Anda di halaman 1dari 10

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPULAUAN SERIBU

DINAS KESEHATAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA


JAKARTA

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPULAUAN


SERIBU
NOMOR : 135.01/SK-RSUDKS/I/2017

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN UNIT GIZI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPULAUAN SERIBU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPULAUAN SERIBU

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Umum Kepulauan Seribu, maka diperlukan Pelayanan Unit Gizi
di Rumah Sakit Umum Kepulauan Seribu yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar Pelayanan Unit Gizi di Rumah Sakit Umum
Kepulauan Seribu dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan
Seribu sebagai landasan bagi penyelenggaraan Pelayanan Unit
Gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu;
c. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas dipandang
perlu ditetapkan dalam suatu Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004


tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 129 tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien;
6. Peraturan Menteri Kesehatan No.56 tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan perizinan RS;
7. Kepmenkes 875/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Penyusunan
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan;
8. Kepmenkes 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman Teknis
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan;
9. Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
10. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Depkes, 2000;
11. Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial Di RS, Depkes,
2001;
12. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasyankes dengan Sumber
Daya Terbatas, 2004;
13. Pedoman Manajemen Linen di RS, Depkes, 2004;
14. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan
Kesehatan, Depkes, 2005;
15. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit, Depkes,
2009;
16. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 320 tahun 2014
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Kepulauan Seribu;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPULAUAN


SERIBU TENTANG KEBIJAKAN STERILISASI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KEPULAUAN SERIBU
KESATU : Kebijakan Sterilisasi di RSUD Kepulauan Seribu di atur
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Kebijakan Sterilisasi RSUD Kepulauan Seribu dimaksud dalam
Diktum Kesatu harus dijadikan acuan dalam memberikan
pelayanan di RSUD Kepulauan Seribu.
KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
KEEMPAT : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan kesalahan
dalam Surat Keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 12 Januari 2017
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kepulauan Seribu

MA’MUN
NIP. 196708131998031007
Lampiran
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu
Nomor :
Tanggal :

KEBIJAKAN UNIT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPULAUAN SERIBU
Pasal 1
Kebijakan Standart Makanan dan Menu Makanan Pasien dan Karyawan Sesuai Kebutuhan Gizi
dan Cita Rasa.
1. Penyelenggaraan Makan Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu
melayani 24 jam sehari.
2. Untuk pasien yang datang setelah jam 19.00 diberikan susu dan air mineral.
3. Untuk pegawai jaga malam diberikan paket ekstra fooding berupa mie instan, telur,
kopi/susu.
4. Standart makanan pasien dan pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan
Seribu Menggunakan menu hewani dan nabati.
5. Setiap pasien dengan diet cair diberikan makanan formula komersil
6. Pendistribusian makanan baik untuk pasien ataupun karyawan menggunakan sistem
sentralisasi

Pasal 2
Kebijakan Penentuan Diet dan Evaluasi Diet
1. Penyusunan diet pasien berdasarkan penuntun diet 2004.
2. Perubahan diet pasien yang membaik dilaporkan oleh petugas keperawatan kepada
petugas gizi maksimal 1 jam sebelum makanan diantar ke pasien.
3. Laporan perubahan diet pasien menurun dari keperawatan harus segera diganti
makanannya sesuai dengan laporan diet terbaru.
4. Evaluasi makanan pasien berdasarkan sisa makanan dari pasien.
5. Evaluasi makanan karyawan didapatkan dari kuesioner.

Pasal 3
Kebijakan Penyusunan Formula, Menu, Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan bagi
pasien dan pegawai.
1. Perhitungan kebutuhan bahan makanan pasien berdasarkan menu harian, jumlah
pasien, standart porsi, serta standart pemberian makanan yang telah ditetapkan oleh
Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu.
2. Perencanaan menu Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu menggunakan
siklus menu 10 hari.
3. Perencanaan menu pasien Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu
menggunakan siklus menu 10 hari dan ditambah menu 1 hari untuk tanggal 31
dengan periode pergantian menu setiap 6 bulan sekali.
4. Perencanaan anggaran belanja bagian gizi dibuat dengan melihat anggaran belanja
tahun sebelumnya, rekapitulasi dari jumlah porsi makan dan pengeluaran bahan
makanan tahun sebelumnya serta melihat kenaikan harga pasar
5. Perhitungan kebutuhan makanan karyawan direkap 1 bulan sekali kemudian
dipesankan pada suplier makanan karyawan.
6. Pemesanan bahan kering dilakukan 1 bulan sekali sedangkan bahan makanan basah
dilakukan setiap hari.
7. Bahan makanan kering datang 1 bulan sekali disertai nota belanja kemudian
diverfikasi oleh petugas logistik sedangkan untuk spesifikasi bahan makanan oleh
ahli gizi.
8. Bahan makanan basah datang setiap hari paling lambat 08.00 pagi disertai nota
belanja kemudian diverfikasi oleh petugas logistik, sedangkan untuk spesifikasi
bahan makanan oleh ahli gizi .
9. Bahan makanan yang diterima harus berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan,
apabila tidak sesuai spesifikasi maka akan dikembalikan, supplier harus mengganti
sesuai dengan spesifikasi bahan makanan maksimal 1,5 jam setelah barang dating.
10. Bahan makanan kemasan harus berlabel, bermerk, dan terdaftar di Depkes /BPOM
dan mencantumkan tanggal kedaluarso..
11. Bahan makanan olahan telah mendapat ijin depkes/BPOM dan memiliki sertifikat
bebas borax dan formalin
12. Bahan segar sumber protein hewami harus memiliki sertifikat uji borax dan formalin.
13. Bahan makanan dari supplier harus meminimalkan kotoran dan sampah.
14. Perhitungan formula sonde dilakukan oleh ahli gizi menggunakan formula komersial
Berdasarkan daftar komposisi bahan makanan dan penuntun diet 2004

Pasal 4
Kebijakan Pelayanan Gizi Rawat Inap
1. Skrining gizi pasien baru dilakukan oleh perawat di ruangan
 Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien beresiko malnutrisi, maka dilaporkan
ke ahli gizi untuk dilakukan asesasmen gizi dengan MST (malnutrition screening
tools) dalam waktu 2x24 jam
 Pasien dengan status gizi baik atau tidak beresiko malnutrisi, akan dilakukan
skrining ulang oleh perawat setelah 1 minggu jika pasien masih ada dalam ruangan
rawat inap. Jika hasil skrining ulang beresiko malnutrisi maka dilakukan proses
asuhan gizi terstandar.
 Pasien kritis atau kasus sulit yang beresiko gangguan gizi berat akan ditangani oleh
Tim Asuhan Gizi berdasarkan pertimbangan DPJP
 Pelayanan asuhan gizi rawat inap selain tersebut pada kebijakan diatas,dapat
diberikan atas permintaan pasien atau keluarga dan konsulan dari Dokter
PenanggungJawab Pasien (DPJP)
2. Setelah selesai memberikan konsultasi gizi rawat inap maka harus ada verifikasi
Bahwa pasien dan keluarga sudah jelas dengan penjelasan konsultan gizi
3. Setelah dilakukan asuhan dicatat di catatan medis pasien dan buku laporan asuhan
gizi.
4. Pemberian makan bagi pasien puasa tidak diberikan untuk penunggu untuk
menghindari kesalahan pemberian makanan pada pasien oleh keluarganya. .
5. Bagi pasien bayi yang minum ASI, makanan diberikan kepada penunggunya.
6. Semua pasien Rumah Sakir Umum Daerah Kepulauan Seribu yang gizi buruk harus
dilaporkan ke Dinas Kesehatan.
7. Pasien baru datang melewati 2 jam setelah jam makan akan disediakan snack.
8. Apabila ada tambahan pasien baru diberitahukan lewat telefon. Untuk penambahan
makan pasien baru setelah waktu penyajian makan maksimal 1 jam setelah
penyajian makan dan ditulis di daftar permintaan makanan. Jika lebih dari 1 jam
diberikan makanan jam selanjutnya
9. Pemberian fasilitas makan pasien diberikan sesuai standart pemberian diet yang
berlaku.
10. Semua pasien yang direncanakan pulang harus dilaporkan maksimal 1 jam sebelum
jam distribusi makanan berikutnya.
11. Makanan yang didistribusikan secara regular kepada pasien rawat inap harus
menggunakan daftar diet pasien dan labeling pada tempat makan pasien untuk
menghindari terjadinya kesalahan pemberian makan.
12. Makanan yang tidak terdistribusikan setelah distribusi dilakukan pencatatan dan
dibuang
13. Waktu distribusi makanan dan minuman untuk pasien adalah :
 Makan pagi jam 06.30 - 07.30
 Selingan pagi jam 09.30 - 10.30
 Makan siang jam 11.30 - 12.30
 Selingan sore jam 14.30 - 15.30
 Makan sore jam 17.00 - 18-30.
14. Pasien yang bermasalah dan beresiko malnutrisi akan mendapat asuhan gizi.
Pasal 5
Pelayanan Gizi Rawat Jalan
1. Pelayanan konseling gizi di poliklinik rawat jalan dilaksanakan oleh ahli gizi sesuai
dengan jam praktek/shift pagi berdasarkan konsulan dari DPJP
2. Jam praktek ahli gizi adalah hari senin – jumat jam 11.00-12.00 WIB, hari Sabtu jam
10.00 – 11.00

Pasal 6
Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian infeksi di Unit Gizi
1. Sisa makanan pasien penyakit menular dari ruang rawat inap ditutup rapat dan
ditempatkan dalam plastik putih kemudian dibawa ke tempat pembuangan sampah
di unit gizi.
2. Sisa makanan pasien penyakit tidak menular dari ruang rawat inap alat makan
kemudian dilakukan scrab ke tempat pembuangan sampah di unit gizi.
3. Pasien dengan penyakit menular menggunakan alat makan disposibel/ sekali pakai.
4. Kuku pegawai panjangnya tidak boleh melebihi 2 mm, tidak memakai pewarna kuku
dan harus selalu bersih. Dilakukan pemeriksaan kuku setiap satu minggu sekali tiap
hari Jumat oleh Kepala Unit Gizi
5. Pegawai tidak diperkenankan memakai perhiasan seperti gelang, cincin, kalung,
arloji, dan parfum yang menyengat
6. Tidak bercakap-cakap pada saat mengolah makanan, tidak merokok, tidak batuk atau
bersin di dalam ruangan pengolahan makanan
7. Menjamah makanan matang dengan menggunakan alat seperti : penjepit dan
sebagainya
8. Saat masuk dapur, sebelum dan setelah bekerja serta setelah dari kamar mandi setiap
karyawan harus melakukan cuci tangan 6 langkah
9. Setiap karyawan penjamah makanan dilakukan pemeriksaan anus swab 1 kali dalam
1 tahun khususnya untuk karyawan tetap dan karyawan kontrak
10. Karyawan yang jarinya teriris saat bekerja, untuk sementara tidak ditempatkan
dibagian yang berhubungan dengan air kurang lebih selam 1 hari atau melihat ringan
tidaknya luka
11. Karyawan yang menderita flu dan batuk berat diberi Surat Keterangan Dokter (SKD)
untuk beristirahat
12. Karyawan yang menderita flu dan batuk ringan supaya memakai masker double atau
diberi alas tissue dan harus sering diganti serta mematuhi etika batuk
13. Pemeriksaan mikrobiologi untuk makanan dan minuman setiap 6 bulan sekali
14. Pemeriksaan swab peralatan memasak dilakukan setiap 6 bulan sekali
15. Pemeriksaan kualitas air minum dilakukan setiap 6 bulan sekalimeliputi pemeriksaan
logam berat dan endapan.
16. Setiap pegawai harus selalu menggunakan APD sesuai dengan bagian masing-
masing
17. APD hanya digunakan pada area dapur. Sehingga bila ingin keluar dapur semua APD
harus dilepas dan diletakkan di ruang ganti

Pasal 7
Kebijakan Penyuluhan Dan Konsultasi Gizi
1. Pemberian Edukasi pasien dilakukan kepada setiap pasien baru.
2. Permintaan konsultasi harus menggunakan form konsultasi gizi yang
ditandatangani oleh dokter yang bertanggung jawab.
3. Konsultasi gizi dilakukan oleh ahli gizi rumah sakit.
4. Setiap konsultan gizi diharapkan terampil, berpenampilan menarik, rapi, bersikap
sopan dan ramah, berbicara dengan jelas dan mudah mengerti oleh pasien.
5. Setelah selesai berkonsultasi gizi setiap konsultan harus menulis asuahan gizi dan
administrasi pembebanan dicatatan medis pasien.

Pasal 8
Kebijakan Penelitian Gizi dan Terapan.
1. Penelitian dan pengembangan harus meneliti tentang kasus yang ada di RSI Pati.

Pasal 9
Kebijakan Penyediaan Makan Pegawai.
1. Penyelenggaraan dan penyediaan makan di Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan
Seribu memanfaatkan unit Gizi dengan daftar menu yang ditetapkan oleh unit gizi.
2. Waktu makan untuk karyawan adalah :
Makan Pagi jam 07:00
Makan siang jam 12.00
Makan sore jam 17.00
3. Setiap karyawan harus menaati tata tertib pelayanan makan yang berlaku. Setiap
karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu diberikan fasilitas makan 1
kali pada jam dinas untuk menjamin kesehatan kerja
 Setiap karyawan harus menaati tata tertib pelayanan makan yang berlaku.
 Setiap karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Seribu diberikan
fasilitas makan 1 kali pada jam dinas untuk menjamin kesehatan kerja
 Setiap karyawan harus makan di ruang makan karyawan. Makan diperbolehkan
dibungkus apabila karyawan benar – benar tidak bisa meninggalkan tugas
 Setiap karywan harus menjaga kebersihan meja dan lantai ruang makan.

Pasal 10
Kebijakan Pemeliharaan, Perbaikan Ruang Dan Alat
1. Pemakain blender maksimal 2 menit, apabila belum halus diblender kembali
sampai menghasilkan yang diinginkan.
2. Semua Peralatan harus dibersihkan setelah selesai pemakaian.
3. Pengeringan peralatan makan harus menggunakan air panas..
4. Service alat pendingin, kompor gas dilakukan setiap 6 bulan sekali atau jika
Sebelum 6 bulan terjadi kerusakan
5. Pembersihan cerobong asap,kipas angin dilakukan setiap 1 minggu sekali atau
jika Kotor sebelum 1 minggu
6. Perbaikan ruangan ataupun peralatan yang rusak segera dibuatkan perbaikan
dengan menggunakan formulir perbaikan
7. Pembersihan kompor gas dan peralatan dapur lainnya dibersihkan setiap hari.
8. Suhu ruangan, frizer dan almari penyimpan bahan makanan harus terukur.

Pasal 11
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
1. Setiap Karyawan gizi sebagai pengguna peralatan diwajibkan menggunakan
peralatan sesuai dengan SPO yang berlaku.
2. Perbaikan peralatan harus menggunakan formulir permintaan perbaikan.
3. Alat yang tidak bisa diperbaiki harus secepatnya ditindak lanjuti ke bagian
Sarpras.
4. Setiap karyawan memperhatikan petunjuk manual sebelum menggunakan
peralatan yang ada
5. Setiap karyawan harus mengetahui cara menanggulangi kebakaran
6. Pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja dilakukan setiap 1 bulan sekali ke
bagian K3 RS
7. Pencatatan dan pelaporan penyakit akibat kerja dilakukan setiap ada kejadian ke
bagian K3 RS

Pasal 12
Kebersihan Lingkungan
1. Kebersihan ruangan dilakukan setiap hari
2. Scrab dapur dilakukan 1 bulan sekali
3. Sampah dibagian gizi dibedakan 2 jenis yaitu sampah kering dan sampah
basah,selanjutnya di buang di sampah belakang
4. Tidak diperbolehkan membuang sisa makanan ke dalam bak pencucian dan
saluran wastafel
5. Kebersihan tempat untuk bekerja dilakukan setelah selesai kegiatan
6. Pembuangan sampah dilakukan secara kontinyu setelah selesai bekerja atau jika
mendekati penuh ditempat-tempat sampah yang telah disediakan
7. Peralatan memasak dicuci setiap kali digunakan dengan menggunakan sabun dan
air bersih dan air panas jika diperlukan

Anda mungkin juga menyukai