Anda di halaman 1dari 8

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG


NOMOR : /003 / SK-KBJ / III / 2017

TENTANG

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN DAN KOORDINASI AKTIVITAS ASUHAN


PASIEN
DI RUMAH SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG

Menimbang : a. bahwa dalam upaya memberikan pelayanan yang efektif, efisien dan
mengutamakan keselamatan pasien di Rumah Sakit Permata Medika,
maka diperlukan integrasi dan koordinasi dari pemberi pelayanan
kesehatan dan berbagai unit kerja dan pelayanan;

b. bahwa dalam upaya memberikan pelayanan yang bermutu dan


berorientasi pada keselamatan pasien di Rumah Sakit PermataMedika,
maka diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari
seluruh personil pemberi pelayanan sesuai dengan kompetensi dan
wewenangnya di seluruh unit pelayanan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan


b, maka perlu ditetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata
Medika tentang Pengintegrasian dan Koordinasi Aktivitas Asuhan
Pasien di Rumah Sakit Permata Medika..

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 29 Tahun 2004 tentang


Praktek Kedokteran;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;

3. Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 44 Tahun 2009 tentang


RumahSakit;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996


tentang Tenaga Kesehan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1996 Nomor 49);

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 161/Menkes/Per/I/2010


tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1796/MENKES/Per/VII/2011


Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;

7. Permenkes No 1438/Menkes/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan


Kedokteran di Rumah Sakit;

8. Permenkes No 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan


Minimal di Rumah Sakit;

9. Permenkes No 1087/Menkes/SK/VIII/2008 tentang Standar Kesehatan


dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit;

10. Permenkes No 1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan


Pasien di Rumah Sakit;

11. Permenkes No 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis;

12. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Nomor :


445/6252Juli Tahun 2014tentang Izin Operasional Tetap Rumah Sakit
Permata Medika;

13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.03.05/I/2392/11 Tentang Penetapan Kelas Rumah SakitPermata
Medika;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : Rencana pelayanan diintegrasikan dan dikoordinasikan oleh para pemberi
pelayanan kesehatan di berbagai unit kerja dan pelayanan sebagaimana
tercantum dalam lampiran.
KEDUA : Pelaksanaan pelayanan pasien terintegrasikan dan terkoordinasikan antar
unit kerja dan pelayanan.
KETIGA : Hasil atau kesimpulan dari tim asuhan tentang kolaborasi dicatat dalam
rekam medis pasien.
KEEMPAT : Pola operasional pelayanan diatur dalam juklak/juknis dalam bentuk
Pedoman atau Panduan dan SOP yang merupakantindak lanjut dari surat
keputusan ini

KELIMA : Perencanaan, pembinaan dan pengawasan pengintegrasian dan koordinasi


aktivitas asuhan pasien di Rumah Sakit Permata Medika dilaksanakan oleh
Bidang Pelayanan, Komite Medik serta Bagian terkait.

KEENAM : Keputusanini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 3 Oktober 2022
Direktur RS. Permata Medika

dr. Indah Mutiara


Lampiran
SK Direktur Nomor : / 003 / SK-KBJ / III / 2017
Tanggal : 3 Oktober 2022

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN DAN KOORDINASI AKTIVITAS ASUHAN


PASIEN
DI RUMAH SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG

A. Kebijakan Umum
1. Pelayanan di Rumah Sakit Permata Medika Semarang ditujukan untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dengan berorientasi pada
keselamatan pasien dan upaya peningatan mutu pelayanan sesuai dengan visi, misi dan
nilai dasar yang ada di Rumah Sakit Permata Medika tanpa diskriminatif.
2. Semua rencana asuhan pasien diintegrasikan dan dikoordinasikan diantara tenaga
profesi yang menangani pasien. Tenaga profesi yang dimaksud adalah tim kesehatan
dengan multi disiplin yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, ahli gizi, tenaga farmasi,
tenaga analis, tenaga fisioterapi, radiografis dan lain-lain.
3. Pemberian asuhan diberikan oleh tim kesehatan tersebut diatas berdasarkan tingkat
kewenangan dan kompetensinya yang didokumentasikan dalam catatan rekam medis
yang terintegrasi dengan metode SOAP.
4. Pelayanan Rumah Sakit Permata Medika secara 24 jam dilaksanakan di berbagai
instalasi pelayanan yang disiapkan untuk pelayanan tersebut, kecuali di unit-unit
tertentu.
5. Rumah Sakit memberikan pelayanan yang seragam bagi semua pasien, rencana asuhan
medis dan rencana asuhan keperawatan dilaksanakan kurang dari 24 jam setelah
pasien masuk rawat inap diselenggarakan secara terintegrasi di seluruh instalasi
pelayanan Rumah Sakit PermataMedika dan dicatat dalam rekam medis pasien.
6. Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan menghormati hak pasien dan keluarga
sesuai dengan undang-undang dan nilai-nilai serta kepercayaan yang dianut oleh
pasien.
7. Dalam memberikan pelayanan kepada pasien setiap petugas harus memperhatikan
privasi pasien
8. Pelayanan Rumah Sakit di setiap unit kerja harus selalu berfokus pada pasien dengan
melaksanakan akses pelayanan dan kontinuitas serta dengan memberikan edukasi
kepada pasien dan keluarga
9. Rumah Sakit Permata Medika akan merujuk pasien jika diperlukan pelayanan dan
fasilitas yang tidak tersedia di Rumah Sakit Permata Medika dan atau atas permintaan
pasien/keluarga.
10. Seluruh staf Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, pedoman,
panduan dan standar prosedur operasional yang berlaku, serta sesuai dengan etika
profesi, etika rumah sakit serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
11. Seluruh karyawan Rumah Sakit Permata Medika dalam melaksanakan pekerjaannya
wajib sesuai dengan ketentuan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk
dalam penggunaan APD (Alat Pelindung Diri).

B. Kebijakan Khusus
1. Rencana Pelayanan diintegrasi dan dikoordinasi diantara berbagai unit kerja dan
pelayanan
2. Pelaksanaan pelayanan terintegrasi dan terkoordinasi antar unit kerja, departemen dan
pelayanan.
3. Hasil atau kesimpulan dari rapat tim asuhan atau diskusi lain tentang kolaborasi dicatat
dalam rekam medis pasien antara lain dalam formulir catatan perkembangan pasien
terintegrasi (CPPT).
4. Asuhan untuk setiap pasien direncanakan oleh dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP), perawat, dan pemberi pelayanan kesehatan lain dalam waktu 24 jam setelah
pasien masuk rawat inap.
5. Rencana asuhan pasien harus individual dan berdasarkan data asesmen awal pasien.
6. Rencana asuhan dicatat dalam rekam medis dalam bentuk kemajuan terukur
pencapaian sasaran.
7. Kemajuan yang diantisipasi dicatat atau direvisi sesuai kebutuhan ; berdasarkan hasil
asesmen ulang atas pasien oleh praktisi pelayanan kesehatan.
8. Rencana asuhan untuk tiap pasien direview dan diverifikasi oleh DPJP dengan
mencatat kemajuannya.
9. Pasien yang direncanakan operasi harus dilakukan asesmen awal anestesi-bedah dan
informconsent dilakukan oleh dokter anastesi-bedah.
10. Rencana asuhan tindakan diagnostik dan tindakan lain yang dilakukan dan hasilnya,
dicatat dalam rekam medis pasien. Tindakan tersebut termasuk endoskopi, katerisasi
jantung serta tindakan invasiflain dan tindakan diagnostik non invasif dan prosedur
terapi.
11. Anestesi yang digunakan, teknik anestesi yang digunakan, dokter spesialis anestesi
dan atau perawat anestesi dan asisten anestesi dicatat dalam rekam medis anestesi
pasien.
12. Pelayanan pasca bedah tergantung pada kejadian dan temuan dalam tindakan bedah.
Jadi, deskripsi dari prosedur bedah dan temuan-temuan (termasuk specimen bedah
yang dikirim untuk pemeriksaan) dan nama ahli bedah dan asisten bedah. Guna
mendukung suatu continuum dari pelayanan suportif pasca bedah,catatan laporan
operasi tersedia sebelum pasien meninggalkan ruang pulih pasca anestesi.
13. Sebelum pasien meninggalkan lokasi pemulihan pasca anestesi, suatu catatan singkat
tindakan bedah bisa digunakan sebagai pengganti laporan tertulis tindakan bedah.
Laporan tertulis tindakan bedah atau catatan singkat operasi
tersebutminimummemuat:
a. Diagnosa pasca operasi
b. Nama dokter bedah dan asisten-asisten
c. Nama prosedur
d. Spesimen Bedah untuk pemeriksaan
e. Catatanspesifikkomplikasiatautidakandankomplikasiselamaoperasi,termasukju
mlahkehilangandarah
f. Tanggal,waktu,dantandatangandokteryangbertanggungjawab.
14. Penulisan perintah atau permintaan pemeriksaan atau terapi harus secara tertulis di
lembar CPPT pada rekam medis.
15. Jika perintah dokter per telpon, perintah ditulis di rekam medis pasien oleh penerima
perintah yang sudah di konfirmasi ulang perintah tersebut (tulis baca konfirmasi) dan
dimintakan paraf saat pertamakali dokter visit setelah memberi pesan per telpon.
16. Penulisan perintah harus dilengkapi dengan tanggal, jam,paraf, dan nama terang serta
profesi.
17. Penulisan Evaluasi keluhan pasien dalam rekam medis dengan formatSOAP.
dilakukan 3x sehari oleh perawat D3 dan S1 setiap shif dan ditulis pada Formulir
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.
18. Permintaan pemeriksaan diagnostik imajing dan laboratorium klinis harus
menyertakan indikasi klinis dan alasan pemeriksaan yang rasional agar mendapatkan
interpretasi yang diperlukan
19. Penulisan permintaan pemeriksaan diagnostik imajing dan laboratorium klinis
dilakukan oleh petugas yang kompeten (dalam hal ini yaitu D3 dan S1) yang memiliki
STR.
20. Pasien baru dilakukan asesmen awal:
a. Asesmen awal medis dilakukan oleh dokter jaga ruangan yang sudah mempunyai
STR.
b. Asesmen awal keperawatan dilakukan oleh perawat yang berkompeten (dalam hal
ini yaitu D3 dan S1) yang memiliki STR.
21. Reassesment dilakukan :
a. Dokter pada saat visit.
b. Perawat : Bila ada perubahan kondisi pasien, pasien pindahan dari ruang lain,
pasien dengan monitoring khusus.
22. Asesmen awal medis IGD dilakukan oleh dokter jaga IGD yang mempunyai STR dan
sertifikasi ACLS, GEL, ATLS. Apabila operasi cito dilakukan harus ada catatan
ringkas dan diagnosis pra-operasi dalam Formulir CPPT.
23. Asesmen awal IGD keperawatan dilakukan oleh perawat IGD D3 dan SI yang
mempunyai STR dan bersertifikat BTCLS. Perawat hanya melakukan asesmen dasar
yaitu respiratory (A: airway, B: breathing, C: circulation, D: drug), kardiovaskuler,
riwayat penyakit sebelumnya, alergi dan sistem neurosensorik serta asesmen yang lain
meliputi asesmen nutrisi, nyeri dan fungsional.
24. Asesmen awal gizi dilakukan oleh perawat D3 dan S1 keperawatan dan asesmen
lanjutan dilakukan oleh ahli gizi.
25. Kajian risiko jatuh dan restrain (pengikatan) dilakukan bila ditemukan faktor berisiko,
harus dilanjutkan dengan intervensi menggunakan form terkait, dan dilakukan
evaluasi setiap 3 (tiga) hari sekali.
26. Setiap pasien rawat inap dan rawat jalan harus dilakukan skrining untuk rasa sakit dan
akan dilakukan asesmen lebih mendalam sesuai dengan umur, pengukuran intensitas
dan kualitas nyeri (karakter, kekerapan/frekuensi, lokasi dan lamanya) dan harus
dicatat dalam form yang telah ditentukan. Perlu dilakukan assesmen ulang yang
teratur dan tindak lanjut sesui kriteria yang telah ditetapkan rumah sakit dan sesuai
kebutuhan pasien.
27. Pasien dengan kondisi khusus (manula, kemoterapi, jiwa, imun rendah) pengkajian
dimasukkan dalam pengkajian umum dan dapat diintegrasikan dalam Formulir
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.
28. Pasien terminal harus dilakukan asesmen awal dan asesmen ulang dan temuan dalam
asesmen dilakukan dalam dokumentasi dalam Formulir Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi.

Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 3 Oktober 2022
Direktur RS. Permata Medika

dr. Indah Mutiara

Anda mungkin juga menyukai