan harus selalu dilakukan pada
saat sebelum memakai dan melepas sarung tangan. Sarung tangan harus berbeda
untuk setiap pasien.

Baju kerja berupa gaun pelindung merupakan salah satu jenis pakaian kerja
wajib digunakan selama di laboratorium. Tujuan pemakaian gaun pelindung
untuk melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan darah atau

24
cairan tubuh yang lain yang dapat mencemari baju atau seragam. Baju kerja harus
segera diganti bila terkena kotoran,darah atau cairan tubuh yang lain.

Sepatu kerja digunakan di area pemeriksaan laboratorium sehingga dapat


mencegah terperciknya sampel ke kaki petugas dan mencegah terlukanya kaki
petugas karena terkena tusukan benda tajam yang terjatuh.

d.Monitoring Kesehatan

Keadaaan kesehatan petugas laboratorium harus memenuhi standar kesehatan


yang telah ditentukan di laboratorium. Untuk menjamin kesehatan para petugas
laboratorium dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Pemeriksaan foto toraks bagi pegawai yang bekerja dengan bahan yang
diduga mengandung bakteri tuberculosis.
2. Pemberian imunisasi
3. Pemantauan kesehatan pegawai dilakukan setiap 6 bulan sekali secara
rutin.

● Petunjuk Pencegahan Infeksi Untuk Petugas Kesehatan

1. Mencegah penyebaran bahan infeksi :

-Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan yang


sesuai setiap habis kerja.

- Menempatkan sisa specimen dalam wadah yang tahan bocor,

2. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata selama bekerja :

- Mencuci tangan dengan sabun/desinfektan sebelum dan sesudah bekerja.

- Menggunakan alat pelindung mata/muka jika terjadi resiko percikan bahan


infeksi saat bekerja.

3. Mencegah infeksi melalui tusukan.

- Bila terjadi luka tusukan maka setiap pekerja wajib melakukan pemeriksaan/
test Panel Hepatitis dan HIV.

25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

8.1. PRA ANALITIK.

Pra analitik adalah suatu rangkaian kegiatan sebelum specimen siap diperiksa.
Cakupan kegiatan pranalitik adalah persiapan pasien, penulisan pesanan
laboratorium (order test) , identitas pasien, persiapan pengambilan specimen,
metode pengambilan specimen, waktu pengambilan specimen, pemilihan tabung /
wadah specimen, transportasi specimen, penempelan identitas pada tabung
specimen , preparasi specimen (sentrigugasi, pipetisasi , dll) sebelum dilakukan
tes pada alat analitik. Kegiatan-kegiatan pra analitik diatas sangat mempengaruhi
hasil akhir suatu tes laboratorium.

Pengendalian mutu pre analitik harus dimulai dari sejak persiapan pasien
sampai sentrifugasi specimen. Hal-hal yang diukur untuk melihat mutu preanalitik
adalah :

1. Apakah persiapan pasien sudah benar ?


2. Puasa ?
3. Apakah form permintaan berisi identitas pasien ?
4. Apakah pesanan tes sudah benar ?
5. Berapa tusukan yang dilakukan saat pengambilan darah ?
6. Apakah jumlah specimen dan tabung / tempat specimen sudah
benar ?
7. Apakah sampel hemolitik ?

8.2.ANALITIK.

Kegiatan analitik dimulai dengan memastikan reagen dan alat yang dipakai
dalam kondisi baik sebelum pemeriksaan dilakukan.Cara memastikan alat dan
reagen dalam kondisi baik adalah dengan cara melakukan control kualitas dengan
langkah sebagai berikut :

26
1. Nyalakan alat sesuai standar prosedur operasional
2. Lakukan pemeriksaan bahan kontrol
3. Cek hasil control apakah sesuai dengan nilai jarak nilai yang
ditetapkan; bila sesuai ,
4. Lihat grafik control harian , apakah sesuai dengan “rule” yang
ditetapkan , bila sesuai alat dan reagen siap untuk dipakai
5. Bila hasil tidak sesuai dengan jarak nilai yang ditetapkan , cek
bahan control, cek reagen, cek panjang gelombang pada alat,
pada cek cuvet baca pada alat, cek lampu ada alat; perbaiki
semua hal ini bila dianggap ada masalah.
6. Lakukan kalibrasi, cocokan nilai kalibrasi
7. Lakukan langkah 2 – 4

8.3. PASCA ANALITIK.

Kegiatan mutu paska analitik adalah kegiatan untuk memastikan hasil


laboratorium tertera dengan benar pada formulir hasil dan diterima oleh pasien
yang benar dalam waktu yang tepat. Kegiatan mutu paska analitik termasuk
didalamnya adalah :

1. Validasi hasil pemeriksaan laboratorium


2. Validasi pengetikan hasil laboratorium
3. Ekpertisi dokter
4. Validasi Penyerahan hasil laboratorium

8.4. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME).

Kegiatan mutu eksternal adalah kegiatan Mutu yang dikerjakan dengan


(minimal) menjadi peserta Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal
(PNPME), dan dapat diperluas dengan mengikuti Pemantapan Mutu Laboratorium
secara Internasional (EQAS).

PNPME dikerjakan 1x dalam setahun dengan cara melakukan


pemeriksaan sampel yang diberikan oleh lembaga penyelenggara dan menerima
hasil control kualitas tersebuat dalam bentuk sertifikat.

27
BAB IX
PENUTUP

Demikianlah Pedoman Pelayanan ini dibuat, supaya menjadi pedoman


dalam semua kegiatan pelayanan laboratorium. Bila ada perubahan yang harus
dilakukan untuk tujuan Keselamatan pasien dan peningkatan mutu, maka
Pedoman ini dapat dirubah mengikuti standar yang ada dan yang diharuskan.

28

Anda mungkin juga menyukai