KERJA TB DOTS
RumahSakit Islam Namira
Nomor: / / /DIR/RSI-N/ /2022
i
Jln. KH. Ahmad Dahlan No.17 Selong, Lombok Timur - NTB
ii
RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
No Izin : 503/293/PMPTSP-RS/01/2021
JL.KH. Ahmad Dahlan NO 17 Pancor Lombok Timur
Telp (0376)21004 fax (0376)22693
Bismillahirrahmanirrahim
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
NOMOR : / / /DIR/RSI-N/ /2022
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN TB-DOTS
DI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
Direktur Rumah Sakit Islam Namira dengan senantiasa memohon bimbingan, lindungan
dan ridho Allah SWT :
MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan Rumah Sakit Islam Namira Lombok Timur,
perlu disusun Pedoman Pelayanan TB-DOTS ;
b. Bahwa dalam upaya memberikan pelayanan TB-DOTS di
Rumah Sakit Islam Namira, maka diperlukan adanya
kebijakan Direktur RS sebagai landasan bagi seluruh
penyelenggara dan pelaksana pelayanan kesehatan
khususnya yang terlibat dalam pelayanan
penanggulangan TB di Rumah Sakit Islam Namira;.
i
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
67/MENKES/PER/XII/2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11/MENKES/PER/II/2017 tentang Keselamatan Pasien;
10.
129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
11.
856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar TB-DOTS Rumah
Sakit;
12. Fatwa DSN-MUI Nomor : 107/DSN-MUI/X/2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip
Syariah;
13. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam
Namira Pancor Nomor : 005/SK/YRSNP/VIII/2015 tentang
Pemberlakuan Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Namira;
14. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam
Namira Pancor Nomor : 005/SK/YRSNP/VI/2017 tentang
Pengangkatan dr. H. Utun Supria, M.Kes, sebagai Direktur
Rumah Sakit Islam Namira terhitung mulai 1 Juli 2017sampai
dengan 30 Juni 2020;
15. Keputusan Direktur Rumah Sakit Islma Namira Nomor :
1186/KBJ/RSI-N/XI/2018 tentang Kebijakan Pemberlakuan
Buku Wajib Rumah Sakit Syariah;
16. Pengesahan Yayasan berdasarkan Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor :
AHU-0020620.AH.01.12 tanggal 08 November 2017 tentang
Perubahan Data Pengesahan Akta Pendirian Yayasan Rumah
Sakit Islam Namira Pancor disingkat YRSNP ( yang di dasari
oleh Akta Notaris Fanniyah SH Nomor 006 tanggal 07
November 2017).
17. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lombok Timur
Nomor 2049/503/PM.II.50.A8/04/2018 tanggal 12 April 2018
tentang Izin Operasional Rumah Sakit
18. Keputusan Menteri Kesehatan RI ( di tanda tangani Dirjen
BUK Akmal Taher an Menkes RI )No.HK.02.03/i/0347/2013
tanggal 19 Februari 2013 tentang Penetapan Kelas Rumah
Sakit Umum Islam Namira Provinsi Nusa Tenggara Barat
( sebagai Rumah Sakit Umum Kelas D)
ii
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
PERTAMA : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
LOMBOK TIMUR TENTANG PEDOMAN PELAYANAN TB-DOTS.
Direktur
Rumah Sakit Islam Namira
iii
DAFTAR ISI
KEPUTUSAN DIREKTUR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................................1
C. Ruang Lingkup........................................................................................................2
D. Sasaran....................................................................................................................2
E. Batasan Operasional..............................................................................................2
F. Landasan Hukum....................................................................................................2
BAB II STANDAR KETENAGAAN................................................................................4
A. Kebijakan........................................................................................................4
B. Struktur Organisasi komite keperawatan...................................................4
C. Uraian Jabatan...............................................................................................5
BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN........................................................................12
BAB V PENUTUP............................................................................................................5
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
(Undang-Undang RI Nomor 44, 2009). Menurut Wolper dan Pena dalam Azwar (1996)
dijelaskan bahwa Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan
menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk
mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya
diselenggarakan. Rumah Sakit diselenggarakan berazazkan Pancasila dan di
dasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan dan
persamaan hak dan anti diskrimansi, pemerataan, perlindungan, keselamatan pasien
serta mempunyai fungsi sosial.
Di Indonesia, TB merupakan penyebab kematian utama setelah penyakit jantung
dan saluran napas. Penyakit TB paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa
tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler
dan penyakit saluran napas pada semua golongan usia dan nomor 1 dari golongan
penyakit infeksi. Antara tahun 1979-1982 telah dilakukan survei prevalensi di 15
propinsi dengan hasil 200-400 penderita setiap 100.000 penduduk. Diperkirakan setiap
tahun ada 450.000 kasus baru TB, sekitar 1/3 penderita berobat di puskesmas, 1/3 di
pelayanan rumah sakit/klinik pemerintah atau swasta, praktek swasta dan sisanya
belum terjangkau unit pelayanan kesehatan.
Sejak tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB merupakan kedaruratan
global bagi kemanusiaan. Walaupun strategi DOTS telah terbukti sangat efektif
untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di masyarakat masih sangat
tinggi. Dengan berbagai kemajuan yang dicapai sejak tahun 2003, diperkirakan
masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru TB, dan sekitar 0,5 juta orang
meninggal akibat TB di seluruh dunia (WHO, 2009). Selain itu, pengendalian TB
mendapat tantangan baru seperti ko-infeksi TB/HIV, TB yang resisten obat dan
tantangan lainnya dengan tingkat kompleksitas yang makin tinggi.
Adanya fakta bahwa deteksi dini infeksi TB sangat penting menentukan
prognosis perjalanan infeksi TB dan mengurangi risiko penularan maka disusunlah
Pedoman pelayanan yang memudahkan petuga kesehatan menjalankan tugasnya
dengan optimal, khususnya dalam penanganan klinis TB sehubungan dengan
deteksi dini TB, perawatan, pengobatan dan pencegahan
B. Tujuan
1. Pedoman pelayanan TB di RS islam namira disusun untuk
peningkatkan mutu pelayanan TB.
2. Sebagai pedoman manajerial dan operasional dalam penanggulangan
TB di RS Islam namira
3. Sebagai indicator mutu penerapan standar pelayanan rumah sakit
dalam program penanggulangan TB melalui indicator standar
pelayanan minimal.
C. Ruang Lingkup
Untuk meningkatkan mutu pelayanan medis TB di Rumah Sakit Islam Namira
melalui penerapan strategi DOTS secara optimal dengan mengupayakan
kesembuhan dan pemulihan pasien melalui prosedur dan tindakan yang dapat
dipertanggung jawabkan serta memenuhi etika kedokteran, ruang lingkup
pelayanan di rumah sakit dilakukan dipojok DOTS TB yang sudah ada dirumah
sakit ini.
Ruang lingkup pelayanan DOTS TB meliputi :
1. Internal
a) Pasien rawat jalan:
Yaitu pasien dari unit gawat darurat dan rawat jalan RSI Namira yang
memerlukan pengobatan TB
b) Pasien rawat inap
Yaitu pasien dari rawat inap RSI Namira yang memerlukan pengobatan TB
c) Laboratorium
Yaitu pasien dari rawat jalan, IGD dan rawat inap yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium
2. Eksternal
RSI Namira sudah bekerjasama dengan Puskesmas dan RSUD untuk
mengoptimalkan pelayanan dan pengobatan TB
D. Sasaran
Petugas kesehatan yang memberikan pelayanan TB DOTS di Rumah Sakit
Islam Namira sehingga pelayanan TB DOTS dapat seoptimal mungkin.
E. Batasan Operasional
1. Pelayanan TB DOTS
a. Penerimaan suspek TB
b. Pemeriksaan fisik TB
c. Pemeriksaan sputum dan penunjang
2. Informed consent
3. Testing VCT dalam TB
F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara) RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 5063).
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 5072)
3. .Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4431).
4. .Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
2
Pemerintahan Daerah
5. (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
RI Nomor 4437).
6. .Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1575/Menkes/
Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/Menkes/SK/V/2009 tentang
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kebijakan
Nomor : 068/PED/KOMKEP/DIR/RSI-N/VI/2022
Tanggal : 16 Juni 2022
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Tim TB Di Rumah Sakit Islam
Namira
Direktur
Dr Burhanuddin Hamid,MARS
4
C. Uraian Jabatan
5
2. SEKRETARIS TIM TB-DOTS
3. Koordinator Logistik
1. Nama Jabatan : Koordinator Logistik
2. Pengertian : 1. Seseorang yang Bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas-tugas logistic yang berkaitan
dengan ketersediaan logistic TB
3. Kualifikasi : 1. Pendidikan: asisten apoteker / apoteker
2. Pelatihan : pelatihan / sosialisai eksternal/ internal
DOTS
3. Masa kerja :-
4. Kedudukan : Bertanggung jawab kepada Ketua Tim DOTS
5. Uraian Tugas : 1. Melakukan perhitungan kebutuhan obat TB
2. Mengajukan kebutuhan obat TB ke ketua Tim DOTS
6. Wewenang : Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan,
pendidikan keperawatan dan kebidanan berkelanjutan
6
serta pendampingan
7. Tanggung Jawab : 2. Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas
logistic yang berkaitan dengan ketersediaan OAT dan
Non OAT
3. Bertanggung jawab dalam perencanaan, pengadaan
dan penyimpangan logistic TB
4. Bertanggung jawab dalam pendistribusian logistik
4. Koordinator Laboratorium
1. Nama Jabatan : Koordinator laboratorium
2. Pengertian : seseorang yang melakukan pemeriksaan laboratorium
pasien TB serta ahli di bidangnya
3. Kualifikasi : 1. Pendidikan minimal D III Analis Kesehatan
2. Pelatihan :-
3. Masa kerja :-
4. Kedudukan : Bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan Dan
pendataan pasien TB
5. Uraian Tugas : 1. Melakukan pemeriksaan BTA sesuai SOP
2. Melakukan supervise terhadap petugas laboratorium
yang lain.
3. Perencanaan Dan pengadaan logistic laboratorium
terkait pemeriksaan
4. Koordinasi pencatatan pemeriksaan
5. Pencatatan dan menjaga kerahasiaan pemeriksaan
6. Melakukan pencegahan pasca pajana nokupasional
6. Wewenang : 1. Melakukan pemesanan logistic sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit
2. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap hasil
pemeriksaan jika dianggap perlu
3. Memberikan arahan dan bimbingan kepada staf
laboratorium lain
7. Tanggung Jawab : 1. Memastikan pemeriksaan rapid tes dilakukan dengan
benar sesuai dengan SOP
2. Memastikan ketersediaan logistik .
3. Menjaga kerahasiaan status pasien
7
5. KONSELOR TEKNIS TIM TB-DOTS
1. Nama Jabatan : Konselor tim TB-DOTS
2. Pengertian : seseorang yang melakukan konselor tentang TB-DOTS
dan telah terlatih .
3. Kualifikasi : 1. Berlatar belakang kesehatan (dokter/bidan/perawat)
atau non kesehatan yang mengerti tentangTB-DOTS
secara menyeluruh,
2. Telah mengikuti pelatihan sesuai dengan standar
modul pelatihan tentangTB-DOTS.
3. Memiliki dedikasi Dan loyalitas kerja yang tinggi
dalam pelaksanaanTB-DOTS
8
D. Sasaran dan Fasilitas Pelayanan Penunjang
A. Standar Fasilitas
1. Sarana
a. Papan petunjuk
Papan petunjuk dipasang yang jelas untuk memudahkan akses klien ke
klinik TB DOTS.Juga di depan ruang klinik TB DOTS bertuliskan
Pelayanan TB DOTS
b. Ruang Tunggu
Ruang tunggu berada di depan ruang pemeriksaann dan
administrasiDi ruang tunggu tersedia :
- Materi KIE : poster, leaflet, brosur yang berisi tentang TB DOTS, IMS,
KB, ANC, HIV AIDS, Hepatitis, Penyalah gunaan Napza, Perilaku
sehat, Nutrisi dan seks yang aman
- Informasi pemeriksaan
- Kotak saran
- Tempat sampah, tissue, air minum
- TV, video
- Buku catatan admin atau computer
- Meja dan kursi
- Kalender
9
c. Jam pelayanan TB DOTS
Jam pelayanan konseling dan testing terintregasi dalam jam pelayanan
kesehatan lainnya, dilakukan pada jam kerja poliklinikyang dapat dikunci
d. Pojok Sputum
Dekat dengan laboratorium. Dinding setengah terbuka dengan atap yang
bisa dilaluisinar matahari . dilengkapi dengan Tempat cuci tangan dengan
air mengalir dan sabun Tempat sampah infeksius dan non infeksius
Ruang pemeriksaanpetugas TB DOTS Berisi :
- Meja dan kursi
- Tempat pemeriksaan fisik
- Stetoskop dan
- Tensimeter
- Blangko resep
- Alat timbangan badan
- KIE TB DOTS
2. Prasarana
a. Aliran listrik
Dibutuhkan aliran listrik untuk penerangan yang cukup baik untuk membaca
dan menulisserta untuk alat pendingin ruangan
b. Air
Diperlukan air yang mengalir untuk menjaga kebersihan ruangan dan mencuci
tangan serta membersihkan alat-alat
c. Sambungan telepon
Dibutuhkan sambungan telpon terutama untuk berkomunikasi dengan layanan
yang terkait
d. Pembuangan limbah padat dan limbah cair
Mengacu kepada pedoman pelaksanaan kewaspadaan baku dan kewaspadaan
transmisi di pelayanan kesehatan tentang pengelolaan limbah yang
memadai.
3. Sumber Daya Manusia
Layanan TB harus mempunyai sumber daya manusia yang sudah terlatih
dan kompeten
Petugas layananTB DOTS terdiri dari :
Ketua TIM TB DOTS
3 orang konselor terlatih sesuai dengan standar WHO atau lebih sesuai
dengan kebutuhan
Petugas menejemen kasus
Seorang petugas laboratorium
Seorang dokter yang bertanggung jawab secara medis dalam
penyelenggaraan pelayanan TB
Petugas administrasi untuk data entry yang sudah mengenal ruang lingkup
pelayanan TB DOTS
Petugas kemanan yang sudah mengenal ruang lingkup pelayanan TB DOTS
10
Tenaga lain sesuai kebutuhan misalnya relawan.
1.
11
BAB III
TATA LAKSANA KEGIATAN
1. Pelayanan TB DOTS
a. Penerimaan suspek TB DOTS
Menanyakan ulang identitas pasien
Mengisi data dibuku register kunjngan pasien
Melakukan anamnesa secara sitematis dan terinci
Melakukan pemriksan fisik
Menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pada buku rekam medis
Pasien
Mengisi blanko lab untuk pemeriksaan sputum SPS
12
Untuk surveilans
Untuk penelitian
Petugas laboratorium harus menjaga mutu dan konfidensialitas,
hindari terjadinya kesalahan baik teknis (technical error), manusia
(human error) dan administrative (administrative error).
Bagi pengambil sampel darah dan pemeriksaan sputum harus
memperhatikan hal-hal berikut:
Hasil pemeriksaan diverifikasi oleh dokter patologi klinis
Hasil diberikan dalam amplop tertutup
Dalam laporan pemeriksaan ditulis kode register
Jangan member tanda menyolok terhadap hasil positif atau negative
13
e. Rujukan
Pelayanan TB DOTS bekerjasama dengan dinas kesehatan dan FKTP
dikabupaten lombok Timur
Sistem rujukan dan alur
1. Rujukan klien dalam lingkungan sarana kesehatan.
Jika dokter mencurigai seseorang menderita TB, maka dokter
merekomendasikan klien dirujuk ke RS
2. Rujukan antar sarana kesehatan
3. Rujukan pasien dari sarana kesehatan ke sarana kesehatan
lainnya
4. Rujukan ini dilakukan secara timbale balik dan berulang sesuai
dengan kebutuhan klien.
5. Rujukan pasien dari sarana kesehatan lainnya ke sarana
kesehatan rujukan. Dari sarana kesehatan lainnya kesarana
kesehatan dapat berupa rujukan medic klien, rujukan specimen,
rujukan tindakan medic lanjut atau spesifik.
6. Pengaturan jaga di klinik TB DOTS setiap hari kerja yaitu jam
08.00sampai dengan 14.00 dengan petugas yang akan dibuatkan
jadwal setiap minggunya.
7. Laboratorium berada di instalasi laboratorium dan selalu siap
menerima pemeriksaan laboratorium
14
BAB IV
MONITORING EVALUASI DAN PELAPORAN
B. Laporan Bulanan
a. Laporan demografi pasien isolasi
b. Laporan pencapaian proker
c. Laporan program kerja
d. Laporan rencana program kerja
C. Laporan Tahunan
a. Laporan program kerja tahunan
b. Laporan pembuatan program kerja tahunan
15
1
BAB V
PENUTUP
5
6