Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN MONITORING

EFEK SAMPING OBAT


(MESO)
53/PAN/AKR/RSI-N/IX/2018

Jln. KH. Ahmad Dahlan No. 17 Selong, Lombok Timur


RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
No. Izin : 2049/503/PM.II.50.A8/04/2018
JL.KH. Ahmad Dahlan No. 17 Pancor Lombok Timur
Telp. (0376) 21004, Fax (0376) 22693

Bismillahirrahmanirrahim

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
NOMOR : /PAN/AKR/RSI-N/IX/2018

TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN GAS MEDIS

Direktur Rumah Sakit Islam Namira dengan senantiasa memohon bimbingan,


lindungan dan ridho Allah SWT :

MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu pelayanan Rumah


Sakit Islam Namira maka Perlu dibuat Panduan
Pengelolaan Gas Medis

b. Bahwa agar Pengelolaan Gas Medis di Rumah Sakit Islam


Namira terlaksana dengan baik, maka perlu adanya
peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Namira sebagai
landasan di Rumah Sakit Islam Namira.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit;
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71tahun
2009 tentang pedoman organisasi Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
436 / Menkes / SK / XII / 2016 tanggal 3 Juni 1993 tentang
berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar
Pelayanan Medis Rumah Sakit;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3637);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik,
Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
56/MENKES/PER/VII/2014 Tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
72/MENKES/PER/xII/2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2016 tentang Penggunaan Gas Medis dan Vakum
Medik pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
9. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit
Namira Pancor Nomor : 005/SK/YRSNP/VIII/2015 tentang
Pemberlakuan Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam
Namira
10. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit
Namira Pancor Nomor : 005/SK/YRSNP/VI/2017 tentang
Pengangkatan dr. H. Utun Supria, M.Kes, sebagai
Direktur Rumah Sakit Islam Namira terhitung mulai 1 Juli
2017 sampai dengan 30 Juni 2020
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.03/1/0347/2013 tentang Penetapan Kelas Rumah
Sakit Islam Namira Pancor NTB Pengesahan Yayasan
berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-
0020620.AH.01.12 tanggal 08 November 2017 tentang
Perubahan Data Pengesahan Akta Pendirian Yayasan
Rumah Sakit Namira Pancor disingkat YRSNP (yang
didasari oleh Akta Notaris Fanniyah SH nomor 006 tanggal
07 November 2017).
12. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lombok Timur
Nomor 2049/503/PM.II.50.A8/04/2018 tanggal 12 April
2018 tentang Izin Operasional Rumah Sakit.
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI (di tanda tangani Dirjen
BUK Akmal Taher an Menkes RI)
No.HK.02.03/i/0347/2013 tanggal 19 Februari 2013
tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Islam
Namira Provinsi Nusa Tenggara Barat (sebagai Rumah
Sakit Umum Kelas D).

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PERATURAN DIREKTUR RSI NAMIRA TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN GAS MEDIS DI RUMAH SAKIT
ISLAM NAMIRA.
PERTAMA : Memberlakukan Panduan Pengelolaan Gas Medis di Rumah
Sakit Islam Namira;
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
disampaikan pada pihak terkait untuk diketahui dan
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dengan
ketentuan apabila ada kekeliruan dalam keputusan ini, maka
akan di lakukan perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Lombok Timur


Tanggal : 18 September 2018 M
8 Muharam 1440H
Rumah Sakit Islam Namira
Lombok Timur

dr. Utun Supria, M.Kes


Direktur

TEMBUSAN Yth :
1. Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Namira;
2. Ketua Komite Medik Rumah Sakit Islam Namira;
3. Ketua Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Islam Namira
4. Ketua Komite Keperawatan Rumah Sakit Islam Namira;
5. Arsip.
DAFTAR ISI

PERATURAN DIREKTUR..................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 5
BAB I DEFINISI.................................................................................................................. 6
BAB II RUANG LINGKUP...................................................................................................7
BAB III TATA LAKSANA.....................................................................................................8
BAB IV DOKUMENTASI...................................................................................................13
Lampiran Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Namira
Nomor : 53/PAN/AKR/RSI-N/IX/2018
Tanggal : 18 September 2018
Tentang : Panduan Pengelolaan Gas Medis

BAB I
DEFINISI

Monitoring Efek Samping Obat (MESO) merupakan kegiatan pemantauan setiap


respon tubuh yang tidak dikehendaki terhadap obat yang terjadi pada dosis lazim yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi. ASHP
mendefinisikan efek samping (sideeffect) sebagai reaksi yang dapat diperkirakan
frekuensinya dan suatu efek yang intensitas maupun kejadiannya terkait dengan
besarnya dosis yang digunakan : mengakibatkan sedikit atau tidak ada perubahan terapi
pada pasien (misalnya efek mengantuk atau mulut kering pada penggunaan
antihistamin; efek mual pada penggunaan obat kanker). ASHP mendefinisikan reaksi
obat yang tidak diharapkan (ROTD) / ADR (adverse drug reactions) sebagai respons
yang tidak dapat diperkirakan, yang tidak dikehendaki, atau respons yang
berlebihan akibat penggunaan obat sehingga muncul reaksi alergi atau reaksi
idiosinkrasi.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pekerjaan Medical Gas Medis system atau sistem instalasi
gas medis  secara central atau terpusat adalah :

a) Ruang Sentral

b) Sistem pemipaan dan instalasi

c) Secondary Equipment.

B. Jenis-Jenis

Jenis - jenis instalasi gas medis yang biasa dipergunakan untuk keperluan
rumah sakit adalah sebagai berikut : 

1) Oxygen ( O2 )

Oxygen tersedia dalam bentuk gas dan cair (liquid) yang dikemas dalam
tabung baja (cylinder) volume 6m³. Oxygen cair (liquid) dikemas dalam
tabung baja (cryogenic liquid storage unit).

Ruangan-ruangan yang menggunakan oxygen medis di rumah sakit: 

 Unit Gawat Darurat (Emergency)

 ICU dan ICCU

 Unit Bedah/ Sentral

 Bagian Anestesi

 Bagian Penyadaran/ Penyembuhan (RR)

 Bagian Bersalin
 Ruang Anak

 Ruang Rawat Inap

Pada sentral oxygen, digunakan automatic changeover device yang


menurunkan tekanan gas dari tabung ke tekanan gas yang konstan 4,0
kg/ cm dan menyediakan ke jalur distribusi.Tabung-tabung gas
diletakkan pada kedua sisi alat. Satu sisi adalah sisi yang digunakan
sedangkan sisi lainnya sebagai sisi cadangan. Saat sisi yang digunakan
hampir kosong maka lampu yang tersedia dalam manifold akan
menyala. Lampu akan terus menyala sampai saklar diarahkan kesisi
cadangan sehingga sisi cadangan tersebut berubah menjadi sisi yang
digunakan. Apabila saklar dipindah atau diarahkan maka posisi
cadangaan akan tetap dibaca sebagai posisi cadangan biarpun sisi
cadangan tersebut telah berfungsi sebagai posisi yang digunakan
(penyalur). Jika arah saklar tidak diganti dan sisi cadangan yang dipakai
telah kosong maka sisi yang lain tidak akan menyalurkan gas secara
otomatis.

Sistem otomatic changeover device oxygen terdiri atas: 

 Type : Doble Row (10+10)

 Manifold (dilengkapi dengan preassure switch, regulator dan lampu


monitor) 

 Rangka penyangga

 Symetrical header

2) Nitrous Oxide ( N2O )

Ruangan-ruangan yang menggunakan nitrous oxide pada rumah sakit: 

 ICU dan ICCU

 Kamar-kamar operasi

 Kamar-kamar kerja
 Kamar-kamar endoscopy

 Kamar bedah gigi

Pada sentral nitrous oxide, digunakan automatic change over device


yang menurunkan tekenan gas dari tabung ke tekanan gas yang
konstan 4,0 kg/cm² dan menyediakan ke jalur distribusi. Tabung-
tabung gas diletakkan paad kedua sisi alat. Satu sisi adalah sisi yang
digunakan sedangkan sisi lainnya sebagai sisi cadangan. Saat sisi yang
digunakan hampir kosong, sisi cadangan mulai menyediakan dan
menyalurkan gas secara otomatis sehingga menjamin tidak adanya
keterlambatan penyaluran gas. Pada saat sisi yang digunakan hampir
kosong maka lampu yang tersedia dalam manifold akan menyala.
Lampu akan terus menyala sampai saklar diarahkan kesisi cadangan
sehingga sisi cadangan tersebut berubah menjadi sisi yang digunakan.
Apabila saklar dipindah atau diarahkan maka posisi cadangaan akan
tetap dibaca sebagai posisi cadangan biarpun sisi cadangan tersebut
telah berfungsi sebagai posisi yang digunakan (penyalur).Jika arah
saklar tiadak diganti dan sisi cadangan yang dipakai telah kosong
maka sisi yang lain tidak akan menyalurkan gas secara otomatis.

Sistem otomatic change over device nitrous oxide terdiri atas: 

 Type : Single Row (3+3) 

 Manifold (dilengkapi dengan preassure switch, regulator dan


lampu monitor).

 Rangka penyangga

 Symetrical header

3) Medical Compressed Air (Breathing Air)


Medical Compressed Air yang dipakai di rumah sakit diadakan melalui
pemasangan sentral compressed air. Compressed air yang dihasilkan
harus bersi, kering, bebas minyak dan bebas bakteri.

Sistem Compressed Air terdiri atas: 

1. Oil Free Compressor : L unit yang bekerja dengan menekan udara


sampai 7 kg/cm².

Motor: 2.2 KW induction motor, 3 Phase, 200/ 220 Volt, 50/ 60Hz.

Tekanan maksimum: 10 kg/ cm².

Putaran mesin: 1450 Rpm.

2. Air cooled after cooler.

Tekanan maksimum saat operasi: 10 kg/cm².

3. Receiver Tank.

Kapasitas : 500 Literyang dilengkapi dengan lubang pembersih

Tebal plat : 6mm

4. Medical Air Unit

Kapasitas flow: 720 l/min untuk type compressor Motor 2.2 KW

Unit ini terdiri atas air dryer, filter udara, filter bakteri dan regulator
udara. Air dryer berfungsi untuk menghindari kondensasi pada jalur
pipa dimana bakteri dapat berkembang dan mengkontaminasi udara
yang dihasilkan. Filter udara menghilangkan particulat, uap oil, dan
uap air dari udara tekan yang dihasilkan. Filter bakteri
menghilangkan bakteri (3 micron-0.01 micron). Regulator udara
menurunkan tekanan menjadi konstan 4.0 kg/cm².

4) Vacum ( Suction )

Vacum yang dipasang di rumah sakit bekerja pada tekanan -53 Kpa
sampai dengan -80 Kpa.
Ruangan-ruangan yang menggunakan Vacum pada rumah sakit: 

 ICU dan ICCU

 Kamar-kamar operasi

 Kamar-kamar Endoscopy

 Kamar bedah gigi

 Unit Gawat Darurat

 Ruang Tindakan

 Ruang Persiapan

 Ruang Puli Sadar ( Recovery )

 Ruang Hemodialisa

Vacum disuplai melalui sentral gas medis yang terdiri atas:

a) Vacum pump type Oil Rotary Vane.

Motor : 2.2 KW induction motor, 3 Phase, 200/220 Volt, 50Hz

Flow rate : 58 m³/h

Putaran mesin : 1420 Rpm.

b) Receiver Tank

Kapasitas tank : 500 liter

Tanki penampung ini mempertahankan tingkat vakum -50 Kpa


sampai -80 Kpa. Terdapat tipe vertical dan horizontal yang 
dirangkai bersama pompa dan panel control pada satu rangka. Tebal
plat untuk recervoir tank adalah 6mm.

c) Vacuum Line Bacterial Filter

Digunakan untuk menghilangkan bakteri dan kontaminasi lain pada


sisi masuk pompa vakum. Menghindarkan terkontaminasinya pompa
dan udara sekitar. Type Vacum Line Filter disesuakan dengan Motor
Vacum Pump Oil Rotary Vane. Pipa penyambung Untuk Vacum line
filter ke jalur mesin adalah diameter 1¼. Vacum line filter mampu
membersikan/ menyaring partikel sampai 0.01 micro.

BAB III
TATA LAKSANA

Pengelolaan Gas Medis Sistem Non Sentral

1. Pengadaan

Gas medis diperoleh dari produsen gas medis dalam kondisi siap pakai dan
memenuhi syarat medis.

2. Penyimpanan

Tabung-tabung gas medis harus disimpan dalam keadaan berdiri, dipasang


penutup keran, dan dilengkapi tali pengaman untuk menghindari jatuh pada
saat terjadi guncangan. Lokasi penyimpanan harus khusus dan masing-masing
jenis gas dibedakan ruangannya.

Dalam ruang penyimpanan, tabung gas yang berisi dan tabung gas yang
kosong harus dipisahkan dengan maksud untuk memudahkan pemeriksaan.
Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas (api) dan minyak
atau sejenisnya. Gas medis yang cukup lama tersimpan harus dilakukan
pemeriksaan ke pihak produsen untuk memastikan bisa atau tidaknya gas
tersebut dipakai untuk keperluan pasien.

3. Pendistribusian

Pada rumah sakit yang belum tersedia sarana instalasi gas medis secara
sentral, kebutuhan gas medis dilayani denga menggunakan dorongan (troley)
yang biasa ditempatkan berdekatan dengan pasien. Pemakaian gas diatur
menggunakan flow meter atau humidifier dalam waktu tertentu.

Pengelolaan Gas Medis Sistem Sentral

1. Ruang sentral
Lokasi ruang sentral diupayakan ditempatkan pada tempat yang strategis,
mudah dijangkau sarana transportasi, terutama untuk keperluan pengiriman
tabung-tabung gas yang berisi dan pengambilan tabung gas kosong.
Penempatan ruang sentral harus cukup aman bagi kegiatan pelayanan atau
perawatan, terutama mengenai bahaya ledakan atau kebakaran pada tabung-
tabung gas yang bertekanan tinggi. Ruang sentral harus diupayakan jauh dari
daerah atau sumber panas dan oli atau sejenisnya. Khusus terhadap oli dan
sejenisnya harus sangat hati-hati karena dapat menimbulkan ledakan apabila
terjadi gesekan terutama pada gas oksigen.

2. Distribusi

Gas medis dari ruang sentral dialirkan atau didistribusikan ke ruang-ruang


pelayanan atau perawatan melalui instalasi pipa dan outlet gas medis. Jenis
pipa yang digunakan untuk semua instalasi gas medis harus memenuhi
persyaratan medis, dan pada umumnya dipakai pipa tembaga atau stainless
steel.
BAB IV
DOKUMENTASI

Evaluasi dan pendokumentasian Pengelolaan Gas Medis diRumah Sakit Islam


Namira dilakukan secara rutin berupa :

1. Ceklist supervisi

Ditetapkan di : Lombok Timur


Tanggal : 18 September 2018
8 Muharram 1440 H
Rumah Sakit Islam Namira
Lombok Timur

dr. Utun Supria, M.Kes


Direktur

Anda mungkin juga menyukai