Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN

KERJA TB DOTS
RumahSakit Islam Namira
Nomor: / / /DIR/RSI-N/ /2022

RUMAH SAKIT ISLAM


NAMIRA

i
Jln. KH. Ahmad Dahlan No.17 Selong, Lombok Timur - NTB

ii
RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
No Izin : 503/293/PMPTSP-RS/01/2021
JL.KH. Ahmad Dahlan NO 17 Pancor Lombok Timur
Telp (0376)21004 fax (0376)22693

Bismillahirrahmanirrahim

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
NOMOR : / / /DIR/RSI-N/ /2022

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN TB-DOTS
DI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA

Direktur Rumah Sakit Islam Namira dengan senantiasa memohon bimbingan, lindungan
dan ridho Allah SWT :
MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan Rumah Sakit Islam Namira Lombok Timur,
perlu disusun Pedoman Pelayanan TB-DOTS ;
b. Bahwa dalam upaya memberikan pelayanan TB-DOTS di
Rumah Sakit Islam Namira, maka diperlukan adanya
kebijakan Direktur RS sebagai landasan bagi seluruh
penyelenggara dan pelaksana pelayanan kesehatan
khususnya yang terlibat dalam pelayanan
penanggulangan TB di Rumah Sakit Islam Namira;.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004


tentang Praktik Kedokteran;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun


1996 tentang Tenaga Kesehatan;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit;

i
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
67/MENKES/PER/XII/2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11/MENKES/PER/II/2017 tentang Keselamatan Pasien;

10.
129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
11.
856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar TB-DOTS Rumah
Sakit;
12. Fatwa DSN-MUI Nomor : 107/DSN-MUI/X/2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip
Syariah;
13. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam
Namira Pancor Nomor : 005/SK/YRSNP/VIII/2015 tentang
Pemberlakuan Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Namira;
14. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam
Namira Pancor Nomor : 005/SK/YRSNP/VI/2017 tentang
Pengangkatan dr. H. Utun Supria, M.Kes, sebagai Direktur
Rumah Sakit Islam Namira terhitung mulai 1 Juli 2017sampai
dengan 30 Juni 2020;
15. Keputusan Direktur Rumah Sakit Islma Namira Nomor :
1186/KBJ/RSI-N/XI/2018 tentang Kebijakan Pemberlakuan
Buku Wajib Rumah Sakit Syariah;
16. Pengesahan Yayasan berdasarkan Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor :
AHU-0020620.AH.01.12 tanggal 08 November 2017 tentang
Perubahan Data Pengesahan Akta Pendirian Yayasan Rumah
Sakit Islam Namira Pancor disingkat YRSNP ( yang di dasari
oleh Akta Notaris Fanniyah SH Nomor 006 tanggal 07
November 2017).
17. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lombok Timur
Nomor 2049/503/PM.II.50.A8/04/2018 tanggal 12 April 2018
tentang Izin Operasional Rumah Sakit
18. Keputusan Menteri Kesehatan RI ( di tanda tangani Dirjen
BUK Akmal Taher an Menkes RI )No.HK.02.03/i/0347/2013
tanggal 19 Februari 2013 tentang Penetapan Kelas Rumah
Sakit Umum Islam Namira Provinsi Nusa Tenggara Barat
( sebagai Rumah Sakit Umum Kelas D)

ii
MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN :
PERTAMA : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
LOMBOK TIMUR TENTANG PEDOMAN PELAYANAN TB-DOTS.

KEDUA : Memberlakukan Kebijakan Pelayanan TB DOTS sesuai Lampiran


Peraturan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pelayanan TB-
DOTSRumah Sakit Islam Namiradilaksanakan oleh Direktur
Rumah Sakit Islam Namira.

KEEMPAT Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan bahwa segala sesuatunya akan disesuaikan
sebagaimana mestinya, bila kemudian hari ternyata terdapat
kesalahan dalam peraturan ini.

Ditetapkan di : Lombok Timur


Pada Tanggal : Tgl 29 juni 2022 M
Tgl 29 zulkaidah 1443H

Direktur
Rumah Sakit Islam Namira

dr. Burhanuddin Hamid, MARS


NIK. 202076023

iii
DAFTAR ISI

KEPUTUSAN DIREKTUR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................................1
C. Ruang Lingkup........................................................................................................2
D. Sasaran....................................................................................................................2
E. Batasan Operasional..............................................................................................2
F. Landasan Hukum....................................................................................................2
BAB II STANDAR KETENAGAAN................................................................................4
A. Kebijakan........................................................................................................4
B. Struktur Organisasi komite keperawatan...................................................4
C. Uraian Jabatan...............................................................................................5
BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN........................................................................12
BAB V PENUTUP............................................................................................................5

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
(Undang-Undang RI Nomor 44, 2009). Menurut Wolper dan Pena dalam Azwar (1996)
dijelaskan bahwa Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan
menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk
mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya
diselenggarakan. Rumah Sakit diselenggarakan berazazkan Pancasila dan di
dasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan dan
persamaan hak dan anti diskrimansi, pemerataan, perlindungan, keselamatan pasien
serta mempunyai fungsi sosial.
Di Indonesia, TB merupakan penyebab kematian utama setelah penyakit jantung
dan saluran napas. Penyakit TB paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa
tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler
dan penyakit saluran napas pada semua golongan usia dan nomor 1 dari golongan
penyakit infeksi. Antara tahun 1979-1982 telah dilakukan survei prevalensi di 15
propinsi dengan hasil 200-400 penderita setiap 100.000 penduduk. Diperkirakan setiap
tahun ada 450.000 kasus baru TB, sekitar 1/3 penderita berobat di puskesmas, 1/3 di
pelayanan rumah sakit/klinik pemerintah atau swasta, praktek swasta dan sisanya
belum terjangkau unit pelayanan kesehatan.
Sejak tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB merupakan kedaruratan
global bagi kemanusiaan. Walaupun strategi DOTS telah terbukti sangat efektif
untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di masyarakat masih sangat
tinggi. Dengan berbagai kemajuan yang dicapai sejak tahun 2003, diperkirakan
masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru TB, dan sekitar 0,5 juta orang
meninggal akibat TB di seluruh dunia (WHO, 2009). Selain itu, pengendalian TB
mendapat tantangan baru seperti ko-infeksi TB/HIV, TB yang resisten obat dan
tantangan lainnya dengan tingkat kompleksitas yang makin tinggi.
Adanya fakta bahwa deteksi dini infeksi TB sangat penting menentukan
prognosis perjalanan infeksi TB dan mengurangi risiko penularan maka disusunlah
Pedoman pelayanan yang memudahkan petuga kesehatan menjalankan tugasnya
dengan optimal, khususnya dalam penanganan klinis TB sehubungan dengan
deteksi dini TB, perawatan, pengobatan dan pencegahan

B. Tujuan
1. Pedoman pelayanan TB di RS islam namira disusun untuk
peningkatkan mutu pelayanan TB.
2. Sebagai pedoman manajerial dan operasional dalam penanggulangan
TB di RS Islam namira
3. Sebagai indicator mutu penerapan standar pelayanan rumah sakit
dalam program penanggulangan TB melalui indicator standar
pelayanan minimal.
C. Ruang Lingkup
Untuk meningkatkan mutu pelayanan medis TB di Rumah Sakit Islam Namira
melalui penerapan strategi DOTS secara optimal dengan mengupayakan
kesembuhan dan pemulihan pasien melalui prosedur dan tindakan yang dapat
dipertanggung jawabkan serta memenuhi etika kedokteran, ruang lingkup
pelayanan di rumah sakit dilakukan dipojok DOTS TB yang sudah ada dirumah
sakit ini.
Ruang lingkup pelayanan DOTS TB meliputi :
1. Internal
a) Pasien rawat jalan:
Yaitu pasien dari unit gawat darurat dan rawat jalan RSI Namira yang
memerlukan pengobatan TB
b) Pasien rawat inap
Yaitu pasien dari rawat inap RSI Namira yang memerlukan pengobatan TB
c) Laboratorium
Yaitu pasien dari rawat jalan, IGD dan rawat inap yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium
2. Eksternal
RSI Namira sudah bekerjasama dengan Puskesmas dan RSUD untuk
mengoptimalkan pelayanan dan pengobatan TB

D. Sasaran
Petugas kesehatan yang memberikan pelayanan TB DOTS di Rumah Sakit
Islam Namira sehingga pelayanan TB DOTS dapat seoptimal mungkin.

E. Batasan Operasional
1. Pelayanan TB DOTS
a. Penerimaan suspek TB
b. Pemeriksaan fisik TB
c. Pemeriksaan sputum dan penunjang
2. Informed consent
3. Testing VCT dalam TB

F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara) RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 5063).
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 5072)
3. .Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4431).
4. .Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

2
Pemerintahan Daerah
5. (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
RI Nomor 4437).
6. .Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1575/Menkes/
Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/Menkes/SK/V/2009 tentang
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kebijakan
Nomor : 068/PED/KOMKEP/DIR/RSI-N/VI/2022
Tanggal : 16 Juni 2022
Tentang : Pedoman Pengorganisasian Tim TB Di Rumah Sakit Islam
Namira

B. Struktur Organisasi komite keperawatan

Direktur
Dr Burhanuddin Hamid,MARS

Ketua Tim TB-DOTS


Dr. Hj.Ellen sp.PD

4
C. Uraian Jabatan

1. Ketua Tim TB DOTS


a. Nama Jabatan : Ketua tim TB DOTS
b. Pengertian : Seseorang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pelayanan TB-DOTS di Rumah Sakit
c. Kualifikasi : 1. Dokterspesialis atau dokter umum di RumahSakit Islam
Namira
2. Bersertifikat Pelatihan Pelayanan TB-DOTS di Rumah
Sakit .
3. Memiliki dedikasi dan loyalitas kerja yang tinggi dalam
pelaksanaan TB-DOTS.

d. Kedudukan : Secara administrative bertanggung jawab kepada


direktur
e. Uraian Tugas 1. Melaksanakan kebijakan, memberikan arahan,
menetapkan standar pelayanan TB-DOTS di
Rumah Sakit;
2. Melakukan perencanaan, penggerakan, dan
pengendalian pelayanan TB-DOTS di Rumah
Sakit;
3. Melakukan koordinator lintas sektor / organisasi
(pemanfaatan sumber daya efektif dan efisien)
4. Memfasilitasi rujukan internal dan eksternal;
5. Mengelola informasi ( akurat dan akuntabel);
6. Memfasilitasi kebutuhan logistik ( termasuk obat,
alat kesehatan, dan peralatan yang dibutuhkan )
pada pelayanan TB-DOTS di Rumah Sakit;
7. Melakukan Self Assessment
f. Wewenang : 1. Meminta data dan informasi kepada unit terkait
2. Memberikan arahan Dan bimbingan dalam
pelaksanaan penanganan TB.

g. Tanggung Jawab : Mengkoordinasi pelaksanaan, pelaporan, Dan evaluasi


kegiatan TB – DOTS

5
2. SEKRETARIS TIM TB-DOTS

1. Nama Jabatan : sekretaris Tim TB-DOTS


2. Pengertian : seseorang yang bertugas mencatat dan melaporkan
semua kegiatan TB-DOTS
3. Kualifikasi : 1. D3 Ilmu Keperawatan yang mempunyai loyalitas tinggi
terhadap pelaksanaanTB-DOTS
2. Menguasai computer untuk pelaporan SIHA ke Dinas
Kesehatan Kabupaten
4. Kedudukan : secara administrative bertanggung jawab kepada ketua
5. Uraian Tugas : 1. Melaksanakan kegiatan administrasi menginventarisir
program kerja tim TB-DOTS;
2. Bertanggung jawab terhadap pencatatan dan
pelaporan semua kegiatan tim TB-DOTS;
3. Membuat dan mensosialisasikan Uraian Tugas Tim TB-
DOTS di Rumah Sakit
4. Bertanggung jawab terhadap penyediaan dan
penyimpanan berkas rekam medis
5. Bertanggung jwab terhadap pelaporan inernal dan
eksternal
6. Wewenang : 1. Meminta data dan informasi hasil pemeriksaan pasien
TB-DOTS di seluruh unit rawat jalan, rawat inap
laboratorium dan radiologi
2. Meminta hasil pencatatan dan konseling untuk di
arsipkan
7. Tanggung Jawab : Pencatatan dan pelaporan kepada ketua tim TB-DOTS

3. Koordinator Logistik
1. Nama Jabatan : Koordinator Logistik
2. Pengertian : 1. Seseorang yang Bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas-tugas logistic yang berkaitan
dengan ketersediaan logistic TB
3. Kualifikasi : 1. Pendidikan: asisten apoteker / apoteker
2. Pelatihan : pelatihan / sosialisai eksternal/ internal
DOTS
3. Masa kerja :-
4. Kedudukan : Bertanggung jawab kepada Ketua Tim DOTS
5. Uraian Tugas : 1. Melakukan perhitungan kebutuhan obat TB
2. Mengajukan kebutuhan obat TB ke ketua Tim DOTS
6. Wewenang : Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan,
pendidikan keperawatan dan kebidanan berkelanjutan
6
serta pendampingan
7. Tanggung Jawab : 2. Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas
logistic yang berkaitan dengan ketersediaan OAT dan
Non OAT
3. Bertanggung jawab dalam perencanaan, pengadaan
dan penyimpangan logistic TB
4. Bertanggung jawab dalam pendistribusian logistik

4. Koordinator Laboratorium
1. Nama Jabatan : Koordinator laboratorium
2. Pengertian : seseorang yang melakukan pemeriksaan laboratorium
pasien TB serta ahli di bidangnya
3. Kualifikasi : 1. Pendidikan minimal D III Analis Kesehatan
2. Pelatihan :-
3. Masa kerja :-
4. Kedudukan : Bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan Dan
pendataan pasien TB
5. Uraian Tugas : 1. Melakukan pemeriksaan BTA sesuai SOP
2. Melakukan supervise terhadap petugas laboratorium
yang lain.
3. Perencanaan Dan pengadaan logistic laboratorium
terkait pemeriksaan
4. Koordinasi pencatatan pemeriksaan
5. Pencatatan dan menjaga kerahasiaan pemeriksaan
6. Melakukan pencegahan pasca pajana nokupasional
6. Wewenang : 1. Melakukan pemesanan logistic sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit
2. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap hasil
pemeriksaan jika dianggap perlu
3. Memberikan arahan dan bimbingan kepada staf
laboratorium lain
7. Tanggung Jawab : 1. Memastikan pemeriksaan rapid tes dilakukan dengan
benar sesuai dengan SOP
2. Memastikan ketersediaan logistik .
3. Menjaga kerahasiaan status pasien

7
5. KONSELOR TEKNIS TIM TB-DOTS
1. Nama Jabatan : Konselor tim TB-DOTS
2. Pengertian : seseorang yang melakukan konselor tentang TB-DOTS
dan telah terlatih .
3. Kualifikasi : 1. Berlatar belakang kesehatan (dokter/bidan/perawat)
atau non kesehatan yang mengerti tentangTB-DOTS
secara menyeluruh,
2. Telah mengikuti pelatihan sesuai dengan standar
modul pelatihan tentangTB-DOTS.
3. Memiliki dedikasi Dan loyalitas kerja yang tinggi
dalam pelaksanaanTB-DOTS

4. Kedudukan : Bertanggung jawab kepada klien yang di berikan konseling


5. Uraian Tugas : 1. Melakukan pemeriksaan terhadap pasien suspek TB
maupun pasien suspek TB;
2. Melakukan edukasi dengan komunikasi yang baik
terhdap pasien dan keluarga;
3. Memberikan inform consent terhadap pasien atau
keluarga pasien terhadap setiap tindakan yang akan
dilakukan;
4. Memberikan terapi dan tindakan terhadap pasien
sesuai indikasi;
5. Menerima rujukan dsri eksternal dan melakukan
rujukan keluar rumah sakit
6. Wewenang : 1. Melakukan pemesanan logistic sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit
2. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap hasil
pemeriksaan jika dianggap perlu
3. Memberikan arahan Dan bimbingan kepada staf
laboratorium

7. Tanggung Jawab : 1. Jika konselor TB-DOTS bukan seorang dokter tidak


diperbolehkan melakukan tindakan medik
2. Tidak melakukan tugas sebagai pengambil darah klien
3. Tidak memaksa klien untuk melakukan pemeriksaan
TB.
4. Jika konselorTB-DOTS berhalangan melaksanakan
Pasca konseling dapat dilimpahkan ke konselor TB-
DOTS lain dengan persetujuan klien.

8
D. Sasaran dan Fasilitas Pelayanan Penunjang

1.1 Denah Ruang


Keterangan
RUANG TUNGGU RUANG
ADM

Ruang pemeriksaan RUANG


CST

1 : Pintu masuk pelayanan TB DOTS


2 :Penerimaan Admin
3 : Ruang Tunggu
4 : Ruang pemeriksaan
5 : Pojok sputum

A. Standar Fasilitas

1. Sarana
a. Papan petunjuk
Papan petunjuk dipasang yang jelas untuk memudahkan akses klien ke
klinik TB DOTS.Juga di depan ruang klinik TB DOTS bertuliskan
Pelayanan TB DOTS
b. Ruang Tunggu
Ruang tunggu berada di depan ruang pemeriksaann dan
administrasiDi ruang tunggu tersedia :
- Materi KIE : poster, leaflet, brosur yang berisi tentang TB DOTS, IMS,
KB, ANC, HIV AIDS, Hepatitis, Penyalah gunaan Napza, Perilaku
sehat, Nutrisi dan seks yang aman
- Informasi pemeriksaan
- Kotak saran
- Tempat sampah, tissue, air minum
- TV, video
- Buku catatan admin atau computer
- Meja dan kursi
- Kalender

9
c. Jam pelayanan TB DOTS
Jam pelayanan konseling dan testing terintregasi dalam jam pelayanan
kesehatan lainnya, dilakukan pada jam kerja poliklinikyang dapat dikunci
d. Pojok Sputum
Dekat dengan laboratorium. Dinding setengah terbuka dengan atap yang
bisa dilaluisinar matahari . dilengkapi dengan Tempat cuci tangan dengan
air mengalir dan sabun Tempat sampah infeksius dan non infeksius
Ruang pemeriksaanpetugas TB DOTS Berisi :
- Meja dan kursi
- Tempat pemeriksaan fisik
- Stetoskop dan
- Tensimeter
- Blangko resep
- Alat timbangan badan
- KIE TB DOTS
2. Prasarana
a. Aliran listrik
Dibutuhkan aliran listrik untuk penerangan yang cukup baik untuk membaca
dan menulisserta untuk alat pendingin ruangan
b. Air
Diperlukan air yang mengalir untuk menjaga kebersihan ruangan dan mencuci
tangan serta membersihkan alat-alat
c. Sambungan telepon
Dibutuhkan sambungan telpon terutama untuk berkomunikasi dengan layanan
yang terkait
d. Pembuangan limbah padat dan limbah cair
Mengacu kepada pedoman pelaksanaan kewaspadaan baku dan kewaspadaan
transmisi di pelayanan kesehatan tentang pengelolaan limbah yang
memadai.
3. Sumber Daya Manusia
Layanan TB harus mempunyai sumber daya manusia yang sudah terlatih
dan kompeten
Petugas layananTB DOTS terdiri dari :
 Ketua TIM TB DOTS
 3 orang konselor terlatih sesuai dengan standar WHO atau lebih sesuai
dengan kebutuhan
 Petugas menejemen kasus
 Seorang petugas laboratorium
 Seorang dokter yang bertanggung jawab secara medis dalam
penyelenggaraan pelayanan TB
 Petugas administrasi untuk data entry yang sudah mengenal ruang lingkup
pelayanan TB DOTS
 Petugas kemanan yang sudah mengenal ruang lingkup pelayanan TB DOTS
10
 Tenaga lain sesuai kebutuhan misalnya relawan.

Semua petugas layanan TB bertanggung jawab atas konfidensialitas


klien, klien akan menandatangani dokumen terlebih dahulu yang memuat
perlindungan dan kerahasiaan klien . pendokumentasian data harus
dipersiapkan secara tepat dan cepat agar memudahkan dalam pelayanan
dan rujukan.

1.

11
BAB III
TATA LAKSANA KEGIATAN

1. Pelayanan TB DOTS
a. Penerimaan suspek TB DOTS
 Menanyakan ulang identitas pasien
 Mengisi data dibuku register kunjngan pasien
 Melakukan anamnesa secara sitematis dan terinci
 Melakukan pemriksan fisik
 Menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pada buku rekam medis
Pasien
 Mengisi blanko lab untuk pemeriksaan sputum SPS

b. Penegakan diagnosis TB didasarkan kepada


 Anamnesis ( keluhan utama , riwayat penyakit se karang,riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat kontak )
 Pemeriksaan fisik yang mendukung
 Pemeriksaan dahak SPS
 Hasil pemeriksan penunjang lainnya yang disesuaikan dengan indikasi ( foto
thorax, uji tuberkulin, histopatologi dan patologi anatomi.
 Sistem skoring pada kasus TB anak

c. Untuk pasien suspek TB dewasa apabila


 Pada pasien suspek TB ditemukan minimal 1 BTA (+) dari pemeriksaan dahak
SPS maka ditegakkan hasil diagnosa TB paru, selanjutnya penetapan
klasifikasi dan tipe pasien TB untuk menentukan regimen OATnya.
 Pada pasien suspek TB ditemukan BTA (-), penegakan diagnosa TB
dilakukan secara klinis menggunakan hasil pemeriksaan klinis dan penunjang
( setidaknya foto thorax ) yang sesuai dan ditetapkan oleh dokter yang sudah
terlatih TB dan oleh dokter spesialis penyakit dalam.
 Pada pasien suspek TB ditemukan hasil BTA (-) dari pemeriksaan dahak SPS
dan pemeriksaan penunjang lainnya tidak mendukung TB berarti bukan TB
dan diterapi sesuai penyakitnya.
Untuk pasien suspek TB ektra paru diagnosis dapat ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan klinis dan bakteriologis serta dilakukan oleh
dokter yang sudah terlatih TB dan spesialis
2. Informed consent
Semua klien sebelum menjalani tes TB harus memberikan persetujuan tertulis
3. Testing VCT dalam TB
Prinsip testing VCT adalah terjaga kerahasiaannya. Testing dimaksudkan
untuk menegakkan diagnose. Penggunaan testing cepat (rapid testing)
memungkinkan klien mendapatkan hasil testing pada hari yang sama.
Tujuan testing adalah :
 Untuk menegakkan diagnosis apakah pasien memiliki HIV
 Pengamanan darah donor (skrining)

12
 Untuk surveilans
 Untuk penelitian
Petugas laboratorium harus menjaga mutu dan konfidensialitas,
hindari terjadinya kesalahan baik teknis (technical error), manusia
(human error) dan administrative (administrative error).
Bagi pengambil sampel darah dan pemeriksaan sputum harus
memperhatikan hal-hal berikut:
 Hasil pemeriksaan diverifikasi oleh dokter patologi klinis
 Hasil diberikan dalam amplop tertutup
 Dalam laporan pemeriksaan ditulis kode register
 Jangan member tanda menyolok terhadap hasil positif atau negative

b. Konseling pasca testing


Kunci utama dalam menyampaikan hasil testing:
 Periksa ulang seluruh hasil pemeriksaan dalam rekam medic. Lakukan
sebelum bertemu klien
 Sampaikan kepada pasien secara tatap muka
 Hasil pemeriksaan harus tertulis
 Konfidensialitas
Penjelasan secara rinci pada saat pemeriksaan dan pada saat
memberikan penjelasan tentang diagnosa TB dituliskan dan dicantumkan
dalam catatan medic. Berbagi konfidensialitas adalah rahasia diperluas
kepada orang lain, terlebih dahulu dibicarakan kepada klien. Orang lain
yang dimaksud adalah anggota keluarga, orang yang dicintai, orang yang
merawat, teman yang dipercaya atau rujukan pelayanan lainnya ke
pelayanan medic dan keselamatan klien. Selain itu juga disampaikan jika
dibutuhkan untuk kepentingan hukum.
c. Perawatan dan Dukungan
Setelah diagnosis ditegakkan dengan TB positif maka klien dirujuk ke
fasilitas kesehatan layanan primer di wilayah domisili yang bersangkutan
dengan pertimbangan akan kebutuhan rawatan dan dukungan beserta
pembentukan PMO .Kesempatan ini digunakan klien dan klinis untuk
menyusun rencana dan jadwal pertemuan konseling selanjutnya dimana
membutuhkan tindakan medic lebih lanjut, seperti terapi profilaksis pada
kontak terdekat.
d. Kepatuhan Berobat
Dibutuhkan PMO persiapan guna meningkatkan kepatuhan nsebelum
dimulai OAT. Sekali dimulai harus dilakukan monitoring terus menerus yang
dinilai oleh dokter, jumlah obat dan divalidasi dengan daftar pertanyaan
kepada pasien. Konseling ini membantu klien mencari jalan keluar dari kesulitan
yang mungkin timbul dari pemberian terapi dan mempengaruhi kepatuhan.

13
e. Rujukan
Pelayanan TB DOTS bekerjasama dengan dinas kesehatan dan FKTP
dikabupaten lombok Timur
Sistem rujukan dan alur
1. Rujukan klien dalam lingkungan sarana kesehatan.
Jika dokter mencurigai seseorang menderita TB, maka dokter
merekomendasikan klien dirujuk ke RS
2. Rujukan antar sarana kesehatan
3. Rujukan pasien dari sarana kesehatan ke sarana kesehatan
lainnya
4. Rujukan ini dilakukan secara timbale balik dan berulang sesuai
dengan kebutuhan klien.
5. Rujukan pasien dari sarana kesehatan lainnya ke sarana
kesehatan rujukan. Dari sarana kesehatan lainnya kesarana
kesehatan dapat berupa rujukan medic klien, rujukan specimen,
rujukan tindakan medic lanjut atau spesifik.
6. Pengaturan jaga di klinik TB DOTS setiap hari kerja yaitu jam
08.00sampai dengan 14.00 dengan petugas yang akan dibuatkan
jadwal setiap minggunya.
7. Laboratorium berada di instalasi laboratorium dan selalu siap
menerima pemeriksaan laboratorium

14
BAB IV
MONITORING EVALUASI DAN PELAPORAN

Pelaporan atas pelaksanaan kegiatan program disampaikan berupa :


A. Laporan harian
a. Temuan pasien TB
b. Temuan kejadian pasien IMS
c. Temuan kejadian pasien isolasi

B. Laporan Bulanan
a. Laporan demografi pasien isolasi
b. Laporan pencapaian proker
c. Laporan program kerja
d. Laporan rencana program kerja
C. Laporan Tahunan
a. Laporan program kerja tahunan
b. Laporan pembuatan program kerja tahunan

15
1
BAB V
PENUTUP

Dengan di buatnya pedoman pelayanan komite keperawatan ini di harapkan dapat


di gunakan sebagai acuan penyelenggara komite keperawatan di rumah sakit , sehingga
tata kelola klinis dapat terselenggara dengan baik dan benar.

5
6

Anda mungkin juga menyukai