UNIT HEMODIALISIS
RS UMMI BOGOR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan Pedoman Pelayanan Unit hemodialisis Rumah Sakit
UMMI BOGOR. Kegiatan peningkatan mutu pelayanan dilakukan di seluruh bagian rumah
sakit, salah satunya adalah unit pelayanan di Unit Hemodialisis. Untuk itu kami menyusun
Pedoman Pelayanan Unit Hemodialisis Rumah Sakit UMMI sehingga diharapkan proses
pelayanan di ruang hemodialisis dapat dilakukan secara optimal.
Untuk itu kami ingin mengucapkan terimakasih atas dukungan serta bantuannya
pada proses penyusunan Pedoman Pelayanan Instalasi Hemodialisis kepada:
1. Direktur Rumah Sakit UMMI yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini.
2. Tim akeditasi Rumah Sakit UMMI yang telah membantu kami dalam proses
penyusunan dokumen ini.
3. Tim Pelayanan Hemodialisis atas kerjasamanya dalam memberikan pelayanan.
Kami menyadari bahwa Pedoman Pelayanan Unit Hemodialisis ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu kami harapkan masukan dan saran yang membangun bagi
penyempurnaan Pedoman Pelayanan Unit Hemodialisis ini. Kami tim penyusun
mengucapkan banyak terima kasih, semoga Pedoman Pelayanan Unit Hemodialisis ini
dapat bermanfaat bagi kita dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Menimbang :
1. Bahwa untuk menyelenggarakan pelayanan hemodialisis yang bermutu di rumah
sakit membutuhkan pedoman pelayanan hemodialisis
2. Bahwa untuk menyelenggarakan pelayanan hemodialisis harus memperhatikan
prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi dan keselamatan pasien.
3. Bahwa sehubungan dengan hal – hal tersebut diatas maka perlu ditetapkan
Pedoman Pelayanan Hemodialisis Rumah Sakit UMMI BOGOR
Mengingat :
1. Undang – Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang – Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang Penyehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMMI BOGOR
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI HEMODIALISIS
RUMAH SAKIT UMMI BOGOR.
KEDUA : Dalam melakukan program – program pencegahan dan pengendalian
infeksi penyakit terutama di ruang Hemodialisis di RS UMMI harus
mengacu kepada Pedoman Pelayanan Hemodialisis Rumah Sakit UMMI
ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat ditinjau ulang
dalam jangka waktu maksimal 3 (tiga) tahun.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
TIM PENYUSUN ii
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS UMMI TENTANG PEDOMAN PELAYANAN iii
INSTALASI HEMODIALISIS RUMAH SAKIT UMMI
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………. 1
B. Tujuan ……………………………………………………………………………… 2
C. Ruang Lingkup ……………………………………………………………………. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan pelayanan kesehatan saat ini sudah menjadi fokus utama untuk
memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan salah satunya adalah upaya memberikan pelayanan hemodialisis
yang berdasarkan standar profesionalisme. .
Dalam pelayanan hemodialisis di ruang HD, standar asuhan keperawatan sangat
membantu perawat untuk mencapai asuhan keperawatan yang berkualitas.
Keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung pada individu itu
sendiri, usaha dari semua staf serta partisipasi dari semua anggota profesi.
Pelayanan hemodialisis di rumah sakit perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara
berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, pengobatan,
perawatan ke pasien baik yang menular maupun tidak menular. Standar yang
dikembangkan dengan baik akan memberi mutu yang baik karena standar menentukan
mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan pelayanan yang akan diberikan serta hasil
yang ingin dicapai.
Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan hemodialisis. Standar sangat
membantu keperawatan untuk mencapai asuhan yang berkualitas. Standar digunakan
terutama pada tiga proses evaluasi yaitu menilai diri sendiri, inspeksi dan akreditasi.
B. Tujuan
1. Memberikan pelayanan kepada pasien gagal ginjal kronis yang mendapat terapi
hemodialisis sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang tepat
2. Meningkatkan suatu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai keinginan
yang terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
dalam memberikan pelayanan.
3. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang optimal
sehingga dapat memuaskan pasien.
4. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan dan hangat sehingga
memberikan kesan yang positif.
5. Memberikan pelayanan informasi kesehatan dengan tepat kepada pasien dan
keluarga sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Rumah Sakit UMMI BOGOR memberikan pelayanan hemodialisis yang meliputi:
1. Konsultasi oleh dokter umum maupun spesialis
2. Pelayanan tindakan Hemodialisis
3. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter umum maupun
spesialis
4. Pemeriksaan penunjang diagnostik
5. Tindakan medis yang bersifat diagnostik dan terapeutik
6. Pemberian obat-obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar
obat dan instruksi dokter umum maupun spesialis
7. Pelayanan tranfusi darah
8. Pemberian surat rujukan
9. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti oksigen, bed site
monitor
D. Batasan Operasional
Pengertian unit kerja
Untuk tiap-tiap rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama sendiri-
sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh pihak rumah
sakit kepada pasiennya. Standar Unit Kerja Hemodialisis di rumah sakit meliputi
Ruang tindakan hemodialisis, ruang isolasi tindakan hemodialisis, ruang pos perawat,
ruang konsultasi dokter, ruang administrasi, ruang dokter, ruang perawat, ruang rapat
hemodialisis, ruang loker, ruang reuse, ruang linen bersih,ruang linen kotor, kamar
mandi/toilet, pantri, gudang. Adapun kondisi unit hemodialisis di Rumah Sakit
Hemodialisis terdiri dari:
1. Ruang Pasien hemodialisis .
Ruangan untuk pasien yang memerlukan tindakan hemodialisis
2. Ruang Administrasi
Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan pasien
di ruang hemodialisis. Ruangan ini menjadi satu dengan nurse station di ruang rawat
inap, ruangan ini dilengkapi meja kursi, lemari berkas / arsip, PC, Printer, dan
telepon.
3. Ruang konsultasi dokter.
Ruangan ini bergabung dengan ruangan tindakan hemodialisis. Kegiatan di ruangan
ini meliputi : penandatanganan surat pernyataan keluarga pasien ( apabila
diperlukan persetujuan pengobatan, tindakan hemodialisis ,dan konsultasi jika
keluarga menginginkan mengetahui perkembangan pasien.
E. Landasan Hukum
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit.
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
5. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997
6. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 1999.
7. Instrumen Evaluasi Penerapan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001
8. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Daftar kualifikasi SDM di unit Hemodialisis dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
N Nama Jabatan Jumlah
Sertifikasi
o Pendidikan Tenaga
Dokter Spesialis Penyakit
1. Dokter Konsultan HD Dalam ,Konsultan Ginjal 1
dan Hipertensi
2. Dokter Penanggung Dokter Spesialis Penyakit 1
Jawab HD dalam Pelatihan
Hemodialisis
3. Dokter Kepala Instalasi Pelatihan Hemodialisis,
1
Unit Hemodialisis Pelatihan ACLS
Dokter pelaksana Pelatihan Hemodialisis
1
Harian Hemodialisis Pelatihan ACLS
4. Kepala Perawat (DIII Pelatihan Hemodialisis 1
keperawatan/SI) Pelatihan BLS
Pelatihan Penangulangan
Infeksi
5. Perawat Pelaksana Pelatihan Hemodialisis 4
DIII/SI Pelatihan BLS
Pelatihan Penanggulangan
Infeksi
6. Pembantu Umum Pelatihan BLS 1
B. Distibusi Ketenagaan
Pengaturan tenaga kerja di ruang Hemodialisis Rumah Sakit Rs UMMI berdasarkan
shift. Tenaga kerja di unit Hemodialisis saat ini berjumlah 10 yang memegang
tanggung jawab sebagai :
1. Konsultan & Penanggung jawab HD : 1 orang
2. Kepala Instalasi : 1 orang
3. Kepala Perawat : 1 orang
4. Dokter Pelaksana : 1 orang
5. Perawat pelaksana : 4 orang
6. Pembantu umum : 1 orang
Tenaga kerja di unit hemodialisis ini berkerja dengan jadwal sebagai berikut:
1. Kepala unit : Senin s.d Sabtu dimulai pukul 07.00– 14.00. jam kerja sesuai dengan
shift pagi dan sore pukul 12.00-19.00.
2. Kepala Ruang: Senin s.d Sabtu , jam kerja sesuai dengan shift pagi dan sore
3. Dokter pelaksana: Senin s.d Sabtu , jam kerja sesuai dengan shift pagi dan sore
4. Perawat pelaksana : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah di jadwalkan.
5. Pembantu Umum : Bekerja sesuai dengan shift pagi dan sore.
C. Pengaturan Jaga
Hari kerja perusahaan adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu dan jam kerja
standar perusahaan adalah 42 jam dalam satu minggu. Rumah Sakit UMMI BOGOR
merupakan rumah sakit yang beroperasional selama 24 jam sehari untuk melayani
masyarakat umum dan disesuaikan dengan jam kerja perusahaan. Bagi karyawan yang
bekerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara mandiri oleh unit kerja yang
bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja standar yaitu selama 42 jam dalam
satu minggu dengan 6 hari kerja. Untuk karyawan yang berkerja melebihi jam kerja
standar maka kelebihan tersebut akan diperhitungkan dalam kebijakan lembur
perusahaan. Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :
1. Toleransi keterlambatan karyawan dalam satu hari adalah 10 menit.
2. Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberikan maka karyawan
tersebut akan mendapatkan evaluasi keisiplinan dari atasan langsung dan mendapat
potongan sesuai peraturan yang sudah ditetapkan perusahaan.
3. Apabila terjadi keterlambatan selama 3 bulan dalam satu tahun karyawan akan
diberikan surat peringatan.
4. Izin meninggalkan dinas maksimal adalah 3 jam dalam satu hari kerja dengan
persyaratan mengisi fom izin meninggalkan dinas (IMD) yang ditanda tangani oleh
atasan langsung dan dapat dipertanggung jawabkan urgensinya.
Pengaturan tenaga kerja di Rumah Sakit UMMI BOGOR berdasarkan shift dan non
shift dapat dilihat dibawah ini :
1. Karyawan shift Senin- sabtu
Shift I : 07.00 - 14.00
Shift II : 12.00 - 19.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Lokasi
Bangunan ruang hemodialisis terletak pada lokasi yang tenang, aman, dan nyaman
serta memiliki aksesibilitas atau pencapaian dari sarana penunjang hemodialisis. Ruang
hemodialisis Rumah Sakit UMMI BOGOR terdiri dari ruang Tindakan hemodialisis,
terdiri dari 1 ruangan ( ruang tindakan HD Umum), Ruang Konsultasi dokter, Ruang
Nurse Stasion, Ruang Reuse,Ruang Reverse Osmosis dan Gudang bersih.
B. Sarana dan Prasarana
No Nama Barang No Nama Barang
1. Tensimeter 21 Tv
2. Stetoskop 22 AC
3. Termometer 23 Sprei besar
4. Ambubag 24 Sprei kecil
5. Tabung O2 25 Selimut
6 Spill Kit 26 Bed cover
7 Set emergensi 27 Sarung bantal
8 Lemari obat 28 Sarung guling
9 Troli obat 29 Bantal
10 Kom kecil 30 Guling
11 Baki 31 Kasur
12 Tempat sampah infeksius 32 Wastafel khusus perawat
13 Tempat sampat non infeksius 33 Wastafel khusus pasien
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Alur Kegiatan
Pasien + Pengantar
IGD POLI
BLPL PENDAFTARAN
APS GIZI
RUANG Hemodialisis
LAUNDRY
RUJUK
P, Fisik
KAMAR
JENASAH
Dokter, Perawat,
laboratorium
FARMASI KASIR
C. Jenis Pelayanan
Pelayanan tindakan hemodialisis
Pemberian pelayanan hemodialisis yang merupakan salah satu terapi pengganti
ginjal dengan proses pemisahan/ filtrasi zat-zat tertentu dari darah melalui membran
semipermiabel dengan tujuan mengatasi gejala. Dan memberikan pelayanan dan
perawatan meliputi pengkajian, perumusan diagnosis, melakukan intervensi dan
implementasi, kolaborasi pemberian terapi dan evaluasi..
D. Prosedur Pelayanan
1. Selalu dilakukan identifikasi pasien pada saat melakukan tindakan dengan
mencocokkan nama pasien, tanggal lahir, dan no RM dengan menyebutkan 2 dari 3
identitas yang tertulis pada gelang pasien.
2. Melakukan pemeriksaan pasien secara sistematis meliputi anamnesa dan
pemeriksaan fisik oleh dokter, perawat.
3. Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Jika pasien diharuskan rawat inap setelah tindakan hemodialisis, harus ada dokter
penanggung jawab pasien (DPJP)
5. Pelayanan yang diberikan meliputi preventf, kuratif, promotif dan rehabilitatif
6. Pulang dan kunjungan ulang/kontrol:
Pasien dipulangkan setelah mendapat persetujuan dari dokter jaga HD atau
pulang atas permintaan sendiri.
Pada saat pulang diberikan informasi dan edukasi tentang diet,
aktivitas/perawatan selama di rumah, obat-obatan yang dibawa pulang, jadwal
kontrol, syarat-syarat asuransi (bila ad
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi dan
pengelolaan yang hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Keselamatan pasien di
ruang hemodialisis merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan
kepada pasien, mengingat perawatan pada pasien membutuhkan perhatian yang lebih
dan membutuhkan penanganan jangka panjang dari tanaga kesehatan untuk
menghindari terjadinya kesalahan penanganan. Kejadian yang mengacu pada
keselamatan pasien yaitu pasien jatuh, salah pemberian obat, salah melakukan
tindakan, tertular penyakit/infeksi nosokomial
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik
untuk pekerjanya, instansi tempat bekerja maupun bagi masyarakat dan lingkungan
sekitar tempat kerja tersebut.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di Rumah Sakit UMMI BOGOR
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya tinggi.
6. Pelaporan Dan Pencatatan Kematian Pasien > 48 Jam Setelah melakukan tindakan
Hemodialisis
Judul Pelaporan Dan Pencatatan Kematian Pasien > 48 Jam Setelah
tindakan hemodialisis
Dimensi mutu Keselamatan Pasien dan efektivitas
Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien hemodialisis di rumah sakit yang
aman dan efektif
Definisi Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang terjadi sesudah
Operasional periode 48 jam setelah pasien hemodialisis masuk rumah sakit.
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis 1 bulan
Numerator Jumlah kejadian kematian pasien hemodialisis > 48 jam selama 1
bulan
Denominator Jumlah pasein yang dirawat dalam bulan tersebut
Sumber data Rekam medik , laporan keselamatan pasien
Standar ≤ 0,24%
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Hemodialisis
Pengumpul Data
BAB IX
PENUTUP
Pelayanan hemodialisis adalah bagian pelayanan dari Rumah Sakit UMMI BOGOR.
yang memberikan pelayanan dengan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien. Dengan
adanya pedoman pelayanan ruang hemodialisis diharapkan dapat membantu dalam
memberikan pelayanan khususnya di hemodialisis. Sehingga asuhan pelayanan pasien
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, dan berdampak terhadap
peningkatan jumlah kunjungan pasien karena kepercayaan masyarakat terhadap rumah
Sakit UMMI