Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM KERJA

TIM PROGNAS
PELAYANAN HIV DAN AIDS
TAHUN 2022
Rumah Sakit Islam Namira

RUMAH SAKIT ISLAM


NAMIRA
Jln. KH. Ahmad Dahlan No.17 Selong, Lombok Timur - NTB
PROGRAM KERJA TIM PROGNAS PELAYANAN HIV DAN AIDS

A. Pendahuluan
Dalam rangka mengamankan jalannya program nasional, demi terciptanya
kualitas hidup manusia yang diharapkan, perlu peningkatan upaya penanggulangan
HIV/AIDS yang melibatkan semua sektor pembangunan nasional melalui program
yang terarah, terpadu dan menyeluruh.
AIDS (Acuquired Immune Defeciency Syndrom) merupakan kumpulan gejala
penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immuno Defeciency Virus) yang
akan mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan
tubuh manusia, dengan berakibat yang bersangkutan kehilangan daya tahan tubuh,
sehingga mudah terinfeksi dan meninggal karena berbagai penyakit infeksi, kanker
dll.
Sampai saat ini belum ada ditemukan vaksin pencegahan atau obat untuk
penyembuhannya. Jangka waktu antara terkena infeksi dan munculnya gejala
penyakit pada orang dewasa memakan waktu 5-10 tahun. Selama kurun waktu
tersebut meskipun masih tampak sehat, secara sadar maupun tidak, pengidap HIV
dapat menularkan virusnya kepada orang lain.
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Infeksi menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan
seksual dengan bergonta-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.
Strategi penanggulangan HIV/AIDS di tujukan untuk mencegah dan
mengurangi resiko penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta
mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV/AIDS pada individu, keluarga
dan masyarakat, agar individu dan masyarakat menjadi produktif dan bermanfaat
untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran aktif multipihak baik pemerintah
maupun masyarakat ternasuk mereka yang terinfeksi dan terdampak, sehingga
keseluruhan uapaya penanggulangan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan sebaik-
baiknnya yang mencakup area pencegahan, pengobatan, mitigasi dampak dan
pembangunan lingkungan yang kondusif.

B. Latar Belakang
Penyebaran virus HIV/AIDS semakin mengkhawatirkan, seperti tidak mengenal
batasan umur, virus mematikan ini menyasar berbagai lapisan masyarakat dan strata
sososial. Mulai anak-anak, remaja, mahasiswa, lelaki dan perempuan dewasa,
sampai ibu rumah tangga masuk dalam daftar panjang para penderita.
Kasus HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, jumlah kasus yang
ditemukan sangat sedikit dibandingkan dengan kenyataannya. HIV/AIDS patut
mendapat perhatian serius dari semua pihak mengingat ekses yang dapat
ditimbulkan bagi masyarakat luas. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata, maka
Provinsi NTB berpotensi sebagai tempat terjadinya penularan HIV/AIDS. Demikian
juga sebagai salah satu daerah pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, kemungkinan
terj adi penularan HIV/AIDS cukup besar. Kasus HIV ditemukan di seluruh
Kabupaten/ Kota se-provinsi NTB.
Berdasarkan laporan VCT Rumah Sakit/ Puskesmas dan laporan rutin AIDS
Kabupaten/Kota tahun 2017, jumlah kasus HIV/ AIDS yang ditemukan mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2016. Jumlah kasus yang ditemukan tahun 2016
adalah 62 kasus HIV dan 87 kasus AIDS, sedangkan tahun 2017 adalah 98 kasus
HIV, dan 111 kasus AIDS. Jumlah kematian karena AIDS di provinsi NTB tahun 2016
sebanyak 9 kasus, mengalami peningkatan menjadi 22 kasus tahun 2017.
Penemuan peningkatan kasus antara lain dipengaruhi oleh penambahan jumlah VCT
di kabupaten/kota, penjangkauan di populasi kunci lebih banyak, dukungan
pendanaan untuk kegiatan mobile VCT yang cukup baik dan kerja sama serta kerja
keras semua pihak untuk menanggulangi HIV/AIDS
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2017 menyatakan bahwa dalam 6
tahun terkahir, temuan kasus baru HIV ataupun AIDS cenderung fluktuatif. Kondisi ini
perlu perhatian semua pihak mengingat dampaknya di masyarakat terutama bagi
generasi muda. Konsistensi dan komitmen dari decision maker, petugas kesehatan,
lembaga swadaya, masyarakat umum dan keluarga sangat dibutuhkan dalam upaya
penanggulangan dan penanganan HIV/AIDS, tidak hanya dukungan dalam bentuk
kebijakan, pendanaan, tetapi juga dukungan moril. Kegiatan pengendalian HIV/AIDS
dilakukan juga melalui pengamatan terhadap hasil skrining/ penapisan darah saat
donor darah. Pada tahun 2016 dari 47.266 pendonor yang sampel darahnya di
periksa, ditemukan 81 sampel darah yang positif HIV. Untuk tahun 2017, jumlah
sampel darah yang di skrining adalah 9788 sampel, dan tidak ditemukan sampel
darah positif HIV.
Provinsi NTB adalah salah satu destinasi wisata yang banyak di minati oelh
turis domestik maupun mancanegara. Sebagai daerah tujuan wisata, bukan hanya
efek positif yang akan timbul, tetapi juga dampak negatifnya. Salah satu dampak
negatif yang mungkin terjadi adalah penyebaran penaykit infeksi menular seksual
(IMS) lainnya, antara lain penyakit syaphilis. Berdasarkan laporan, pada tahun 2016
jumlah kasus IMS (syaphilis) sebanyak 55 orang, mengalami peningkatan di tahun
2017 menjadi 84 orang dan banyak terjadi pada kelompok umur 25-49 tahun sebesar
67,86 %. Penyebaran kasus IMS di kabupaten/kota dilaporkan njumlah penderita
yang berobat ke sarana puskesmas dan jaringannya, sehingga jumlah penderita
sebenarnya di populasi belum terdeteksi. Tren kasus baru IMS di provinsi NTB tahun
2013-2017 meningkat. Pada tahun 2013 kasus sphylis 19 kasus bertmbah 76 kasus
menjadi 84 kasus sphylis pada tahun 2017. Agar jumlah kasus IMS dapat tertangani
secara menyeluruh, maka diperlukan sistem pelaporan kasus dari sarana pelayanan
kesehatan yang baik dan tertib. Ke depan, diharapkan semua sarana pelayanan
kesehatan dapat memberikan laporan, sehingga gambaran sebaran penyakit sphylis
dapat diperoleh.
Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang memiliki peran startegis dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat sebagai tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal, oleh karena itu Rumah Sakit dituntun untk memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai dengan standar yang di tetapkan. Dengan memberikan
pelayanan VCT, ART, PMTCT, IO, ODHA dengan faktor resiko IDU dan penunjang
di rumah sakit. Tenaga yang profesional mempunyai kedudukan yang penting dalam
menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan. Memberikan pelayanan berdasarkan
pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan yang dilaksanakan
secara berkala dan berkesinambungan. Kinerka merupakan implementasi dari
rencana yang telah di susun, implementasi kinerja dilakukan dilkasanakan oleh
sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan
pentingan. Penurunan kinerja pelaksanaan mempengaruhi mutu pelayanan
kesehatan.
Di dalam organisasi rumah sakit pengelola program adalah pimpinan yang
langsung membawahi pelaksana, yang merupakan suatu unsur proses dalam
manajemen rumah sakit. Pimpinan program sebagai manajerial harus dapat
menjamin mutu pelayanan yang diberikan oleh pelaksana dalam memberikan
pelayanan dan mementingkan kenyamanan pasien. Kemampuan manajerial yang
harus di miliki oleh pimpinan program anatara lain : perencanaan, pengorganisasian,
pengerakan dan pelaksanaan, pengawasan serta pengendalian dan evaluasi. Dari
beberapa fungsi manajerial pimpinan program yang harus di jalankan adalah
bagaimana melakukan suatu perencanaan yang dituangkan ke dalam program kerja
pimpinan program dalam usaha meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan dalam
pencapaian target program.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum tercapainya usaha pencegahan dan mengurangi resiko
penularan HIV/AIDS, meningkatkan kualitas hidup ODHA, dengan
memberikan pelayanan VCT,ART, IO, PMTCT, dengan faktor resiko IDU
2. Tujuan Khusus
a) Memberikan konseling dan testing secara rahasia
b) Melaksanakan pemeriksaan laboratorium
c) Meneydiakan dan melaksanakan pelayanan perawatan dan dukungan
dan pengobatan, IO, PMTCT kepada ODHA
d) Membuat pencatatan dan pelaporan
e) Mengevaluasi program

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Menyusun program kerja tahunan
a) Membuat anggaran dan pembiayaan
b) Membuat laporan setiap bulan
c) Membuat jadwal kegiatan konselor
2. Mengadakan pertemuan rutin bulanan
a) Mengadakan rapat bersama tim guna membahas masalah yang ada
terkait dengan pelaksanaan tugas
b) Melakukan pencatatan, pelaporan, evaluasi, analisa serta tindak lanjut
dari masalah yang ditemukan
3. Mengusulkan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan SDM
a) Membuat rekapitulasi tenaga berdasarkan teknis pelatihan yang pernah
diikuti serta tahun terakhir mengikuti
b) Membuat daftar pengajuan calon nama yang akan mengikuti pendidikan
atau pelatihan berdasarkan tugas masing-masing
4. Menyusun dan merencanakan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana
a) Membuat kebutuhan tenaga setiap tahun
b) Membuat kebutuhan sarana dan pra sarana setiap tahun
5. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan dalam usaha penanggulangan
HIV/AIDS
a) Mengontrol dan melihat secara langsung pelaksanaan kegiatan tugas
masing-masing tim tiap 6 bulan
b) Mengadakan evaluasi program

BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Menyusun X
program kerja
tahunan
2 Mengadakan
pertemuan rutin X X X X
bulanan
3 Mengusulkan
pendidikan dan
pelatihan untuk x
meningkatkan
SDM
4 Menyusun dan
merencanakan
kebutuhan X
tenaga, sarana
dan prasarana
5 Mengawasi dan
mengevaluasi
kegiatan dalam
X
usaha
penanggulanga
n HIV/AIDS

E. Sasaran
1. Mengaplikasikan visi dan misi pada kegiatan pelayanan di unit kegiatan
2. Terbentuknya tim HIV AIDS sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung
jawab yang tinggi
3. Semua kegiatan pelayanan HIV/AIDS di unit kegiatan sesuai standar
prosedur operasional (SPO) yang telah di tetapkan di Rumah Sakit
4. Tersedianya sarana dan pra sarana yang memadai
5. Sumber Daya Manusia yang profesional, sarana dan pra sarana yang
memadai sesuai standart dan pelayanan sesuai SPO yang berlaku

F. Pelaporan
1. Laporan setiap pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulannya ke Komite
Pelayanan
2. Laporan hasil evaluasi kegiatan dilakukan d akhir tahun

G. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Pembuatan evaluasi kegiatan penyelenggaraan penanggulangan
HIV/AIDS di lakukan setiap tahun.

H. Penutup
1. Dengan semakin meningkat berkembangnya pelayanan HIV/AIDS perlu
adanya penambahan tenaga di masing-masing sub pokja
2. Sarana yang belum memenuhi standart pelayanan yaitu ruangan yang
belum ada.
3. Penambahan tenaga konselor dan administrasi
4. Terpenuhinya ruangan yang sesuai dengan standart pelayanan HIV/AIDS
5. Penambahan dan pengadaan alat sesuai standart pelayanan HIV/AIDS

Disetujui Oleh, Disusun Oleh,

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Direktur Kepala/Ketua Komite/Tim/Panitia
Xxxxxxx
LAMPIRAN PROGRAM KERJA PANITIA/TIM/KOMITE …..
RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA TAHUN ……..

N Kegiatan Indikator Verifikasi Waktu


Sasaran Anggaran Keterangan
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

TOTAL

Anda mungkin juga menyukai