Anda di halaman 1dari 7

SPO Pemeriksaan IVA

No. Dokumen :
No Revisi :

Tgl. Terbit :
SOP Halaman :

Dinas Kesehatan BLUD Puskesmas


Kota Pekanbaru Tenayan Raya

Ditetapkan oleh Kepala


BLUD Puskesmas dr.NURAYUNI YUSRA
Tenayan Raya NIP.197601112005012008

1. Pengertian 1.IVA (Insveksi visual dengan Asam Asetat)adalah pemeriksaan deteksi dini
Kanker leher Rahim dengan cara mengoleskan larutan asam asetat 3-5% pa
Daseviksdan seluruh ssk untuk melihatapakah terjadi perubahansel sel
Abnormal (lesi pra kanker/lesi aceto white)

2.SSK(Sambungan Skuamo Kolumnar) adalah garispertemuan sel sel skua


Amosa dan sel sel kolumnar tipis yang ada pada permukaan,permukaan ini
Merupakan zonz transformasi yaitu area paling rentan terhadap perubahan

2. Tujuan sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan pengambilan


sampel air di sumber air masyarakat dan depot air minum oleh sanitarian
3. Kebijakan SK Kepala BLUD Puskesmas R.I Tenayan Raya

4. Referensi 1. 1. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.66 Tahun 2014
Tentang Kesehatan lingkungan
3. 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492 Tahun 2010
Tet tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

5. Alat dan bahan 1. Alat tulis


2. Botol sampel steril
3. Lampu bunzen
4. kapas steril
5. Alkohol 70%
6. Korek api
7. Kertas label
8. Tempat penyimpanan botol sampel

6. Prosedur 1. sanitarian menentukan lokasi pengambilan sampel air


2. sanitarian menentukan titik pengambilan sampel air
3. sanitarian menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
4. sanitarian melaporkan nama petugas yang akan melaksanakan kegiatan
kepada Kasubag tata usaha untuk dibuatkan surat tugas
5. kasubag tata usaha membuat surat tugas kegiatan pengambilan sampel
air
6. sanitarian membawa surat tugas kegiatan
7. sanitarian mendatangi lokasi pengambilan sampel kemudian
menunjukkan surat tugas dan meminta izin kepada pemilik sarana untuk
melakukan pengambilan sampel
8. sanitarian melakukan pengambilan sampel sesuai dengan sarana air
bersih (sumur gali, perlindungan mata air, perpipaan)
9. sanitarian sebelumnya mencuci tangan dengan sabun kemudian dibilas
dengan air mengalir, atau bisa dengan membilas tangan menggunakan alkohol
70%
10 menyalakan lampu bunzen
11 untuk sarana berupa perpipaan dengan kran outlet, maka kran dibuka dan
dialirkan selama 1 menit, kemudian mulut kran dibakar dengan lampu bunzen
selama 1 menit
12 dibuka tutup botol steril, kemudian mulut botol dibakar dengan lampu
bunzen selama 1 menit
13 masukkan air sampel kedalam botol sampel sampai volume bagian
botol terisi.
14 bakar kembali mulut botol dengan lampu bunzen selama 1 menit
15 tutup kembali mulut botol dengan kapas steril
16 mengisi label dengan keterangan (no sampel, nama pemilik sampel,
alamat pemilik sampel, jenis sarana, jenis pemeriksaan, lokasi/titik
pengambilan, tanggal pengambilan dan pengiriman, nama petugas pengambil
sampel
17 memasang label pada botol sampel
18 sanitarian meletakkan sampel pada tempat pengumpulan sampel untuk
segera dibawa ke laboratorium
SOP PENGAWASAN TEMPAT
PENGOLAHAN MAKANAN (TPM)
No. Dokumen :
No Revisi :

Tgl. Terbit :

Dinas Kesehatan
SOP Halaman : BLUD Puskesmas
Kota Pekanbaru Tenayan Raya

Ditetapkan oleh
Kepala BLUD dr.NURAYUNI YUSRA
Puskesmas Tenayan NIP.197601112005012008
Raya

1. Pengertian Pengawasan tempat pengolahan makanan adalah kegiatan penilaian terhadap


tempat-tempat yang memproduksi makanan. Objek pengawasan antara lain
ruma makan, warung nasi, catering, industri rumah tangga pangan, pedagang
kaki lima, warung kopi dan makanan, depot air minum.
Higiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan,
orang, tempat dan perlengkapannya yang mungkin bisa menimbulkan penyakit
atau gangguan kesehatan

2. Tujuan sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelaksanaan pengawasan dan


pembinaan terhadap pemilik usaha tempat pengelolaan makanan.

3. Kebijakan
4. Referensi 1. 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Lingkungan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010
Tentang Kualitas Air Minum
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098 Tahun 2013
Tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1428 Tahun 2006
tentang pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan puskesmas
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 715 Tahun 2013
Tentang Persyaratan Sanitasi Jasaboga

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942 Tahun 2003


Tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan

5. Alat dan 1. Alat Tulis


bahan 2. Formulir pemeriksaan TPM
3. PH meter
4. Lux meter

5. Noise level meter

6. Prosedur 1. sanitarian menyiapkan alat dan bahan untuk pengwasan tempat


pengelolaan makanan
2. Kasubag Tata Usaha membuatkan surat tugas kegiatan pengawasan
tempat pengelolaan makanan
3. sanitarian meminta izin kepada pengusaha atau pemilik usaha
pengelolaan makanan dengan menunjukkan surat tugas
4. sanitarian mengisi formulir pemeriksaan tempat pengelolaan makanan
5. sanitarian mengisi kesimpulan dan saran pada buku TPM (buku berwarna
hijau)
6. dokter melakukan pemeriksaan kesehatan karyawan, selanjutnya hasilnya
diisikan pada buku kesehatan karyawan (buku berwarna kuning)
7. sanitarian membuat rekapan hasil pemeriksaan
8. hasil pemeriksaan dilaporkan kepada kepala puskesmas dan subdinas
P2PL di dinas kesehatan

7. Unit 1. kepala puskesmas


Terkait 2. koordinator P2PL
3. Kasubag tata usaha
4. petugas farmasi makanan dan minuman
SOP PEMERIKSAAN RUMAH DAN
SANITASI
No. Dokumen :
No Revisi :

Tgl. Terbit :
SOP Halaman :
Dinas Kesehatan BLUD Puskesmas
Kota Pekanbaru Tenayan Raya

Ditetapkan oleh Dr.NURAYUNI YUSRA


Kepala BLUD NIP.197601112005012008
Puskesmas Tenayan
Raya

1. Pengertian Pemeriksaan rumah dan sanitasi adalah rangkaian kegiatan dalam melakukan
penilaian lingkungan terhadap rumah dan sarana sanitasi yang dimiliki tiap
keluarga, guna mendapatkan kesimpulan memenuhi syarat atau tidak
memenuhi persyaratan kesehatan.

2. Tujuan sebagai acuan bagi petugas dalam memantau dan membina keadaan rumah
dan sanitasi secara berkala dalam usaha meningkatkan kualitas kesehatan
lingkungan di masyarakat

3. Kebijakan
4. Referensi 1. Undang-Undang Nomor dan 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan lingkungan

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829 Tahun 1999


tentang persyaratan kesehatan perumahan

5. Alat dan 1. Alat tulis


bahan 2. formulir rumah sehat
3. daftar nama sasaran

6. Prosedur 1. sanitarian membina kader tentang cara pengisian formulir rumah sehat
2. sanitarian melakukan koordinasi dengan PWS dan kader tentang rencana
kegiatan pemeriksaan rumah dan sanitasi di wilayahnya.
3. Kader kesehatan lingkungan mendapatkan surat tugas dari desa/kelurahan
untuk melaksanakan pemeriksaan rumah dan sanitasi
4. kader kesehatan lingkungan mengisi formulir rumah sehat berdasarkan
hasil wawancara dan observasi
5. kader mengumpulkan formulir rumah sehat kepada sanitarian
6. sanitarian membuat kesimpulan data hasil rekapan formulir rumah sehat,
untuk selanjutnya dilaporkan ke dinas kesehatan dan unit-unit yang
membutuhkan

7. Unit
Terkait

SOP KLINIK SANITASI (PELAYANAN


KESEHATAN LINGKUNGAN DI
PUSKESMAS)
No. Dokumen :
No Revisi :

Tgl. Terbit :
SOP Halaman :
Dinas Kesehatan BLUD Puskesmas
Kota Pekanbaru Tenayan Raya

Ditetapkan oleh Dr.NURAYUNI YUSRA


Kepala BLUD NIP.197601112005012008
Puskesmas Tenayan
Raya

1. Pengertian Pelayanan kesehatan lingkungan merupakan suatu bentuk bimbingan,


penyuluhan dan bantuan teknis dari sanitarian kepada masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan lingkungan dalam usaha memberantas penyakit
berhubungan kesehatan lingkungan

2. Tujuan sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelayanan kesehatan lingkungan

3. Kebijakan
4. Referensi 1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat jenderal
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan Tahun 2013 tentang
pedoman pelaksanaan klinik sanitasi

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015


tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas

5. Alat dan 1. Daftar pertanyaan


bahan 2. ATK
3. Media penyuluhan

6. Prosedur 1. pelayanan kesehatan lingkungan di dalam gedung


a. konseling terhadap pasien dan keluarga
1) sanitarian menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik
2) sanitarian mencatat identitas pasien kedalam buku konsultasi kesehatan
lingkungan
3) sanitarian melakukan wawancara dengan pasien atau keluarga
yangmendampingi tentang penyakit yang diderita serta gambaran lingkungan
dan perilaku
4) sanitarian menyimpulkan permasalahan kesling
5) sanitarian memberikan alternatif pemecahan masalah
6) sanitarian membuat kesepakatan kunjungan rumah apabila diperlukan
b. konseling terhadap klien (masyarakat yang ingin berkonsultasi
kesling
tanpa menderita penyakit berhubungan lingkungan)
1. sanitarian mencatat identitas klien
2. sanitarian melakukan wawancara dengan klien
3. sanitarian menyimpulkan permasalahan kesling
4. sanitarian memberikan alternatif pemecahan masalah
5. sanitarian membuat kesepakatan kunjungan rumah apabila diperlukan.
2. pelayanan kesehatan lingkungan di luar gedung
a) sanitarian melakukan kunjungan rumah sesuai dengan kesepakatan,
apabila memungkinka melibatkan bidan desa,pws ataupun perangkat
desa/kelurahan
b) sanitarian mencatat hasil pengamatan lingkungan rumah pasien pada
kartu rumah
c) sanitarian menarik kesimpulan permasalahan lingkungan
d) sanitarian memberikan alternatif pemecahan masalah kesehatan
lingkungan

7. Unit
Terkait

Anda mungkin juga menyukai