Anda di halaman 1dari 25

i

RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA


Ijin Walikota Bima Nomor : 201 Tahun 2014
Alamat : Jalan Gajah Mada Telp. (0374) 42100 Kelurahan Monggonao
Kecamatan Mpunda Kota Bima NTB
E-mail : rspkubima@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA
Nomor : /KEP/RSPKUM/I/V/2018
Tentang ;

PEDOMAN PELAYANAN RAWAT JALAN

Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima setelah:

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan kinerja, RS PKU


Muhammadiyah Bima dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu
b. Bahwa untuk menjamin terselenggaranya mutu pelayanan di RS
PKU Muhammadiyah Bima, maka dipandang perlu diatur tentang
Pedoman Pelayanan Rawat Jalan melalui Keputusan Direktur RS
PKU Muhammadiyah Bima.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Permenkes RI No 1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang
keselamatan pasien
4. Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1333/Menkes/SK/XII
/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 269/Menkes/Per/III/2008
tentang Rekam Medis.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 290/Menkes/Per/III/2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
9. Buku standar akreditasi rumah sakit, yang diterbitkan oleh Jenderal
bina upaya kesehatan kementrian kesehatan RI dengan Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS),tahun 2017
10. Statuta RS PKU Muhammadiyah Bima
11. Peraturan Ketenagakerjaan RS PKU Muhammadiyah Bima
12. SK PDM Nomor : 040/KEP/III.0/H/2015 tentang pengangkatan
dr. H. Muhamad Ali, Sp. PD sebagai Direktur RS PKU
Muhammadiyah Bima

ii
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Memberlakukan Kebijakan Pedoman Pelayanan Rawat Jalan RS PKU
Muhammadiyah Bima

Kedua : Memberlakukan Standar Prosedur Operasional sebagaimana terlampir


dalam Surat Keputusan ini

Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Rawat Jalan


RS PKU Muhammadiyah Bima dilaksanakan oleh Manajemen
Pelayanan RS PKU Muhammadiyah Bima
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkannya. Apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini, maka
akan diadakan perbaikan dan perubahan seperlunya.

Ditetapkan di : Bima
Tanggal : 20 Syaban 1439 H
Tepat tanggal : 6 Mei 2018 M

RS PKU Muhammadiyah Bima.


Direktur

dr. H. MUHAMAD ALI, Sp.PD


NBM : 1080453

iii
Lampiran I Surat Keputusan Direktur
RS PKU Muhammadiyah Bima
Nomor : /KEP/RSPKUM/I/V/2018
Tanggal : Januari 2019
Tentang : Kebijakan Pedoman Pelayanan
Rawat Jalan
RS PKU Muhammadiyah Bima

KEBIJAKAN PELAYANAN RAWAT JALAN


RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA

Kebijakan Umum

1. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
6. Pelayanan unit dilaksanakan dalam 8 jam.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.

Kebijakan Khusus

1. Setiap pasien yang datang berobat ke Pelayanan Rawat Jalan harus mendaftar ke bagian
admission
2. Setiap pasien yang datang ke Instalasi Rawat Jalan harus dibuatkan berkas Instalasi rawat
Jalan.
3. Untuk memantau kualitas pelayanan asuhan keperawatan maka dilakukan kegiatan
surpervise pelayanan secara rutin oleh Kepala Instalasi dan kepala Ruangan.
4. Setiap pemeriksaan di unit rawat jalan harus berdasarkan atas permintaan dokter.
5. Pelayanan di instalasi rawat jalan harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
6. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib mengikuti
pelatihan yang diselenggarakan.

RS PKU Muhammadiyah Bima.


Direktur,

dr. H. MUHAMAD Ali, Sp.PD


NBM : 1080453

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.


RS PKU Muhammadiyah Bima merupakan Rumah Sakit Tipe D yang akan selalu
menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan. Oleh karena itu kita sambut hangat Pedoman
Pelayanan Rawat Jalan tahun 2018 yang telah disusun oleh Bidang Pelayanan dan Tim
Akreditasi RS PKU Muhammadiyah Bima yang berfokus pada Kelompok Standar Pelayanan
pada Pasien.
Pedoman Pelayanan Rawat Jalan ini disusun berdasarkan ilmu pengetahuan terkini
tentang pelayanan Rawat Jalan yang sesuai Standart. Pedoman ini dapat menjadi pegangan
bagi seluruh komponen pelayanan pasien, seperti dokter spesialis, dokter umum, dan perawat .
Semoga Pedoman Pelayanan Rawat Jalan ini dapat digunakan dengan baik, sehingga
tujuan menjadi RS PKU Muhammadiyah Bima yang menjadi pilihan konsumen akan dapat
terwujud. Penghargaan kami berikan kepada tim editor yang telah menyelesaikan penyusunan
panduan ini dengan sebaik-baiknya.

Wassalamualaikum wr. wb.


Direktur RS PKU Muhamnmadiyah Bima

v
DAFTAR ISI

Halaman

COVER ..................................................................................................................... i
SURAT KEPUTUSAN ............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1


A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Tujuan Pedoman ............................................................................................ 1
C. Ruang Lingkup Pelayanan ............................................................................. 1
D. Batasan Operasional ...................................................................................... 2
E. Landasan Hukum ........................................................................................... 2

BAB II STANDAR KETENAGAAN ..................................................................... 4


A. Kualifikasi Standar Manusia ......................................................................... 4
B. Distribusi Ketenagaan.................................................................................... 4
.......................................................................................................................
C. Pengaturan Jaga ............................................................................................ 4

BAB III STANDAR FASILITAS ........................................................................... 5


A. Denah Ruang ................................................................................................. 5
B. Denah Fasilitas .............................................................................................. 5

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN ..... 7


A. Alur Pendaftaran Pasien Rawat Jalan ............................................................ 7
B. Pasien Rawat Jalan ........................................................................................ 9

BAB V KESELAMATAN PASIEN ....................................................................... 11


A. Pengertian ...................................................................................................... 11
B. Tujuan ........................................................................................................... 11
C. Programme WHO, World Alliance for Patient Safety .................................. 11
D. Sembilan Solusi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit .................................. 11

BAB VI KESELAMATAN KERJA ...................................................................... 13


A. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit .......................... 13
B. Bangun Kesadaran Akan Nilai Keselamatan Pasien .................................... 13
C. Pimpin Dan Dukung Staf Anda ..................................................................... 14
D. Integrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko .................................................... 14
E. Kembangkan Sistem Pelaporan ..................................................................... 13
F. Libatkan Dan Berkomunikasi Dengan Pasien .............................................. 13
G. Belajar Dan Berbagi Pengalaman Tentang Keselamatan Pasien ................. 13
H. Cegah Cedera Melalui Implementasi Sistem Keselamatan Pasien .............. 16

BAB V LOGISTIK .................................................................................................. 17


A. Pengertian ..................................................................................................... 17
B. Tujuan ........................................................................................................... 17
C. Syarat Manajemen Logistik ........................................................................... 17
D. Kegiatan Logistik Di Instalasi ...................................................................... 17

BAB VII PENGENDALIAN MUTU ..................................................................... 18


BAB VIII PENUTUP .............................................................................................. 19

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan, harapan pasien adalah
mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya dan dengan waktu sesingkat-
singkatnya. Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik swasta maupun
dokter praktek sesungguhnya tidak hanya memberikan pelayanan medis profesional
namun juga memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Selain mendapatkan
pelayanan kesehatan sebaik- baiknya, pasien dan keluarga juga mengharapkan
kenyamanan dan keamanan baik dari segi petugas yang cekatan, kenyamanan ruang
tunggu, antrian yang tidak terlalu lama, kebersihan toilet maupun dari sumber daya
manusia yang bertugas ditempat pelayanan kesehatan tersebut harus profesional. Selain itu
instalasi rawat jalan sebagai salah satu tempat pelayanan yang pertama, yang diharapkan
pasien maupun keluarga pasien adalah sebagai tempat pemberi informasi yang jelas
sebelum pasien mendapatkan tindakan / pelayanan berikutnya bahkan sampai memerlukan
rawat inap.
Sebagai bagian dari rumah sakit, insalasi rawat jalan berupaya meningkatkan
pelayanan kesehatan dan berusaha memenuhi segala aspesialisek mutu kesehatan. Dalam
pertumbuhan dan perkembangannya serta tuntutan masyarakat akan pemenuhan kesehatan
yang prima maka instalasi rawat jalan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima
diantaranya, terdiri dari;
1. Poli Kebidanan & Kandungan
2. Poli Anak
3. Poli Umum
4. Poli Interna
5. Poli Gigi
6. Poli Mata
7. Poli Bedah Umum

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Khusus
Terwujudnya penyelanggaraan pelayanan kesehatan di instalasi rawat jalan dengan
mutu tinggi serta mengutamakan keselamatan pasien.
2. Tujuan Umum
a. Pelayanan kesehatan di instalasi rawat jalan dapat berjalan dengan baik
berdasarkan SPO sehingga keselamatan pasien dapat dimaksimalkan.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,terjangkau dengan pengutamaan
pada upaya preventif dan kuratif.
c. Menciptakan instalasi rawat jalan dengan pelayanan yang nyaman dan lingkungan
yang aman.
d. Menjadi instalasi rawat jalan dengan SDM yang berbelas kasih, asertif, profesional,
tim, dan sejahtera.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Ruang lingkup pelayanan klinik umum : Memberikan pelayanan dengan lingkup yang
terbatas yaitu pasien dengan diagnosa yang ringan dan di periksa oleh dokter umum
dan dokter gigi umum
2. Ruang lingkup pelayanan klinik spesialisesialis : Memberikan pelayanan kepada
pasien yang memerlukan penanganan lebih lanjut dengan dilayani oleh dokter

1
spesialis, yang meliputi spesialis kebidanan & kandungan, anak, interna, mata, bedah
umum,bedah

D. Batasan Operasional
1. Pelayanan poliklinik
a. Klinik Umum dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan
penentuan diagnosa dan yang memeriksa adalah dokter umum dan dokter gigi
umum
b. Klinik Obgyn dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan kehamilan,
konsultasi kandungan / alat kontrasepsi, penentuan diagnosa, tindakan pemasangan
dan lepas alat kontrasepsi iud. yang melayani adalah dokter Spesialis.Obgyn.
c. Klinik Bedah umum dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa dan rawat luka. Dokter yang melayani adalah dokter Spesialis
bedah umum
d. Klinik Dalam dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan
penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis penyakit dalam
e. Klinik Anak dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,penentuan
diagnosa serta pelayanan imunisasi. Dokter yang melayani adalah Spesialis anak
f. Klinik Mata dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan
diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis Mata
2. Pelayanan administrasi
a. Menerima daftar dari bagian admisi untuk didata dan membagi pendistribusian ke
poli pelayanan yang di tuju.
b. Mendata jumlah pasien untuk tiap tiap dokter.
c. Mencatat dan menerima pendaftaran per telepone bagi pasien yang kembali kontrol
klinik yang selanjutnya akan didaftarkan ke petugas pendaftaran.

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D Departemen
Kesehatan 1991.
4. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997.
6. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 1999.
7. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
8. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001.
9. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
10. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
11. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
12. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan Puskesmas,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
13. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.

2
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/XI/2009
Tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010
Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
17. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010
Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
18. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
19. Keputusan Direktur Utama PT. Mataram Sentra Medika Mataram Nomor
009/SK/DIR/PT MSM/VI/2014 tertanggal 25 Juni 2014, tentang struktur organisasi
Rumah Sakit pku muhammadiyah bima.
20. Pedoman penyelenggaraan Rumah

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Standar Manusia


Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di instalasi rawat jalan adalah :
1. Tenaga Medis
Tenaga medis yang ada di instalasi rawat jalan adalah tenaga medis yang
bersertifikat,dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus dari pendidikan
kedokteran baik sebagai dokter umum maupun dokter spesialisesialis serta lulus dalam
kredential yang di lakukan oleh komite medic
2. Tenaga Perawat
Untuk menunjang pelayanan perawatan di instalasi rawat jalan harus di dukung oleh
tenaga perawat yang memiliki ketrampilan, pendidikan dan pelatihan yang mendukung
dalam pelayanan instalasi rawat jalan.
3. Tenaga Kesehatan Lain
Dalam hal ini tenaga kesehatan lain juga juga diperlukan oleh instalasi rawat jalan
untuk mendukung berjalannya pelayanan rawat jalan,diantaranya ahli gizi, farmasi,
dan pekarya kesehatan yang terdidik dan terlatih.

B. Distribusi Ketenagaan
Kualifikasi Formal & Jumlah
NO Nama Jabatan Waktu Kerja
Informal SDM
Kepala Intalasi 1. Minimal lulusan D3 Minimal 5 1
Keperawatan tahun
1
2. Pelatihan Manajemen
Bangsal
Perawat Minimal lulusan :
2 pelaksana 1. D3 keperawatan 8
2. S1 Keperawatan + Ners 5
Bidan Minimal lulusan P2B /
3 3
D3 kebidanan
Pekarya Minimal lulusan SMA
4 1
Kesehatan

C. Pengaturan Jaga

Dalam pelayanan diinstalasi rawat jalan pengaturan jaga/ shift dinas diatur sebagai berikut

Nama Jabatan Jam Masuk Jam Pulang Keterangan


Koordinator 07:00 Wita 15:00 Wita
Perawat 07:00 Wita 14:00 Wita Shift pagi
pelaksana

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

Keterangan :

A : Poli Gigi
B : Poli Spesialis
C : Unit Farmasi
D : Loket Pendaftaran
E : Keuangan
F : Poli Umum
G : Unit Laboratorium
II : Pintu Masuk/keluar
O : Ruang Tunggu

B. Denah Fasilitas

Kelengkapan alat dalam instalasi rawat jalan Rumah Sakit PKU Muhammadiya Bima
terdiri dari:

Kondisi alat
No Poli Fasilitas Jumlah Rusak Rusak
Baik
ringan berat
1 Obgyn 1. Bantal 1 √
2. Tempat tidur 1 √
3. Tempat duduk pasien 1 √
4. Kursi dokter 1 √
5. Kursi bulat USG 1 √
6. Tempat sampah medis 1 √
7. Tempat sampah non medis 2 √
8. USG 2 Dimensi Logiq 1 √
9. Meja dokter 1 √
10. Lampu sorot 1 √
2 Poli 1. Bantal 1 √
anak 2. Tempat tidurtempat duduk 1 √
pasien

5
Kondisi alat
No Poli Fasilitas Jumlah Rusak Rusak
Baik
ringan berat
3. Kursi dokter 1 √
4. Meja dokter 2 √
5. Tempat sampah medis 1 √
6. Tempat sampah non medis 1 √
7. Kulkas 1 √
8. Stetoskop anak Infinity 1 √
9. Spesialishignomanometer 1 √
anak Riester 1 √
10. Thermometer Rasilez 1 √
11. View rontgen medical film 1 √
4 Poli dan 1. Bantal 1 √
poli 2. Tempat tidur 1 √
interna 3. tempat duduk pasien 1 √
dan 4. Kursi dokter 1 √
bedah 5. Meja dokter 2 √
umum 6. Tempat sampah medis 1 √
7. Tempat sampah non medis 1 √
8. Troli stenlis Hilman 1 √
9. View rontgen medical film 1 √
7 Poli 1. Tempat duduk pasien 1 √
Gigi 2. Kursi dokter 1 √
3. Meja dokter 1 √
4. Tempat sampah medis 1 √
5. Tempat sampah non medis 2 √
6. Lemari laci kecil 1 √
7. Dental unit Genatus 1 √
8. Lampu whitening teeth 1 √
monitex

6
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN

Tata laksana palayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya dikerjakan secara team
work, dilakukan sesuai asuhan keperawatan dan terdokumentasikan dengan baik

A. Alur Pendaftaran Pasien Rawat Jalan


Semua pasien yang mendapatkan pelayanan perawatan kesehatan, atau yang akan
mendapatkan pelayanan kesehatan, harus diregistrasikan di dalam data pasien dan
mendapatkan nomor rekam medis. Ini meliputi pasien rawat inap (termasuk bayi baru
lahir), pasien rawat jalan, dan pasien yang hanya memeriksakan spesimen (contoh:
sample darah) diregisterkan sebagai pasien. Keberhasilan mengidentifikasi pasien
menurunkan angka duplikasi registrasi. Jika pasien tidak mempunyai satu identitas unik
dan spesifik maka hal ini dapat mengganggu pelayanan pasien. Beberapa langkah-langkah
pendaftaran pasien rawat jalan :
1. Pasien datang ambil nomor antrean di mesin antrean.
2. Pasien menunggu nomor antrean dipanggil oleh petugas pendaftaran
3. Petugas pendaftaran menanyakan apakah pasien tersebut merupakan pasien baru
(pasien yang baru pertama kali berkunjung, tidak membawa kartu berobat dan
kehilangan kartu) atau pasien lama, pasien asuransi atau umum :
4. Jika pasien tersebut adalah pasien baru, maka petugas pendaftaran mendaftar pasien
sebagai berikut : Petugas melengkapi formulir pendaftaran pasien baru dengan
mewawancarai pasien tersebut: Pasien asuransi sarat-sarat harus sudah lengkap dibawa
(Kartu asuransi, KTP, Kartu Keluarga / KK, Surat rujukan / Surat Kontrol )
5. Petugas pendaftaran mencetak KIB (Kartu Identitas Berobat)
6. Petugas pendaftaran menyerahkan KIB kepada pasien
7. Petugas pendaftaran membuat surat Jaminan (SEP)
8. Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien menuju poliklinik yang dituju
9. Di Pelayanan / Poliklinik:
a. Petugas poliklinik memberikan pelayanan kepada pasien
b. Apakah pasien perlu dirujuk ke unit pelayanan penunjang yang lain? Jika Ya, maka
petugas membawa formulir rujukan ke unit yang dituju jika tidak, maka pasien /
keluarganya dipersilahkan mengambil obat di bagian farmasi;
c. Kemudian petugas mempersilahkan pasien menyelesaikan administrasi pembayaran
di kasir jika pasien tersebut adalah pasien umum
10. Jika pasien tersebut adalah pasien lama, maka petugas pendaftaran mendaftar pasien
sebagai berikut :
a. Petugas menerima dan meneliti kartu identitas berobat pasien
b. Petugas pendaftaran mendaftar pasien sesuai dengan pelayanan yang akan dituju
dengan mewawancarai pasien tersebut.
c. Petugas pendaftaran membuat surat jaminan (SEP) bagi pasien asuransi (BPJS,
Inhealth dll) dengan sarat lengkap.
d. Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien menuju poliklinik yang dituju
e. Di Poliklinik: Petugas memberikan pelayanan kepada pasien
f. Apakah pasien perlu dirujuk ke unit pelayanan penunjang yang lain?
g. Jika Ya, maka petugas membawa formulir rujukan ke unit yang dituju;
h. Jika tidak, maka pasien / keluarganya dipersilahkan mengambil obat dibagian
farmasi.

7
i. Petugas mempersilahkan pasien menyelesaikan administrasi pembayaran di kasir
jika pasien tersebut adalah pasien umum
j. Petugas mempersilahkan pasien pulang

Alur Pendaftaran Rawat Jalan

PASIEN

AMBIL NO ANTRIAN

PETUGAS PENDAFTARAN

PASIEN LAMA
PASIEN BARU

PERIKSA KIB
KELENGKAPAN SYARAT
PENDAFTARAN ( KTP,KK& JKN

PEMBUATAN KIB

PEMBUATAN SEP

POLI KLINIK

PEMBUATAN SEP

POLI KLINIK

8
B. Pasien Rawat Jalan

Setelah menerima list dari bagian rekam medik, petugas registrasi akan
memasukan data ke komputer rawat jalan untuk ke pelayanan dokter yang di tuju, setelah
teregister pasien siap ke pelayanan anamnesa yang terdiri dari timbang badan, ukur suhu
tubuh, tensimeter dan selanjutnya pasien siap untuk diperiksa dokter sesuai antrian,
sedangkan pasien yang memerlukan pemeriksaan darah secara lengkap dan perlu ke
radiologi, maka segera dibuatkan lembar permintaan pemeriksaan ke laboratorium dan
radiologi. Setelah semua hasil laboratorium dan radiologi jadi, pasien kembali ke dokter
untuk diperiksa. Setelah pasien menyelesaikan tahap pemeriksaan dokter selanjutnya
pasien menunggu di depan kasir dan farmasi untuk pembayaran dan menerima obat.

Assessment awal pasien rawat jalan adalah prosedur yang harus dilakukan untuk
memperoleh semua informasi yang di butuhkan pasien, diagnostik, dan tindakan yang
akan dilakukan selanjutnya.

9
Mulai

Pasien
Masuk poliklinik

Perawat Memeriksa kelengkapan administrasi


dan melakukan anamnesa

DPJP assesment medis : DPJP menulis surat dan


anamnesa dan pemeriksaa entri work order
fisik

ya
Prosedur
Perlu penunjang ? penunjang

Perlu tindakan ?

tidak

Dpjp menulis
resep/surat
tidak Perlu MRS?
kontro/rujuk balik

tidak ya
Arahkan ke IGD

Selesai ya

Prosedur IGD

10
BAB V
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.

C. Programme WHO, World Alliance for Patient Safety

Pada Januari 2002 Executive Board WHO menyusun usulan resolusi, dan
kemudian diajukan pada World Health Assembly ke 55 Mei 2002, dan diterbitkan sebagai
Resolusi WHA55.18. Selanjutnya pada World Health Assembly ke 57 Mei 2004,
diputuskan membentuk aliansi International untuk peningkatan keselamatan pasien dengan
sebutan World Alliance for Patient Safety, dan ditunjuk Sir Liam Donaldson sebagai
Ketua.
World Alliance for patient safety pada tahun 2004 menerbitkan 6 program
keselamatan pasien, dan tahun 2005 menambah 4 program lagi, keseluruhan 10 program
WHO untuk keselamatan pasien adalah sbb :
1. Global Patient Safety Challenge :
2. Ist Challenge : 2005-2006 : Clean Care is Safer Care,
3. 2nd Challenge : 2007-2008 : Safe Surgery Safe Lives
4. Patient for Patient Safety
5. Taxonomy for Patient Safety
6. Research for Patient Safety
7. Solutions for Patient Safety
8. Reporting and Learning
9. Safety in action
10. Technology for Patient Safety
11. Care of acutely ill patients
12. Patient safety knowledge at your fingertips

D. Sembilan Solusi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

WHO Collaborating Centre for Patient Safety, dimotori oleh Joint Commission
International, Suatu badan akreditasi dari Amerika Serikat, mulai tahun 2005
mengumpulkan pakar keselamatan pasien dari lebih 100 Negara, dengan kegiatan
mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah keselamatan pasien, dan mencari
11
solusi berupa sistem atau intervensi sehingga mampu mencegah atau mengurangi cedera
pasien dan meningkatkan keselamatan pasien. Pada tgl 2 Mei 2007 WHO Colaborating
Centre for Patient Safety resmi menerbitkan panduan “Nine Life-Saving Patient Safety
Solutions” (“Sembilan Solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakit”).
Sembilan topik yang diberikan solusinya adalah sebagai berikut :
1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike Medication
Names)
2. Pastikan Identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5. Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
7. Hindari salah kateter dan salah sambung slang (tube)
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai
9. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan infeksi nosokomial

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Didalam instalasi rawat jalan ada beberapa standar yang harus
dilaksanakan dalam keselamatan pasien :

1. Ketepatan identitas, dalam hal ini target yang harus terpenuhi adalah 100
%. Label identitas tidak tepat apabila tidak terpasang, salah pasang, salah penulisan
nama, salah penulisan gelar ( Tn,Ny,Sdr,An ) salah jenis kelamin dan salah alamat.
2. Terpasang gelang identitas bagi pasien yang akan rawat inap, dalam hal ini target yang
harus terpenuhi adalah 100 %.
3. Bagi perawat atau petugas kesehatan yang memerlukan konsul dengan dokter via
telpon harus menggunakan metode SBAR, target yang harus terpenuhi 100 %.
4. Ketepatan penyampaian hasil penunjang harus 100 %.yang dimaksud tidak tepat
apabila salah ketik, salah memasukkan diberkas pasien / list pasien lain.
5. Ketepatan pemberian obat yang meliputi tepat identitas/pasien, tepat obat, tepat dosis,
tepat cara/rute (oral, parental, topikal, rektal, inhalasi ), tepat waktu dan tepat
dokumentasi.

12
BAB VI

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu
bagi pekerjanya,perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan disekitar tempat kerja
tersebut. Mengacu pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap petugas medis maupun
non medis dapat menerapkan sistem keselamatan kerja diantaranya ;

A. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Mengacu kepada standar keselamatan pasien (Permenkes


1691/MENKES/PER/VIII/2011), maka RS Harapan Keluarga harus merancang proses
baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja mutu serta keselamatan pasien. Proses perancangan tersebut harus
mengacu pada visi,misi, dan tujuan RS Harapan Keluarga, kebutuhan pasien, petugas
pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor
lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan “ Tujuh Langkah Keselamatan
Pasien Rumah Sakit”.

Berkaitan hal tersebut diatas maka perlu ada kejelasan perihal tujuh langkah
keselamatan pasien rumah sakit tersebut. Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan
Pasien Rumah Sakit adalah sebagai berikut :

B. Bangun Kesadaran Akan Nilai Keselamatan Pasien


Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
Langkah Penerapan :
1. Tingkat Rumah Sakit :
a. RS PKU Muhammadiyah Bima telah memiliki kebijakan yang menjabarkan apa
yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-
langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang harus
diberikan kepada staf, pasien dan keluarga
b. RS PKU Muhammadiyah Bima telah memiliki kebijakan dan prosedur yang
menjabarkan peran dan akuntabilitas individual bilamana ada insiden.
c. RS PKU Muhammadiyah Bima telah berupaya menumbuhkan budaya pelaporan
dan belajar dari insiden yang terjadi di rumah sakit.
d. Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan pasien.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
a. Pastikan semua rekan sekerja merasa mampu untuk berbicara mengenai
kepedulian mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden.
b. Demonstrasikan kepada seluruh personil ukuran-ukuran yang dipakai di RS
Harapan Keluarga untuk memastikan semua laporan dibuat secara terbuka dan
terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yang tepat

13
C. Pimpin Dan Dukung Staf Anda
Bangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang Keselamatan Pasien di
seluruh jajaran RS PKU Muhammadiyah Bima .
Langkah penerapan :
1. Tingkat Rumah Sakit :
a. Direksi bertanggung jawab atas keselamatan pasien
b. Telah dibentuk Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien yang ditugaskan untuk
menjadi “penggerak” dalam gerakan keselamatan pasien
c. Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat jajaran Direksi maupun rapat-
rapat manajemen rumah sakit.
d. Keselamatan Pasien menjadi materi dalam semua program orientasi dan pelatihan di
RS PKU Muhammadiyah Bima dan dilaksanakan evaluai dengan pre dan post test.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
a. Semua pimpinan unit kerja wajib memimpin gerakan Keselamatan Pasien
b. Selalu jelaskan kepada seluruh personil relevansi dan pentingnya serta manfaat
bagi mereka dengan menjalankan gerakan Keselamatan Pasien
c. Tumbuhkan sikap kesatria yang menghargai pelaporan insiden

D. Integrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko


Kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi dan
asesmen hal yang potensial bermasalah.
Langkah penerapan:
1. Tingkat Rumah Sakit :
a. Telah kembali input dan proses yang ada dalam manajemen risiko klinis dan non
klinis, serta pastikan hal tersebut mencakup dan terintegrasi dengan Keselamatan
Pasien dan staf
b. Kembangkan indikator-indikator kinerja mutu dan Insiden Keselamatan Pasien
(IKP) bagi sistem pengelolaan risiko yang dapat dimonitor oleh Direksi/Manajer
Rumah Sakit RS PKU Muhammaiyah Bima.
c. Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan
insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara proaktif meningkatkan kepedulian
terhadap pasien.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim:
a. Dalam setiap rapat koordinasi selalu laksanakan diskusi tentang hal-hal yang
berkaitan dengan Keselamatan Pasien guna memberikan umpan balik kepada
Manajer terkait
b. Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam proses asesmen risiko
rumah sakit
c. Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk menentukan akseptabilitas
setiap risiko, dan ambilah langkah-langkah yang tepat untuk memperkecil risiko
tersebut
d. Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai masukan ke proses asesmen
dan pencatatan risiko rumah sakit.

14
E. Kembangkan Sistem Pelaporan
Pastikan staf anda agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden, serta
rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(KKPRS).
Langkah penerapan :
1. Tingkat Rumah Sakit
Sistem pelaporan insiden ke dalam maupun ke luar rumah sakit mengacu pada
Pedoman Keselamatan Pasien RS PKU Muhammadiyah Bima .
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
Berikan semangat kepada seluruh personil untuk secara aktif melaporkan setiap
insiden yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, karena
mengandung bahan pelajaran yang penting.

F. Libatkan Dan Berkomunikasi Dengan Pasien


Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien.
Langkah penerapan :
1. Tingkat rumah sakit :
a. RS PKU Muhammadiyah Bima memiliki kebijakan dan pedoman yang jelas
tentang cara-cara komunikasi terbuka selama proses asuhan tentang insiden
dengan para pasien dan keluarganya.
b. Seluruh staf RS PKU Muhammadiyah Bima terkait harus mampu memastikan
bahwa pasien dan keluarga mendapat informasi yang benar dan jelas bilamana
terjadi insiden.
c. Seluruh jajaran manajerial harus mampu memberi dukungan, pelatihan dan
dorongan semangat kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien dan
keluarganya.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
a. Pastikan seluruh personil menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan
keluarganya bila telah terjadi insiden.
b. Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bilamana terjadi insiden,
dan segera berikan kepada mereka informasi yang jelas dan benar secara tepat.
c. Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati kepada pasien dan
keluarganya.

G. Belajar Dan Berbagi Pengalaman Tentang Keselamatan Pasien


Seluruh staf harus mampu untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana dan mengapa KTD itu timbul.
Langkah penerapan:
1. Tingkat Rumah Sakit:
a. Pastikan staf yang tekait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden secara
tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab.
b. Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas kriteria pelaksanaan
Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) yang mencakup insiden yang
terjadi dan minimum satu kali per tahun melakukan melakukan Failure Modes
and Effects Analysis (FMEA) untuk proses risiko tinggi.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
a. Diskusikan dalam jajaran unit/tim pengalaman dari hasil analisis insiden.
b. Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena dampak di masa depan
dan bagilah pengalaman tersebut secara lebih luas.

15
H. Cegah Cedera Melalui Implementasi Sistem Keselamatan Pasien
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan.
Langkah Penerapan :
1. Tingkat Rumah Sakit :
a. Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan,
asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis, untuk menentukan solusi.
b. Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem (input dan proses),
penyesuaian pelatihan staf dan/atau kegiatan klinis, termasuk penggunaan
instrumen yang menjamin keselamatan pasien.
c. Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang direncanakan.
d. Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh KKPyRS-PERSI.
e. Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas insiden
yang dilaporkan.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
a. Libatkan seluruh personil dalam mengembangkan berbagai cara untuk membuat
asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman.
b. Telah kembali perubahan-perubahan yang telah dibuat dan pastikan
pelaksanaannya.
c. Pastikan seluruh personil menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang
insiden yang dilaporkan

16
BAB V

LOGISTIK

A. Pengertian

Manajemen Instalasi rawat jalan dan unit pelayanan lain yang terlibat dalam
penggunaan asesmen pasien merupakan penyelenggaraan pengurusan bahan habis pakai
dan formulir-formulir pendukung terhadap kebutuhan asesmen pasien dan barang untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan di rumah sakit secara teratur dalam kurun waktu tertentu
secara cermat dan tepat dengan biaya seefisien mungkin.

B. Tujuan

1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah yang tepat
dan kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional di atas tercapai, dengan biaya yang
rendah.
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan yang
menyebabkan hilang atau kurang, rusak, pemborosan, penggunaan tanpa hak sehingga
dapat mempengaruhi pembukuan atau sistem akuntansi.

C. Syarat Manajemen Logistik


1. Sirkulasi pengeluaran bahan atau barang berdasar metode FIFO (First In First Out).
2. Fasilitas penyimpanan terstandar (bersih dan suhu sesuai).
3. Stok bahan atau barang tersedia dalam kurun waktu tertentu
4. Menjaga kualitas bahan tetap terjamin.
5. Adanya sistem pencatatan.

D. Kegiatan Logistik Di Instalasi


Pemesanan bahan/barang bahan habis pakai secara periodik dan sesuai dengan kebutuhan
ruangan masing-masing.

17
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Ketersediaan pelayanan di instalasi rawat jalan


Jenis keterangan
No. Indikator Standar
Pelayanan
1. Rawat 1. Dokter 1. 100 % dokter 1. Di Rumah Sakit PKU
Jalan pemberi spesialis. Muhammadiyah Bima
pelayanan di poliklinik sudah
poliklinik 100% dokter spesialis
spesialis a. Klinik obgyn
b. Klinik anak
c. Klinik uroligi
d. Klinik umum
e. Klinik internal
f. Klinik gigi
g. Klinik mata
h. Klinik Bedah
Umum

2. Ketersediaan 2. a. Klinik Anak 2. 07:00 s.d 21:00


pelayanan b. Klinik Dalam kecuali hari libur
3. Klinik
Kebidanan
4. Klinik Bedah

3. Jam buka 3. Jam 08.00 s.d Jam


pelayanan 13.00, setiap hari
kerja kecuali hari
jumat: 08:00 s.d
11:00

4. Waktu tunggu 4. ≤ 60 menit


di rawat jalan

5. Kepuasan 5. ≥ 90 %
pelanggan

18
BAB VIII

PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat jalan adalah bagian pelayanan dari Rumah
Sakit Pku Muhammadiyah Bima yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan
pemenuhan target finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang mengedepankan akan kasih dan
mengutamakan keselamatan pasien dengan cara meningkatkan sumber daya manusia melalui
pendidikan ataupun pelatihan – pelatihan. Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan
ini pelayanan di Instalasi Rawat Jalan dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh
masyarakat.

19

Anda mungkin juga menyukai